All Chapters of MELACUR KARENA TERPAKSA : Chapter 101 - Chapter 110
114 Chapters
Bab 102. KETUK PALU
Garganif memperhatikan raut wajah Indah. "Cantik," batinnya. Apalagi saat dia tengah bercerita, bibirnya begitu menggemaskan."Suamiku belum pulang juga. Sedangkan hari sudah lewat tengah malam. Aku coba lagi meneleponnya, tetep tidak ada jawaban. Karena penasaran kucoba sekali lagi. Eh … diangkat tapi suara perempuan yang ada di sana. Aku tidak berbicara, diam saja mendengar suara-suara mereka. Terdengar mereka seperti sedang melakukan sesuatu. Saat itulah tiba-tiba bumi seperti menghimpitku, dunia terasa gelap. Aku tutup telponnya lalu menangis semalaman. Saat dia pulang, dia diam saja saat aku bertanya. Aku minta cerai akhirnya." Indah mengakhiri ceritanya.Seperti tersindir dalam hatinya Garganif merasa malu. Tabiatnya tidak ubahnya seperti suaminya Indah. Namun, dia mengaku kalau istrinya yang mengkhianatinya. Dia berpikir, toh Indah tidak mengenal dirinya.Garganif tertarik kepada wanita itu. Dia ingin mengajak wanita itu mampir ke apartemennya. Dirinya yang sekarang mempunyai
Read more
Bab 103. MISTERI ORANG BARU DI PERUSAHAAN
Asisten rumah tangga itu kaget. Dia menerima buket bunga mawar dari lelaki tampan itu."Ini buat Ibu Kamilia," kata pemuda itu. Dia ternyata seorang kurir dari toko bunga."Ya ya, terima kasih."Si Bibi langsung masuk sambil mengagumi karangan bunga itu. "Indah sekali," batinnya."Bu, ini ada kiriman." Pembantu itu memberikan bunga kepada Kamilia."Dari siapa? Buang aja," jawab Kamilia."Mengapa? Ini sangat indah. Dari inisial S." "Aku gak punya teman namanya S, buat kamu aja!""Serius, Bu?" Mata si Bibi berbinar-binar. Dia senang sekali mendapatkan bunga indah itu. Walau bukan buat dirinya. Namun, anggap aja ada seorang pria yang mengirim untuknya."Ya, ambil aja!" suruh Kamilia.Pembantu rumah tangga itu berlalu. Dia kembali ke kamarnya. Bunga itu disimpannya di atas meja. Dia tidak bosan-bosan memandangnya. Sementara itu Kamilia masih asyik dengan lamunannya. Pikirannya melayang ke mana-mana. Wajahnya murung, dunia semakin tidak bersahabat rasanya. Satu persatu perjalanan hidup
Read more
Bab 104. PERNIKAHAN EMAK
Mata Kamilia menyapu ke seluruh ruangan. Berharap ada seorang wajah asing berada di hadapannya kini. Namun, semuanya sudah dikenalnya, tidak ada wajah baru di sana."Hadirin sekalian, inilah pemegang saham selanjutnya!" Tiba-tiba Freza berseru diiringi gemuruh tepuk tangan.Seorang laki-laki berpakaian putih masuk ruangan. Kamilia seperti mengenal sosok laki-laki itu. Wanita itu mengingat-ingat wajah bersinar itu. Matanya teduh menyorotkan kecerdasan dan ketenangan."Lho … itu kan … itu kan …." Kamilia mengucek matanya berkali-kali. Dirinya masih bisa mengenali walaupun laki-laki itu kini berpenampilan sangat berbeda."Saiful … sejak kapan dia terjun ke dunia bisnis?" batin Kamilia.Saiful melirik sekilas kepadanya, tapi selanjutnya dirinya tampak serius mengikuti rapat pemegang saham itu.Kamilia sungguh tidak percaya, Saiful yang dikenalnya sebagai seorang guru ngaji kini menjadi mitranya. Rupanya sudah lama sekali Kamilia tidak tahu perjalanan hidup Saiful."Bikin konsentrasiku buy
Read more
Bab 105. RAHASIA SAIFUL
Freza melihat seorang wanita tengah tersenyum padanya. Rasanya dia kenal dengan perempuan itu. "Sinta?" tanya Freza kepada Kamilia."Hahaha hahaha hahaha hahaha." Kamilia tertawa terbahak-bahak. Dia tidak mampu menahan tawanya."Siapa dong?" Freza begitu penasaran dengan wanita itu."Dia adalah Emak. Hahaha hahaha." Kamilia berseru sambil tertawa. Lucu melihat ekspresi Freza."Astaga! Ibumu cantik sekali!" Ayunina hanya tersipu melihat mereka pangling dengan riasannya. Tidak disangka perias itu begitu mahir menyulap wajahnya yang sudah cantik menjadi semakin cantik."Aku mau yang ini tapi mahal," bisik Ayunina."Ambil saja, untukmu apa yang enggak," sahut Freza."Uangnya apa gak sayang, cuma sekali pakai doang." Ayunina dan Freza masih berdebat. "Tidak apa-apa. Nanti bisa dipakai Kamilia kalau nikah lagi. Hahaha hahaha hahaha." Freza tertawa melihat Kamilia melotot. "Lha iya, kan!" "Masa aku pakai gaun bekas, sih!" seru Kamilia."Bekas Ibumu ini. Hahaha hahaha." Freza masih tertaw
Read more
Bab 106. PENYESALAN AMIRA
Kamilia masih memikirkan kejadian tadi siang. Saiful sudah terang-terangan menyatakan cintanya. Cinta yang sudah dipertahankan sejak lama. Kini dia memohon lagi untuk menjadikannya sebagai istri.Terus terang Kamilia bingung. Belum satu tahun bercerai, rasanya masih trauma. Namun, dirinya tidak mau larut dalam kesedihan. Tadi siang juga wanita itu sudah menerima lamaran dari Saiful dengan syarat minta waktu selama tiga bulan. Kamilia tidak mau terburu-buru melangkah. Sebenarnya dia ingin sendiri dulu selama setahun. Namun, Saiful ingin segera mengakhiri masa lajangnya.Melangkah gontai Kamilia menuju dapur. Rasa haus tiba-tiba menyerangnya. Wajahnya sedikit pucat karena dari tadi dia hanya gelisah di tempat tidurnya. Entah rasa bahagia atau sedih karena kehilangan yang membuatnya menjadi insomnia."Kak.""Astaga! Bikin kaget," seru Kamilia."Kakak kenapa?" tanya Amira heran melihat Kamilia begitu kaget."Dih, masih nanya kenapa?" Kamilia cemberut. "Kamu belum tidur?""Iya, Kak. Malam
Read more
Bab 107. BUKAN KARENA ANDRA
Laila terkejut mendengar perkataan Amira. Bisa saja Andra meminta Bintang untuk mencintai Amira."Bisa jadi," kata Laila sambil berbisik. Mereka menjaga agar suaranya tidak terdengar oleh orang lain."Ssst … jenazah sudah keluar. Ayo!" Amira menggamit lengan Laila. Mereka berjalan beriringan dengan pelayat lainnya. Bintang tampak menggandeng sang ibu. Bintang mengedipkan matanya sebagai isyarat dirinya tidak bisa dekat-dekat dengannya. Amira mengangguk, gadis itu mengerti.Amira menangis saat pemakaman, begitu pula Laila dan Adelia. Mereka bertiga lama terpekur setelah orang lain pulang. Mengenang saat-saat kebersamaan dulu dengan kenangannya masing-masing."Kita pulang, yu," ajak Laila.Amira dan Adelia mengangkat wajahnya. Mereka berdiri lalu beranjak dari gundukan tanah merah itu. Berjalan menyusuri deretan batu nisan.Amira menoleh ke arah makam Andra. Gadis itu seperti melihat Andra berdiri menatapnya. Amira berhenti memperhatikan, dia akan kembali lagi. Namun, Laila menggamit le
Read more
Bab 108. MEMINTA RUJUK 
Kamilia menghentikan mobilnya tepat di depan mereka, Amira dan Bintang. Tawa Kamilia terhenti saat melihat mata Amira bengkak."Apa yang terjadi?Jangan bilang kamu yang membuat Amira menangis!" tuduh Kamilia kepada Bintang."Bukan bukan aku," elak Bintang. Pemuda itu melihat ke arah Amira mengharapkan dukungan."Bukan, Kak. Aku hanya teringat Andra." Amira menjawab sambil masuk ke mobil. "Kamu gak ikut?" tawar Amira."Aku bawa motor." Bintang melambaikan tangannya kepada mereka."Kamu pacaran sama Bintang?" tanya Kamilia."Hehehe." Amira hanya tertawa malu. Dia menunduk menyembunyikan wajahnya yang bersemu merah."Ya, sudah, gak apa-apa. Kakak juga mau nikah," ucap Kamilia mengagetkan Amira."Sama siapa?" Amira menoleh dengan cepat, memastikan kalau dirinya tidak salah mendengar."Saiful." Seketika ingatan Amira melayang kepada sosok laki-laki tampan yang bermata teduh. Seorang laki-laki yang sempurna. Amira juga ingin mempunyai suami seperti dia. Sudah ganteng, sholeh, punya perusaha
Read more
Bab 109. DUA BULAN LAGI
"Apa sebaiknya kita percepat saja pernikahan kita?" tanya Saiful.Kamilia yang tengah minum orange jus kesukaannya, langsung menyemburkannya dan hampir saja mengenai muka Saiful. Tentu saja lelaki itu kaget dibuatnya."Kamu itu bercandanya nggak lucu tau," kata Kamilia ketus. Wanita itu menatap ke arah Saiful yang langsung terbahak sambil mengangsurkan tisu padanya."Maaf, kamu sampai kaget begitu. Tapi aku tidak bercanda Kamilia, aku serius dengan ucapanku barusan.""Kamu pikir mentang-mentang aku janda, makanya kamu bisa seperti itu memintaku untuk menikah segera?" "Bukan begitu maksudku, hanya saja aku sudah tak tahan dan ingin segera memilikimu. Lagi pula aku takut tergoda dengan yang lain, atau kamu akan kembali kepada Garganif lagi," ungkap Saiful jujur.Kamilia memutar bola matanya malas, merasa ucapan Saiful sungguh tidak penting."Jika aku mau kembali kepada lelaki itu, aku tidak akan duduk di sini bersamamu dan mengatakan padamu tentang kedatangan papanya Rinai.""Oh ya, beg
Read more
Bab 110. BELANJA DI MALL
Hari ini Kamilia berniat untuk pergi ditemani oleh Saiful dan Rinai. Bintang dan Amira juga merengek ingin ikut. Dasar, ada-ada saja mereka ini. "Ayolah, Kak, cuma ikut saja nggak minta digendong, kok," kata Amira dengan wajah merajuk. Mau tak mau membuat Saiful dan Kamilia tersenyum dan mengangguk ke arah mereka berdua. Kubiarkan mereka asik menikmati permainan di mall itu, saat Kamilia sendiri memilih masuk pada sebuah salon kecantikan terkenal di tempat itu. Sekarang saatnya dia memanjakan diri, sedikit melupakan hal-hal yang membuat otak dan pikiran lelah dan stress.Saiful dan yang lainnya juga seperti tak keberatan meluangkan waktu hanya untuk menunggui Kamilia yang membutuhkan waktu hingga dua jam lebih itu.Setelahnya, mereka berjalan beriringan. Menyusuri satu demi satu toko yang menjual aneka barang dagangannya, lalu berhenti di sebuah toko baju yang menyediakan perlengkapan kebutuhan anak-anak. Selain desain yang menarik, harganya juga masih ramah dikantong dengan model ya
Read more
Bab 111. DIMANAKAH GERANGAN?
Kamilia merasa curiga melihat Amira dan Bintang berbisik-bisik sambil melirik ke arahnya. "Ngapain mereka?" pikir Kamilia. Dia melirik ke arah Saiful. Sama juga, lelaki itu tampak tersenyum misterius.Rinai yang sudah selesai berbelanja mengajak Kamilia untuk segera pulang. Namun, Saiful memberi kode bahwa dirinya masih ada tempat yang dituju."Oom masih ada urusan lain. Jangan dulu pulang, ya!" bujuk Saiful."Mungkin dia ada urusan mendadak," pikir Kamilia.Berlima mereka menaiki mobil mewah keluaran terbaru. Bintang dan Amira duduk bersebelahan di belakang. Rinai dipangku oleh Kamilia. Terlihat sebagai keluarga yang sangat bahagia. Kamila tersenyum bahagia, begitu pula Saiful. Lelaki itu selalu menyunggingkan senyum."Apa ih, senyam-senyum?" tanya Kamilia."Tidak apa-apa. Sebaiknya kamu tutup mata deh," jawab Saiful."Kenapa? Kalian pada kenapa, sih? Kok mencurigakan?" Kamilia bertanya."Tidak ada apa-apa?" Saiful tersenyum penuh misteri."Apa, sih?" Kamilia menggerutu. "Sok mister
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status