Semua Bab Istri Palsu sang Milyarder: Bab 21 - Bab 30
106 Bab
21. Kejutan dari Tuan Dhanu
 Alena mengambil beberapa roti basah, camilan, mie instan juga beberapa susu kotak dan minuman kaleng. Ia segera membawanya ke kasir. Setelah usai, ia keluar dan masuk kembali dalam mobil. Dengan sigap, Aryo mengemudikan mobilnya kembali.Tidak lama kemudian, mobil masuk ke dalam gerbang kediaman Tuan Mahendra. Alena menghela napas panjang, karena masuk rumah ini, adalah neraka baru baginya. Dan ia harus bisa memerankan lagi sebuah peran yang harus terlihat sempurna di depan semua orang. Kecuali di hadapan Kaindra dan Elmer tentunya.Gadis itu menaiki tangga menuju ke atas saat ia berpapasan dengan Electra yang langsung tersenyum sinis padanya. Saat ini, Lena sangat malas berdebat dengan gadis itu, maka dengan tak acuh, ia melewati begitu saja Electra yang sedikit heran dengannya."Tumben, gada kalimat pedas yang keluar dari mulutnya," gumam Electra.Pintu kamar dibuka dan di tutup kembali dengan cepat. Lena menyandarkan tubuhnya di pintu. Sa
Baca selengkapnya
22. Antara Kai dan Elmer
 Ucapan Tuan Mahendra sukses membuat Lena dan juga Kai terperangah. Bahkan wajah Lena terlihat sekali pucat seketika."I-itu tidak perlu, Pi." Kai menyahut dengan gugup.Lena tertawa sumbang. "Papi tidak perlu repot-repot untuk kami." Ia lebih gugup dari Kai."Kalian ini kenapa? Papi juga sangat ingin bisa menimang bayi. Sudah lama sekali, rumah ini tidak ada suara tangis bayi. Berikan cucu segera buat papi."Kai dan Lena meneguk ludah dengan susah payah. Bahkan Kai tidak tahu lagi harus bicara apa. "Karena minggu depan, kamu ada meeting penting dengan pengusaha Jepang, maka Papi pesankan tiket untuk kalian sepuluh hari ke depan." Laki-laki paruh baya itu tersenyum lembut pada putra dan menantunya sembari memberikan dua buah tiket perjalanan ke Swiss.Lena lemas seketika. Bagaimana mungkin ia akan melakukan perjalanan panjang bersama Kakak iparnya? Sedangkan berada satu kamar dengannya selama tujuh hari ini saja sudah sang
Baca selengkapnya
23. Keanehan Elmer
 Berkali Aryo melirik majikannya melewati kaca yang sedang duduk di jok bangku belakang dengan gelisah. Laki-laki itu semakin penasaran dengan sikap Vena yang berubah menjadi baik dan lembut. Dan satu lagi yang membuat pria itu semakin heran adalah, Vena kini menjadikannya sopir pribadi. "Sudah sampai, Nyonya." Aryo melirik lagi melewati kaca dan tidak sengaja matanya bertemu dengan mata Lena yang terkejut."Oh, sudah sampai ya." Gadis itu kemudian terdiam cukup lama. Matanya menatap gedung di hadapannya dengan gamang. Ia terlihat sekali enggan turun. Tapi, akhirnya Lena memutuskan untuk turun dan masuk ke dalam galery seni milik Elmer.Seorang penjaga menghampirinya saat ia akan masuk melewati pos penjagaan."Mari ikut saya, Nona. Tuan Elmer sudah menunggu Anda," ujar pria kekar itu membuat Lena terkejut. Dengan perasaan gelisah dan tak tenang, ia mengikut pria itu yang membawanya langsung ke ruangan Elmer. Ia membukakan pin
Baca selengkapnya
24. Penyelidikan
 Pria itu mengangguk dan menarik napas panjang. Ia menarik bangku dan duduk di hadapan Tuan Mahendra."Bima, Ayah dari Lena dan Vena tidak berdaya menghadapi Seno, Kakaknya. Seno membawa paksa Lena untuk menggantikan Vena yang hilang. Pria itu mengancam Bima beserta keluarganya. Bahkan dia tak segan menculik Lena saat Bima membawanya kabur agar tidak di manfaatkan oleh Seno."Tuan Mahendra tercenung mendengar penuturan bodyguard yang sudah menjadi tangan kanannya itu."Jadi, si kembar itu bukan putri Seno? Bagaimana orang yang bernama Bima itu?" "Bima Arjabrata memilih menjadi pemuda miskin saat dia memutuskan keluar dari rumah mewah Tuan Hamdan Arjabrata, Ayahnya. Pernikahannya dengan seorang wanita biasa dan miskin sangat di tentang oleh keluarga Arjabrata. Itu sebabnya, Bima memilih pergi dan hidup sederhana bersama istrinya, Marini. Mereka mempunyai satu anak laki-laki dan si kembar itu. Tapi, sejak bayi, Vena sering sakit dan masuk r
Baca selengkapnya
25. Kegusaran
 Suara gebrakan meja terdengar nyaring. Kedua tangan Tuan Dhanu Mahendra mengepal dengan wajah dan rahang mengeras."Kenapa bisa dia lepas dari pengawasan kalian?" geramnya dengan mata merah dan nanar.Dua pria bertubuh kekar di hadapannya hanya diam dan menunduk."Maafkan kami, Tuan." Randy mengangkat wajahnya dan menatap sang Tuan dengan rasa bersalah."Aku percayakan Elmer pada kalian, khususnya kamu, Randy. Tapi bagaimana kalian kecolongan seperti ini?" Wajah Tuan Mahendra terlihat sangat gusar."Lalu di mana mayat perempuan itu?" lanjutnya dengan menatap tajam dua pria di hadapannya."Seperti biasanya, kami menenggelamkan di danau belakang villa, dengan memberi pemberat batu, Tuan," sahut Doni.Tuan Mahendra mengusap wajahnya kasar. Ia menarik napas dalam dan mengembuskannya keras. Wajahnya masih tampak kaku dan memerah karena murka."Aku harus menutupi lagi perbuatan anak itu. Singkirkan semua barang bukti tentang
Baca selengkapnya
26. Kaindra dan seorang wanita
 Alena menatap gedung galeri milik Elmer dengan lega. Hari ini ia datang menepati janji yang terpaksa. Tapi, Adik bungsu Kaindra itu tidak ada di tempat. Ia mengembuskan napas pelan dan tersenyum bahagia karena hari ini bisa terlepas dari tatapan tajam dan menusuk pemuda itu juga kalimat pedas serta ancaman yang selalu keluar dari bibirnya."Kita ke Mall terdekat saja, Yo," ujar Lena dan mendapat anggukan dari pria yang mengemudi di depannya.Mobil meluncur dan meninggalkan galeri seni. Tidak berapa lama kemudian, mobil masuk ke area basemen sebuah Mall.Lena turun dan segera menuju elevator yang menuju ke atas. Uang yang diberikan Davin tempo hari sangat banyak membuat gadis itu bisa membelanjakannya sesuka hati. Namun, ia juga harus menghemat uang itu untuk keperluan selanjutnya, mengingat ia tidak mau mengemis pada keluarga Mahendra meski ia harus kelaparan sekalipun.Lena memasuki beberapa butik pakaian dan membeli beberapa baju. Berkali ia
Baca selengkapnya
27. Kebencian
 Suara dering ponsel terdengar nyaring membuat Randy terlonjak. Pria itu mengumpat lalu merogoh saku celananya."Ya. Oke," jawabnya singkat lalu memandang Elmer yang masih termenung sambil mengisap sebatang rokok."Gadis itu datang lagi ke galeri, Tuan."Elmer mengembuskan asap rokoknya sambil menoleh pada Randy. "Dia menepati janji lagi," ujarnya dengan tertawa."Kamu tahu? Aku mulai menyukai gadis itu. Dia sangat berbeda dengan Vena. Meski kita belum tahu kenapa dia mau menjadi istri palsu untuk Kai. Tapi, menurutku sekali lagi pasti karena uang. Bagaimana penyelidikanmu tentang gadis itu? Apa kamu belum menemukan sesuatu?""Tino belum melapor pada saya. Sepertinya dia menemukan sesuatu dan ingin menyampaikan langsung pada Anda. Tapi, dia harus memastikan sesuatu dulu. Itu yang dia katakan di telepon, malam kemarin," jawab Randy."Oke. Aku akan menunggu kabar apa yang dibawa anak buahmu kali ini. Alena … raut ketakutan ga
Baca selengkapnya
28. Tertekan
 Mentari keluar dari biliknya dengan senyum malu-malu saat Lena beringsut bangun. Tubuhnya terasa sakit karena semalaman ia tidur di lantai dengan alas karpet yang ia temukan di gudang. Di sinilah ia mendapat tempat untuk tidur tanpa di ketahui siapa pun.Gegas, ia menggulung karpet dan menyandarkan pada dinding. Kemudian ia keluar dari gudang dan mengendap masuk ke dalam rumah. Lena segera menuju dapur untuk membuat teh hangat. Ada beberapa pelayan di dapur dan segera mengangguk padanya. Gadis itu menyesap teh nya di meja dapur membuat Reta yang baru saja masuk ke dalam tersentak melihatnya.Wanita paruh baya, kepala pelayan itu mengamatinya dari atas ke bawah. Namun, Lena tak peduli. Ia tak acuh dengan pandangan heran semua pelayan di rumah itu. Yang ia tahu adalah menghindar dan tak mau betemu lagi dengan Kaindra. Ia sangat membenci laki-laki itu."Nyonya, ada telepon untuk Anda." Seorang pelayan muda menghampirinya.Lena mendongak heran men
Baca selengkapnya
29. Tempat ternyaman
 Langit sepekat jelaga dengan kilat menyambar di angkasa, saat Lena berjalan mengendap menuju gudang belakang. Ia menggelar karpet dan menemukan selimut usang ditumpukkan kardus. Tepat ketika hujan deras mengguyur, gadis itu merebahkan tubuhnya yang letih dan tidak lama terlelap.Kaindra masuk ke dalam kamar mandi dan membuka nakas kecil disamping pintu untuk mencari sebuah sikat gigi baru. Saat membuka pintu nakas paling bawah, ia sangat terkejut karena beberapa makanan ringan dan mie instan berhamburan keluar. Pria itu mengerutkan kening dan mendesah kesal."Dia menyimpan makanan di lemari kamar mandi? Dasar gadis menjijikan!" geramnya lalu dengan asal memasukkan lagi makanan ringan itu.Saat keluar, ia baru menyadari jika sudah dua malam tidak melihat Lena tidur di sofa seperti biasanya setelah pertengkaran malam kemarin. Sebenarnya Kai merasa penasaran, di mana gadis itu tidur. Namun, karena kebenciannya ia memutuskan tak peduli dan tak acuh.
Baca selengkapnya
30. Makan siang
 Elmer terus memandangi Alena yang asyik menggambar di hadapannya. Jemarinya menari dengan lincah di atas kertas putih polos dengan kepala agak menunduk. Ada yang berdesir halus dalam hatinya melihat gadis itu. Tidak berapa lama, Lena mendongak dan dengan wajah datar mengatakan bahwa gambarnya telah selesai.Gadis itu berdiri dan menghampiri Elmer seperti seorang murid yang menyerahkan sebuah tugas pada gurunya. Pemuda itu menerima dengan senyum tipis, membuat Lena sedikit tertegun. Entah kenapa gadis itu merasa, sikap Elmer berbeda hari ini."Bagus. Aku suka gambaranmu.""Sekarang boleh aku pergi?""Kenapa terburu-buru? Tidakkah kau ingin makan siang bersamaku?" tanya Elmer dengan lembut membuat Lena sekarang benar-benar tertegun."Atau mungkin kamu ingin makan di luar saja?" lanjut pria itu dengan senyum hangat.Kedua mata Lena membulat sempurna. "A-apa maksudmu? M-mm … oh, tidak. Maksudku … aku ingin pergi, eh &
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status