All Chapters of Istri Palsu sang Milyarder: Chapter 31 - Chapter 40
106 Chapters
31. Gudang
 Petang baru saja datang saat taxi yang membawa Lena berhenti tepat di depan pintu rumah, setelah melewati pos penjagaan. Gadis itu turun dan segera masuk melewati dapur dengan mengendap. Ia berusaha masuk ke dalam rumah tanpa diketahui seorang pun.Kaindra juga baru saja keluar dari mobil dengan melonggarkan dasi dan mendesah kasar karena lelah. Ia melangkah menuju pintu masuk, saat sudut matanya tak sengaja melihat sekelebatan seseorang sedang mengendap masuk melewati pintu samping. Pria itu tertegun sejenak, lalu mengikuti orang yang baru saja masuk itu.Dengan sangat hati-hati agar tidak ada satu pun pelayan yang melihat atau berpapasan dengannya, Lena dengan cepat segera menuju gudang. Ia menghela napas lega setelah berhasil masuk ke dalam gudang, tanpa dilihat oleh satu pun penghuni rumah.Sementara Kai yang mengikuti gadis itu, tertegun melihatnya masuk ke dalam gudang. Sesaat ia terpaku di tempatnya berdiri karena ragu. Ia penasaran apa yang
Read more
32. Sebuah villa
Sebuah mobil berwarna merah klasik berhenti di depan sebuah villa lantai dua dengan pekarangan yang luas dan di kelilingi sebuah pagar dinding yang tinggi. Keluar seorang pria dengan mengenakan sebuah Hoodie e hitam dengan penutup kepalanya. Dari balik sebuah pintu, seorang pria paruh baya dengan pakaian serba hitam segera menyongsong pria itu dengan setengah berlari. "Selamat datang, Tuan muda." Laki-laki itu tersenyum lebar menampakkan gigi-giginya yang menghitam."Apa dia baik-baik saja?" tanya pemuda itu dengan mata seperti menelisik ke dalam rumah."Tentu, Tuan. Saya menjaganya dengan baik," jawab laki-laki itu, lalu mempersilakannya masuk.Gegas, pemuda itu masuk dan segera menaiki tangga menuju ke atas. Pria paruh baya itu segera mengeluarkan kunci dari dalam saku celananya untuk membuka sebuah pintu.Pemuda itu melepas tudung kepalanya saat pintu terbuka dan masuk ke dalam. Ia menyeringai ketika melihat seorang wanita cantik sedang dudu
Read more
33. Seno dan Jalu
Mesin pendingin ruangan sepertinya di stel pada volume terkecil saat ini. Namun, Lena merasa menggigil seperti berada di dalam almari es. Gadis itu menggigil bukan karena kedinginan, tapi lebih tepatnya merasa ketakutan. Takut dengan tatapan tajam dan dingin dari sang Kakak ipar."Kenapa kamu hanya diam? Tak tahukah kamu, aku kerepotan memasukkan semua barang-barang ini?" ketusnya membuat Lena terperanjat.Gadis itu gugup dan salah tingkah. Namun, sedetik kemudian ia sudah berada disamping Kaindra untuk membantunya memasukkan beberapa helai pakaian ke dalam sebuah koper. Lena berusaha menyembunyikan raut wajah takutnya di hadapan Kai. Pikirannya terasa cemas dan khawatir. Bagaimana mereka akan melakukan perjalanan hingga ke Swiss? Apa yang akan dilakukan pria itu nanti di negara yang sangat asing baginya? Sedangkan di rumah mewah ini saja, Kaindra berkali-kali berani bersikap kasar padanya.Ia hanya seorang gadis bodoh dengan pendidikan yang tidak tinggi. Selama
Read more
34. Rasa cemburu
 Pria itu membuka pintu dengan mendesah kasar. Ia terkejut saat tiba-tiba ada yang memeluk tubuhnya dari belakang. Belum sempat ia menoleh, terdengar suara kunci di putar."Aku merindukanmu," desah manja suara seorang wanita membuat tengkuknya meremang."Nanti si bos memanggilmu lagi," ujar Jalu dengan tertawa."Aku bosan dengan semua ini, sayang. Kapan kita habisi bandot tua itu?" Si wanita merajuk dengan menghentakkan kakinya.Jalu tertawa dengan mengecup bibirnya mesra. "Sabar, Nila sayang. Kamu harus terus menjadi simpanannya agar kita semakin mudah mengambil semua aset yang dimiliki si tua itu," lirih Jalu dengan suara serak menahan hasrat sambil meremas kedua gundukan kenyal milik Nila.Pria itu semakin mendesakkan bibirnya ke lehernya ketika Nila mulai mendesah karena remasan lembut Jalu. "Bersamalah denganku untuk siang ini saja," lirih Nila dengan mendayu manja.Jalu terkekeh dengan mata berkabut menahan de
Read more
35. Elmer kambuh
 Hujan turun sangat deras saat seorang pria turun dari mobil, mendatangi seorang gadis yang sedang menyandarkan tubuhnya di dinding dengan santai sambil mengisap rokok."Lu, Maya?" tanya pria itu serak dan tidak melepas tudung Hoodie-nya."Ya. Dan lima juta di awal, sisanya setelah selesai," ujarnya sambil melirik sekilas wajah si pria yang sengaja menunduk agar tidak kentara raut wajahnya.Pria itu merogoh sebuah amplop coklat dari saku celananya dan memberikan pada gadis itu tanpa kata. Si gadis segera membuka dan menghitung di depan si pria  tanpa sungkan."Kenapa ini ada tujuh juta?" tanya si gadis heran."Itu gue beri lebihan dua juta. Jika tugas lu selesai, maka nanti akan ada uang tambahan lagi."Maya tersenyum lebar dan segera masuk ke dalam gang kecil membawa amplop coklat itu menggunakan payung. Tidak berapa lama kemudian, ia keluar lagi dan masuk ke dalam mobil bersama si pria.Mobil meluncur pergi meninggal
Read more
36. Kota Saint Moritz
Di ketinggian 35.000 kaki dari permukaan laut, Alena duduk dengan lemas dan wajah pucat. Sudah beberapa kali ia mengeluarkan isi perutnya dalam sebuah kantong kresek. Kaindra yang duduk disampingnya sama sekali tak acuh dan lebih memilih menutup mata dan tertidur pulas. Dengan perjalanan udara lebih dari dua puluh jam itu sangat menyiksa bagi Lena.Pesawat yang ditumpangi dua orang berbeda jenis kelamin, tapi seakan tidak saling mengenal itu mendarat di kota Milan. Dari kota ini, mereka menggunakan Air taxi Fight dari bandara Milan, selanjutnya mendarat di bandara Engadin. Sebuah bandara kecil yang berada di atas ketinggian 1.707 meter dpl. Bandara ini hanya berjarak 5 km dari pusat kota St. Moritz, sesuai dengan tiket hadiah dari Tuan Danu Mahendra.Sebuah taxi berhenti di depan sebuah rumah bergaya Italia dengan dinding putih beserta taman kecil di halaman depannya. Setelah Kai memberikan selembar mata uang Franc, ia turun dengan mengambil koper dari bagasi mobil. Pr
Read more
37. Perkenalan
Mendung menggantung di langit petang kota Saint Moritz. Lena hanya diam di dalam kamar dengan membawa banyak makanan hasil masakannya. Ia tidak tahu apakah Kakak iparnya ada di rumah atau tidak. Dan ia tidak peduli. Gadis itu memindah-mindah chanel televisi dan semuanya sama, hanya berbahasa Inggris, Italia, Jerman dan Rusia. Ia mendesah kesal. Ingin sekali keluar, tapi bahkan bahasa Inggris pun ia tak menguasai.Lena berdiri dan mengintip lewat pintu, ingin melihat keadaan di luar. Sepi.Ia mengendap keluar dengan menyambar mantel bulu milik Vena yang ia bawa dari Indonesia. Sampai di luar, ia menarik napas lega karena tidak bertemu sama sekali dengan Kai. Gadis itu berjalan perlahan menyusuri danau Lake Saint Moritz sambil merapatkan mantelnya. Ia duduk di sebuah bangku yang memang di sediakan di sepanjang danau, menikmati pegunungan Alpen yang membentang tinggi ditemani kepekatan malam."Hi. May I sit here?"Lena terlonjak kaget saat seorang p
Read more
38. Elov
 Alena termangu dengan mata membulat sempurna melihat pemandangan dihadapannya. Di depannya, Kaindra, duduk di sofa dengan berciuman mesra dengan seorang wanita cantik. Dan bahkan, wanita itu sudah setengah telanjang. Mereka berciuman dengan tangan pria itu meremas dua gundukan kenyal milik si wanita. Terdengar desahan manja dari bibir si wanita Gadis itu menelan ludah susah payah. Ia merasa jijik juga malu sendiri dengan kelakuan dua orang di depannya itu. Dan seperti menyadari kedatangan Lena, Kaindra melepas pagutannya, lalu menatap tajam dengan tatapan tak suka pada gadis itu. Pandangan mata lelaki itu, seakan berkata, "enyah kau dari sini!" membuat Lena tersadar dan segera berjalan cepat melewati mereka untuk masuk ke dalam kamarnya sendiri dengan tak acuh.Ia segera menutup pintu dan menguncinya. Napasnya masih sedikit terengah karena terkejut. Ia tidak menyangka, Kaindra akan berbuat memalukan seperti itu. Kebencian yang bercokol dalam hatinya
Read more
39. Pertengkaran
 "Jadi begini caramu saat aku tidak berada di rumah!" teriak Kaindra membuat Lena ketakutan hingga gemetar."Ternyata kamu benar-benar gadis busuk. Wajah sok polos, tapi ternyata mengundang orang asing ke negara ini!" "Hei, Bung! Jaga ucapanmu!" Mata biru Elov membulat marah dengan wajah sudah merah padam."Siapa kamu berani membentakku!" Kaindra maju dan mencengkeram kerah baju Elov dengan rahang mengeras dan berkedut.Tidak tinggal diam, Elov menepis kasar cengkeraman Kai dan mendorong kuat pria itu. "Tuduhanmu terhadap istrimu itu sangat memalukan!""Oh ya? Lalu siapa kamu, dengan santainya bisa duduk di dalam rumahku?" Kaindra tertawa sinis dengan wajah masih menegang."Setidaknya beri dia kesempatan untuk menjelaskan. Kami hanya berteman. Dan apa salah jika aku mengunjunginya?" sahut Elov datar."Mengunjungi saat suaminya tidak ada di rumah? Hah … yang benar saja!" Kaindra tertawa parau dengan mata berka
Read more
40. Perjalanan menakjubkan
Mentari pagi bersinar cerah menerangi bumi Swiss. Kaindra mengerang tertahan karena merasakan kepalanya yang berdenyut hebat. Aroma  masakan menguar harum masuk indra penciumannya. Ia membuka mata dan agak sedikit terkejut saat menyadari dirinya berada di ruang tamu dan memakai baju tidur hangat.Belum hilang rasa terkejut Kai, ketika tiba-tiba Lena datang dan meletakkan semangkuk bubur dan satu cangkir coklat panas di atas meja dengan tak acuh, lalu pergi berlalu begitu saja keluar dari rumah. Mata Kai mengikuti tubuh Lena yang membuka pintu dan keluar. Ia perlahan beringsut bangun dan merasakan ada sesuatu yang jatuh dari dahinya."Apa ini? Handuk kecil?" Kai tertegun."Apa selama aku demam dan gadis itu mengompres keningku?" lanjutnya dengan mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. "Dan dia juga menyiapkan sarapan pagi untukku," gumamnya lagi.Kai mengambil mangkuk bubur dan menyendokkan ke mulutnya karena memang ia merasa lapar. Dengan cepat ia
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status