All Chapters of Istri Palsu sang Milyarder: Chapter 81 - Chapter 90
106 Chapters
81. Rahasia kelam
 Dhanu sangat ketakutan melihat ujung pisau yang berkilat terkena sinar lampu itu. Wajah Marco yang merah dan sangat beringas, siap menghujamkan pisau itu.Dhanu memejamkan mata ketakutan. Ia seakan bersiap pisau yang sudah berlumuran darah dari Billy dan David itu juga akan mengenai dirinya, ketika tiba-tiba ….Jleb!Heeekk!Terdengar suara erangan tertahan dan tubuh Marco ambruk menimpa Dhanu.Pria itu segera membuka mata dan terhenyak melihatnya.Elmer!Lelaki muda yang sedang menginjak masa remaja, menatap tajam dan dingin pada Dhanu. Dan ia memegang pisau yang tadi di hujamkan ke arah punggung Marco.Dhanu segera menyingkirkan tubuh Marco dan cepat-cepat berdiri."Elmer …." Dhanu sangat shock melihat wajah datar dan dingin dari putranya.Mata Elmer berkilat dan melirik ke arah Sonya penuh dendam. Wanita itu ketakutan setengah mati, melihat tangan Elmer yang memegang pisau berlumuran darah
Read more
82. Keluarga Arjabrata
 "Aku akan meminta ijin Papa untuk meminangmu, Marini." Bima mengusap lembut air matanya."Apakah Tuan Hamdan akan merestui kita? Perbedaan kita sangat jauh. Aku hanya gadis miskin." Marini terisak lirih."Aku akan mencoba. Tapi, meski Papa tidak mengijinkan, aku tetap akan nekat. Karena aku mencintaimu," bisik Bima membuat wajah Marini merona merah di antara sedu sedannya..Raut wajah Tuan Hamdan terlihat kelam dan gamang. Berkali ia menghela napas panjang sambil jemarinya ia ketukan di atas meja."Kenapa masih saja gusar, Tuan? Bukankah Anda sudah membaginya menjadi dua?" Sapto--orang kepercayaannya menatap prihatin.Tuan Hamdan menelan ludahnya dan menatap Sapto. "Aku sangat meragukan Seno. Kamu tahu itu bukan?""Saya tahu sebenarnya Anda sangat menginginkan Tuan muda Bima untuk memimpin perusahaan. Tapi, dengan Anda membagi perusahaan menjadi dua, itu menurut saya sudah cukup adil," timpal Sapto."Kita sama-sa
Read more
83. Bima dan Seno
 "Begitu banyak wanita cantik dari keluarga terhormat. Banyak artis papan atas yang menyukaimu. Kenapa kamu memilih gadis gembel seperti itu?" Tuan Hamdan menyorot tajam dan tidak suka pada putranya. Tentu saja setelah gadis itu pulang dengan wajah merah karena malu. Lebih tepatnya dipermalukan."Bima Arjabrata adalah calon pengganti ku. Yang itu berarti dia akan duduk di kursi nomer satu perusahaan besar Arjabrata grup sebagai presiden direktur. Jabatan setinggi itu, apakah pantas bersanding dengan putri seorang tukang sayur?" Kalimat Tuan Hamdan menyentak mereka berdua. Bahkan Marini langsung menunduk lebih dalam dengan terisak dan tubuh bergetar hebat."Apakah semua yang ada di dunia ini harus di hubungkan dengan harta, kekuasaan dan jabatan?" Mata Bima memerah menahan luka yang begitu dalam. Bahkan sang Papa yang ia kagumi selama ini karena wibawanya yang tinggi, adil dan bersahaja, tidak memperbolehkan Bima untuk mengantar Ma
Read more
84. Masa lalu Bima
 Semilir angin menerpa wajah Bima. Ia menyeka air mata yang meleleh tak tertahan. Di sampingnya, Arman sang putra terdiam termangu menatap air tenang di hadapannya. Sekarang ini mereka sedang duduk memancing di sebuah bendungan di kota mereka."Lalu apa yang Om Seno lakukan pada pelayan itu, Yah?" lirih Arman setelah mendengar semua cerita tentang masa lalu Ayahnya.Bima sedikit terisak dan dengan cepat menghapus air matanya. "Seno membunuhnya," jawabnya dan Arman tersentak hingga mulutnya menganga."Sekejam itu kah?" lirihnya hampir tak terdengar."Ketika mengetahui gadis tak berdosa itu mati, ayah memutuskan untuk pergi dari rumah Opamu, tanpa membawa apa pun. Bahkan sehelai baju pun tidak. Ayah datang ke rumah Ibumu dalam keadaan papa, tidak punya apa pun. Bahkan ijazah sekolah sengaja ayah tinggal di rumah.Karena kebaikan Kakek-nenekmu lah, akhirnya ayah bisa bangkit lagi. Orang yang diremehkan, di rendahkan oleh Papa,
Read more
85. Kekejaman Seno
 Ruang tamu yang kecil dan sempit itu hanya terdengar suara celoteh dari si kecil Arman. Marini duduk termenung di hadapan Tuan Hamdan dan Sapto.Sikapnya terlihat gelisah dan tak nyaman. Berkali ia melirik ke arah pintu dan jalanan, kenapa suaminya tidak kunjung pulang."Apa ini rumah kalian sendiri?" Pertanyaan Tuan Hamdan menyentaknya."Bu-bukan. Kami hanya menyewa.""Apa pekerjaan Bima sekarang?" Marini menelan ludahnya susah payah. "Berdagang. Sama seperti Bapak dan Ibu. Jika malam, sering narik ojek motor," jawab jujur wanita itu. Berkali ia mengusap lembut perutnya yang agak membuncit."Sudah  berapa bulan usia kandunganmu?" Kembali pria itu bertanya dengan datar membuat Marini semakin gelisah dan tak nyamana."Empat bulan, Tuan.""Ibu … mau jajan itu," tunjuk Arman saat seorang pedagang mainan lewat depan rumah mereka. Dengan sigap, Marini mengambil dompet lusuh di atas nakas ya
Read more
86. Kembali bekerja
 "Kenapa kalian belum menemukan siapa di balik penabrak Lena?" Elmer menatap satu-persatu anak buahnya dengan tajam."Posisi Nyonya saat itu jauh dari cctv toko, Tuan," jelas Doni.Elmer megeratkan rahangnya. "Firasat ku mengatakan, ini ada hubungannya antara Vena atau Davin. Kenapa kalian tidak ikuti lagi mereka?""Sudah, Tuan. Tapi, tidak ada pergerakan sama sekali dari mereka. Bahkan Davin sekarang ini selalu menjadi Angga dan hanya sering mencari kesenangan bersama jalang.""Tidak. Aku yakin firasat ku benar tentang mereka yang ada dibalik kecelakaan itu. Sadap ponsel mereka atau apa pun itu," perintahnya dengan gusar.Empat orang anak buah Randy itu mengangguk, lalu mereka undur diri."Doni."Pria itu menghentikan langkahnya dan berbalik lagi ke arah Elmer. "Ya, Tuan."Lelaki muda itu menyulut sebatang rokok."Apa yang sedang dilakukan pria tua itu sekarang?" tanya Elmer dingin.Doni meneguk ludahn
Read more
87. Rumah tangga Lena dan Elmer
 Delapan bulan kemudian.Avena yang baru saja melahirkan tidak membuat keluarga Mahendra bahagia. Terutama bagi Kai yang terlihat sangat enggan. Meski ia merasa gemas pada bayi tak berdosa itu, namun entah kenapa hatinya tidak bisa menerima kehadirannya.Reta berjalan dengan langkah lebar menuju kamar sang Nyonya. Ia mengetuk pintu dan masuk setelah mendapat jawaban dari dalam. Nyonya Merry dan Electra terlihat sedang bermalas-malasan di atas ranjang."Kenapa, Reta?"Kepala pelayan itu mendekat dan berdiri di samping ranjang. "Kenapa wajah bayi itu tidak mirip dengan Tuan Kai, Nyonya?" Nyonya Merry dan Electra berpandangan."Kamu kemarin lihat bayi itu, bukan? Gimana wajahnya?" Nyonya Merry menatap putrinya."Wajah bayi 'kan berubah-ubah, Mi. Entah mirip siapa," balasnya."Haisshh kamu ini. Kalo mami jelas belum lihat karena dah males duluan. Ini mami tetap di kamar karena males ketemu dengan p
Read more
88. Pulang
 Nyonya Merry sangat bahagia hari ini. Tadi malam, putra kesayangannya--Elmer mengabarkan bahwa ia hari ini akan pulang. "Kamu sudah suruh chef kita memasak semua makanan kesukaan Elmer 'kan?" Mata wanita paruh baya itu berbinar menatap Reta."Beres, Nyonya. Semua yang akan di hidangkan nanti malam, hampir semua kesukaan Tuan muda," ujar Reta bersemangat."Mi … gimana rencana kita untuk menjodohkan Elmer pada Karin?" bisik Electra."Nanti kalau Adikmu itu sudah di rumah, kita atur pertemuan dengan Karin. Oke?"Electra mengangguk dan tersenyum lebar."Apakah akan ada pesta nanti malam?" Nyonya Merry dan Electra terkejut ketika melihat Vena sudah berdiri dengan angkuh di belakang mereka."Itu bukan urusanmu!" ketus Electra."Oke. Apa pun yang akan kalian lakukan, aku juga tidak peduli," balas Vena melenggang pergi."Ular betina!" desis Electra terlihat sekali sangat benci pada Vena.
Read more
89. Pertengkaran
 Elmer menggenggam erat dan hangat jemari Lena yang gemetar, ketika mobil memasuki kediaman keluarga Mahendra."Tenang dan bersikaplah biasa saja," bisik Elmer memberinya penguatan.Berkali, Lena menarik napas dan menghembuskan perlahan. Ia sangat gugup untuk memasuki rumah ini lagi. Rumah yang sudah hampir satu tahun ia tinggalkan.Elmer yang memakai setelan jas lengkap terlihat sangat tampan malam ini. Ia tetap menggenggam jemari Lena saat mereka masuk ke dalam rumah."Selamat malam semuanya," sapa Elmer pada keluarganya yang sedang makan malam.Semua mata menoleh dan mereka terhenyak. Bahkan Nyonya Merry nyaris pingsan melihat kehadiran putra yang sudah sangat di nantikannya, bergandengan tangan dengan mesra dengan gadis itu. Gadis kembaran Avena. Tidak jauh dari sang Mami, wajah Electra juga terbengong.Kaindra menatap mereka dengan gamang. Ia tahu jika saatnya akan tiba, Elmer akan membawa Lena pulang dan mengatakan pada se
Read more
90. Kecemburuan
 Mentari pagi masuk melalui cerah tirai. Lena menggeliat dan menoleh pada tubuh polos suaminya. Ia tersenyum dan merasakan tubuhnya yang terasa remuk. Semalaman mereka menghabiskan waktu hingga empat kali pelepasan. Meski sekarang seluruh tubuhnya terasa lelah, tapi Lena bahagia membuat Elmer bisa benar-benar melupakan emosinya.Ia mengecup kening Elmer dan beringsut bangun, setelah menyelimuti tubuh polos suaminya. Setelah selesai membersihkan diri, ia turun ke bawah. Jantungnya terasa berdetak cepat ketika menuruni anak tangga. Bagaimana pun, ia kembali ke rumah ini lagi bukan sebagai Avena, melainkan sebagai menantu di rumah ini. Ia berdoa dalam hati agar tidak bertemu dengan Nyonya Merry, Electra atau Reta, meski kemungkinannya hanya 1%."Kamu mau kemana?" Sebuah hardikan benar-benar membuat jantungnya mau copot."Ma-mau ke dapur, Nyonya." Ia menjawab dengan gugup."Baguslah kalau kamu masih ingat derajatmu dengan memanggilku Nyonya," sin
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status