Lahat ng Kabanata ng Bukan Sekedar Sahabat: Kabanata 21 - Kabanata 30
97 Kabanata
21. Sekelas Lagi
Zio memainkan ponsel sambil menunggu kedatangan pesawatnya. Gemma si asisten rumah tangga dan Antonio si sopir keluarga dengan setia menemani majikan mudanya. Emma dan Raphael tidak bisa menemani sang putra karena Raphael harus ke Inggris untuk mengurus bisnisnya sedangkan Emma ada acara jumpa fans di New York.Zio menaruh ponselnya di dalam tas kemudian segera berdiri begitu mendengar pengumuman keberangkatan pesawat yang akan ditumpanginya."Tuan, ini koper Anda. Hati-hati di jalan," ucap Antonio."Iya.""Tuan Nathan jangan lupa makan tepat waktu, saya tunggu tuan di liburan semester berikutnya.""Jangan berharap, Gemma. Karena semester depan, Nathan mau menghabiskan liburan di Indonesia saja. Di sana lebih seru. Nathan mau mengunjungi komodo saja dari pada menatap batu setiap hari."Zio langsung menarik kopernya santai tanpa mau melihat bagaimana ekspresi kedua asistennya. Baik Gemma dan Antonio hanya bisa diam. Mereka paham dengan suasana hati sang
Magbasa pa
22. Nikmatnya Menyukai Dalam Diam
Hari berganti hari, waktu terus bergulir sesuai dengan perputaran roda waktu. Tak terasa hampir satu bulan, Rafina Nara Paramitha sudah bergelar sebagai siswi kelas sebelas. Karena Yuni sudah tidak sekelas lagi, Fina kini duduk dengan teman baru bernama Emi. Sedangkan Zio duduk bersama Keniko, remaja dengan sifat yang sama dengan Zaky, Yudho dan tentu saja Zio. Yuni sendiri sekarang di kelas XI IPA 4. Tapi namanya sahabat, kalau lagi ketemu ya tetap hobinya ngerumpi bareng ghibah bareng. Seperti siang ini, saat jam istirahat kedua. Fina janjian makan bareng dengan Yuni, Emi dan teman sebangku Yuni bernama Riris. Selain makan juga disambi ngerumpi dan tema ngerumpi mereka kali ini adalah Mas Ikhwan ganteng mantan ketua Rohis. Siapa lagi kalau bukan Kahfi. Yuni dan Riris memang penggemar berat Kahfi. Dimana pun dan kapan pun kalau ada hal berbau Mas Ikhwan Sholeh, keduanya langsung antusias. Bahkan Yuni sekarang berkerudung, demi bisa masuk menjadi anggota rohis
Magbasa pa
23. Perundungan
Fina menggunakan kaos pendek berwarna pink, jaket berbahan jeans, celana jeans, sepatu sneakers warna putih, rambut dikucir kuda. Perfect. Hari ini Fina ingin tampil tomboy ceritanya. Soalnya, dia sama teman-teman rencana mau ke Baturaden menjelajah sampai 'curug pitu' jadi buat apa tampil girly kalau mau mendaki gunung lewati lembah yang ada kayak orang kesasar.Setelah memastikan penampilannya maksimal, Fina segera keluar dari kamar."Mamah, Papah, Fina pamit ya?"Rayyan dan Nasha sedang bersantai sambil menonton TV, sedangkan Zaza dan Reihan sedang menginap di Purbalingga."Iya, hati-hati bawa motornya." "Iya Pamah.""Bilag sama Eyang ya Nduk, mamah sama papah agak siangan ke rumah mereka.""Okok. Padahal ya jarak rumahnya gak nyampe sekilo," cibir Fina membuat Nasha tertawa.Rumah Eyang Rahmat memang berada di di dekat jalan raya, ingat kan? Eyangnya Fina sekarang menikmati masa pensiun sambil berdagang gethuk. Sedangkan rumah orang
Magbasa pa
24. Cemburu Sama Tas
Fina sedang mencoba menahan emosinya. Bukan sekali ini dia mendapati, Risa dibully oleh orang lain. Khususnya cowok. Dan pembullyan itu selalu terjadi ketika Risa bersama dengan Fina. Ada rasa sedih, ketika menyadari semua orang khususnya kaum adam selalu membanding-bandingan dirinya dengan Risa terutama dari segi fisik. Tentulah mereka berbeda orang bibitnya juga beda. Tapi gak perlu kan, harus dengan mengatakan kekurangan Risa.Risa dan Zio memilih diam, Fina kalau lagi emosi keras kepalanya gak nanggung-nanggung. Maklum bontot, paling banyak dapat limpahan kasih sayang makanya begitu."Fin," panggil Zio."Mereka nyebelin banget sumpah, untung gak aku tonjok kayak si Rendi waktu itu. Lagian kenapa sih pada senengnya banding-bandingin kita berdua, ya jelas beda lah." Fina berkata dengan napas menderu."Fin.""Kamu juga sama, kan Zi? Kamu pasti juga gitu. Suka bandingin aku sama Risa. Suka ngomong jelek-jelek tentang Risa," cecar Fina.Zio berdiri dan d
Magbasa pa
25. Ada Yang Kesal
Rafina tersenyum saat melihat adegan dimana Nam digendong oleh Top sementara tasnya Nam malah dibawa oleh Shone. Ah, mengingat tas, Rafina jadi sebal. Huh!"Nonton apa, Fin?""Ini Mbak, kisah Nam sama Phi Shone.""Ooo." Zaza ikut duduk di samping Fina dan ikut menonton.Keduanya menghayati film sampai pada adegan Nam mengungkap rasa cintanya pada Shone yang ternyata sudah punya pacar, baik Fina dan Zaza refleks mengelap ingus pertanda keduanya begitu menyatu dengan isi cerita. Ya ampun, mana ada habis ungkapin cinta sama gebetan, eh gebetan ternyata baru jadian, belum lagi jatuh ke kolam renang. Duh, sakitnya dapat malunya juga dapat. Lengkap dah.Reihan yang baru pulang, menatap istri dan adiknya dengan kerutan di kening. Reihan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah istri dan adiknya. Kebiasaan, cuma nonton drama aja pada baper. Sampai nangis-nangis segala. Kadang Reihan gak paham kenapa orang harus menonton drama sedih kalau akhirnya bikin nangis
Magbasa pa
26. Studi Wisata
"Gak usah melengos kayak gitu, Fey. Kamu kan udah paham gimana hubunganku sama Zio kayak apa. Kamu mau cemburu monggo, mau musuhin aku monggo. Toh aku gak rugi," ketus Fina saat melihat Feyza pura-pura memandang ke arah lain ketika Fina melewatinya bersama Emi.Feyza tidak peduli dan memilih menarik tangan Maya. Maya sendiri hanya bisa meminta maaf lewat mimik mukanya. Fina tersenyum dan mengangguk.Feyza masih menarik tangan Maya hingga keduanya kembali ke kelas dan duduk."Apa-apaan dia, ish nyebelin!" sungut Feyza."Biasa aja kali, Fey.""Ck. Sok cantik banget tuh orang. Lagian siapa yang mau temenan akrab sama dia. Ih! Sok terkenal banget." Feyza masih menampakkan ketidaksukaannya sama Fina.Maya tertawa melihat kecemburuan Feyza."Emang Fina cantik, kok. Semua juga tahu.""Kamu kok malah belain dia sih!" "Aku gak belain siapa-siapa, bagiku kamu sama Fina ya tetep temanku. Aku gak pilih kasih.""Harusnya kamu belain aku don
Magbasa pa
27. Hariku Tetap Berjalan
Ada yang bilang masa putih abu-abu adalah masa yang begitu berkesan. Hal yang sama juga dialami oleh Fina. Di masa putih abu-abu ini, Fina merasakan sekali apa itu yang namanya cinta pertama sekaligus cinta dalam diam. Meski rasanya menyesakkan, Fina berusaha tegar dan tak menampakkan rasa cintanya pada Kahfi. Bahkan hingga Kahfi lulus, Fina berusaha abai dan tidak bermaksud memberikan ucapan selamat atau hadiah. Harga diri Fina dan rasa malu yang Fina punya masih terlalu besar soalnya. Hidup Fina masih seperti biasa. Sekolah, rumah, ekstra, les, jalan-jalan bahkan dia masih harus satu kelas lagi dengan Zionathan. Dan itu tak masalah bagi Fina. Feyza sendiri sudah tidak terlalu membenci Fina karena dia akhirnya sadar, percuma mencemburui Fina yang hanya sekedar sahabatnya Zio. Toh, Feyza kini juga sudah punya pacar. Meski tak seganteng Zio, tapi pacar Feyza begitu menyayangi Feyza, membuat Feyza dengan mudah melupakan Zio.Hampir tiga tahun, Fina lalui masa-masa
Magbasa pa
28. Ada yang Tercubit
Minggu pagi adalah waktu yang tepat untuk bermalas-malasan atau olahraga pagi. Begitu pun dengan Fina. Seperti biasa dia berolahraga di area GOR bersama keluarga atau pun para sahabat. Kali ini, Fina hanya ditemani oleh Zio. "Bu Zaza gimana keadaannya?""Baik.""Tumben gak jalan-jalan ke GOR?""Gak dibolehin sama Mas Rei, katanya muter-muter kompleks aja.""Hahaha. Protektif sekali.""Dan posesif.""Hahaha, iya. Asik ya Fin jadi kamu. Keluarga kamu banyak dan saling menyayangi." Ada nada kegetiran dalam suara Zio."Ya nanti kamu bikin dong keluarga yang bahagia, anak yang banyak biar gak kesepian kamunya.""Bisa-bisa. Ntar kamu jadi emaknya yak? Lima!""Maksud kamu?!""Aku bapaknya kamu emaknya, ntar kita punya anak lima.""Wegah!""Ayok taruhan!""Emoh!""Yakin?""Ish! Zioooo ...."Fina memukuli bahu Zio sedangkan Zio membalas dengan mencubit pipi gembil Fina
Magbasa pa
29. Aku Kenapa sih?
"Assalamu'alaikum Fina?""Wa'alaikumsalam."Fina kaget mendapati Kahfi yang menyapanya. Dia tambah kaget ketika melihat Kahfi datang bersama dengan Azizah dan ... uminya Kahfi.Fina mengangguk kemudian menyalami uminya Kahfi. Seperti biasa keberadaan Fina hanya dianggap angin lalu. Fina pun memilih cuek dan setelah berbasa basi sebentar dengan Azizah, Fina segera menghampiri Nasha."Ada lagi yang harus dibeli, Mah?""Gak ada. Kamu?""Udah semua kok Mah.""Ya sudah ayok."Nasha mengajak Fina menuju ke kasir. Sambil berjalan, Nasha menanyakan siapa Kahfi."Kakak kelas Fina, Mah. Udah kuliah semester dua sekarang.""Ganteng. Tapi gantengan Zio sih. Zio kayak papahmu. Ganteng, tinggi terus macho.""Macho dari mananya Mamah. Orang kurus kerempeng gitu.""Eits, ayok nanti kita buktikan.""Ya ya ya. Terserah Mamah deh."Nasha dan Fina berpapasan lagi dengan rombongan Kahfi. Fina dan Nasha meng
Magbasa pa
30. Rasa Tak Biasa
Fina sedang berbelanja di sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Purwokerto. Dia pergi dengan para wanita di keluarga Nara. Hampir satu jam dia muter-muter, kini dia memutuskan ikut duduk bersama Zaza yang sedang menikmati puding mangga. Sedangkan Fiqa, Nasha dan Ayana masih asik belanja."Gak muter-muter lagi, Fin?""Gak Mbak capek."Fina mengambil es cokelatnya. Dia melirik ke arah Rael dan Royya yang masih asik bermain di arena Timezone. Suara ringisan Zaza terdengar di telinga Fina."Kenapa Mbak?""Biasa, pinggang pegel.""Nikmat banget ya Mbak?""Iya nih.""Apa mau lahiran Mbak?""Belum, Fin. Kan baru tiga puluh dua minggu.""Oh."Keduanya asik berbincang sambil mengawasi tingkah Royya dan Rael. Sebuah panggilan mengalihkan atensi keduanya."Assalamu'alaikum, Bu Zaza. Fina.""Wa'alaikumsalam." Kompak Fina dan Zaza.Kahfi tersenyum manis ke arah keduanya. Fina sedikit deg-degan. Lagi
Magbasa pa
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status