Lahat ng Kabanata ng Bukan Sekedar Sahabat: Kabanata 11 - Kabanata 20
97 Kabanata
11. Menjerat Calon Keluarga Baru
Nasha dan Rania, memekik keras ketika Reihan datang sambil membopong Zaza yang tak sadarkan diri. Mereka semua panik, namun Reihan menenangkan semuanya dan meminta waktu untuk memeriksa Rana lagi.Nasha dan Rania bergerak gelisah, sedangkan Rayyan malah menatap geli tingkah istri dan adiknya. Fina hanya diam, bingung harus bagaimana. Tadi ketika Nasha dan Rania mencecarnya, Fina hanya bisa bilang kalau melihat Zaza tergeletak di kamar mandi. Fina tidak berani bilang kalau penyebab gurunya jatuh akibat kedatangan Reihan yang tiba-tiba nongol di depan kamar Zaza. Fina takut, papahnya bakalan menghajar sang kakak karena bertingkah tidak sopan tapi memang Reihan gak sopan sih. Fina aja kesal dengan sang kakak yang main nyelonong aja.Tapi, ada dua hal yang membuat rasa kesal Fina pada sang kakak hilang yaitu raut ketakutan di wajah Reihan dan panggilan Reihan pada Zaza. 'Rana' panggilan yang diucapkan sang kakak pada Zaza mau tak mau menyadarkan Fina jika sang kakak sepert
Magbasa pa
12. Pernikahan Kulkas
Fina sedang menatap sang kakak yang dari tadi diam. Garis kerutan di dahinya terlihat jelas. Tadi siang, Fina juga melihat guru tersayangnya nampak pucat dan tidak bergairah."Kenapa Fin?""Tuh." Fina menunjuk ke arah Reihan."Hehehe. Itu udah biasa. Sindrom mau nikah ya begitu.""Beneran, Mah?""Iya. Makanya dalam tradisi Jawa ada pingitan. Biar kedua mempelai tidak bertemu dulu dan meminimalisir masalah sebelum hari-H.""Oh gitu." Fina manggut-manggut tanda mengerti."Kira-kira bakalan pada baikan gak ya Mah?""Kita lihat aja nanti. Mamah penasaran apa yang akan dilakukan oleh Rei buat mengembalikan kepercayaan Zaza. Hihihi."Sekali lagi Fina hanya manggut-manggut."Lihat Fin."Nasha kembali menunjukkan foto kegiatan fitting baju pengantin Reihan-Zaza."Wow, cantik dan ganteng, Mah. Romantis lagi. Apalagi gaya pas Mas Rei meluk Mbak Zaza dari belakang. Ih, suwer. Tatapan mereka berdua dalam banget
Magbasa pa
13. TTM
Sebuah mobil berwarna silver berhenti tepat di depan gerbang SMADA. Zaza dan Fina bersiap-siap turun."Nanti pulangnya, Mas jemput. Kalau ada operasi mendadak, Mas hubungi.""Iya, Mas."Zaza mencium tangan Reihan dan Reihan membalas mencium kening Zaza penuh sayang kemudian Reihan beralih ke arah Fina dan mengulurkan tangannya. Fina pun menyambut tangan sang kakak dan menciumnya."Belajar yang rajin ya Fin.""Ashiap, Mamas," ucap Fina sambil memeragakan pose menghormat ke arah Reihan.Fina dan Zaza segera turun dari mobil, mereka melambaikan tangan pada Reihan dan dibalas Reihan dengan lambaian tangan juga serta senyum manisnya.Zaza menatap mobil Reihan sampai tak terlihat lagi. Senyum tak pernah lepas dari bibir Zaza. Zaza masih tidak percaya kalau kini dia menjadi istri dari kulkas paling tampan menurut versinya."Cieee, orangnya udah pergi Mbak. Kok masih disenyumin," goda Fina pada kakak iparnya."Hehehe.""B
Magbasa pa
14. Perhatian Sahabat
Zio meringis karena kupingnya sedang dijewer oleh Fina. "Ampun, Fin. Galak amat, sih!"Fina akhirnya melepas jewerannya dan menatap Zio galak. Zio sendiri langsung mengelus kupingnya dengan sayang."Kamu tuh kebiasaan ya Zizi. Jadiin aku tameng buat patahin hati orang. Aku gak suka ya!" Fina langsung mengomeli Zio sambil berkacak pinggang."Habis kamu cantik Fin. Jadi mereka bakalan percaya.""Gak mau. Pokoknya jangan jadiin aku tameng terus-terusan. Sana kamu cari yang lain!""Susah Fin. Belum ada yang klop. Misal kita pacaran aja gimana Fin?" ucap Zio sambil memainkan alisnya."Gak! Aku mau jadi orang waras. Kalo sama kamu nanti aku tambah gak waras.""Ckckck. Iya, nanti kalau aku udah ketemu cewek yang aku suka. Aku gak bakalan jadiin kamu tameng lagi, kok. Tapi kita tetep friend, kan?""Ya iyalah. Sahabat selamanya. Kita buktikan kalau cewek cowok bakalan tetep bisa sahabatan asal nanti cewek kamu jangan cembur
Magbasa pa
15. Ikhwan Sholeh
Fina baru saja keluar dari kompleks masjid sekolah area putri. Dia segera mengambil sepatu dan memakainya. Fina berdiri dan hendak berjalan menuju ke ruang PMR. Sayang gerakannya terlalu cepat dan kurang hati-hati sehingga tanpa sengaja dia menabrak seseorang.Bruk!"Maaf," ucap Fina."Astaghfirullah," lirih remaja cowok seumuran Fina.Fina segera menjauh kemudian menatap siapa yang tadi ditabraknya. Kedua mata remaja beda jenis itu saling bertemu. Remaja pria segera memalingkan pandangannya. Hatinya berdebar bahkan berulang kali dia beristighfar. Fina sendiri menatap sang  cowok dengan senyum melebar lalu geleng-geleng kepala. "Pantas si masnya nyebut terus, orang anak rohis alias ikhwan sholeh yang dia tabrak," batin Fina."Sorry, Mas. Mari duluan." Fina memilih segera pergi daripada membuat Mas Ikhwan Sholeh semakin malu dan semakin menunduk serta semakin banyak beristighfar. Emangnya Fina makhluk halus apa? Makhluk cantik lah
Magbasa pa
16. Sebatas Teman
Fina sedang mencari-cari beberapa referensi buku untuk dibawa pulang. Kebiasaan Fina kalau sedang fokus terhadap sesuatu dia pasti abai pada lingkungan sekitar. Fina sibuk berjalan mengitari rak buku tanpa melihat sekeliling dan lagi-lagi dia harus menabrak seseorang.Bruk!"Maaf," ucap Fina spontan.Terdengar ucapan istighfar membuat Fina sadar siapa orang yang baru dia tabrak. Fina memasang senyum baik-baik saja kemudian segera berlalu. Ah, lebih tepatnya kabur. Soalnya, jantungnya sekarang sangat sensitif kalau berdekatan sama sumber pembuat resonansi jantungnya.Kahfi hanya tersenyum tipis. Lagi, dia ditubruk oleh si gadis blasteran. Kahfi terkekeh menyadari si gadis memang sangat ceroboh. Cantik tapi ceroboh.Astaghfirullah. Kahfi lagi-lagi harus beristighfar. Benar-benar gadis blasteran itu menjungkirbalikkan dunianya saat ini. Kahfi yang terbiasa fokus beribadah sekarang jadi tidak fokus. Setiap mau salat, wajah Fina selalu terbayang. Membuatnya harus
Magbasa pa
17. Virus Merah Jambu
Fina sedang mengambil ancang-ancang untuk melakukan servis. Dia menatap ke arah regu lawan mencari celah kemudian mengucap bismillah.1,2,3. Bugh.Servis cepat dan keras dia layangkan ke arah lawan. Lawannya yang ada di pojok gelagapan dan tak mampu menangkis servis yang dilayangkan Fina. Satu poin untuk tim Fina.Fina melakukan servis kembali dan lagi servisnya tak bisa dikendalikan oleh lawan. Fina terus bermain bersama kawan-kawan hingga hasil akhir kelasnya menang dan menjadi juara pada acara class meeting sebelum akhir semester satu."Keren Fina. Kita menang," teriak Yuni dan langsung memeluk Fina.Fina dan timnya bersalaman dengan tim lawan kemudian Fina dan tim segera menuju ke ruang istirahat. Fina membuka botol air mineral, membaca doa dan meminumnya sampai habis. Yuni duduk di sebelah Fina."Masih capek Fin?""Udah enggak."Kalau udah gak capek. Yuk, ke arena basket. Lihat Zio, Zaky sama Yudho main," ajak Yuni.
Magbasa pa
18. Menyimpan Rasa
Fina sedang membetulkan tali sepatunya. Dia baru saja mengelilingi lapangan bersama keluarga besarnya. Kebetulan Keluarga Royyan dan Fiqa juga sedang menginap di rumah, rumah jadi rame pokoknya. Fina berdiri namun botol air minumnya terlepas dan menggelinding. Sebuah tangan mengambil botol milik Fina dan tanpa ba bi bu langsung menenggak isinya sampai habis. Fina hanya berdecak kemudian menghilangkan tangan di dada."Haus ye bang?" sindir Fina."Banget, alhamdulillah kini lepas dahaga telah basah urat semua semoga berpahala bagi yang memberinya. Hehehe.""Ck." Fina mencebik lagi kemudian memukul bahu Zio keras sekali sampai Zio memekik keras. "Sakit, Fin. Ck, galak banget jadi cewek.""Bodo, yang penting cantik weee.""Hooh, gemesin lagi apalagi tuh bibir sama pipi chubbynya pengen tak ci—" Zio nyengir dan langsung lari karena Fina sudah memasang pose siap menghajar. Seperti biasanya, mereka suka tidak mengenal ruang
Magbasa pa
19. Drama Saat Nonton
Carrisa Aurora adalah remaja lima belas tahun dengan kekurangan fisik yang ada di giginya. Dia pernah mengalami kecelakaan dan membuat tekstur giginya berubah. Sejak itu, dia menjadi pribadi yang minder dan sulit bergaul. Apalagi karena banyak yang merundunginya (bully) akibat kekurangan pada fisiknya. Ketika menginjakkan kakinya di sekolah baru, apa yang ditakutkan oleh Risa ternyata tidak terjadi. Dia memang mendapat tatapan aneh dari setiap siswa tapi jarang ada yang membullynya. Beda sekali di sekolahnya dahulu. Karenanya Risa pun mulai nyaman dan sudah bisa beradaptasi.Ditambah lagi keluarga Eyang Rahmat begitu menerimanya, semakin membuat Risa bahagia. Dan semakin bahagia jika hari jumat tiba, itu berarti dia akan bertemu dan bakalan menikmati liburan seru bersama Fina."Risa!" teriak Fina. Risa yang sedang mencuci piring mendongak lalu tersenyum ke arah Fina."Baru datang Fin.""Hooh."Fina langsung menerobos ke da
Magbasa pa
20. Zionathan
Zaky dan Yudho sejak tadi saling melirik dan saling sikut. Belum lagi bisikan lirih diantara keduanya tak menemukan titik temu. "Kamu aja, Zak. Kan kamu teman sebangkunya," bisik Yudho."Kamu aja, kamu kan biasa ceplas ceplos pasti Zio maklum kok." Zaky pun ikutan berbisik."Gak ingat apa, semester kemarin aku mbayol yang aku dapat apa?hiiiii." Yudho begidig ngeri membayangkan kejadian semester gasal lalu saat penerimaan rapor."Aku gak mau lagi. Beneran deh! Takut.""Aku juga takut, Yud."Zaky dan Yudho akhirnya memilih diam dan mengamati, karena rasa takut mereka berdua lebih mendominasi meski kalau boleh jujur kekhawatiran keduanya pada Zio juga tak kalah besar.Zionathan sendiri sedang duduk tenang di salah satu bagian teras depan X IPA 1. Meski tampak tenang, bagi yang mengenal Zio, pasti bisa menyimpulkan kalau Zio sedang tidak seperti biasanya. Tatapan matanya dingin, rahangnya mengeras, alisnya bertaut sedangkan sudut bibirnya membent
Magbasa pa
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status