Semua Bab Bukan Sekedar Sahabat: Bab 51 - Bab 60
97 Bab
51. Maba
Terik matahari begitu menyengat di kulit. Para peserta PKKMB yang merupakan kepanjangan dari Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru sudah mulai gelisah. Ada yang sejak tadi kipas-kipas dengan berbagai alat yang mereka bawa seperti baju, kerudung, sobekan kertas dan lainnya. Ada juga yang beberapa kali mengelap keringat bahkan para peserta yang berada pada barisan tengah terkadang malah sengaja jongkok demi menghindari sengatan matahari. Tentu aksi jongkok menyembunyikan diri tidak bisa berlangsung lama karena selalu saja ada mata awas dari para panitia yang merupakan mahasiswa senior."Woi, kamu yang di tengah di barisan nomer lima, berdiri!" Salah satu senior ada yang membentak Adi, salah atau mahasiswa baru kedokteran. Adi kaget dan segera berdiri. Siwi yang niatnya mau ikutan jongkok pun tidak jadi. Dia berada persis di depan Adi. Fina tersenyum pada rekannya. Sementara Zio yang berada di samping Adi sudah terkekeh."Gila itu para senior kita. Beneran dah! Kita dijemur m
Baca selengkapnya
52. Tawa Kuntilanak
Cekrek!Pintu dibuka dengan sangat pelan oleh Adi. Dia mengintip terlebih dahulu sekelilingnya. Di belakang Adi, ada Zio dan Dito. Keduanya ikut-ikutan menyembulkan kepala melalui daun pintu."Aman gak?" tanya Dito lirih."Aman," balas Adi pun dengan suara lirih.Zio menoleh ke belakang pada ketiga rekan satu grupnya."Gimana?" bisik Fina."Aman. Ayok masuk.""Oke."Fina, Siwi, dan Rahma mengikuti langkah ketika pria melewati sebuah pintu. Siwi sejak tadi menggenggam erat lengan kiri Fina. Sementara Rahma walau terlihat berusaha berani, sesekali dia berjengit dan ikut-ikutan bergelayut pada lengan kanan Fina. Sementara ketiga pria tampak gagah berani memimpin di depan."Suwer. Ini para senior kok ya nemu tempat angker banget macem gini? Ini beneran rumah sakit bukan sih? Horor bener tempatnya," keluh Dito."Lah, dimana-mana yang namanya kamar mayat ya angker, Bro. Duh, ini kamar cuma adanya bangsal sama lemari kok ya serem sih? Padahal gak ada mayatnya juga." Adi begidik ngeri.Akhirn
Baca selengkapnya
53. PDKT Nathan Bikin Risih
Fina menutup pintu kamar kost dengan pelan, menguncinya, menaruh semua barang yang dia bawa untuk makrab di lantai secara asalan lalu segera merebahkan diri di kasur yang empuk."Nyamannya."Fina bahkan menggerak-gerakkan kedua kaki dan tangan seperti alat pembersih kaca mobil. Bolak balik."Beneran, malam yang melelahkan dan mendebarkan. Semoga lain kali gak ketemu Mbak Kunti, Mas Poci, Bang Wowo, Nyai Sunbo, Kakek Gerandong dan para kaumnya. Gila aja kalau lagi dinas malam malah ketemu sama mereka."Fina yang terlalu kelelahan tanpa sadar malah terlelap. Dia bahkan tidak mendengar suara ponselnya yang sejak tadi berbunyi.Nasha yang sejak sepuluh menit lalu mencoba menghubungi si anak bungsu, akhirnya menyerah. Dia mencoba berpikir positif kalau putrinya pasti kelelahan."Nanti saja, Dek. Mungkin Finanya kecapean, terus ketiduran.""Iya Mas, cuma Na takut aja Fina di sana gak doyan makan, gak bisa bobo, terus kemana-mana bingung. Duh!"Rayyan terkekeh melihat sikap istrinya."Perasa
Baca selengkapnya
54. Apa Kabar Hatiku?
Fina menengok ke kiri kanan lorong kampusnya, setelah meyakinkan diri jika sosok yang selalu dia hindari tidak ada, Fina segera bergegas menuju ke parkiran motor.Saat sampai di parkiran pun, Fina tampak seperti maling yang takut ketahuan sedang mencuri. Setelah memastikan keadaan aman tanpa keberadaan Nathan, Fina segera melajukan motornya menuju ke kost-an.Baru saja dia merasa lega karena terlepas dari gangguan Nathan. Rupanya sosok yang dia hindari sudah duduk manis di kursi tamu yang ada di teras kost Fina. Berjejer dengan beberapa pria yang sedang menunggu pacar-pacar mereka. Fina mengumpat dalam hati, segala perkataan sebagai ungkapan sebal dia keluarkan. 'Sebel, nyebelin, muka tembok, narsis, aaaaa!' Itulah kira-kira ungkapan hati Fina."Hai Fin. Baru pulang ya? Niatnya mau nungguin kamu tapi kupikir-pikir mending nungguin kamu di sini aja. Terus kita jalan pakai mobilku."Fina belum menjawab perkataan Nathan. Dia fokus memarkirkan motornya. Setelah selesai, Fina segera mend
Baca selengkapnya
55. Tragedi Pertukaran Tas
Fina mengerjapkan matanya. Hal yang dia lihat adalah dada bidang berbalut kaos warna toska dengan model memiliki kerah. Dia mendongakkan wajah dan merasakan sebuah dagu mengenai keningnya. Fina sedikit tertegun pasalnya dagu yang dia rasakan kini sedikit kasar. Fina tersenyum geli menyadari ada sedikit bulu-bulu halus yang mulai tubuh di area rahang Zio sehingga wajahnya yang awalnya terlihat cute jadi sedikit lebih sangar. Fina baru sadar kalau sahabat sengkleknya sedikit berubah. Wajahnya jelas semakin dewasa, bahunya kian melebar dan dadanya kian kekar. Aneh, padahal mereka selalu bersama tetapi baru kali ini Fina merasa Zio sangat tampan.Dug."Eh.""Egh."Zio dan Fina saling bertatapan intens. Keduanya sedang dilanda semacam kecanggungan karena tanpa sengaja bibir Zio mengenai dahi Fina. Cukup lama keduanya bertatapan hingga suara keras dari lubang belakang Zio membuat Fina menjerit, menutup hidung dan refleks memukul keras bahu Zio."Gila! Kebiasaan kentutmu loh, Zi. Gak perna
Baca selengkapnya
56. Lupa Canggung
Zio beberapa kali menguap. Semalaman dia tak bisa tidur. Sesuatu telah menerjangnya semalam suntuk menyebabkan dia tak bisa tidur. "Kenapa kau?""Ngantuk.""Kecapean nyetir ya?" tanya Adi penasaran."Mungkin."Zio memilih mengiyakan saja dugaan Adi. Tatapannya tanpa sengaja bertubrukan dengan Fina. Keduanya saling melemparkan muka. Sama-sama merasa malu dengan tragedi pertukaran tas di hari minggu kemarin.Fina sendiri tiba-tiba merasa deg-degan. Wajahnya terasa panas dan pipinya merona merah. Membuat Rahma yang duduk di sampingnya sedikit khawatir."Wajahmu merah. Sakit?""Eh."Fina kaget lalu cepat-cepat menggeleng. "Mukamu pucet amat? Kecapean apa?""Kayaknya gitu." Fina pun bersikap sama. Mengiyakan saja dugaan Rahma."Oh." Rahma tak bertanya lagi mebuat Fina bersyukur setengah mati. Kedatangan dosen yang sudah mereka tunggu mengalihkan fokus semua mahasiswa. Fina dan mahasiswa lain kini fokus kepada sang dosen.Selesai mata kuliah hari ini, seperti biasa enam sekawan akan meng
Baca selengkapnya
57. Si Dingin AC
"Jakarta, kami datang!" Fina dan Fiska berteriak senang setelah menginjak kaki di bandara Soetta. Sementara Zio, Ega dan Rafa, tiga calon dokter yang ikut dalam LKTI tingkat nasional mewakili UGM tak kalah heboh."Woi, UI Bro. Gila! Mimpi apa kita bisa sampai ke tahap ini," teriak Rafa."Iya, tapi saingan kita UI loh. Minimal kita nanti pas presentasi kudu bisa juara dua.""Jangan dua, Fa. Satu." Ega berteriak dengan heboh.Kelimanya segera menuju hotel yang sudah disiapkan oleh pihak penyelenggara LKTI. Selama masa istirahat dan menunggu, Fina dan kawan-kawan berkenalan dengan banyak mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia.Fina begitu semangat, berkenalan dari satu orang ke orang lain. Sampai secara tidak sengaja dia menabrak seorang lelaki jangkung sangat tampan. Tetapi sayang, tampilan si lelaki terkesan angkuh dan dingin. Persis seperti Reihan."Maaf." Fina mengucapkan kata maaf yang hanya ditanggapi oleh si lelaki dengan anggukan dan dia pun segera berlalu begitu saja.Fisk
Baca selengkapnya
58. Sekelebat Bayangan
Abizar tak bisa tak senyum. Paska perkenalan dua tahun yang lalu, hubungan dirinya dengan dua adik angkatnya semakin mesra. Apalagi ketiganya sering bertemu lewat penelitian-penelitian yang melibatkan dosen dan mahasiswa UI-UGM."Paketan dari siapa, Bi?" tanya Maira sang ibu."Fina sama Zio, Mah.""Mereka gak datang ke acara wisuda kamu?""Katanya datang Mah. Tapi gak ngerti juga. Kan mereka juga sibuk kuliah.""Oh, kapan-kapan suruh nginep sini, Bi. Kamu bilang mereka adik angkat kamu.""Iya, Mah. Nanti Abi ngomong ke Zio sama Fina."Abi pun membawa paketan yang baru saja dikirim oleh kurir menuju ke dalam rumah. "Fina cantik Bi. Kamu suka sama dia?""Suka yang gimana maksud Mamah?" Abizar menatap sang ibu dengan tatapan menyelidik."Suka sebagai cewek. Cinta gitu?""Gak, Mah. Nganggep adek aja.""Ck. Kamu tuh aneh Bri. Ada banyak cewek cantik kamu tolak. Viona sampai Fina. Viona kamu tolak, mamah gak nyesel. Tapi ini Fina loh Bi. Blasteran. Cantiknya gak kaleng-kaleng. Masa kamu ga
Baca selengkapnya
59. Masa Lalu Kembali
Fina menatap sosok yang berada pada radius sepuluh meter darinya dengan tatapan tak percaya. Tubuhnya bergetar, refleks air matanya turun ke pipi. Cukup lama, Fina berada pada fase tercengang, kaget dan bercampur dengan kesedihan. Namun, dia langsung segera menghapus air matanya. "Kamu kenapa Fin?""Gak papa, Mbak Lovi. Tiba-tiba Fina kangen rumah aja.""Oh."Quinsha kembali fokus mendengarkan ceramah suaminya. Sesekali dia terkekeh melihat suaminya yang biasanya bersikap tengil tampak berwibawa mengisi pengajian di salah satu masjid yang berada di daerah tempat tinggal mereka. Sesekali, Quinsha juga fokus memperhatikan tingkah anak-anaknya. Takut mereka bikin huru-hara"Mbak Lovi.""Ya.""Mbak Lovi kenal orang-orang yang ada di sini gak? Jamaah di sini maksudnya?""Oooo. Hampir semua kenal sih.""Tua-tua semua ya, Mbak?""Gak juga. Itu ada yang muda kok. Nah kamu lihat itu."Quinsha menunjuk pada sosok lelaki muda yang duduk dekat dengan mimbar tempat Azada sedang bercerah."Itu Mas
Baca selengkapnya
60. Dilema Zio
Keheningan menyapa sejak dua orang kekasih di masa lalu duduk di bawah pohon angsana yang berada di sebuah taman yang cukup sepi. Keduanya duduk berjauhan di sebuah kursi panjang. Zio menatap dingin ke arah kejauhan sementara Azizah sibuk memainkan ujung kerudungnya sambil menunduk. Sesekali air matanya menetes. Sesekali pula dia mengusap air matanya.Sepertinya tidak ada satu pun dari mereka yang mau bicara hingga akhirnya, Azizah bicara."Aku sama Mas Kahfi udah nyoba buat mengelak dari perjodohan. Tapi ... kami berdua kalah. Aku sama Mas Kahfi nikah tiga bulan yang lalu setelah Mas Kahfi lulus. Beruntung Mas Kahfi keterima ngajar di sini. Makanya kita bisa pindah. Dan aku bisa pindah kampus."Hening. Zio sama sekali tak menanggapi pernyataan Azizah."Asal kamu tahu, Zio. Berat sekali bagi kami berdua. Di satu sisi kami punya orang yang kami cintai tapi di sisi lain, kami gak bisa egois dan jadi anak durhaka. Makanya ....""Tapi bukan berarti kalian harus diam dan gak jujur, Zizah."
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status