Semua Bab Bukan Sekedar Sahabat: Bab 1 - Bab 10
97 Bab
1. Rumah Sakit
Seorang dokter muda yang memiliki wajah blasteran sedang menangani seorang ibu hamil yang mengalami kesulitan karena bayi yang di kandungnya berada dalam posisi malang. Sang ibu muda dan suaminya terlihat sangat khawatir. Bahkan sang ibu muda sudah sejak tadi menangis."Dokter, apa saya harus dioperasi?" Si ibu muda bertanya dengan masih sesenggukan."Iya Bu, ibu yang sabar ya? Insya Allah semua akan baik-baik saja. Semua juga kami lakukan demi kesehatan ibu dan dedek bayinya. Ibu yang ikhlas ya? Minta sama Allah agar semuanya berjalan lancar." Fina nama dokter itu mencoba memberi semangat pada sang ibu muda."Kamu gak usah khawatir. Ada aku di sini. Ibu sama bapak juga dalam perjalanan ke sini. Kamu yang tenang ya?" hibur sang suami pada istrinya."Iya, Mas."Setelah ditenangkan hampir lima belas menit. Si ibu sudah tak menangis lagi. Si ibu yang diketahui Fina bernama Lisa nampaknya sudah pasrah dengan keadaan yang menimpa dirinya. Berharap
Baca selengkapnya
2. LDR
Fina sedang menikmati semangkuk soto buatan Nasha sambil menatap layar ponsel di depannya. Sementara lelaki yang berada di layar ponsel Fina sedang sibuk push up."Udah berapa ronde, Mas Jo?""96, 97, 98, 99, 100. Huh!" Lelaki di seberang sana berdiri dengan badan setengah telanjang. Dia hanya memakai training ketat sedangkan tubuh bagian atasnya tak tertutupi sehelai benang pun. Hingga tubuh kekarnya terlihat begitu mempesona di depan Fina. Fina menatap keindahan tubuh suaminya dengan ekspresi penuh gairah. Sang suami yang mengerti sedang diperhatikan oleh sang istri, sengaja melakukan gerakan-gerakan menggoda seperti memainkan barbel hingga otot bisepnya terlihat. Tak lupa senyuman mautnya dia tebarkan pada sang istri."Ganteng ya, Fin?""Hooh.""Enak loh Fin di grepe-grepe kayak pas malam pertama kita, sebulan yang lalu.""Hooh.""Dikecup-kecup juga loh, Fin.""Iya."Terdengarlah tawa di seberang sana sementara Fina b
Baca selengkapnya
3. Sang Masa Lalu
Sebagai calon spesialis obgyn kegiatan Fina di semester-semester terakhir banyak sekali berhubungan dengan praktek langsung di rumah sakit yang ditunjuk oleh pihak kampus. Bahkan tak jarang dia juga harus menjalani piket malam."Dok.""Hai Sus Reta.""Jaga ya Dok.""Iyups.""Moga-moga gak ada keadaan darurat ya Dok. Malam ini, saya pengen sedikit santai. Hehehe."Fina hanya tersenyum saja. Lalu di dan Suster Reta memilih mengobrol. Obrolan bersifat random dan cukup membuat keduanya bisa mengalahkan kantuk.Pukul sepuluh malam, tiba-tiba perawat dari bagian IGD yang meminta bantuan Fina. Karena di IGD ada keadaan gawat darurat. Pasien mereka adalah ibu hamil. Fina segera berlari menuju ke ruang IGD. Sampai di sana, dia segera melihat kondisi sang ibu hamil. Setelah melakukan pemeriksaan, Fina segera meminta sang ibu dipindahkan ke ruang operasi. Dia sendiri menghubungi dokter-dokter senior.Satu jam kemudian terdeng
Baca selengkapnya
4. Tak Ada Kesempatan Kedua
Fina kaget mendapati sosok lelaki di depannya. Dia melirik ke arah Suster Reta. Suster Reta hanya bisa meringis sambil memasang mimik meminta maaf karena tidak bisa mencegah kedatangan si pria blasteran berdarah Perancis itu."Hai, Fin. Aku sengaja datang mau ngajak kamu makan siang. Ikut aku yuk? Aku mau ngajak kamu ke tempat biasa kita makan bareng Jo."Fina hanya bersedekap lalu menatap sosok lelaki di depannya."Kamu tahu ini hari apa?""Senin.""Kamu tahu kebiasaanku apa setiap hari senin dan kamis?""Kebiasaan? Kebiasaan apa?"Nathan terlihat mengerutkan kening. Dia berusaha mengingat-ingat dengan hari senin. Senin itu kan awal hari setelah libur, anak sekolah biasanya upacara, lalu orang muslim biasanya puasa sunah."Kamu puasa?""Iyup. Jadi maaf aku gak bisa ikut kamu, lagi pu
Baca selengkapnya
5. Ketemu Mas Jo
Lagi, Fina hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Nathan yang tanpa tahu malu menemuinya lagi."Apa lagi?""Kamu bohong, 'kan?""Apa yang kamu katakan sama Mom waktu itu bohong?" lanjutnya."Kamu lihat ini?"Fina menunjukkan cincin pernikahannya. Nathan menatap tak percaya."Kamu lihat, 'kan?" Fina masih memperlihatkan cincin di jari manis kirinya."Ini cincin pernikahanku. Memang kami baru akad. Tapi pernikahan kami sudah tercatat di KUA, aku sudah punya buku nikah juga. Masalah resepsi, itu bisa belakangan yang penting sah secara agama dan negara udah terpenuhi. Jadi nanti kalau aku hamil, status anakku jelas." Meski diucapkan dengan nada biasa tapi jelas ada sindiran dalam setiap kalimat Fina."Fin.""Aku udah pernah bilang ke kamu, Nathan. Aku cuma nganggep kamu teman. Se
Baca selengkapnya
6. Keluarga Nara
Hai semua, ini adalah Kisah Rafina anak Bungsu Rayyan-Nasha (Bukan Calon Kakak Ipar). Jadi ini flashback gitu ya. Di bab 1-5 kalian udah lihat sedikit konfliknya kan? Nah, pasti penasaran kan Fina itu nikah sama siapa? Di bab 6 dan seterusnya akan dibuka semua tabirnya. Yuk ikuti.   Jangan kaget jika alurnya maju mundur. Karena memang seperti itu mamak nyusunnya.   ****   Seorang gadis berusia lima belas tahun tengah menatap kedua orang tua dan saudara-saudaranya. Ckckck. Benar-benar ngenes. Ini adalah acara ulang tahun keponakan cantiknya, Royya. Acara sudah berakhir satu jam yang lalu. Teman-tema Royya sudah pada pulang. Royya sendiri sedang bermain bersama Rael ditemani oleh si dokter ganteng bermuka dingin tapi penyayang.  Mumpung duo krucil lagi ada boy sitter super kece, justru malah dimanfaatkan oleh tiga pasangan buat yayang-yayangan. Nasha dan Rayyan lagi pijit-pijitan. Eh, maksudnya Rayyan minta di
Baca selengkapnya
7. Jumpa Pertama
Fina menatap seluruh bangunan SMADA yang dapat ia tangkap melalui netra matanya. Ada kebahagiaan tersendiri dalam hati Fina karena selangkah lagi cita-citanya akan segera terwujud."Yok." Reihan segera menghampiri Fina setelah memarkirkan mobilnya."Bisa parkir tadi Mas.""Bisa."Kedua kakak beradik itu segera memasuki tempat pengumpulan berkas siswa baru. Berhubung sekarang pendaftaran sudah menggunakan sistem online, jadi Fina hanya tinggal menyerahkan berkas fisik saja yang memang diminta untuk dikumpulkan.Fina duduk dengan manis di samping sang kakak. Mau tak mau, banyak mata yang melihat ke arah Fina dan Reihan. Ya mau gimana lagi, wajah blasteran dengan iris mata cokelat terang terlalu berharga buat dilewatkan. Fina dan Reihan yang sudah biasa menjadi pusat perhatian memilih cuek. Apalagi Reihan, dia memasang sikap cool dan fokus pada ponselnya. Fina sendiri sibuk celingak celinguk kanan kiri. Dia terlalu antusias mengamati keadaan sekitar.
Baca selengkapnya
8. Sahabat Sengklek
Keluarga Nara sedang berkumpul semua. Seperti biasa minimal sebulan sekali, keluarga Elang dan Royyan menginap. Bagi anak-anak Nara, mengunjungi dan menginap di rumah orang tua adalah suatu keharusan sekaligus sebagai tanda bakti kepada orang tua yang telah melahirkan dan merawat mereka sejak kecil. "Gimana Fin, sekolahnya?" tanya Elang."Lancar, Mas El.""Udah dapat gebetan belum Fin?" tanya Royyan dengan mimik muka jahil."Ckckck. Fina masih kecil ya Mas, belum mikir ke situ.""Masih kecil kok tingginya udah 160 lebih. Kecil dari mana coba?""Terserah Mas Roy deh, asal Mas bahagia aja. Kan kalau bahagia jatah belanja Mbak Aya aman sentosa. Ya 'kan Mbak?" Fina menoleh ke arah kakak iparnya."Betul, Fin. Apalagi skincare lagi mahal sekarang. Jadi Mbak harus pastikan, papinya anak-anak senang biar uang yang mengalir gak tersendat-sendat hahaha.""Mbak Aya keren, pokoknya.""Harus, punya suami sukses harus dimanfaatk
Baca selengkapnya
9. Primadona
Menjadi sosok yang pendiam, kurang populer dan tak dianggap keberadaannya itu menyedihkan. Tetapi terlalu populer dan sering disorot pun tak kalah menyebalkan. Itulah yang dirasakan oleh Fina. Fina mengakui dia cantik, soalnya kaca di rumahnya setiap hari sudah ngasih tahu. Bahkan baru bangun tidur dengan rambut awut-awutan dan ada bekas iler di bibir aja dia masih terlihat cantik.Fina mendesah, baru saja kakinya menginjak bumi SMADA, beberapa pasang mata yang berpapasan dengannya langsung menyoroti langkahnya. Fina hanya bisa memasang senyum manis dan memamerkannya pada semua orang yang ia temui. "Hai, Fin," sapa salah satu kakak senior. Jelas cowok lah yang nyapa."Hai.""Hai, Fin.""Hai.""Halo, Fina.""Halo.""Pagi Fina.""Pagi.""Hai, Cantik."Fina hanya tersenyum menanggapi salah satu teman seangkatannya mulai melancarkan jurus rayuan gombal bekas jemuran yang sudah jamuran.Fina mengemb
Baca selengkapnya
10. Bakal Calon Kakak Ipar
Fina menatap Reihan yang sedang membuka dompetnya dengan penuh perhatian. Mereka sedang berada di Mall untuk membeli tas dan sepatu. Karena Reihan masih single, dia yang paling sering membelikan Fina ini itu. Sedangkan kedua kakaknya yang lain jarang karena sudah berkeluarga. Kalau Papah dan Mamah Fina jelaslah sebagai donatur utama segala kebutuhan Fina. "Ke mana lagi?" tanya Reihan setelah memasukkan kembali dompetnya ke saku celana.Fina mengerjapkan matanya beberapa kali kemudian nyengir mendapati Reihan menatapnya penuh selidik."Ngapain lihatin dompetnya Mas kayak gitu?""Hehehe, lihatin dollarnya Mas. Hehehe," jawab Fina ngaco."Kan udah mas kasih semua pecahan dollarnya, Fin."Fina cuma tertawa dan memilih segera membawa tas dan sepatu yang baru dibelikan Reihan. Fina tidak mau tertangkap basah sedang mengamati potret di dompet Reihan. Fina sangat-sangat yakin di bawah foto keluarga Nara tersimpan sesuatu karena secara tidak se
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status