Semua Bab THE GREAT MAN: Bab 21 - Bab 30
185 Bab
SEMUA AKHIRNYA TAU SIAPA JOE
Saat yang bersamaan, di kala semua orang tegang menunggu apa yang terjadi kemudian, mesin pun meraung setelah suara yang terprogram di komputer pada mobil ini menyambut si pemilik kendaraan, "welcome Joe Hans. Where we go now?" Semua orang yang ada di sini dapat mendengarnya. Tercenganglah mereka semakin kaget sejadi jadinya. Terutama Rian, sebagai pimpinan di showroom ini sangat tahu betul akses itu tidak mungkin berhasil kalau bukan pemiliknya sendiri yang melakukan. Dia pun menelan ludah diam diam sambil melongo kaget. Seketika saja, Rian meminta maaf pada Joe karena sudah salah paham. "Saya atas nama showroom union meminta maaf karena sudah menganggap anda yang bukan bukan," ucapnya menyesali sambil memberikan penghormatan pada Joe. "Ck ck! Selalu saja begini," sahut Joe dingin sambil menyeringai sinis. Akibatnya, Rian pun jadi keki diketusin Joe begitu saja. Orang yang paling disegani tidak ada harga dirinya di hadapan Joe. Sampai Mona dan Enriko pun gigi ja
Baca selengkapnya
MENCARI SESEORANG
WUISH! "Ganteng banget." Sampai memutar bola mata dari gadis gadis cantik, berbinar, pada saat Joe menepikan kendaraanya di area parkir. Bahkan ada yang tergesa gesa menyelesaikan polesan lipstik di bibir begitu melihat sedan mewah yang ditunggangi supir super tampan berhenti di dekatnya.Beberapa dari mereka sibuk mengambil momen ini untuk keperluan konten sosmed. Hanya sayangnya, mereka tidak bisa mengambil wajah Joe dari depan. Cuma punggung belakang Joe saja yang nampak lantaran posisi yang membelakangi. Tapi paling tidak gadis gadis itu sudah banyak mengambil gambar sedan mewah yang hanya bisa mereka lihat dalam channel otomotif saja."Mimpimu ketinggian," sahut rekannya, sambil menoyor kepala temannya yang mengatakan itu. "Woy! Iri aja!" Balasnya, ngegas. Joe baru saja menginjakan kaki di kedai susu. Sebelumnya dia sudah membeli sepatu dan kemeja di mall terdekat. Joe tidak mau bermasalah lagi dengan petugas karena disangka pengemis lalu akibatnya dia akan dilarang masuk. Du
Baca selengkapnya
BERTEMU GADIS MALANG
Ruanganya cukup kecil dan penerangannya pun sangat minim. Dugaan Joe ini tempat pembuangan barang barang tidak terpakai. Setelah memastikan kalau situasi aman, barulah pria itu mengatakan, "orang yang tuan tanyakan itu sudah mati." Sungguh kaget Joe mendengarnya. Namun dia masih penasaran kenapa semua orang takut karena menyebut namanya. "Jason dibunuh oleh mafia yang kejam, tuan. Dan pria yang membunuhnya berpesan akan melenyapkan semua orang yang berurusan dengan Jason," lanjutnya. Di titik ini Joe mengerti kenapa semua orang takut menyebut namanya. Khawatir kalau mereka pun jadi korban. Joe membuang pandangannya sedikit ke arah lain. Jadi Jason sudah mati. Padahal dia satu satunya orang yang mengetahui siapa pembunuh Nadira kata pimpinan. Atau pembunuh Jason juga ada hubungannya dengan kematian Nadira? Batin Joe. "Siapa yang membunuh Jason?" Tanya Joe. "Mereka dikenal dengan kelompok Azzura," jawabnya. Azzura! Sepertinya akan panjang pekerjaanku untuk menyelidik dan menyisi
Baca selengkapnya
GADIS CANTIK
"Tolong, jangan serahkan aku kepada mereka," lirih gadis itu. Dia nampak sangat ketakutan sekali. "Ini bukan urusanku," sahut Joe dingin. Mendapatkan Joe tidak peduli, membuat kedua pria asing ini berani untuk mendekat ke arahnya. "Tolong tuan, mereka akan membunuhku," mohonnya. Gadis itu merengek dengan memegangi tangan Joe begitu kuat. Joe hanya terdiam dan tidak mau ikut campur urusan orang lain. Dia tidak kenal siapa gadis ini? Bisa saja dia pencuri yang tertangkap. Atau apapun bisa terjadi di negeri yang kacau seperti ini. Lagipula, Joe sendiri masih punya dua misi yang belum tuntas. Saat yang bersamaan, kedua pria itu sudah memegangi tangan si gadis. Dan Joe pun pergi tanpa merasa bersalah sudah membiarkan wanita itu ditangkap mereka. "Lepaskan aku!" Teriaknya, sambil meronta. "Haha! Teriaklah sampai suaramu habis. Kau akan menyusul si Jason sialan, biadap!" Seru salah satunya. Kemudian dia menampar pipi gadis itu dengan sangat keras hingga meneteslah darah segar dari sela
Baca selengkapnya
TAK SENGAJA BERTEMU MANTAN ISTRI
"Tadi aku mendengar kedua orang ini menyebut nama Jason. Apa kamu kenal dengan Jason?" Sontak jantungnya berdebar dengan apa yang baru saja dia dengar. Aissh! Benar juga. Sepertinya aku baru saja masuk ke kandang singa yang nampaknya lebih ganas, batin wanita itu cemas. "Tidak. Aku tidak kenal dengan orang yang kamu katakan," sahutnya. Nampak sekali kalau dia sedang berdusta. Joe bisa melihat dari sorot matanya yang seperti lagi menutupi sesuatu. Langsung saja Joe mengarahkan pandangan tajam ke wajah gadis itu. "Aku paling tidak suka dibohongi! Atau kamu lebih suka aku kembalikan lagi pada orang orang itu?" Ucap Joe penuh penekanan. "Jangan. Tolong jangan." "Kalau begitu katakan! Siapa Jason? Dan ada hubungan apa kamu dengan Jason?" Desak Joe. Nampak khawatir, hanya saja dia tidak bisa menghindari intervensi Joe. "Jason ... dia mantan suamiku," ujarnya gugup. "Lalu, kenapa dia dibunuh?" "Jason ... dia ... dia ... " "Aku tidak punya banyak waktu!" Sambar Joe gregetan. "Jason
Baca selengkapnya
KONDISI YANG TERDESAK
"Steve!" Pevita memanggil manager kedai susu ini dengan pita suara melengking. Gegas saja pria berjas hitam dengan dasi kupu kupu itu datang menghampiri. "Non Pevita, anda ... " Sungguh kaget Steve mendapatkan bosnya ada di depan mata. Bagaimana dia bisa berada di sini? Bukankah tuan Rayzen sudah ... gumam Steve dalam hati bingung. "Apa yang kau pikirkan, hah!" Seketika ekpresi Seteve berubah mendapatkan intimidasi dari bosnya. Dia salah tingkah menghadapi Pevita. "Buk-bukan seperti itu maksudku. Tapi ... " Sampai Steve pun tak mampu melanjutkan perkataannya. Kemudian, Steve mengalihkan ke pembicaraan yang lain. "Ada yang perlu saya bantu non Pevita?" Di titik ini, bola mata Pevita pun berputar, sinis, ke arah Jilly dan Vino. "Apa kau bisa mengusir mereka dari tempat ini? Sungguh, mereka sangat menggangguku!" Perintah Pevita. Sontak Jilly dan Vino pun tercengang mendengarnya. "Haha! Lelucon macam apa ini? Hei! Kau tidak tau siapa kami, hah!" Sinis Jilly. Dengan percaya diri
Baca selengkapnya
LAGI LAGI JOE YANG MENGURUS
Di titik ini, barulah Pevita mengerti kalau semua ini perbuatan Rayzen.Dia mengancam pemilik kedai susu untuk tidak berhubungan denganku dan menghapus kepemilikan sahamku begitu saja. Sungguh keterlaluan! Tapi kenapa orang ini yang mengaku pemilik kedai susu? Bukankah tempat ini pemiliknya tuan Rey? Pikir Pevita. Wajah bingung Pevita rupanya membuat Jimmy mengerti. "Oh kamu pasti bertanya tanya kemana tuan Rey? Baiklah, biar kamu tidak penasaran akan aku jelaskan. Beberapa hari yang lalu Rey menjual saham kedai susu ini padaku. Dan aku bisa melihat potensi besar di sini. Jadi, segera saja aku beli. Dan mulai saat ini, akulah penguasa di tempat ini." Dengan sikap pongahnya dia mengatakan ini. Benarkah? Jadi tuan Rey sudah menjual kedai susu pada orang ini? "Bagaimana kamu bisa melarikan diri?" Giliran Jimmy yang bertanya bersamaan dengan senyum liciknya.Beat!Kemudian pandangan Jimmy berpaling menatap Joe. "Oh i see. Pasti karena laki laki ini. Aku bisa menebaknya. Tentu dia yang
Baca selengkapnya
MEMBERI PELAJARAN PADA JIMMY
Tidak ada yang tahu kalau sebenarnya Ceasar ada di antara mereka. Dia duduk persis di belakang Jilly dan Vino. Dari tempatnya, Ceasar bisa mendengarkan apa yang mereka bicarakan dengan sangat jelas. Tentu saja kecuali Joe yang menyadari keberadaan Ceasar. Hanya saja Joe sudah memberi isyarat pada Ceasar untuk tidak ikut campur urusannya sampai diperintahkan. Tadinya, kedatangan Ceasar ke kedai susu ingin menemui Joe lantaran ada sesuatu yang ingin dia sampaikan. Namun begitu dia tiba, kondisi berkata lain. Akibatnya Ceasar terpaksa bersabar sebentar sampai Joe selesai dengan masalahnya. Begitu saatnya tiba, hanya dengan satu kedipan mata dari Joe, Ceasar mengerti harus melakukan apa. Si sombong Jimmy dengan bangganya petantang petenteng di depan Joe dengan mengandalkan dirinya sebagai pimpinan di kedai susu. Sungguh saja itu malapetaka baginya. Ceasar langsung mengurusnya dengan baik. Dia menghubungi pihak ketiga untuk mencari status kepemilikan kedai susu. Alhasil, Ceasar berbica
Baca selengkapnya
MEMBALAS BALIK PERMALUKAN MEREKA
"Hei Joe, apa yang terjadi? Ada apa dengan dia?" Pevita bertanya pada Joe dengan sangat penasaran ketika Jimmy sibuk menghubungi seseorang untuk memastikan kebenarannya. "Tunggu saja, sebentar lagi kamu akan mengerti," sahut Joe santai. Dan begitu Jimmy selesai berbicara via telpon genggam dengan seseorang, wajahnya berubah pucat, keringat dingin lalu memberi hormat kepada Pevita selaku pemilik kedai susu yang baru. "Maafkan saya non Pevita. Saya undur diri," ucapnya. Dan kemudian, Jimmy pun berlalu. Nampak sekali wajahnya menyimpan rasa malu sekaligus dendam kepada Joe dan Pevita yang mudah sekali membalikan keadaan. Hanya saja Jimmy tidak bisa berbuat apa apa selain pergi. Sontak semua orang tercengang melihat kejadian aneh ini, termasuk Pevita sendiri yang belum mengerti dengan apa yang terjadi. Tiba tiba saja, Ceasar menemui Pevita dengan mengaku sebagai pihak bank untuk memberitahukan kalau kedai susu ini sudah berpindah alih ke tangannya. Semakin memperjelas apa yang terjadi
Baca selengkapnya
PUNYA TEMPAT TINGGAL
Pevita baru saja berharap kalau Joe tinggal bersamanya. Dia juga sudah menyiapkan satu jabatan khusus untuk Joe di tempat ini. Joe akan menggantikan Steve kalau dia mau. Hanya saja Joe memilih untuk pergi. Bagi Joe, memang tidak penting juga jabatan itu. Untuk apa lagi? Uang? Bahkan Joe bisa membeli sepuluh tempat seperti kedai susu dalam satu malam kalau dia mau. "Maaf, aku masih ada urusan yang harus aku selesaikan," kata Joe, sambil dia bersiap siap untuk beranjak. "Tidak bisa kah semalam saja kamu menemaniku di sini?" Pada saat mengatakan ini, wajah Pevita nampak memelas. Mungkin dia takut kalau anak buah Rayzen akan datang menjemputnya. Pevita merasa aman kalau ada Joe di sampingnya. Hanya saja Joe tidak tertarik untuk terlalu jauh berhubungan dengannya. "Anggaplah itu balas budi dan ucapan terima kasih karena kamu sudah menolongku dua kali," desaknya. Apa gadis ini kesepian? Kasihan sekali dia. "Maaf aku tidak bisa." Joe melepaskan tangan Pevita yang diletakan di atas tanga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
19
DMCA.com Protection Status