Semua Bab THE GREAT MAN: Bab 31 - Bab 40
185 Bab
JADI PELAYAN KEDAI SUSU
TUT! Pembicaraan pun berakhir. Kemudian, dia memutar balik arah tujuan, kembali masuk ke dalam kedai susu. Sementara Ceasar mengurus undangan agar Joe bisa ikut serta dalam acara itu, Joe pun menemui seseorang untuk membantunya. Joe langsung menemui Pevita di ruangan VVIP. Sebelumnya Joe bertemu dengan Steve dan dia yang mengatakan kalau bosnya masih berada di ruangan itu. "Aku berubah pikiran," kata Joe, begitu berhadapan dengan gadis yang sedang menempelkan kepalanya di atas meja, yang nampak seperti sedang frustasi. Namun begitu melihat Joe kembali, seketika saja wajahnya mendadak ceria. "Joe," sapanya. Langsung saja Joe duduk berhadapan dengan gadis cantik yang penampilannya nampak lusuh."Apa penawaranmu masih berlaku?" Tanya Joe, sambil melipat kedua tangan menempel di atas dada. "Banyak kursi kosong di tempat ini untuk kamu isi," sahutnya. Pevita sangat bahagia sekali mendapatkan Joe kembali. Beat! "Aku akan memecat Steve dan kamu bisa menggantikan posisinya," sambung Pe
Baca selengkapnya
BERHASIK MEYAKINKAN
Dengan kemampuannya, Joe berhasil meyakini Pevita agar mau menjadi pendampingnya untuk menghadiri acara peresmian perusahaan Oilver Corporation. Sampai Pevita membelikan pakaian khusus yang kebanyakan orang orang kenakan untuk menghadiri acara formal seperti itu. Tidak mungkin kan hanya mengenakan kemeja dan celana biasa tanpa jas untuk datang ke sana? "Good, kamu begitu menawan mengenakannya," puji Pevita, yang begitu kagum mendapatkan ketampanan Joe nampak keluar dari aura dirinya. Sementara gaun panjang ala ratu sudah membuat tubuh Pevita semakin memancar pesona kecantikannya. Sungguh, Joe pun mengungkap kagum pada gadis semampai ini. Kalau sudah seperti ini, tidak akan ada yang mengira kalau Joe dan Pevita baru saja saling mengenal. Justru mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang turun gunung dari kerajaan. "Joe, aku mempercayai kamu untuk melindungiku di sana," ucap Pevita dengan sorot mata pengharapan, sebelum bertolak menuju tempat acara. "Kamu akan mendapatkan itu. J
Baca selengkapnya
TERUS SAJA MERENDAHKAN JOE
"Silakan," kata pelayan keliling dengan membawa trey yang memuat banyak gelas minuman selamat datang. Joe mengambil dua gelas. "Terima kasih," ucapnya kepada pelayan. Kemudian dia memberikan satu gelas untuk Pevita. "Terima kasih," ucap Pevita dengan tersenyum senang. Sungguh, hatinya begitu berbunga mendapatkan dirinya diperlakukan romantis. Sayangnya, ini hanya akting saja. Joe tidak melakukan itu dari hati. Hanya biar terkesan tidak kaku. Dan orang orang tidak mencurigainya. Joe membalasnya dengan tersenyum sambil mengajak Pevita bersulang. Baru juga seteguk dia meminum orange jus, tiba tiba saja seseorang berdehem. "Ehem!" Spontan Joe berpaling. Dia kaget mendapatkan Rosita Miller, Salika dan juga Felicia hadir di tempat ini. "Gembel kaktus! Sedang apa kau di sini, hah!" Langsung saja Rosita menghardik Joe kasar sebagai sambutan hangat darinya. Tatapan penuh penilaian terhunus sinis dari sorot mata Salika dan Felicia yang menilai penampilan Joe. "Oh ... sudah jadi orang be
Baca selengkapnya
SANG JUARA YANG SEBENARNYA
"Hei gembel! Apa kau mampu melawan kami? Kau tidak tau siapa kami!" Kedua pria itu menatap remeh Joe sambil petantang petenteng. "Tunjukan kemampuanmu!" Pria yang dikenal dengan julukan Black karena kulitnya yang hitam mirip orang negro padahal dia asli pribumi, menggulung lengan bajunya untuk siap berduel melawan Joe. Joe hanya menyeringai saja menghadapi dua bocah ingusan yang baru lahir kemarin sore. Sementara Jilly sudah deg degan melihat suaminya di kelilingi dua laki laki yang bertubuh besar dan juga ahli bela diri. Salika baru saja memberi tahu kalau Black itu pemenang olimpiade Taekwondo tahun ini. Sungguh, Joe akan menjadi bulan bulanan baginya. Karena mengetahui itu, Jilly pun memberitahu Joe untuk menghindar saja. "Joe, sebaiknya kita pergi saja. Biar nanti papaku yang akan mengurus adikku. Ayo," ajak Jilly sambil berbisik ke telinga Joe. "Kamu pergilah, ajak Salika masuk ke dalam mobilnya," bal
Baca selengkapnya
SANG FENOMENAL
Sungguh, tidak bisa dibiarkan. Joe pun mengepalkan tangan. Darahnya mendidih menggelora. Melihat Joe semakin emosi, Black pun melakukan serangan lagi. Kali ini dia menggunakan teknik tendangan Flying Eagle yang menjadi andalan seni bela diri Taekwondo. Hanya saja Joe mudah menangkap kakinya, lalu menghantamkan siku di lutut Black. BRUAK! BRUKK! Dengan sekali pukulan keras kaki Black patah. "Aaaaarghhh!" Teriak Black histeris kesakitan. Joe mendekati Black yang terseok seok merangkak di tanah. Kemudian, dia mencengkram kerah baju Black. "Sebaiknya kau jaga mulut sampahmu itu sebelum orang lain menyobek nyobeknya!" Kecam Joe serius. Black sampai gemetaran. Begitupun dengan rekannya dan juga Tere yang melongo mendapatkan Joe yang mengalahkan Black dengan sangat mudah tanpa keringat. "What the hell? Siapa manusia sialan ini?" Ungkap Tere tercengan. Ponsel di tangannya pun terjatuh saking takjubnya
Baca selengkapnya
MEMBUAT MEREKA MELONGO
"Joe Hans." Baru saja sebuah nama terdengar sangar membelai telinga mereka. Walaupun mereka belum tau siapa Joe Hans ini. Yang hanya mereka ketahui, Joe Hans hanyalah sekurity rendahan yang bekerja di perusahaan istrinya. Namun karena seorang Joe Hans sudah membuat laki laki yang disegani di kampus ini patah kaki, jadi tidak bisa meremehkan Joe Hans sepenuhnya. "Kau sudah salah besar berbuat seperti ini!" Ucap papa Tere penuh penekanan. "Oh ya? Benarkah?" Sahut Joe santai. Sungguh, membuat papa Tere heran sekaligus kesal menghadapi Joe yang begitu tenang. Biasanya, jangankan menyahuti, menatap balas pandangan saja orang lain tidak akan mampu jika sudah berhadapan face to face dengan papa Tere. Tapi Joe bukan hanya menatapnya, justru Joe mampu membalas kata. "Dia sudah kelewatan, pa. Papa harus memberinya pelajaran!" Seru Tere. Langsung saja papanya mengangkat tangan untuk menghentikan rengekan anakanya itu
Baca selengkapnya
KSATRIA MUDA YANG TAMPAN
Joe pun digiring paksa masuk ke dalam mobil. Yang kemudian diikuti juga oleh papa Tere. Sepertinya dia terpancing perkataan Joe. Tere dan yang lainnya tersenyum puas sambil mengibas tangan. Seolah mereka habis menyelesaikan sesuatu. Dia sudah yakin sekali kalau papanya akan membuat Joe tidak akan berani lagi menatap matanya secara langsung atau bahkan Joe akan merangkak di depannya. Haha! Rasakanlah kau pemuda kampung! umpat Tere dalam hati, sambil mengarahkan pandangan sinis ke mobil papanya. Kemudian, dia memalingkan pandangannya ke Salika dan juga Jilly yang wajahnya sudah semakin pucat lantaran terpojokan. "Hei! Sini kau!"Tere menjambak rambut Salika dan menariknya lalu menghempaskannya sampai jatuh ke tanah. Semua orang tertawa tergelak. Sebagian yang lain terpingkal pingkal melihat badut mainan Tere. "Super heromu sudah mati! Sekarang giliranmu!" Seru Tere menatap marah Salika. Jilly yang sedang menggendo
Baca selengkapnya
BERTEMU RAYZEN
"Dasar gembel kaktus!" Sorot mata itu begitu menghina. Rosita Miller memperhatikan penampilan Joe dari atas sampai bawah, sambil mengipasi dirinya dengan kipas kecil. Dan kemudian, pandangannya beralih menatap Pevita. "Oh, jadi sudah punya kekasih baru?" Rosita memandang sinis Pevita. Sementara Pevita yang tidak tahu apa apa, dia bingung sendiri. "Siapa mereka Joe?" Bisik Pevita. "Mantan keluarga istriku," sahut Joe pelan. "Hei wanita! Sebaiknya kau berhati hati dengan laki laki busuk ini. Dia mantan napi!" Seru Salika. Dan kemudian anggota keluarga Miller menyeringai sinis. "Bukan itu saja, Joe, dia ini mantan suami anakku, Jilly. Laki laki ini hanya ingin menumpang hidup dengan keluarga kami. Sebaiknya segera kau menjauh darinya dari pada kau akan menjadi korban selanjutnya," ujar Rosita tajam. Habis sudah Joe dibully keluarga Jilly. Hanya saja Joe berusaha sabar dan tidak mengh
Baca selengkapnya
RAHASIA BESAR TERBONGKAR
Kemudian, Rayzen pun menyalami Pevita. "Apa kabar Pevita Larasati?" Sapa Rayzen menatap Pevita dingin. Tidak langsung Pevita membalas julurannya. Begitu Joe menganguk, barulah Pevita menerima juluran tangan Rayzen. Itu pun sampai gemetar dirinya. "Tuan Rayzen kenal siapa wanita ini?" Tanya Rosita Miller penasaran. "Tentu saja. Siapa yang tidak kenal dengan Pevita Larasati yang cantik dan juga anak konglomerat ternama di kota ini, putri kesayangan tuan Jeriko Putra Atmaja." Pada saat mengatakan ini, pria gendut dengan penampilan nyientrik ini membuka senyum lebar pada Pevita lalu mengedarkannya ke semua orang. "Bukan begitu, Pevita Larasati Atmaja?" JRENG! Sontak semua orang nanar, termasuk Joe, yang tidak mengetahui kalau ternyata Pevita merupakan anak dari seorang pengusaha yang saat ini meresmikan perusahaannya. Benarkah? Kenapa Caeasar tidak memberitahuku kalau Pevita putri Jeriko? Umm ... pantas saja d
Baca selengkapnya
FITNAH BESAR
"Pevita." Jeriko menghampiri putrinya yang telah lama pergi dengan mata berkaca kaca. Dia membelai rambut Pevita dengan penuh kasih sayang. Nampak sekali kalau Jeriko merupakan ayah yang peduli pada anaknya. "Tiga bulan tanpa kabar, papa sampai mencarimu kemana mana. Apa yang terjadi sayang?" Tanya Jeriko penuh perhatian. Pevita melirik Rayzen, tipis. Hanya saja bibirnya berat untuk mengutarakan isi hati. Dia memilih memendamnya sendiri. "Tidak ada pa. Aku hanya mencari ketenangan. Maafkan aku sudah membuat papa khawatir," sahutnya dengan memaksa senyum. Sangat dalam Jeriko memandangi wajah putrinya. "Kamu yakin baik baik saja? Tidak ada yang mengganggumu di luar sana?" Jeriko memastikan. Pevita pun tersenyum tipis. "Tidak ada pa. Papa jangan khawatirkan aku dengan berlebihan seperti itu." Hati Jeriko pun senang. Dan kemudian bola matanya memutar, mengarah pada Joe. "Siapa pemuda ini? Apa dia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
19
DMCA.com Protection Status