Mohon maaf maaf, ada beebrapa nama yang harus saya ganti demi kebaikan bersama sepeti X bar dengan kedai susu dan nama2 yang lain tidak pantas dan bertentangan dengan syairat islam. Semoga kita tetap dalam hidayah Allah SWT untuk tidak menyiarkan hal2 buruk seperti porno aksi, minuman haram dan adegan haram
"Tolong, jangan serahkan aku kepada mereka," lirih gadis itu. Dia nampak sangat ketakutan sekali. "Ini bukan urusanku," sahut Joe dingin. Mendapatkan Joe tidak peduli, membuat kedua pria asing ini berani untuk mendekat ke arahnya. "Tolong tuan, mereka akan membunuhku," mohonnya. Gadis itu merengek dengan memegangi tangan Joe begitu kuat. Joe hanya terdiam dan tidak mau ikut campur urusan orang lain. Dia tidak kenal siapa gadis ini? Bisa saja dia pencuri yang tertangkap. Atau apapun bisa terjadi di negeri yang kacau seperti ini. Lagipula, Joe sendiri masih punya dua misi yang belum tuntas. Saat yang bersamaan, kedua pria itu sudah memegangi tangan si gadis. Dan Joe pun pergi tanpa merasa bersalah sudah membiarkan wanita itu ditangkap mereka. "Lepaskan aku!" Teriaknya, sambil meronta. "Haha! Teriaklah sampai suaramu habis. Kau akan menyusul si Jason sialan, biadap!" Seru salah satunya. Kemudian dia menampar pipi gadis itu dengan sangat keras hingga meneteslah darah segar dari sela
"Tadi aku mendengar kedua orang ini menyebut nama Jason. Apa kamu kenal dengan Jason?" Sontak jantungnya berdebar dengan apa yang baru saja dia dengar. Aissh! Benar juga. Sepertinya aku baru saja masuk ke kandang singa yang nampaknya lebih ganas, batin wanita itu cemas. "Tidak. Aku tidak kenal dengan orang yang kamu katakan," sahutnya. Nampak sekali kalau dia sedang berdusta. Joe bisa melihat dari sorot matanya yang seperti lagi menutupi sesuatu. Langsung saja Joe mengarahkan pandangan tajam ke wajah gadis itu. "Aku paling tidak suka dibohongi! Atau kamu lebih suka aku kembalikan lagi pada orang orang itu?" Ucap Joe penuh penekanan. "Jangan. Tolong jangan." "Kalau begitu katakan! Siapa Jason? Dan ada hubungan apa kamu dengan Jason?" Desak Joe. Nampak khawatir, hanya saja dia tidak bisa menghindari intervensi Joe. "Jason ... dia mantan suamiku," ujarnya gugup. "Lalu, kenapa dia dibunuh?" "Jason ... dia ... dia ... " "Aku tidak punya banyak waktu!" Sambar Joe gregetan. "Jason
"Steve!" Pevita memanggil manager kedai susu ini dengan pita suara melengking. Gegas saja pria berjas hitam dengan dasi kupu kupu itu datang menghampiri. "Non Pevita, anda ... " Sungguh kaget Steve mendapatkan bosnya ada di depan mata. Bagaimana dia bisa berada di sini? Bukankah tuan Rayzen sudah ... gumam Steve dalam hati bingung. "Apa yang kau pikirkan, hah!" Seketika ekpresi Seteve berubah mendapatkan intimidasi dari bosnya. Dia salah tingkah menghadapi Pevita. "Buk-bukan seperti itu maksudku. Tapi ... " Sampai Steve pun tak mampu melanjutkan perkataannya. Kemudian, Steve mengalihkan ke pembicaraan yang lain. "Ada yang perlu saya bantu non Pevita?" Di titik ini, bola mata Pevita pun berputar, sinis, ke arah Jilly dan Vino. "Apa kau bisa mengusir mereka dari tempat ini? Sungguh, mereka sangat menggangguku!" Perintah Pevita. Sontak Jilly dan Vino pun tercengang mendengarnya. "Haha! Lelucon macam apa ini? Hei! Kau tidak tau siapa kami, hah!" Sinis Jilly. Dengan percaya diri
Di titik ini, barulah Pevita mengerti kalau semua ini perbuatan Rayzen.Dia mengancam pemilik kedai susu untuk tidak berhubungan denganku dan menghapus kepemilikan sahamku begitu saja. Sungguh keterlaluan! Tapi kenapa orang ini yang mengaku pemilik kedai susu? Bukankah tempat ini pemiliknya tuan Rey? Pikir Pevita. Wajah bingung Pevita rupanya membuat Jimmy mengerti. "Oh kamu pasti bertanya tanya kemana tuan Rey? Baiklah, biar kamu tidak penasaran akan aku jelaskan. Beberapa hari yang lalu Rey menjual saham kedai susu ini padaku. Dan aku bisa melihat potensi besar di sini. Jadi, segera saja aku beli. Dan mulai saat ini, akulah penguasa di tempat ini." Dengan sikap pongahnya dia mengatakan ini. Benarkah? Jadi tuan Rey sudah menjual kedai susu pada orang ini? "Bagaimana kamu bisa melarikan diri?" Giliran Jimmy yang bertanya bersamaan dengan senyum liciknya.Beat!Kemudian pandangan Jimmy berpaling menatap Joe. "Oh i see. Pasti karena laki laki ini. Aku bisa menebaknya. Tentu dia yang
Tidak ada yang tahu kalau sebenarnya Ceasar ada di antara mereka. Dia duduk persis di belakang Jilly dan Vino. Dari tempatnya, Ceasar bisa mendengarkan apa yang mereka bicarakan dengan sangat jelas. Tentu saja kecuali Joe yang menyadari keberadaan Ceasar. Hanya saja Joe sudah memberi isyarat pada Ceasar untuk tidak ikut campur urusannya sampai diperintahkan. Tadinya, kedatangan Ceasar ke kedai susu ingin menemui Joe lantaran ada sesuatu yang ingin dia sampaikan. Namun begitu dia tiba, kondisi berkata lain. Akibatnya Ceasar terpaksa bersabar sebentar sampai Joe selesai dengan masalahnya. Begitu saatnya tiba, hanya dengan satu kedipan mata dari Joe, Ceasar mengerti harus melakukan apa. Si sombong Jimmy dengan bangganya petantang petenteng di depan Joe dengan mengandalkan dirinya sebagai pimpinan di kedai susu. Sungguh saja itu malapetaka baginya. Ceasar langsung mengurusnya dengan baik. Dia menghubungi pihak ketiga untuk mencari status kepemilikan kedai susu. Alhasil, Ceasar berbica
"Hei Joe, apa yang terjadi? Ada apa dengan dia?" Pevita bertanya pada Joe dengan sangat penasaran ketika Jimmy sibuk menghubungi seseorang untuk memastikan kebenarannya. "Tunggu saja, sebentar lagi kamu akan mengerti," sahut Joe santai. Dan begitu Jimmy selesai berbicara via telpon genggam dengan seseorang, wajahnya berubah pucat, keringat dingin lalu memberi hormat kepada Pevita selaku pemilik kedai susu yang baru. "Maafkan saya non Pevita. Saya undur diri," ucapnya. Dan kemudian, Jimmy pun berlalu. Nampak sekali wajahnya menyimpan rasa malu sekaligus dendam kepada Joe dan Pevita yang mudah sekali membalikan keadaan. Hanya saja Jimmy tidak bisa berbuat apa apa selain pergi. Sontak semua orang tercengang melihat kejadian aneh ini, termasuk Pevita sendiri yang belum mengerti dengan apa yang terjadi. Tiba tiba saja, Ceasar menemui Pevita dengan mengaku sebagai pihak bank untuk memberitahukan kalau kedai susu ini sudah berpindah alih ke tangannya. Semakin memperjelas apa yang terjadi
Pevita baru saja berharap kalau Joe tinggal bersamanya. Dia juga sudah menyiapkan satu jabatan khusus untuk Joe di tempat ini. Joe akan menggantikan Steve kalau dia mau. Hanya saja Joe memilih untuk pergi. Bagi Joe, memang tidak penting juga jabatan itu. Untuk apa lagi? Uang? Bahkan Joe bisa membeli sepuluh tempat seperti kedai susu dalam satu malam kalau dia mau. "Maaf, aku masih ada urusan yang harus aku selesaikan," kata Joe, sambil dia bersiap siap untuk beranjak. "Tidak bisa kah semalam saja kamu menemaniku di sini?" Pada saat mengatakan ini, wajah Pevita nampak memelas. Mungkin dia takut kalau anak buah Rayzen akan datang menjemputnya. Pevita merasa aman kalau ada Joe di sampingnya. Hanya saja Joe tidak tertarik untuk terlalu jauh berhubungan dengannya. "Anggaplah itu balas budi dan ucapan terima kasih karena kamu sudah menolongku dua kali," desaknya. Apa gadis ini kesepian? Kasihan sekali dia. "Maaf aku tidak bisa." Joe melepaskan tangan Pevita yang diletakan di atas tanga
TUT! Pembicaraan pun berakhir. Kemudian, dia memutar balik arah tujuan, kembali masuk ke dalam kedai susu. Sementara Ceasar mengurus undangan agar Joe bisa ikut serta dalam acara itu, Joe pun menemui seseorang untuk membantunya. Joe langsung menemui Pevita di ruangan VVIP. Sebelumnya Joe bertemu dengan Steve dan dia yang mengatakan kalau bosnya masih berada di ruangan itu. "Aku berubah pikiran," kata Joe, begitu berhadapan dengan gadis yang sedang menempelkan kepalanya di atas meja, yang nampak seperti sedang frustasi. Namun begitu melihat Joe kembali, seketika saja wajahnya mendadak ceria. "Joe," sapanya. Langsung saja Joe duduk berhadapan dengan gadis cantik yang penampilannya nampak lusuh."Apa penawaranmu masih berlaku?" Tanya Joe, sambil melipat kedua tangan menempel di atas dada. "Banyak kursi kosong di tempat ini untuk kamu isi," sahutnya. Pevita sangat bahagia sekali mendapatkan Joe kembali. Beat! "Aku akan memecat Steve dan kamu bisa menggantikan posisinya," sambung Pe