All Chapters of MENGAPA CINTA MENYAPA: Chapter 101 - Chapter 110
137 Chapters
Jasa Detektif
Pria dengan T-shirt baru saja hendak bergerak – yang sepertinya hendak melakukan sebuah serangan - ketika dengan jauh lebih cepat lagi sebuah hantaman dilancarkan Carl tepat ke dagu orang itu. Pukulan itu keras dan sepertinya mematahkan beberapa gigi. Pria dengan T-shirt hitam tanpa ampun terjengkang dan jatuh ke lantai. Sebuah upper-cut yang dilancarkan Carl dengan seketika menyelesaikan pertandingan dengan hasil knocked out. Dengan suara di dalam ruangan yang bising membahana dan pemandangan banyak tertutup asap rokok dan dry ice, hanya beberapa orang yang mengetahui kejadian itu. Pria dengan topi baseball baru mau melakukan balasan ketika Vladimir buru-buru berkata. “Aku takkan melakukan itu kalau jadi kamu,” katanya yang ternyata menghentikan langkah orang itu untuk mendekati Carl. “Kecuali kalau kamu mau tulangmu remuk dihantam pelatih judo terhebat di negara ini.” Itu jelas hanya bluff
Read more
Berbaikan
Selama di sana James bisa melihat bahwa waktu Rania habis untuk membersihkan rumah. Padahal terlihat jelas yang dibutuhkan Verdi sebetulnya justeru adalah agar Rania duduk dan menemaninya. Terus menerus Rania mengerjakan urusan rumah tangga adalah caranya dalam mempertahankan perkawinan. Ia memberi suaminya sebuah rumah yang bersih namun Rania jarang menemani Verdi karena ia berusaha mencintai suami dengan caranya. Sadar bahwa ia belum menikah dan mungkin sulit untuk menyampaikan, James hanya memberi saran apa yang Mama perlu ucapkan pada Rania saat itu. Dengan arti kata lain, orangtuanya menjadi penyambung lidah untuk saran yang ia sampaikan. “Pernikahan itu memang rumit,” demikian kata Mama ketika meminta waktu bicara empat mata dengan puterinya. ”Suami dan isteri seringkali merasa bahwa apa yang mereka lakukan adalah untuk kebahagiaan pasangan. Tapi nyatanya, kesalahpahaman membuat mereka tidak sama-sama suka dengan kepu
Read more
Mencurigai Perselingkuhan
Beberapa hal memang cukup mudah dilaksanakan tapi ada juga yang memang sulit untuk dikerjakan: “Dengarkan aku dulu sebelum ngasih komentar.”“Ketika berbicara pastikan lawan bicara mendengar apa yang disampaikan. Saat sedang bekerja melakukan sesuatu bukan berarti ia sedang dalam keadaan siap mendengar sesuatu.”“Apa yang pernah disampaikan agar diingat baik-baik.”“Pesan WA terkadang tidak jelas. Kalau itu terjadi telpon untuk mendapat kejelasan.”“Hindari memberi barang-barang yang tidak perlu. Kulkas seringkali terisi makanan yang kadaluarsa akibat lama tidak diapa-apakan.” Bagi Verdi maupun bagi Rania, ini benar-benar sebuah jalan yang sulit dipelajari. Namun Mama menyadari bahwa hal ini jauh lebih bermakna dalam pernikahan puterinya. “Ketidakbahagiaan dalam pernikahan sering terjadi karena kedua belah pihak terlalu bersikuk
Read more
Gunjingan Tiada Henti
“Dan aku gak bisa lagi periksa ponsel isteriku karena dia mengganti password. Bagi aku, itu memperkuat dugaan bahwa ada rahasia yang dia nggak ingin aku sebagai suaminya mengetahui.” Raut wajah Pradhana menunjukan perbedaan paham. “Maaf kalau aku harus katakan sesuatu bahwa kasus yang kamu hadapi sebetulnya belum bisa mengkonfirmasi dugaanmu. Itu hanya kemungkinan. Dan karena yang namanya kemungkinan, dugaan itu bisa benar bisa pula tidak. Isterimu bisa saja berselingkuh, tapi bisa juga tidak. Sebelum kepastian didapat, jangan lakukan langkah berlebihan.” “Itu sebabnya aku butuh bantuanmu. Coba cari tahu. Dan jangan khawatir, kita profesional. Aku ngikutin tarifmu.”“OK.” Verdi memberi tahu rencana pertemuan Rania dengan Ditya. Info yang ia dapat kemarin perlu ditindaklanjuti cepat karena pertemuan akan dilakukan besok sehari setelah Ditya tiba di Surabaya.&n
Read more
Semua Salah Aku?
Di tengah layanan Bendro, beberapa orang juga sudah selesai dengan belanjaan pagi itu. Tak mau berlama-lama, hanya butuh lima menit bagi Rania sampai akhirnya semua yang hendak ia beli sudah berada di kantong plastik. Ia sudah siap membayar pada Bendro atas barang-barang yang dibeli. “Berapa pak? Ini aku ada beli ikan, bayam, tomat. Ada ikan setengah kilo, ayam setengah kilo.”Sementara Bendro mulai menghitung-hitung, Rahayu mengomentari apa yang dibeli. “Wah, belanjannya mantep nih, ” cetus Rahayu.“Mantep apanya?”“Ah, pura-pura gak tau. Itu yang Mbak Rania beli kan semua buat penambah stamina dan vitalitas pria.”Rania kaget juga mendengar hal itu. “Ha? Masa?”“Itu yang dibeli biasa dikonsumsi suami. Mangkanya aku tau manfaat bayam, tomat, ikan.” Rania baru tahu juga info itu.“Jelas ini suatu kebetu
Read more
Adopsi
Verdi tersentak. Ia tentu saja ingat peristiwa itu. Keinginan untuk memindahkan sebuah meja ke area belakang membuat dirinya ceroboh dimana meja menghantam pintu dan merusak engselnya. Namun Verdi memang pandai berkelit. “Aku nggak mau kita bahas itu sekarang. Kamu tau aku harus ngejar pesawat ke bandara. Ada tugas dari kantor di Jakarta yang harus aku selesaikan dalam minggu ini.” “Jadi kamu mau biarkan aku pergi dengan makhluk itu ada di rumah ini? Kamu tidak berpikir kita perlu bekerjasama menangkap atau mengusirnya sebelum ia merambah seluruh isi rumah?” ‘Kamu cari akal sendirilah.” Hanya itu yang Verdi sampaikan. Cari akal. Betapa menjengkelkan. Ia hanya sekedar menyampaikan saran dan isterinya yang harus melakukannya sendiri! Rania hanya memandang dengan jengkel ketika Verdi malah masuk ke dalam kamar untuk melanjutkan pekerjaannya berkem
Read more
Tato
Pembicaraan telpon kemudian berakhir ketika Terry menutup telpon dengan kesal. Akibatnya Rania jadi tidak enak sendiri. ‘Gawd, what am I doing? Kenapa malah aku curigain orang yang udah nolong aku?’ Rania membatin. Buru-buru ia menelpon balik yang untungnya langsung diterima Terry. “Apa lagi?” terdengar pertanyaan dengan nada jengkel di ujung sana.“Jangan marah. Aku gak bermaksud curigain kamu.”“Aku bermaksud baik. Kenapa malah curigain sih? Aku harap kamu gak keberatan kalo aku masuk tanpa nelpon dulu karena kita lagi berkejaran dengan waktu sebelum makhluk itu menebar pes di sana-sini di seluruh rumah. Aku hanya gak ingin kamu masuk ke kamar dengan rasa waswas karena ruangan pernah disusupi tikus. Itu sebabnya aku bikin steril.” “Oh i-iya. Mm.... “ sebuah pemikiran muncul di benaknya. “Tapi.... Mungkin soal bersih-bersih di kamarku, nggak
Read more
Waspada
Vonny menaruk telapak tangan Rania ke tangannya dan memperhatikan motif tato mungil berbentuk mawar. “Bagus?” Rania menunjukkan lebih dekat demi memamerkan keindahannya.“Bagus.”“Aku bukan hanya bikin di situ.”“Ada tato lain?”“O ya? Di mana?” Rania tidak serta-merta menjawab. Dengan sambil tersenyum ia berbisik di dekat telinga Vonny. Bisikan itu membuat mulut Vonny seketika ternganga. “Serius?”Rania tergelak dan mengangguk. Vonny ikut tertawa. Namun dalam hati ia jadi berkesimpulan bahwa Rania yang sekarang sepertinya memang berbeda dengan Rania ketika tiga - empat tahun lalu mereka pertama kali berkenalan. Ada nilai yang berubah namun ia tidak mau sentimentil dan menghakimi Rania secara negatif. Mereka melanjut obrolan seusai makan siang bersama-sama seluruh peserta ra
Read more
Still Friends?
Wajah-wajah terperangah ditunjukkan Verdi dan Pradhana ketika mereka bertemu lagi di tempat yang sama di klinik konsultasi masalah kepriaan. Walau sama-sama sebagai pengguna jasa, tetap saja pertemuan itu mengejutkan mereka karena terjadi tanpa mereka saling janji terlebih dulu. Sebetulnya ada hal-hal yang Verdi mau obrolkan. Tapi hal itu sepertinya susah disampaikan saat itu mengingat Pradhana datang ke klinik dengan ditemani isterinya. Setelah sempat dikenalkan beberapa saat, Verdi memilih duduk di tempat terpisah. Sesaat sebelum duduk ia membuat secangkir kopi dari fasilitas yang disediakan pihak klinik. Sembari menyeruput kopi panas sambil melihati kabar berita melalui ponsel, lamat-lamat ia bisa mendengar juga percakapan Pradhana dengan isterinya. “Mami harap nggak sia-sia dengan Papi ikut terapi di klinik ini.”“Iya, Mi.”“Bayarnya di klinik ini soalnya mahal.”“Iya, Mi.&rd
Read more
Ibu Tiri Yang Menggoda
Dalam gelap kamar, suara dengkur seorang pria terdengar. Suaranya begitu keras sampai menutupi suara dengung pendingin udara. Di sebelahnya, seorang wanita bersandar di headboard alias sandaran tempat tidur, dengan tatap kosong pada pria di sebelahnya. Suasana gelap masih menyisakan sedikit terang yang membuat mimik sang wanita terlihat. Wajahnya menunjukkan gurat sedih, kecewa dan putus asa. Ia menengadah dan menarik nafas serta kemudian menghembus keras. Malam ini tak beda jauh dengan malam-malam sebelumnya. Malam dimana ia tidak mendapat apa yang ia harapkan sebagai seorang isteri. Hanya ada duka yang membuat ia merasa semua usaha yang ia lakukan tak lebih dari sebuah kesia-siaan. Usahanya melakukan intimacy dengan suaminya berakhir dengan kegagalan, keputusasaan. Lingerie yang ia telah kenakan pun tak ada gunanya. Air mata mendadak mengalir. Apakah ia sudah harus menerima kenyataan bahwa ia gagal membangun rumah tangga bahagia?&n
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status