All Chapters of MENGAPA CINTA MENYAPA: Chapter 81 - Chapter 90
137 Chapters
Bukan Pujangga Cinta
“Kita bicarakan kasus ini secara terpisah pada waktu dan kesempatan berbeda.”“What?” Verdi nampak kaget. Kekagetan yang sama ditunjukkan para manajer lokal yang ada di ruangan.“Anda dengar ucapan aku tadi kan? Kita akan bicarakan kasus ini secara terpisah pada waktu dan kesempatan berbeda.” “Anda tidak ingin kasus ini terselesaikan?”“Absolutely. Tapi bukan sekarang ini.”“When?”“Pada kunjunganku berikut,” jawabnya santai. “Entah kapan.”Verdi langsung lesu. Tidak perlu menjadi seorang yang jenius untuk mengerti makna ucapan Lakshmanan tadi. Kasus yang diungkit oleh Verdi dalam pertemuan ini, ternyata tidak ditanggapi serius.“Aku memahami kekecewaan.... maaf, siapa namamu tadi?""Verdi.""Aku memahamimu, Verdi. Tapi, aku harus mengejar pesawat sore ini.”&n
Read more
Resign
Betul, pria itu tak bisa lagi mengancam dirinya sejak Edwin sebagai atasannya menolak dan bahkan merobek laporan mengenai kondisi klepto yang ia alami. Pria jahat itu sudah menyerah. Tapi faktanya kini adalah bahwa ia sudah merasa tercemar. “Mengapa diam?”Tak tertahankan, setitik air akhirnya bergulir. Menganak sungai di pipi. “Aku…. Tidak tahu.”“Tidak tahu?” Verdi nampak bingung. “Kissing di Bangkok tempo hari, itu bukan cinta?”“Aku tidak tahu, Verdi,” Rania menggeleng cepat. “Semua ini terlalu cepat bagiku. Yang kulakukan di Bangkok, bisa saja itu hanya sekedar sikap emocional sesaat. Jadi, tak perlu terlalu disimpan di dalam hati.” * Sejak berjam-jam tadi rupanya sebuah pesan chat masuk di ponsel dan baru Rania baca saat itu. Mulutnya seketika menggurat senyum. Terry mengirim sebuah pesan chat joke. Joke ata
Read more
Saying Goodbye
Walau  dituduh gagal dan dianggap bertanggungjawab oleh pihak perusahaan dalam melakukan teknis pekerjaan, seluruh karyawan dapat dengan mudah memahami bahwa penyebab utama permasalahan bukan di situ. Masalah utama adalah ketegasan sikap Verdi saat dengan tegas hendak membongkar kebusukan nepotisme yang terjadi. Harapan karyawan lokal yang memimpikan persamaan hak dengan tenaga kerja asing, pada akhirnya harus ikut terkubur seiring dengan akan hengkangnya Verdi dari posisinya selama ini. Email balasan dari pesan perpisahan Verdi yang mengungkapkan simpati dan pujian terus berdatangan. Semuanya masih belum sepenuhnya ia baca ketika Verdi mulai melakukan pamit dengan mendatangi rekan kerja satu per satu. Ini benar-benar merupakan momen yang mungkin tidak akan dapat ia lupakan seumur hidup. Beberapa karyawan wanita malah begitu emosional sehingga tidak sanggup lagi membendung air mata tanda perpisahan. Verdi nampak mencoba sekuat tenaga untuk
Read more
Maukah Kau Menjadi Kekasihku?
Kasus perekrutan Verdi terbilang canggih. Mereka bukan hanya sekedar datang dan membujuk. Mereka sabar menunggu waktu yang tepat sambil mencari info dari orang dalam. Ketika waktunya memungkinkan, proses perekrutan pun terjadilah. Dimulai dengan sekedar mengobrol di cafe atau makan bersama, calon kemudian ditawarin pekerjaan di tempat lain lengkap dengan gaji dan fasilitas yang akan didapat.Semuanya berjalan cepat dan di luar dugaan. *           Saat berkeliling untuk mengucap salam perpisahaan, Verdi pun bertemu Renty. Spontan Verdi mengulurkan tangan.“Selamat tinggal,” katanya.Renty menampik. “Aku nggak mau berpura-pura sedih,” katanya. “Aku justeru senang pengacau seperti kamu meninggalkan perusahaan.”Renty menatap tajam yang kemudian dibalas Verdi dengan sebuah kedip nakal. “Aku juga senang bisa
Read more
Ragu
Tidakkah para pria-pria mengerti bahwa ia tidak bermaksud menjalin asmara hanya untuk keindahan sesaat? Bagi gadis dengan didikan dan pandangan konservatif seperti Rania, pandangan tersebut bisa terdengar aneh. Usang. Kolot. Tapi, memang seperti itulah dirinya. Saat yang muncul kemudian adalah wajah Ditya dan Carl, situasi justeru jadi lebih buruk. Rania sampai setengah mati harus menekan rasa amarah yang mendadak meluap dari hati. Rania ragu. Berada di persimpangan takkan pernah menjadi pengalaman manis. Dalam masalah yang satu ini selalu terbukti ia butuh waktu amat lama sebelum kemudian bangkit dari keterpurukan hati, bersikap tegar, dan merajut jalan hidupnya kembali. Kini ia dihadapkan dengan kasus yang sama. Dan jika ia boleh jujur, rasanya ia tidak siap. Rania merasa bahwa ia mungkin adalah pembelajar yang bodoh yang butuh waktu sangat lama untuk bangkit dari keterpurukan serupa. “Dengan aku jadi pacarmu kita bisa having fun
Read more
Pesimis
Vonny.“Ada apa?““Biskuitnya sudah dicicipi?“Kening Rania berkerut. “Ya ampun, dalam kondisi begini kamu masih menanyakan makanan?“ “Memang nggak boleh?“ Vonny nampak bingung.“Saat ini nggak!“ Rania menjawab sedikit ketus.“Tapi, biskuit itu perlu dicicipi.“ “Sudahlah!“ Rania berdecak. “Jangan ganggu aku. Apalagi soal makan-memakan makanan. Kalau kamu mau, bungkus dan makan saja sendiri. Mengerti?“Heran. Kendati Rania nampak emosional, Vonny tetap bergeming di tempatnya.“Rania, biskuit itu adalah produk baru perusahaan ini. Bukankah kamu sendiri sebagai salah satu panitia yang meminta agar setiap karyawan mencicipi dan kemudian mengisi daftar isiannya mengenai rasa, teksur, aroma, struktur kemasan, dan lain-lain?“ Benar juga. Rania malu sendiri.“Ma
Read more
Perpisahan
Rania memeriksa laptop sesaat sebelum kembali berbicara di telpon."Nggak ada!"Decak kesal suara Vonny terdengar lantang di gagang telpon dalam genggaman Rania. "Kamu tunggu deh sebentar. Ada email pentiiiiiing buat kamu.""Seberapa penting sih, Von?""Ini pentingnya pake banget. Tungguin sebentar ya.""Koq galakan kamu sih? Tapi," suara Rania terhenti. "Nah, ini emailnya baru masuk. Yang judulnya restrukturisasi?""Iya! Iya! Iya!" Rania menjauhkan telpon dari telinganya sebelum kemudian mulai berbicara kembali. "Kamu mau bikin aku tuli? Jangan pake teriak dong.""Aduh tolong langsung dibaca deh.""Nanggung. Aku lagi ada kerjaan lain.""Aduh please. Jangan tunda lagi."Rania mengalah dan langsung mengakhiri pembicaraan. Merasa bingung dengan ulah Vonny dan pesan apa yang disampaikan ia lantas mengikuti permintaan itu. Tugas menginvetarisir order untuk sementara ia tunda dulu. 
Read more
Cinta Di Pelataran Parkir (1)
Sebuah sedan hitam bergerak keluar dari barisan parkir. Melihat kecepatannya yang langsung melonjak, pengemudinya nampak kurang awas atau kurang hati-hati. Sebuah sedan hatchback biru metalik yang melaju pelan di depannya dalam waktu singkat akan segera tersambar bagian depannya. Pengemudi sedan hitam yang melihat kedatangan sedan biru refleks menekan pedal rem. Tapi tak urung, bagian depan kendaraan yang ditumpangi sempat menggores kaca belakang mobil biru. Suara kaca yang terburai pecah segera menyadarkan pengemudi sedan hitam. Diliputi rasa bersalah dan tanggungjawab dengan cepat ia melepas safety belt dan  keluar dari kabin mobil.“Maaf,“ katanya buru-buru. Pengemudi sedan yang ia tabrak nampak bersiap keluar kendaraan, “semua ini kesalahan aku. Aku akui ini memang...“ Ucapannya terhenti ketika melihat pengemudi sedan biru tadi.“Rania?“Rania sendiri juga ti
Read more
Cinta Di Pelataran Parkir (2)
Pelupuk mata Rania tiba-tiba terasa amat berat. Pemandangan di depannya mendadak jadi nampak kabur. Ia tidak menduga langkah yang dilakukan Verdi akan sampai sejauh itu. Semua hal yang pria ini lakukan ternyata berujung dengan satu harapan, yaitu demi mendapat segenap isi hatinya. Dan Rania kini tahu, pada siapa akhirnya ia harus menambatkan sauh hatinya. Entah siapa yang memulai ketika sedetik kedua tangan mereka bertemu dengan jemari turut menyatu."Verdi, izinkanku berterimakasih. Karena kegigihanmu aku tetap di posisiku.""Justeru aku yang berterima kasih padamu. Secara tidak langsung kamu memberiku semangat untuk gigih kembali dalam mencari pekerjaan baru dan akhirnya aku malah mendapatkan yang lebih baik. Aku yakin ini karena doamu.""Tapi... itu berarti kamu akan meninggalkan perusahaan ini."“Ini demi kamu, demi kita juga,” Verdi maju selangkah lebih dekat. “Dan demi.... Change kita nantinya." 
Read more
Korban Gosip
So, itulah kisahnya. Peristiwa  berpelukan di pelataran parkir itu terjadi bertahun lalu. Rania dengan Verdi akhirnya resmi menikah dan tinggal di sebuah kota berbeda. Surabaya. Beberapa rekan dari kantor Ever Foods berkenan hadir sementara mayoritas hanya mengucapkan selamat melalui gadget mereka masing-masing. Hanya segelintir yang tidak mengucap apapun dan sepertinya sudah bisa diduga siapa saja mereka. Melalui negosiasi antara Verdi dengan Lakhsmanan, disepakati bahwa tidak akan ada rahasia perusahaan yang akan jatuh di perusahaan barunya. Sebetulnya adalah hak Verdi untuk menampik. Namun ia menerima dengan catatan imbal-balik yaitu bahwa Ever Foods bersedia menempatkan Rania di sebuah posisi baru di kantor cabang mereka di Surabaya. Kesepakatan itu disepakati. Jadi, itulah akhirnya. Mereka tinggal di kota itu yang dengan senang hati dipenuhi Rania. Pertama, karena ia kini jadi berada lebih dekat dengan  ibu dan adiknnya yang t
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status