Semua Bab KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN: Bab 141 - Bab 150
163 Bab
Bab 141
"Mas, kamu mau masuk dulu nggak," tanyaku."Nggak usah, Sayang, Mas mau langsung ke tempat klien saja, takut ditungguin. Mas titip salam saja buat Papa ya," sahut Mas Andre."Iya, Mas, nanti akan aku sampaikan. Oh iya, Mas, nanti mau jemput aku atau nggak?" Aku bertanya kepada suamiku, saat ia akan kembali melajukan mobilnya. Kerena Mas Andre mengantar aku, cuma sampai depan pintu gerbang. Sehingga ia tidak perlu memarkirkan mobilnya lagi."Nanti biar Mas yang jemput, ya Sayang. Kamu tunggu saja, jangan pulang naik taksi, ataupun ngerepotin Papa!" "Ok, deh, Mas. Aku, akan menunggumu di sini. Ya sudah, kalau memang Mas tidak mau mampir dulu, barangkali kliennya sudah menunggu. Mas, hati-hati dijalan ya," pesanku."Iya, Sayang. Ya sudah, Mas pergi dulu ya. Assalamualaikum," pamit Mas Andre. "Waalaikumsalam," sahutku. Aku mengantar kepergian suamiku, sampai mobil yang ia bawa tidak terlihat lagi dari pandanganku. Mobil Mas Andre menghilang, saat mobil melewati belokan sana. Aku pun
Baca selengkapnya
Bab 142
"Iya, Pah. Aku juga, sudah menyiapkan kejutan manis untuk kedua kaki tangannya Mbak Maya itu. Biar mereka nggak bisa berkutik lagi, jangan pernah nenganggap Anisa akan diam saja, jika dioerlskujan tidak baik. Apalagi mereka duluan, yang telah menabuh genderang perang. Makanya aku pun telah siap untuk melawannya," sahutku. "Iya, Nis, Papa akan mendukungmu. Papa, nggak akan biarin, kalau anak Papa disakitin oleh siapa pun." Papa juga mendukungku, bahkan iaberkata, kalau dia tidak rela jika ada orang yang akan menyakitiku.Lagian, mana ada orang tua yang rela, jika anaknya disakiti oleh orang lain. Orang tua mana pun pasti akan membela anaknya apalagi dalam jika sang anak dalam keadaan benar."Ya sudah, kita sarapan dulu yuk, Nis! Setelah itu, Papa ke kantor dulu ya, cuma sebentar kok. Kamu nggak akan pulang dulu kan," tanya Papa, sambil berdiri mengajakku sarapan bareng."Nggak, Pah. Aku masih mau di sini kok, Pah. Aku di suruh Mas Andre, supaya menunggu dijemput olehnya sepulang nga
Baca selengkapnya
Bab 143
"Nggak apa-apa, Non. Kalau Non Anisa beneran bisa terbang, nanti Bibi ikut, ya Non! Biar kita bisa keliling kota, nanti kalau Bibi mau pulang kampung, Non Anisa bisa anterin Bibi pulang kampung. Enak kalau lewat udara karena nggak akan terkena macet di jalan." Bi Sumi menimpali kelakarku, kemudian kami berdua tertawa bersama."Ya sudah, kita sudahkan dulu bercandanya Bi. Ayo kita segera masak, kalau bercanda terus kapan matangnya?" Aku pun akhirnya mengakhiri canda tawa bersama Bi Sumi."Iya, Non, ayo kita masak yang enak!" Bi Sumi menyahut ucapanku.Kemudusb kami pun kembali serius, dengan masakan yang sedang kami buat. Karena dengan keseriusan kami berdua, akhirnya masakan pun sudah selesai."Alhamdulillah, Non, akhirnya masakan kita sudah jadi. Coba Non cicip, bumbunya kira-kira ada yang kurang nggak?" Bi Sumi menyuruhku untuk mencicipi masakan yang barusan kami buat."Iya, Bi, coba Anisa nyicip ya," ucapku.Aku menyahut, sambil mengambil mangkok serta sendok."Bagaimana, Non? Apa
Baca selengkapnya
Bab 144
"Iya, Non, sama-sama. Semua ini Bibi lakukan karena Bibi sayang sama Non dan keluarga Non. Serta semua itu sudah menjadi tanggung jawab dan kewajiban Bibi, sebagai asisten rumah tangga di rumah ini." Bi Sumi menyahuti ucapanku, hingga terasa damai dan tentram hati ini mendengar penuturannya. Ternyata, selain ada orang yang hanya ingin memanfaatkan kekayaan keluargaku. Masih ada orang yang sayang dan sangat peduli terhadap aku dan Papa."Ya sudah, Bi, aku mau istirahat dulu ya." Aku pamit ingin beristirahat karena aku merasa lelah setelah menangis barusan."Iya, Non, silakan." Bi Sumi, mempersilahkanku untuk beristirahat.Aku pun segera bangkit dan berjalan menuju kamarku, serta meninggalkan Bi Sumi sendirian. Sesampainya ke dalam kamar, aku segera membaringkan tubuhku ke atas kasur. Saking lelahnya, tidak berapa lama mata ini pun terpejam. Aku kini telah berada di alam mimpi, dan tidak lagi mengingat tentang apa yang telah membuatku menangis. Pada saat aku dalam keadaan setengah sad
Baca selengkapnya
Bab 145
"Terima kasih ya, Mas," ucapku."Iya, Sayang," sahut Mas Andre.Aku pun memegang kalung, yang barusan dipakaian oleh Mas Andre. Kemudian Papa pun memintaku supaya aku segera meniup lilin."Nisa, ayo ditiup dulu lilinnya. Semoga kamu selalu menjadi anak dan istri yang sholeha, baik hati dan tidak sombong. Kamu juga harus menjadi ibu dan orang tua yang baik, bagi keturunanmu kelak. Pokoknya Papa selalu berdoa yang terbaik untukmu, semoga kamu diberikan kebaikan di dunia dan di akhirat." Papa mendoakanku."Terima kasih, Papa," ucapku berterima kasih kepada Papaku. "Nisa, ini kado dari Papa untuk putri tercinta Papa," ucap Papa, sambil memberikan sebuah tas bermerk keluaran terbaru.Aku juga mengucapkan terima kasih, serta tidak lupa aku mencium punggung tangan Papa dengan takzim. Aku juga memeluk dan mencium pipi Papa."Bi Ijah, kok Bibi juga ada di sini. Kapan Bibi datang," tanyaku."Tadi, Non. Bibi datang, saat Non Nisa sedang tidur." Bi Ijah menjawabku."Ya ampun, ternyata aku tidur
Baca selengkapnya
Bab 146
"Ya Sudahlah, Mbak, dari pada marah-marah begitu, lebih baik ke sini deh kita makan kue ulang tahun," ajakku.Mbak Maya pun menghampiri kami dan ikut duduk bersama kami. Aku pun memberinya kue beserta sendok ke piring kecil, yang telah disediakan Bi Sumi. Setelah itu kami makan kue bersama-sama.***Oh iya Mas, bagaimana Mas bagimana apakah Anisa dan Andre sudah memberikan keputusan, tentang rencana pernikahan kita?Bagaimana jawaban mereka, Mas? Apa mereka setuju atau tidak dengan rencana pernikahan kita?" Mbak Maya langsung to the poin bertanya ke intinya, tanpa berbasa basi terlebih dulu.Ia bertanya ketika kami telah makan kie ultah tersebut."Iya, Maya, mereka sudah memberikan keputusannya. Mereka juga telah menyetujui," Papa menjawab pertanyaan Mbak Maya tersebut. "Syukurlah, kalau memang mereka setuju. Kita memang berjodoh, Mas. Terus kapan rencana pernikahannya," tanya Mbak Maya."Untuk acaranya selanjutnya, nanti kita bicarakan lagi setelah acara empat bulanan Anisa ya. Mas a
Baca selengkapnya
Bab 147
"Pah, jadi Papa merencanakan pernikahannya bulan depan ya dan akan dilangsungkan di rumah Papa?" Aku bertanya kepada Papa, berpura-pura belum tahu."Iya, Anisa, acaranya bukan depan," sahut Papa. "Ya sudah kalau memang sudah ada kepastian, aku mau pamit pulang ya Mas. Kebetulan hari ini, aku juga ada acara arisan bersama teman-temanku. Aku permisi ya, assalamualaikum," pamit Mbak Maya.Kami pun menjawab salamnya, kemudian Mbak Maya pergi meninggalkan kami. Setelah Mbak Kavaleri san sudah tidak terlihat lagi aku pun menanyakan kembali rencana ke depannya tersebut."Pah, jadi rencana kita akan dilakukan bulan depan ya?" Aku bertanya kepada Papa."Iya, Nisa. Kita akan melakukan misinya di sini, kita harus melakukannya secara profesional. Biar benar-benar berkesan di hatinya si maya itu." Papa memberitahu maksud dan tujuan rencananya itu."Iya, Pah, kita harus membuat Mbak Maya and the gank kapok. Mereka harus tahu, kalau semua perbuatan ada konsekuensinya yang harus diterima." Mas Andr
Baca selengkapnya
Bab 148
"Hai, sayang, apa kabar? Kok kamu cuma duduk sendirian sih, apa kamu sengaja sedang menunggu Mas Arya," tanya Mas Arya dengan begitu percaya diri, kalau aku sedang menunggu kedatangannya "Iya, Nisa, sepertinya kalian berdua itu sehati. Kamu sampai tau, kalau Arya mau datang ke sini. Hingga kamu menunggu kedatangannya, kalian sepertinya memang berjodoh," timpal Sindi, ia ikut membenarkan ucapan Mas Arya. "Yang jelas, Nisa itu sedang menungguku. Karena aku 'kan sebentar lagi bakal menjadi ibu tirinya. Iya kan, Nis," tanya Mbak Maya kepadaku. Mbak Maya juga ikut nimbrung, dengan para sohibnya. Ia ikut berkomentar, tentang aku yang sedang duduk bersantai di teras depan."Terserah, kalian semua mau ngomong apa. Terus kalian bertiga mau ngapain datang kerumahku? Perasaan, aku nggak mengundang kalian untuk datang deh," tanyaku menyelidik, ketika bertanya apa maksud kedatangan mereka."Oh iya, ternyata Mas Arya juga bagian dari kalian berdua ya? Sepertinya kalian bertiga itu sudah saling
Baca selengkapnya
Bab 149
Mungkin karena dia pikir, aku tidak memiliki barang bukti apa-apa tentang semua ini. Padahal ia salah besar, sebab aku telah merekam ini semua dengan gadgetku, serta ada CCTV yang merekam keberadaan kami ini. Tadi setelah aku mengetahui, kalau yang datang adalah Mbak Maya dan juga Sindi. Aku langsung menyalakan hp, serta masuk ke aplikasi khusus merekam. Aku sengaja melakukan semua itu untuk merekam mereka. Barangkali saja, mereka akan berbuat anarkis terhadapku, jadi aku akan memiliki bukti yang akurat dan juga kuat, kalau mereka telah berbuat jahat terhadapku. Ternyata benar saja, mereka malah membongkar semua kejahatan mereka sendiri."Apa yang dibilang Maya itu benar, Anisa. Nanti setelah Maya menikahi Papa kamu, lalu giliran aku untuk mengambil suamimu. Aku akan berbuat apapun, supaya Andre menjadi milikku," timpal Sindi.Ia juga tidak ketinggalan mengatakan niat busuknya tersebut."Nah setelah Andre jatuh ke pelukan Sindi, baru aku datang untuk membuatmu menjadi milikku. Aku a
Baca selengkapnya
Bab 150
"Jadi dong, sayang, masa iya nggak. Memangnya kenapa," tanya Mas Andre malah balik bertanya."Ya barangkali saja, besok Mas akan ada miting, atau akan bertemu klien gitu. Kalau memang Mas sibuk, ya nggak usah antar aku. Biar besok, aku ditemani sama Bi Ijah saja," sahutku menjelaskan.Aku memberitahu suamiku, tentang maksud dari ucapanku barusan."Nggak kok, besok Mas akan sengaja menyempatkan diri, Mas mau menemani istri tercinta Mas periksa kehamilan." Mas Andre berkata, membuat aku bahagia."Alhamdulillah, syukurlah kalau Mas perhatian sama aku," sahutku.Setelah itu, kami berdua pun tidur. Aku dan Mas Andre mempersiapkan tenaga buat besok pagi, serta mengistirahatkan tubuh, setelah seharian energi dalam tubuh terkuras.Keesokan harinya aku bersiap-siap untuk pergi ke klinik bersalin. Tempat dimana teman Mas Andre membuka praktek. Semenjak aku hamil, aku selalu periksa kehamilanku kepadanya."Non, hari ini jadwal Non Anisa periksa kehamilan bukan?" Bi Ijah bertanya, saat aku dan Ma
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status