Semua Bab Aku yang dihina Miskin Jadi kaya: Bab 11 - Bab 20
45 Bab
Adu mulut dengan kakak ipar
Part 11Adu mulut dengan kakak iparAku menyibukkan diri dengan bekerja di dapur, membuat aneka macam kue yang akan ku pajang di etalase toko. Aku tidak mau suasana hatiku kacau karena memikirkan keponakan suamiku yang malas dan ingkar janji.Di saat aku sedang membuat adonan kue, tiba tiba Sinta memaanggilku."Buk...buk Nur...""Iya ada apa Sinta ?""Ada yang nyariin ibuk, katanya ibu si Riko." Duh ada apa lagi ini, pagi pagi udah banyak masalah di tokoku. Aku bergegas menuju kedepan menghampiri ibunya Riko yabg tak lain adalah Kaka iparku."Kak Ati. Ada apa mba?" Ucapku ketika melihat kakak ipar sudah melenggang di dalam toko."Eh...Nur. Mba mau bicara." balasnya dengan wajah memelas dibuat buat."Ada apa kak, pagi pagi udah kesini, tumben? " Ucapku ketus, aku masih belum lupa dengan apa yang telah dia perbuat terhadapku. Disaat dulu aku masih miskin, ng
Baca selengkapnya
Duo julid minta duit
Hari ini toko kue ku sedang ramai pengunjung. Dua karyawan ku Rini dan Sinta sibuk melayani pelanggan.Tiba tiba datang duo julid yang tak lain adalah kakak iparku. Entah apa tujuan mereka datang ke tokoku hari ini, bukankah kemarin mbak ati sudah ngomel ngomel disini."Permisi...saya mau pesan kue ulang tahun untuk tanggal 25 " ucap seseembak pada ku yang sedang merapikan kue di etalase toko."Oh..bisa, ayo ikut saya" aku mengajak si embak pemesan kue menuju meja kasir."Atas nama siapa ya mbak?" Tanyaku pada si embak."Dewi ekarina " sahutnya singkat."Untuk tanggal berapa kue nya dipesan?""Tanggal 25 ""Apa ada motif khusus yang mbak pesan?""Saya mau kue nya menggunakan karakter Doraemon, karena anak saya suka dengan kartun itu""Baiklah kalau begitu nanti akan kami siapkan pada tanggal yang mbak sebutkan tadi"Setelah berbincang bincang dengan mbak Dew
Baca selengkapnya
Kehamilan pertama
Ipar miskin bangkit jadi kaya. 🍀🍀🍀  Beberapa hari ini aku merasa tidak enak badan, kepala ku sering pusing, selera makanku berkurang, dan perut ku sering kram, bekerja pun aku jadi tak semangat. "Mas.." panggilku pada suami yang sedang menyisir rambut didepan meja rias. "Iya..kenapa nur?" "Badan nur gak enak mas, temenin nur ke rumah sakit ya?"  "Kamu sakit Nur?"  "Iya mas..udah dua hari ini badan nur gak enak, sering pusing, perut juga kram."  "Jangan jangan kamu hamil nur?" Ujar mas Andi suamiku.  "Ah masa sih mas.." kilahku tak percaya.
Baca selengkapnya
nyinyiran kakak ipar
Part 16Nyinyiran kakak ipar"Kamu habis nelpon siapa mas?" Tanyaku penasaran pada mas Andi."Mas nelpon kakak, ngabari kalau kamu masuk rumah sakit, katanya nanti siang mereka kemari." Jawabnya lalu memasukkan gawai kesaku celananya."Ibuk udah dikabari belum mas?" Aku baru ingat belum mengabari ibuku kalau aku masuk rumah sakit."Belum dek, yaudah mas telpon sekarang ya.." ucapnya lalu mengambil benda pipih disaku celananya, dan menghubungi nomor ibuku.Aku hanya bisa berbaring diatas ranjang rumah sakit, perut dan rahimku masih ngilu rasanya. Ternyata di kuret sakit juga. Ya, setelah reaksi biusnya habis maka rasa sakit dan ngilu begitu terasa.Pukul sepuluh pagi, ibuku datang bersama bapak."Assalamualaikum.." ucap ibu saat memasuki ruangan tempatku dirawat."Waalaikumsalam.." sahutku dan mas Andi bersama."Gimana keadaan kamu sekarang nur?" Tanya ibu khawatir."Masih lemes bu
Baca selengkapnya
ipar yang suka mengatur
.Pukul dua siang, aku sudah tak bisa menahan lapar dan haus."Mas... Aku lapar, mau makan." Ucapku lemas."Iya Nur. Sebentar ya..Mas Mau keluar dulu beli Nasi" Kedua iparku masih duduk didepan ranjangku, aku heran kenapa tidak pulang saja mereka. Aku bukan tambah sembuh, jadi makin sakit kalau ada mereka. Mendengar ocehan mereka saja sudah membuat telingaku panas. "Andi.. Kamu mau kemana?" Tanya Mbak Sari pada suamiku."Mau beli nasi kak, untuk Nur.." "Kan ada dikasih nasi untuk pasien, kok beli lagi?" Pertanyaannya macam apa itu, lagi lagi kakak ipar membuatku kesal."Nur kurang suka nasi dirumah sakit kak, rasanya hambar Katanya.." sanggah mas Andi."Habis operasi jangan makan yang bukan bukan ndi, lebih bagus makan nasi rumah sakit saja. Makanan diluar belum tentu higienis." Apa lagi ini,kenapa si Ati terlalu mengatur ku, bahkan dokter saja tidak melarang pasien makan nasi di warung. "Tapi kak..Nur gak selera kalau makan nasi ruma
Baca selengkapnya
aku tak tahan lagi
Aku sudah tak tahan lagiAku memaksa nasi rumah sakit masuk kedalam mulutku, meski rasanya tidak enak. Pada suapan kedua. aku sudah tidak tahan."Aku gak mau lagi mas..""Kamu harus makan yang banyak nur, kamu kehabisan banyak darah tadi." Ucap mas Andi."Aku gak selera nasi rumah sakit, kenapa kamu maksa banget sih mas? Kenapa gak kamu aja yang makan?" Aku merasa kesal padanya bahkan dia sangat paham kalau aku tidak suka nasi rumah sakit."Kamu jangan manja begitu dong nur, kasihan Andi dia udah capek jagain kamu." Kembali ipar julid ikut campur."Mbak maksud mbak apa?? Aku baru saja kehilangan anakku, seharusnya kalian menghiburku, menyemangati ku, bukannya malah membuatku semakin down begini." Emosiku yang kutahan akhirnya meledak."Membuat kamu down bagaimana sih nur? Kami datang jauh jauh nemuin kamu kok kamu malah bilang begitu sih?" Kali ini adiknya yang nyolot."Sudah berapa kali nur bilang, nu
Baca selengkapnya
pulang kerumah Ibu
Pulang ke rumah ibukuSetelah tiga hari dirawat di rumah sakit, akhirnya hari ini aku bisa pulang juga.Bosan dan suntuk berada dirumah sakit, walaupun hanya tiga hari. Setelah menebus obat di apotik, aku segera meninggalkan rumah sakit, tapi aku tak ingin pulang ke toko, lebih baik aku pulang kerumah ibuku saja. Meskipun rumah ibu kecil dan sederhana, tapi aku merasa jauh lebih aman dan tenang disana."Mas..antarkan aku kerumah ibu ya.." pintaku pada mas Andi yang sedang menghidupkan motor. Kami sedang bersiap siap akan pulang."Loh...kenapaa Nur?" Tanyanya penasaran."Aku hanya ingin mencari ketenangan, pikiran dan hatiku masih kacau. Aku ingin dirumah ibuku saja untuk sementara waktu.""Baiklah jika itu yang kamu inginkan."Aku diantar kerumah ibuku oleh mas Andi, setibanya didepan rumah ibu. Kulihat ibu sedang menyiram bunga. Aku langsung turun dari motor dan menghampiri ibu. "Assal
Baca selengkapnya
curiga
Curiga.Sudah tiga hari aku menginap dirumah ibu, sementara mas Andi tak pernah mengunjungi ku setelah terakhir ia mengantarku kesini."Nur..." Panggil ibuku yang sudah berada di belakangku."Iya Bu.." sahutku sambil membalikkan badan."Bagaimana keadaan kamu sekarang nak, apa masih sakit perutmu?""Sudah mendingan kok buk, cuma darahnya masih keluar waktu buang air..""Itu normal Nur, setelah dikuret rahim serorang wanita memang butuh waktu untuk kering, mungkin seminggu lagi baru gak keluar darah lagi kok.." ucap ibu sambil mengusap bahuku, hangatnya belaian kasih ibu, aku merasa sedikit lebih baik sekarang."Iya buk, tapi ada yang Nur khawatirkan..""Apa itu nak?" Tanya ibu penasaran."Mas Andi sudah tiga hari tidak mengunjungi nur disini, nur telpon juga enggak diangkat. Nur SMS juga gak dibalas nya. Nur khawatir ada sesuatu sama mas Andi buk.."
Baca selengkapnya
Bohong
BohongHari ini tepat lima hari aku dirumah ibu, tak ada tanda tanda kedatangan mas Andi. Aku bingung, mengapa sudah lima hari dia menghilang dariku. Entah apa yang disembunyikan dariku. Disaat aku sedang sibuk memikirkan mas Andi, tiba tiba gawaiku berbunyi. Ting... Sebuah pesan masuk ke gawaiku, ternyata dari Rini pegawai kepercayaanku. [ buk, saya punya berita penting ]Bunyi pesan Rini semakin membuatku curiga. [ katakan ada apa rini? ][ saya lihat mas Andi dengan seorang wanita di sebuah cafe dekat toko kita, mas Andi nampaknya dekat sekali dengan wanita itu buk. ][Benarkah? ] Aku harus membuktikan sendiri ucapan Rini, bisa saja mas Andi sedang bersama saudaranya. Kan Rini gak kenal semua saudara mas Andi. [ benar buk, kalau ibuk tidak percaya silakan ibuk lihat sendiri. ]Dengan dada berdebar aku membaca pesan dari Rini, aku harus
Baca selengkapnya
memilih bercerai
melilih bercerai Sebisa mungkin ku tahan emosi yang tengah memuncak, meski didalam hatiku sangat sakit."Aku kira kamu laki laki yang baik dan setia, ternyata selama ini aku salah. Disaat susah aku setia menemani dan mendukung mu, bahkan aku lah yang telah berkorban banyak agar nasib kita berubah. Tapi ternyata, setelah kamu memiliki uang dari hasil keringat ku dengan mudah nya kamu mengkhianati ku mas? " Tak terasa air mata ku mulai tumpah, sebisa mungkin aku tahan tapi kali ini pertahanan ku sudah amblas. "Nur... Kamu dengarkan Mas dulu, semua ini gak seperti yang kamu kira. " Kilah nya. "Lalu seperti apa hah? Mau bikin kebohongan apa lagi? ""Dia itu cuma temen ku Nur, kami mau jalin kerja sama. ""Kerja sama apa? Kerja sama mau menghancurkan aku, ya? tega kamu Mas aku yang lagi sakit? ""Nur.. Kamu jangan marah marah dulu. ""Ohh... Aku gak boleh marah saat aku mati matian berjuang dari sakit, l
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status