All Chapters of Perjanjian Leluhur: Chapter 251 - Chapter 260

Cakra sungguh tak mengerti. SMA di jalan protokol ini adalah sekolah unggulan, bagaimana sampai kemasukan geng yang perbuatannya sangat tidak terpuji. Mereka memeras siswa untuk membayar upeti setiap bulan. Mereka akan dipaksa kerja rodi untuk membersihkan toilet jika tidak mampu bayar. Ambu tidak mengijinkan Claudya membawa mobil sendiri. Setiap hari Melati mengantar jemput. Berkat Bugatti, terjadi perubahan besar pada teman-teman Claudya. "Aku kira mereka takut lapor sama kepala sekolah," kata Cakra tanpa turun dari mobil yang parkir di pinggir jalan. "Intimidasi anggota geng sangat kuat sehingga siswa hilang keberanian." "Menurut Claudya, mereka menunggu di luar gerbang sekolah untuk menerima setoran. Jadi guru tidak tahu." "Lalu tanggung jawab siapa kalau sudah jadi anak berandalan?" Kadang pihak sekolah juga tak kuasa menghukum karena terbentur HAM. Siswa semakin liar dengan pergaulannya. Giliran prestasi jeblok, wali murid protes. Mereka berani menantang guru berkelahi, b

Melati memperhatikan kepergian sedan mewah yang membawa mantan terindah itu. "Nyonya Erlangga belum meninggalkan masa lalu," kata Melati. "Sikapnya menunjukkan kalau ia masih ada rasa kepada tuan. Ia lebih mengkhawatirkan nasib tuan ketimbang suaminya." "Priscilia sangat percaya dengan nama besar Erlangga, makanya ia tak khawatir. Suaminya dapat membeli hukum." "Aku kira bukan karena itu, ada cerita masa lalu yang belum terhapus." "Masa lalu tak berarti setelah apa yang terjadi pada orang tuaku, Priscilia telah menjadi istri orang yang menyeret ayahku ke penjara." Mereka kini berdiri berseberangan. Masing-masing ingin menyelamatkan orang yang dicintai. Bagaimana Cakra dapat mengagungkan masa lalu? Cakra tidak akan merasa demikian sakit kalau status Nyonya Erlangga diperoleh sebelum terjadinya tragedi. Ia melangsungkan pernikahan pada saat persidangan ayahnya berlangsung. Priscilia benar-benar tidak menghargai masa lalu mereka. "Semua itu hanya akting," kata Cakra kecut. "Seke

Kecurigaan Cakra mulai mengarah kepada istri Erlangga dengan ditemukannya kemasan racun arsenik di saku blus. Kemungkinan kecil kalau Erlangga menyisipkan kemasan itu ke dalam saku istrinya. Tidak ada momen yang masuk akal dalam kronologi kejadian. Waktu yang ada tidak cukup karena Abah meninggalkan TKP kurang dari tiga menit. Istrinya juga pasti curiga. "Tersangka mengerucut dengan adanya bukti dari ketua burung hantu." "Pikiranku sangat gelap untuk mengetahui apa motif wanita itu meracuni diri sendiri dan suaminya," keluh Ambu. "Apa wanita itu mengalami gangguan jiwa?" "Aku pikir puteri sulung menyimpan kemasan itu di kantong ibunya saat memberikan pertolongan," kata Melati. "Ia pelaku pembunuhan. Ia terkejut saat penyidik meminta pakaian korban untuk barang bukti." "Kedua anak Erlangga sedang di kantor saat kejadian," jelas Cakra. "Abah langsung membawa korban ke rumah sakit dibantu security." "Bisa saja anak Erlangga menyuruh pelayan untuk meracuni dan bersembunyi di TKP. Ja

Cakra cukup terkejut Priscilia mengadakan jumpa pers dan menceritakan kronologis perkawinannya dengan Erlangga. Ia digagahi saat sedang mabuk karena kecewa berat lima belas tahun menanti kekasihnya tidak pulang-pulang. Kemudian Priscilia membeberkan pula bahwa dirinya hanya meminta klarifikasi mengenai kebenaran informasi yang diterimanya dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan keluarga terpidana. Priscilia bersedia menjadi istri karena permintaan orang tua, padahal ia ingin menjebloskan lelaki itu ke penjara. Namun viralnya berita negatif yang sangat merugikan nama baiknya, ia terpaksa akan menggugat cerai dan mengakhiri ketaaan pada orang tua. "Pernyataan CEO cantik itu bisa kita jadikan bukti tambahan," kata pengacara terkenal yang biasa dipanggil Mister Content. "Bahwa Elrangga tidak sebaik yang terlihat." "Aku rasa tidak perlu," tolak Cakra. "Anda urus saja surat wasiat ini dan kemasan racun arsenik di pakaian korban." "Baik tuan." Hasil uji forensik membuktikan kalau ke

Sejak tersiar kabar Ambu menjadi calon bupati, rumah tak pernah sepi dari tamu. Mereka menyatakan dukungan secara bulat, dengan perut bulat menikmati prasmanan mewah. Penampilan Ambu di make over sehingga warga pangling melihatnya, bahkan terlihat seperti ratu kecantikan ketimbang calon bupati pada saat pendaftaran. Ambu telah kembali ke masanya sebagai bangsawan modern yang sangat menawan di mana setiap perempuan silau oleh kecantikannya dan lelaki tergelincir oleh senyum mautnya. "Ambu harus tampil cantik di depan konstituen," kata Cakra. "Bertutur lemah lembut, rendah hati, jangan terpancing emosi, begitulah strategi untuk mengambil simpati." "Aku sehari-hari begitu." "Jadi tampil natural. Bukan akting." "Mereka belum tahu Ambu lulus cum laude," tukas Claudya. "Perlu juga disosialisasikan untuk meyakinkan konstituen." "Pemimpin di kabupaten ini tidak perlu berotak cerdas, yang penting mengerti rakyat," sahut Cakra. "Tapi bolehlah disosialisasikan." "Mengerti rakyat perlu pen