All Chapters of Perjanjian Leluhur: Chapter 241 - Chapter 250
267 Chapters
241. Labirin Transisi (6)
Pertarungan sengit terjadi antara Jaka Slebor dan ketua baru.Duk!Jaka Slebor terlempar jatuh terkena hantaman telapak tangan ketua baru."Keluarkanlah seluruh jurus tidak berguna mu, Jaka Slebor!" Ketua baru tertawa mengejek.Pendekar Lembah Cemara bangkit dan memasang kuda-kuda, lalu membuka jurus Beruk Di Ranting Cemara.Kemudian ia maju menerjang disertai teriakan yang memekakkan telinga, memukul dan menendang dengan sebat.Ketua baru menangkis tanpa bergeser posisi. Bunyi bentrokan pukulan dan tendangan terdengar nyaring."Aku sudah mempelajari semua ilmu Ki Gendeng Sejagat! Kau cukup lumayan memainkannya!""Aku tahu ilmu yang kau gunakan bukan dari pemiliknya! Kau curi dari kitab di perpustakaan ilmu! Patutkah aku kalah dari pencuri?"Jaka Slebor meningkatkan serangan. Gerakannya sangat cepat laksana titiran kincir.Ketua baru menangkis dengan gesit. Kadang kepala dan kaki menghindar dari pukulan dan sapuan, tanpa bergeser selangkah pun.Iblis Cinta dan Melati tampak cemas meli
Read more
242. Labirin Transisi (7)
Jaka menggunakan energi roh dan ilmu Selubung Khayali untuk menguasai jurus paling legendaris dari kuil Shaolin itu.Jaka memberi isyarat dengan telunjuknya agar ketua baru maju menyerang.Kakek sakti berwujud ksatria tampan itu tampak sangat melecehkan jurus yang dimainkan Pendekar Lembah Cemara."Aku juga ingin bermain-main denganmu." Ketua baru mengeluarkan jurus musang bulan mabuk kecubung.Jurus itu adalah jurus legenda klannya yang paling ditakuti para ketua, dengan kelemahan dihapus dari kitab terkunci."Keluarkan semua jurus tidak berguna mu, kakek jelek!" ejek Jaka. "Jurus mabuk kecubung adalah jurus paling hina di negeri manusia!"Ketua baru terpancing emosinya. Pemuda kurang ajar itu mesti merasakan kehebatan jurus warisan leluhurnya.Ia terkejut saat serangannya dapat dipatahkan dengan mudah. Kemudian sebuah tinju menghantam dadanya, tubuhnya terpental dan menabrak dinding labirin, lalu jatuh berdebam menghantam lantai.Ketua baru bangkit berdiri, darah meleleh dari sudut
Read more
243. Datang Dan Pergi Karena Takdir
Matahari memancarkan sinarnya lewat sela dedaunan. Burung berkicau meramaikan pagi, namun tak mengurangi kemistisan hutan itu.Tiga benda dari angkasa meluncur deras ke bumi, menerabas dedaunan dan jatuh berdebam ke tanah berumput.Kemudian terdengar erangan kesakitan Iblis Cinta karena bokongnya menghantam akar."Aduh...! Bokongku rasanya remuk...!""Setidaknya masih terdengar suaramu," kata Jaka yang jatuh terlentang di dekatnya, tertindih Melati yang memeluk erat dirinya.Jaka membangunkan perempuan itu dengan menepuk-nepuk pipinya."Jangan kelamaan pingsannya, kita sudah mendarat di bumi."Mereka sulit menggunakan ilmu peringan tubuh karena meluncur tanpa terkendali dari awan tersedot gaya gravitasi.Melati membuka mata dan tersenyum sumringah melihat Jaka dalam keadaan segar bugar."Aku senang sekali tuan selamat."Mereka bangkit duduk, pakaian mereka tampak lusuh sekali, sebagian robek."Berada di mana kita?" tanya Melati sambil mengedarkan pandang ke sekitar.Tampak pepohonan r
Read more
244. Istana Impianku
Jaka menjalankan mobil cukup kencang. Ia sudah berdandan rapi ala eksekutif muda.Tuan Richard sudah memolesnya di salon dengan fashion bermerek dari butik. Uang satu koper dan mobil mewah melengkapi kesuksesannya merantau di negeri orang.Ia ingin mengangkat orang tuanya dari kemiskinan, mengembalikan mereka sebagai keluarga bangsawan klan Bimantara."Kau perlu adaptasi jika belum pernah hidup susah," kata Jaka. "Rumahku lebih jelek dari yang kamu bayangkan."Melati tersenyum. "Aku belum pernah hidup susah, tapi tidak perlu beradaptasi karena sudah kewajiban ku menjalani kehidupan tuan."Melati sudah di make over dengan penampilan sangat modis ala sekretaris pribadi."Makanan favorit keluargaku adalah jengkol, pete, lalapan, sambel dadak, pepes ikan paray, dan sayur ayam. Jika merasa keberatan, kita mampir di restoran untuk membeli tenderloin steak atau foie gras.""Aku belum pernah mencoba makanan itu, tapi aku pasti menyukainya.""Aku sebenarnya membenci makanan itu, tapi Abah sama
Read more
245. Terbitnya Harapan
Jaka seakan tak percaya dengan pendengarannya."Delapan belas tahun?""Hidupmu kelihatannya sangat enak! Jadi lupa menghitung hari!""Aku kira penyebabnya bukan itu."Jaka menutup kebingungannya. Barangkali ada perbedaan waktu antara bangsa manusia dengan bangsa Inkubus."Syukurlah kau sudah kembali," kata petani yang memanggul pacul. "Ibumu sangat terhibur dengan kepulanganmu."Mereka pergi untuk beristirahat. Kerja seharian sangat menguras tenaga."Aku antarkan nanti oleh-olehnya ke rumah masing-masing."Mereka tampak senang. Kembalinya Jaka ke kampung menghadirkan harapan terbitnya kedamaian dari perbuatan yang meresahkan warga. Sejak kepergian Jaka bermunculan jagoan kampung yang menjadi tukang pukul para tengkulak dan rentenir.Jaka menutup pintu. Mereka duduk di kursi bambu."Saat pulang dari pesta ulang tahun Nabila, aku mengalami kecelakaan," kata Jaka mulai bercerita. "Aku mengalami gegar otak dan lupa asal usulku. Ada bangsawan Timur Tengah menolongku dan membawa pulang ke
Read more
246. Berita Terdahsyat
"Abah mana?"Ambu mendadak murung mendengar pertanyaan itu. Kepedihan melekat jelas di matanya."Jangan katakan Abah sudah meninggal. Aku takkan pernah bisa memaafkan diriku.""Abah masuk bui. Ia divonis seumur hidup karena dituduh merencanakan dan melakukan pembunuhan dengan racun arsenik terhadap Erlangga dan istrinya untuk menguasai harta titipan."Jaka terkejut bukan kepalang. Kabar itu terlalu dahsyat untuk menyambut kepulangannya."Bagaimana kronologinya?" pandang Jaka tak percaya."Saat kamu dinyatakan hilang oleh pihak kepolisian, Abah meminta harta yang dititipkan pada Erlangga, ia berkeyakinan kamu dijemput utusan kerajaan, jadi perjanjian secara otomatis batal.""Lalu Erlangga menolak karena putranya juga hilang?""Ia bersedia mengembalikan separuh harta sesuai permintaan Abah, kemudian Abah diminta meracik kopi klan Bimantara yang sangat termasyhur itu untuk merayakan kesepakatan mereka. Erlangga dan istrinya sekarat. Erlangga berhasil diselamatkan, tapi istrinya tak terto
Read more
247. Bandar Jengkol
Suara tonggeret dan jangkrik meramaikan senja. Jaka bersiap-siap untuk pergi ke rumah Mukidi. Urusan dengan bandar jengkol perlu segera diselesaikan.Banyak persoalan terjadi setelah kepergiannya, dan kini ia harus menyelesaikan satu per satu."Kau mau ke mana?" tanya Ambu melihat anaknya sudah berdandan rapi."Kok mau ke mana? Bayar hutang ke rumah bandar jengkol.""Besok juga bisa, sekarang kau istirahat saja.""Menyegerakan membayar hutang adalah penting. Aku sulit tidur nyenyak dengan hutang menggantung di kepala, padahal aku bisa menyelesaikan secepatnya."Jaka punya banyak uang untuk menyelesaikan urusan itu, dan ia tak mau menunda-nunda.Ia bahkan berencana untuk membayar hutang warga yang telah berjasa kepada Ambu."Semua urusan Ambu yang berhubungan dengan uang, kita selesaikan malam ini.""Kau perlu memikirkan masa depanmu. Kau belum punya apa-apa sekarang.""Maksud Ambu anak istri? Aku pulang bukan untuk kepentinganku, aku pulang untuk membahagiakan keluargaku, mengembalik
Read more
248. Jago-jago Bayaran
"Mudah sekali menyelesaikan masalah dengan uang."Jaka mengendarai sedan dengan santai di jalan perkampungan. Jalan ini pasti jeblok kalau hujan karena belum diaspal."Tapi tidak semua masalah bergantung pada uang.""Bagaimana kalau Mukidi menaruh dendam?""Aku menunggu dendamnya. Kalau Mukidi cerdas, seharusnya ia menghindar berurusan denganku.""Sejak jadi orang kaya, kau beda anakku.""Beda apanya?""Kau bukan lagi orang pemaaf. Kau begitu kejam menghajar centeng itu. Padahal mereka hanya berjaga-jaga menunggu perintah majikannya.""Ambu dan Abah terlalu pemaaf. Hutang dua ratus juta dan hidup seumur-umur di penjara adalah akibat terlalu memaafkan.""Tapi kau sudah menebar kebencian, aku yakin mereka tidak menerima perlakuanmu.""Aku bingung dengan Ambu. Sudah jelas Mukidi mempermainkan Ambu, masih memintaku jadi orang pemaaf. Apa Ambu mau Claudya jadi istri kesembilan si Rahimin?""Tentu saja tidak!""Kalau tidak mau, seperti itulah penyelesaiannya. Di kampung terpencil ini, siapa
Read more
249. Memenuhi Janji
Abah terlihat lebih kurus. Ia memandang tak percaya kepada tamu yang membesuknya pagi ini."Jaka...!""Aku pulang untuk memenuhi janji pada Abah," kata Jaka sambil memeluk ayahnya erat-erat. "Di mana pun Abah berada.""Jangan bersedih dengan keadaanku sekarang, anakku. Kesedihanmu akan membuat diriku menderita."Padahal Jaka sudah berusaha tegar, Abah lah yang menangis. Ia sama sekali tak menyangka dapat bertemu lagi dengan anaknya."Aku hanya tidak menyangka orang sebaik Abah melewati perjalanan hidup sepahit ini.""Orang baik tak selamanya bernasib baik."Pertemuan di ruang tamu tahanan adalah hal yang tak pernah dibayangkan Jaka dalam mimpi buruk sekalipun.Seandainya ia pulang lebih cepat, barangkali petaka tidak terjadi, tapi percuma menghakimi penyesalan.Setelah puas melepas rindu, mereka duduk berhadapan. Jaka menyerahkan beberapa kantong belanjaan berisi makanan dan buah-buahan."Aku sudah sukses sekarang. Aku pulang untuk mengangkat kehormatan keluarga pada kondisi yang seme
Read more
250. Cerita Terbalik
Jaka sekarang layak menjadi tamu rumah megah itu, tapi delapan belas tahun tidak bertemu membuatnya merasa percuma."Tuan perlu memastikan supaya pikiran tenang," kata Melati melihat Jaka ragu untuk keluar dari Bugatti yang berhenti di depan pintu gerbang yang tertutup. "Kesetiaan kadang tidak memandang waktu.""Aku kuatir justru pikiranku jadi kacau setelah bertemu."Melati tersenyum. "Aku baru melihat tuan begitu nervous untuk bertemu dengan seorang perempuan.""Delapan belas tahun membuat aku benar-benar merasa bersalah."Jaka turun dari mobil. Ia merapikan pakaian dan berdiri sebentar di depan bel, menentramkan jantungnya yang berdetak tak karuan.Kemudian tangan terulur dan memencet bel. Menunggu sesaat. Security menggeser pintu sedikit."Selamat siang, Pak," sapa Jaka. Ia tidak mengenali pria berpakaian ala polisi itu, security dulu pasti sudah pensiun. "Bisa saya bertemu dengan ibu Nabila?"Jaka merasa ca
Read more
PREV
1
...
222324252627
DMCA.com Protection Status