Pagi-pagi Nabila datang ke rumah Jaka. Matanya kelihatan sembab seperti habis menangis."Apakah Erlangga melakukan KDRT?" tanya Jaka simpati. "Kau mestinya lapor polisi.""Aku menangis karena memikirkan nasibmu," jawab Nabila. "Erlangga melaporkan dirimu ke polisi pagi ini karena sudah mengintimidasi pelayan baru."Jaka tersenyum kecut. "Bagaimana ia tahu kalau aku mengintimidasi pelayan baru? Ia tidak kenal diriku.""Tapi security mengenalmu dan tahu kalau kau adalah anak terpidana.""Aku pikir kau bercerita.""Aku tidak tahu apa-apa dalam kasus Abah.""Tapi kau sekarang melibatkan diri. Kedatanganmu ke rumahku membahayakan dirimu kalau Erlangga tahu.""Aku tidak peduli."Jaka kuatir ucapan itu timbul akibat benang-benang cinta belum putus di hati perempuan itu.Masa lalu yang tersisa akan membuat perjuangannya semakin berat untuk membebaskan Abah."Aku tidak mau terjadi apa-apa denganmu," kata Jaka pahit. "Bagaimana juga kita pernah melewati hari-hari indah. Maafkan aku kalau kepula
Hasil uji forensik membuktikan kalau kemasan itu adalah kemasan racun arsenik dan surat wasiat itu merupakan tulisan tangan istri Erlangga.Erlangga menyangkal telah menghancurkan surat wasiat itu, ia bahkan tidak tahu menahu tentang surat itu.Ia juga menolak ingin menguasai seluruh harta titipan karena sudah menulis perjanjian di atas kertas bermaterai, ia akan mengembalikan separuh harta pada tanggal yang telah ditetapkan."Bagaimana tuan?" Pengacara meminta pendapat saat berdiskusi dengan Jaka. "Terus terang saya tidak percaya dengan penjelasan Pak Erlangga. Apakah tuan akan membuka kasus ini kembali?""Aku hanya menginginkan ayahku bebas," jawab Jaka. "Tapi ada permintaan kepada mereka yang tidak ada hubungannya dengan kasus ini.""Permintaan apa itu?""Aku menginginkan Erlangga mengundurkan diri sebagai calon bupati dan diganti istrinya.""Jadi prinsipnya tuan tidak akan menggugat Erlangga?""Abah tidak setuju. Delapan tahun hidup di sel tidak cukup untuk merubah kepribadiannya
Beberapa pria perlente itu ternyata pengurus partai yang mengusung Erlangga."Kedatangan kami untuk meminta kesediaan Pak Jaka menjadi calon bupati," kata ketua partai. "Ibu Nabila sebagai wakilnya."Jaka tersenyum. "Basic ku teknologi industri. Ibu Nabila sarjana sosial. Apa tidak terbalik, Pak?""Begitu keinginan Ibu Nabila, basic menurutnya tidak penting."Jaka tidak mengerti dengan dunia politik. Kalau knowledge tidak penting, lalu standarnya apa untuk menjadi politikus?Jaka tahu permintaan itu atas desakan Nabila yang ingin selalu berada di sisinya meski tak saling memiliki.Nabila perlu diingatkan sebelum tersesat lebih jauh, bahwa mereka tidak mungkin mengulang masa yang telah lewat."Ibu Nabila menolak menjadi bakal calon kalau Pak Jaka tidak berkenan menjadi kandidat, padahal elektabilitasnya sangat tinggi."Jaka sebenarnya tak peduli perempuan itu menolak menjadi peserta pilkada, kerugian ada pada mereka. Tapi Jaka ingat sesuatu, ia berkata, "Terus terang saya tidak tertar
Sejak tersiar kabar Ambu menjadi bakal calon bupati, rumah tak pernah sepi dari tamu.Penampilan Ambu pun di make over sehingga warga pangling melihatnya.Ambu lebih terlihat seperti ratu kecantikan ketimbang calon bupati.Jaka membentuk tim sukses untuk membantu kelancaran sosialisasi. Jadi Ambu tidak repot menerima tamu."Ambu mau pergi ke mana?" tanya Jaka kaget, pagi itu penampilan Ambu kembali seperti biasanya. "Kok balik lagi jadi orang miskin?""Aku mau membantu Abah membersihkan rumput di ladang," jawab Ambu. "Sudah tinggi, takut ada ular."Jaka berpikir sejenak, lalu berkata, "Siang pulang ya, ada tamu dari kecamatan lain.""Tidak cukup diterima tim sukses?""Mereka ingin kenal sama Ambu.""Ya sudah, siang aku pulang."Ambu pergi."Kok tuan tidak melarang?" tanya Melati. "Membersihkan rumput kan bisa mengupah buruh?""Aku kira apa yang dilakukan Ambu akan membentuk image tersendiri. Belum pernah ada kan calon bupati membersihkan rumput?" Ambu tidak ingin kehilangan kepribadi
"Aku ini sebenarnya mirip perempuan Timur Tengah atau Tiongkok?"Pertanyaan Melati membuat Jaka makin pusing. Mirip perempuan mana pun ia tidak bersedia menjadi istri.Jaka baru saja menerima kedatangan tamu dari sebuah kecamatan. Ia menjadwalkan kunjungan ke beberapa wilayah di kecamatan itu.Pada rombongan tamu, Jaka memperkenalkan Melati sebagai sekretaris berkebangsaan Tiongkok, tapi cerita ke Ambu berkebangsaan Timur Tengah."Setahuku puteri mahkota yang mirip perempuan Tiongkok, bukan aku.""Terserah kau mau mirip perempuan Dubai atau Shanghai. Tidak penting juga kan?""Tentu saja penting. Tuan mesti menetapkan aku mirip perempuan bangsa mana. Aku kuatir tuan disebut mencla-mencle.""Bodo amat."Melati tidak tahu kalau kepolosannya kepada Ambu membawa bencana bagi Jaka. Ambu mengultimatum ingin melihatnya menikah sebelum pilkada.Melati menyatakan bersedia. Di bangsanya menikah berarti kawin, atau bercampur tanpa ikatan."Aku sudah bilang banyak perbedaan istilah di antara bang
"Kepergianku sebenarnya bukan di waktu yang tepat."Pagi-pagi Jaka sudah siap pergi ke bandara untuk terbang ke Timur Tengah.Ia tak mau kepergian mereka diketahui banyak warga. Cukup keluarga yang tahu."Ambu sebentar lagi daftar calon peserta Pilkada, pasti semakin sibuk.""Jangan jadi pikiran," kata Ambu. "Ada tim sukses, mereka dapat dipercaya untuk mengurus semua schedule. Pikirkan saja pernikahanmu di Dubai.""Ambu dan Abah mestinya ikut bersamaku."Jaka merasa ucapan itu sangat basi, sebab ia tak mengharapkan mereka pergi bersamanya. Dubai adalah kota romantis di mana menjadi tempat pernikahan yang tak pernah terjadi.Jaka berencana akan membawa mereka liburan ke Kota Emas itu di lain waktu."Aku sudah mengagendakan untuk liburan ke Dubai setelah Pilkada," kata Ambu. "Sekalian ketemu besan."Jaka tersenyum. "Kehidupan Ambu sudah mulai teratur, semua diagendakan, begitulah seharusnya keluarga bangsawan."Mereka mengantar kepergian Jaka sampai di pintu halaman dan baru beranjak
"Ambu sedang menerima lima pria berpakaian dandy."Jaka mengerahkan ilmu Tembus Pandang Paripurna dengan keringat mengucur di kening.Energinya sangat terkuras dan segera menghentikan penerawangan sebelum kehabisan tenaga.Gelombang udara di negeri manusia menjadi hambatan sehingga butuh energi besar untuk mengetahui kejadian di tempat lain."Kelihatannya pengusaha. Buat apa Ambu memintaku pulang?"Jaka tidak sempat bertanya karena Ambu sudah lebih dahulu menutup komunikasi.Ia sudah mencoba menghubungi kembali tapi tidak diangkat."Barangkali pengusaha itu ada hubungannya dengan firma yang tuan dirikan.""Firma tidak ada sangkut pautnya dengan mereka, target operasinya penduduk kampung yang butuh wadah untuk penampungan hasil panen.""Pasti ada masalah penting sehingga tuan diminta pulang kembali. Barangkali lima pengusaha itu ingin menjadi sponsor Ambu.""Kalau kedatangan mereka untuk menjadi sponsor, bukan masalah penting. Ambu sudah tahu solusinya, ia sudah memegang separuh harta
Puteri mahkota menghambur ke dalam pelukan Jaka dan menangis tersedu-sedu."Aku bahagia sekali kanda selamat."Jaka diam termangu. Pertemuan ini serasa mimpi baginya. Bagaimana Dewi Anjani sampai tahu ia lolos dari maut?Melati tidak mungkin berkhianat. Tuan Richard juga. Lalu siapa yang dapat menghubungi puteri mahkota selain mereka berdua?Jaka jadi serba salah menghadapi situasi ini. Ia sulit untuk membangun mimpi di negeri manusia jika puteri mahkota sudah mengetahui ia masih hidup."Kenapa kanda tidak menyampaikan kabar kalau kanda pulang ke kampung halaman?" Dewi Anjani menciumi wajahnya dengan terharu. "Aku hampir moksa saat itu juga kalau tidak mengingat bayi dalam kandunganku."Jaka menjawab dengan gugup, "Aku ... aku belum sempat.""Aku tahu kanda sibuk mengurus kampanye Ambu. Jadi aku terlupakan, padahal kabar itu sangat penting bagiku.""Bukan terlupakan." Jaka merasa tidak enak. "Aku sudah meminta Melati untuk memberitahu dirimu purnama depan.""Kenapa mesti menunggu purn