All Chapters of Mabuk Janda: Chapter 11 - Chapter 20
108 Chapters
Kecelakaan
Aku memulai kehidupanku di Bali. Dengan segala keindahan alamnya. Kultur yang berbeda dengan Jakarta. Banyak hal yang perlu aku menyesuaikan. Namun, terlepas dari itu semua. Aku sangat menikmati kehidupan baruku di Bali.Aku lebih memilih menyewa rumah. Mengingat di Bali jarang ada apartemen, atau bahkan mungkin tidak ada. Pilihanku menyewa rumah bukan tanpa alasan. Aku masih belum yakin untuk tinggal sepenuhnya di suatu tempat.Terlebih, aku belum pasti antara hubunganku dengan Agni. Dia saja belum tahu kalau aku sekarang ada di Bali. Sengaja aku tidak memberitahunya terlebih dahulu.Hingga pada sore itu ponselku berdering. Nama Agni tertera di sana.“Mas, maaf menganggu waktunya sebentar. Boleh enggak saya bicara serius dengan Mas?”Aku mengernyit dahi mendengarkan Agni berbicara dengan nada panik dan terburu-buru.“Mau bicara apa Mbok? Mbok dan Devi baik-baik saja kan?”“Devi yang enggak baik-baik saja, Mas. Dia habis kecelakaan.”“Hah! Kecelakaan? Sekarang dia dirawat di mana Mbok
Read more
Agni : Akulah Penyebab Devi Kecelakaan!
Setelah mengurus administrasi, langsung saja aku bergerak menuju PMI. Ingin mendonorkan darahku segera.Aku tidak menanyakan apakah Agni melakukan donor darah atau tidak. Karena menurut penjelasan suster tadi. Baru aku saja yang melakukan donor darah untuk Devi. Mungkin golongan darah Devi sama dengan Mulyawan. Akan menjadi ironi kalau penabraknya benar-benar Mulyawan. Dasar bapak tidak punya hati.Aku mendaftarkan diri. Menuliskan nama Devi sebagai orang yang akan menerima hasil donorku. Dilanjutkan dengan test tekanan darah serta hemoglobin.Tak lama kemudian aku sudah terbaring di atas ranjang kantor PMI. Seorang perawat yang bertugas menyiapkan diriku untuk jadi pendonor darah membantuku sembari tersenyum ramah.Dengan pelan, aku merasakan jarum di tusukkan di lengan kiriku, tak lama kemudian aliran darahku mulai mengalir pelan dalamselang yang menampung gumpalan darahku dalam kantong darah.Sekitar sepuluh menit kurasakan rasa nyeri akibat darah yang berdenyut-denyut keluar dari
Read more
Apakah Bli Dani Mencintaiku?
Aku mendekatinya. Menunggunya berbicara, tapi tidak ada suara yang keluar dari sana. Aku mengambil gelas yang ada di meja di sebelahnya. Aku taruh sedotan di bibirnya menyuruhnya minum. Tadi dokter mengingatkanku jika memang memungkinkan Devi harus banyak minum jika dia sadar nanti.Secara perlahan, Devi berusaha keras menyedot air dari gelasnya. Aku tahu dia adalah Gadis yang kuat. Dia tidak akan menyerah dengan keadaannya yang sekarang, aku bisa lihat dari semangatnya ketika dia mencoba menghabiskan air minum di gelasnya saat ini.Aku letakkan gelas yang lebih dari separuhdiminumnya. Aku memandangnya. Dia kembali memandangku. Dia tetap tidak mengucapkan apa-apa karena mungkin belum kuat dan mampu untuk melakukannya, tapi pandangan matanya seperti berbicara dan mengucapkan terimakasih padaku saat itu. Aku juga melihat kilat semangatnya atas kehadiranku di sini.Aku meletakkan tanganku di telapak tangannya. Masih dingin juga. Aku genggam pelan.“Devi, kamu harus semangat. Aku yakin ka
Read more
Menggoda Agni
Aku geragapan dibuatnya. Sungguh aku tidak menyiapkan jawaban apapun tentang hal ini. Bahkan aku tidak mengira kalau Devi mempertanyakan bagaimana perasaanku kepadanya. Padahal kan jelas kalau aku menyukai Agni.Aku kembali melihat ke arah Agni yang terlihat mengangguk pelan, seolah isyarat supaya aku menggiyakannya. Sungguh aku dibuat bingung oleh keadaan ini.“Kok diam saja Bli?”“Emmm, kalau boleh tahu kenapa Devi bertanya seperti itu?”“Karena Devi suka sama Bli Dani. Devi sayang sama Bli Dani.”Aku tersentak. Siapa yang akan menyangka kalau gadis itu menyukaiku. Ini sungguh diluar harapan. Aku memang mendekatinya, tapi itu semata-mata demi bisa menenangkan hati Agni, tapi Devi malah kecantol hatinya.Sekarang aku terjebak dilema. Aku tidak mungkin menolak Devi. Mengingat kondisinya yang baru saja pulih. Kalau sampai aku menolaknya. Pasti kondisinya akan drop. Tentu akan membuat Agni bertambah sedih. Tapi kalau aku menerimanya, bagaimana dengan hubunganku dengan Agni. Bagaimana de
Read more
Menggoda Agni Lebih Jauh
“Jujur sama aku, kamu sering kan menjadikanku bahan imajinasimu?”Agni tidak menjawab. Namun tangannya, masih belum beranjak dari dadaku. Iya, apa yang aku lakukan memang agak gila. Tapi, rasa penasaranku kenapa dia selalu membayangkanku, tapi malah merelakanku menikah dengan anaknya sendiri.“Lepaskan tanganku, Mas. Kamu enggak pantas melakukan ini. aku ini mertuamu.”“Aku tidak akan melepaskan tanganku sebelum kamu jujur sama aku, mama mertuaku Sayang.” Aku mencengkeram tangannya, “Kamu selalu mengintipku setiap malam kan. Kamu selalu onani sambil membayangkan aku kan?”Dia memejamkan mata. Bibirnya bergetar. Seperti mau bicara, tapi agak berat.“Ayo katakan saja. Jangan malu.” Aku terus mendesak.“Iya, Mas. aku memang sering mengintip kamu. Aku memang kagum sama kamu, Mas.”“Terus-terus?”“Aku suka dengan bodi kamu yang macho, aku suka milik kamu yang besar, tapi aku hanya suka membayangkannya saja, Mas. Aku lebih puas kalau main sama dildo.”Senyumku lantas turun seketika. Langsun
Read more
Insiden Pagi Itu
Kesempatanku mendekati Agni semakin terbuka lebar tatkala Devi berpamitan denganku untuk pergi ke suatu daerah, di mana dia akan melakukan kegiatan kuliah kerja nyata. Sebagai informasi saja kalau aku dan Devi belum merencanakan untuk mempunyai anak dulu sampai Devi lulus kuliah. Maka kesempatan itu kugunakan sebaik-baiknya untuk bercinta dengannya sekaligus menggaet Agni.Aku benar-benar sangat terobsesi dengan Agni! Aku harus bisa menaklukannya segera!Seperti malam itu, ketika aku sedang tidur di kamar. Namun tiba-tiba aku terbangun ketika kebelet hendak buang air kecil.Aku melihat ke arah jam, ternyata pukul dua dinihari. Rasa penat ditubuhku karena aku pulang malam larut sekali. Ada banyak event di hotel yang membuatku terpaksa lembur. Berbeda dengan Agni yang memang jadwalnya pulang lebih awal.Aku membuka pintu kamar. Melangkah gontai menuju kamar mandi. Terlihatlah suasana ruang tengah yang remang-remang setelah aku matikan lampunya. Namun, aku terus melangkah saja.Rasa kan
Read more
Strategi dan Bersabar
Aku memiliki strategi untuk mendekati Agni. Mungkin untuk kali ini aku gagal. Namun, pelan-pelan aku akan membuat dia sangat membutuhkanku nantinya. Bagaimana tidak. Aku tadi sempat merasakan miliknya yang hangat. Bagaimana milikku bertemu dengan miliknya. Sensasi empuknya itu terasa. Belum nanti kalau sampai membelah ladang kewanitaannya itu.Namun, sekali lagi aku tidak boleh gegabah. Aku akan melakukan strategi ini pelan-pelan. Semakin lama prosesnya maka akan semakin lama dia akan bertekuk lutut denganku.Pagi itu aku masih gelisah, tidak bisa tidur. Kelimpungan karena keperkasaanku yang masih mencuat. Diam-diam, aku kembali berjalan keluar. Mencari sesuatu untuk melampiaskan nafsuku. Dan yang menjadi tujuanku saat itu adalah pakaian dalam Agni yang kutemukan di tempat pakaian kotor. Dengan penuh nafsu aku membauinya. Baunya segar sekali. Aroma keringatnya berpadu dengan parfum vanilla. Belum lagi celana dalamnya yang langsung menempel dengan kewanitaannya. Baunya segar sekali. P
Read more
Malu tapi Mau
Sore itu, aku baru saja menemani Agni belanja bahan makanan di supermarket dan kini kulihat Agni sudah sudah tidak canggung seperti tadi pagi denganku bahkan disepanjang perjalanan kami terus mengobrol tanpa ada yang menyinggung kejadian semalam.Agni adalah tipe orang yang supel sehingga membuatku tidak merasa canggung lagi walaupun sebenarnya aku masih terangsang apabila mengingat kejadian semalam.Saat ini, aku sedang mandi sore. Lagi-lagi aku melakukan masturbasi dan menyemprotkan cairanku kedalam pakaian dalam Agni yang berada di ember pakaian kotor. Aku sengaja melakukan hal ini karena aku tahu setelah ini Agni juga akan mandi dan aku ingin dirinya mengetahui kalau aku bernafsu dengan dirinya.Setelah mandi aku keluar dengan bertelanjang dada dan hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangku.Sekali lagi aku melihat pandangan penuh nafsu dari Agni. Iya, wanita setengah baya itu selalu menunjukan wajahnya yang sayu saat meliahatku bertelanjang dada.Setelah itu, aku menuju
Read more
Menaklukan Agni
“Sudah, Mas. Cukup. Kita enggak boleh kaya gini.”“Sebentar saja Agni. Aku cuma ingin meluk kamu sebentar saja.” Aku bersikeras.Aku memeluk mertuaku dan tanpa meminta ijin terlebih dahulu, aku langsung memberikan sebuah cupangan di leher jenjangnya.“Mas, sudah cukup katanya cuma meluk saja.” Agni protes.“Iya, Maaf.”Agni melepaskan pelukanku dengan paksa. Berbalik dan menatapku tajam.“Sudah, Mas. Cukup. Jangan lakukan ini lagi. Anggap saja malam ini kita khilaf.”“Khilafnya tanggung, Agni.” Aku mencoba mempermainkan kata-katanya.Aku kembali berusaha memeluk Agni, tapi, langsung ditepis olehnya.“Kamu ini kenapa sih, Mas! Gak seharusnya kamu kaya gini ke aku.” Agni berusaha menolak dengan tegas.“Maaf, Agni. Sejujurnya, aku sudah lama tertarik sama kamu. Aku menikahi Devi dengan terpaksa. Padahal yang aku mau adalah kamu Agni.”“Astaga, sadar Mas. Kamu ini menantuku. kamu ini suaminya Devi. Enggak boleh kamu bicara seperti itu.”“Saya sadar dengan semua ini, tapi semenjak kej
Read more
Seranjang Dengan Ibu Mertua
“Udah, Mas. Aku lelah mau istirahat.”Agni pun langsung berlalu meninggalkanku dan berjalan menuju kamarnya dengan kondisi telanjang bulat.Entah kenapa rasanya aku ingin menyusul Agni ke dalam kamarnya sehingga aku pun melepaskan segala pakaianku dan kini aku sudah telanjang kemudian menyusul masuk kedalam kamar Agni.Kulihat Agni masih telanjang bulat di dalam kamarnya dan ia terlihat terkejut ketika melihatku masuk ke dalam kamarnya.“Mau apa lagi Mas ? Sudah Mas. Agni mau istirahat.”“Malam ini saya ingin tidur denganmu, Agni.”Setelah itu aku naik ke atas ranjangnya dan akhirnya aku benar-benar tiduran disamping Agni yang dimana kami masih dalam keadaan sama-sama telanjang.Posisi tidur Agni memunggungiku sementara aku memberanikan diri memeluk perutnya dari belakang dan ternyata tak ada respon penolakan dari Agni.“Sekali lagi terimakasih ya, aku bahagia sekali malam ini.” Aku berbisik tepat di telinganya.“Mas, Mau bagaimana pun ini salah. Jadi Agni mohon supaya Devi jangan sa
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status