Semua Bab Mabuk Janda: Bab 21 - Bab 30
108 Bab
Tidak Ada Kata Menyesal
Paginya, aku terbangun dan Terlihat Agni mertuaku sudah tak ada di sampingku. Sementara itu tubuhku masih telanjang bulat sehingga membuatku teringat dengan kejadian semalam yang di mana aku dengan bebas menggoda dan menakali Agni mertuaku sendiri. Bahkan, aku sampai dapat menelanjanginya dan menjilati memeknya yang menggoda itu namun sayangnya Agni hanya mengijinkanku menjamah dirinya hanya untuk kemarin malam saja tetapi aku tak akan menyerah sampai diriku dapat bebas menikmati tubuh Agni mertuaku ini.Aku lalu langsung keluar kamar Agni untuk segera mandi karena hari ini aku hendak bersiap untuk berangkat kerja dan kubawa kutenteng handuk menuju kamar mandi.Setelah mandi aku langsung berpakaian rapih untuk bersiap pergi ke hotel. Tiba-tiba kudengar suara pagar rumahku terbuka ternyata Agni datang dari luar rumah sambil menenteng sesuatu.Terlihat Agni mengenakan pakaian tertutup yang menghiasi tubuhnya karena Agni mertuaku ini kalau keluar rumah memang selalu memakai pakaian yang
Baca selengkapnya
Minta Pijit
Agni pun mulai bercerita kalau rupanya ia sedang ada masalah. Ternyata, Agni dan mantan suaminya memiliki sebuah usaha konveksi di kampung yang sudah berdiri sebelum merekaa bercerai. Karena mantan suaminya itu alias Mulyawan yang hanya menginginkan uangnya saja. Mengambil modalnya. Maka sudah tidak ada lagi modal untuk membayar bahan-bahan produksi namun saat ini Agni memiliki sedikit masalah karena ia besok harus membayar bahan-bahan produksi.“Agni bingung, Mas. Enggak tau harus gimana lagi kalo lihat ulahnya mantan suamiku dan juga ini bukan sekali ini doang loh Mas rasanya Agni udah enggak kuat. Makanya berpisah dengan dia adalah jalan yang terbaik.” Agni berujar dengan mata berkaca-kaca.Aku pun merasa iba dengan Agni dan kugenggam telapak tangan nya sementara itu kulihat beberapa air mata Agni menetes membasahi wajahnya. Aku sebagai pria pun tak kuat melihat Agni seperti ini sehingga aku langsung mengelap wajah Agni dengan tanganku dan Agni pun tak menolak apa yang kulakukan.“
Baca selengkapnya
Boleh Asal Jangan Dimasukan
Agni terdiam sesaat mendengar perkataanku. Namun tak berselang lama, dia pun sedikit berdiri. Berpindah. Duduk di pangkuanku. Posisi juniorku sudah sangat keras di balik celana ini. Benar-benar telah diduduki oleh Agni. Aku yakin Agni pasti bisa merasakan kerasnya juniorku dengan jelas bahkan kurasakan juniorku tepat berada di bawah selangkangan Agni.Aku lalu memijat bagian belakang tubuh Agni seperti bagian punggung dan bahunya.“Gimana? Enak enggak?”“Enak, Mas.”“Kamu kayaknya Masuk angin ini gara-gara semalam tidur telanjang.”“Itu gara-gara kamu menantu yang nakal.”“Emangnya menantumu kenapa?”“Godain Agni terus bahkan sampai nelanjangin Agni segala.”“Maafin menantumu yang nakal ya.”“Iya, Mas, tapi menantu Agni orangnya baik banget. Perhatian sama Agni”Setelah itu pandanganku fokus terhadap leher Agni yang putih mulus namun terdapat dua tanda kemerahan di sana.“Semalam Agni enggak digigitin nyamuk kan tidur telanjang?”“Enggak Mas di sini enggak ada nyamuk beda sama di ka
Baca selengkapnya
Saling Menikmati
Agni pun meloloskan kaos yang kukenakan. Dia mulai agresif sekarang.“Badan kamu bagus ya, Mas, kekar banget. Gagah.” Dia memuji“Tubuh Kamu juga nafsuin banget.” Aku membalas.Setelah itu, giliranku yang meloloskan dasternya dan kini kedua payudaranya terpampang jelas di depan wajahku.“Payudaramu masih kencang. Seksi banget.”“Mas suka ?”“Suka banget.”Agni tersenyum mendengar kata-kataku.Aku lalu menarik dan memainkan kedua putingnya secara bersamaan sehingga membuatnya mendesah.“Ah, Mas. Erangnya.”“Nyusu boleh kan?”“Iya, Mas. Silakan.”Aku pun langsung menghisap puting payudara kiri. Sementara payudara kanan nya kuremas dengan tanganku.“Ah, enak, Mas. Terus.”Setelah itu, aku menghisap kuat kedua putingnya secara bergantian. Bahkan putingnya juga kugigit hingga membuatnya menjerit. Setelah itu tak lupa kucupang kedua payudaranya ini.“Lagi Mas.”“Lagi apanya?”“Merahin lagi, Mas. tandai yang banyak Mas.”Setelah itu aku pun benar-benar mencupangnya di banyak bagian tubuhnya
Baca selengkapnya
Ibu Makan Pisangku!
Disaat aku tertidur, kurasakan seperti ada sebuah rasa nikmat yang menjalar ketubuhku hingga akupun terbangun dan aku terkejut mendapati Agni yang sedang menyepong dan saat ini kami berdua masih telanjang bulat di atas ranjang.“Kamu pagi-pagi udah nyepong saja.” Aku menggodanya.Melihatku yang terbangun Agni pun melepaskan batangku dari mulutnya.“Habisnya Mas dari tadi dibangunin susah banget, makanya Agni sepong saja.”“Ceritanya sudah mulai nakal Deviang.”“ihh apa sih Mas Agni kan cuma mau....”“Cuma mau apa?”“Cuma mau lanjutin latihan yang semalam.”“Ya, sudah. Lanjutin saja.”Agni pun setelah itu mencium kepala batangku kemudian batangku kembali dimasuki kedalam mulutnya untuk disepong.“Agni makin pinter aja deh,”ujarku sambil membelai kepala Agni.Saat sedang menikmati sepongan Agni tiba-tiba aku dikagetkan dengan Hp ku yang berdering yang ternyata dari Devi yang tak lain ialah istrikuAku pun memberitahu Agni kalau Devi yang menelpon sehingga Agni berniat mengeluarkan batan
Baca selengkapnya
Rencana Nanti Malam : Obat Perangsang
“Ahhh, Bu. Enak banget mulutnya.”Aku terus menggenjot mulut ibu hingga kurasakan aku hendak keluar dan kucabut batangku dari mulut ibu lalu kusemprotkan cairanku menghiasi wajah ibu.“Ahh, Mas banyak banget keluarnya.” Agni berseru keenakan.Setelah itu, kutinggalkan ibu yang sedang tiduran lemas dengan wajah yang belepotan cairanku. Kemudian aku pun langsung masuk kamar mandi untuk bersiap-siap berangkat ke hotel.Saat mandi aku terus berpikir betapa beruntungnya aku memiliki janda menggiurkan dan ibu mertua seperti Agni yang di usia nya yang sudah tiga puluh delapan tahun. Namun masih tampak muda dan seksi bahkan kini ia mulai luluh denganku yang dimana aku bebas menikmati tubuh telanjangnya dan malam ini aku bertekad untuk dapat menghujamnya dengannya mau bagaimanapun caranya karena esok hari istriku sudah pulang ke rumah.Setelah mandi aku pun langsung berpakaian untuk siap-siap ke hotel, Tak berselang lama ibu sudah keluar kamar dengan mengenakan dasternya.“Mas mau sarapan apa
Baca selengkapnya
Mas, Tolong Jangan Dimasukan, Saya Enggak Mau Merusak Hubungan Dengan Devi!
Aku melanjutkan pekerjaanku. Singkat cerita akhirnya aku sudah pulang bekerja dan aku membeli martabak di perjalanan pulang.Setibanya di rumah, kulihat pagar rumahku masih terkunci rapat rupanya. Ibu benar-benar tidak keluar rumah, wajar saja karena did alam rumah ia pasti sedang telanjang mengikuti apa yang kuperintahkan.Aku lalu masuk ke dalam rumah dan seketika aku terkejut mendapati ibu yang tergeletak lemas di atas sofa dengan keadaan telanjang bulat dan terlihat cairan yang bercecer di sofa dan lantai yang kupastikan kalau itu adalah cairan orgasme ibu sehingga tiba-tiba aku tersadar jangan-jangan saat setelah makan siang dan makan malam pun ibu juga meminum teh yang berada di dalam teko yang sudah kucampurkan obat perangsang sehingga seharian ini ibu terus terangsang sedari sarapan di pagi hari hingga malam ini.Kubangunkan ibu yang tergeletak lemas ini.“Mas kapan pulang ?” ujar ibu lemas.“Barusan Bu, sana Bu, Mandi.” Aku memerintah.Ibu pun mengangguk lemas kemudian beliau
Baca selengkapnya
Menolak, tapi Keenakan
Agni terlihat bimbang dan bingung. Aku tahu sebenarnya ibu juga sudah sangat pengen terlebih seharian ini ibu sudah menonton film yang menampilkan seorang menantu yang menghujam mertuanya sendiri dan pasti di alam bawah sadar ibu juga ada keingingan melakukan hal serupa.Tanpa menunggu persetujuan ibu pun aku langsung memasukan kepala batangku secara perlahan menembus bibir liang ibu.“Ahhh, Mas cukup kepala batangnya aja yah Mas, Jangan lebih dari ini Mas ibu mohon.” Ibu memelas.Aku pun tak membalas perkataan ibu sehingga mula-mula aku masih memaju mundurkan kepala batangku di liang ibu namun tanpa sepengetahuan ibu aku pun memajukan sedikit hingga setengah batangku sudah memasuki liang ibu dan kurasakan liang ibu begitu nikmat.“Ahhh liang Ibu enak banget, Bu.”“Cukup Mas, keluarin lagi Mas batangnya, jangan masukin lebih dalam lagi Mas cukup mas ibu takut kita kebablasan.”Rupanya kesadaran ibu mulai kembali normal sehingga aku pun tersenyum licik dan sebagian batangku yang sudah
Baca selengkapnya
Penyesalan, tapi Enak
“Tapi, Mas. Ibu masih lemas.”“Tanggung Bu lagipula makin lemas makin enak.”Aku sengaja memaksa ibu untuk langsung melayaniku sebelum kesadarannya kembali normal karena saat ini pikiran ibu sudah berada dibawah kendaliku yang dimana ibu sudah menikmati dirinya yang kuhujam.“Ayo, Sayang naikin batangku.”Ibu pun mulai mendudukiku dan ia mulai mengarahkan batangku ke dalam liangnya hingga akhirnya batangku secara perlahan menembus memasuki liangnya.Mata ibu melotot dan sebuah erangan keluar dari dalam mulut ibu dan wajah menunjukan sebuah keterkejutan karena saat ini di dalam dirinya sedang ada sebuah benda tumpul yang mencapai bagian terdalam dirinya karena dengan posisi wanita di atas. ini batangku terasa mencapai mulut rahim ibu dan disaat batangku tenggelam di liangnya ibu langsung menjerit.“Ouhhh, Mas dalem bangett.”“Ayo sayang gerakin, kamu bisa kan?” ujarku.Agni pun mengangguk dan ia mulai naik turun bergoyang di atas batangku.“Mas batang kamu kok dalem banget sih di lia
Baca selengkapnya
Dililit Ular
Aku tidak memperdulikan penyesalan Agni. Yang terpenting aku berhasil menaklukan Aku. Hal yang membuatku penasaran dariku berhasil aku dapat.Namun, terkuta setiap perbuatan akan mendapat karmaku. Ketika aku berhasil memperdayai Agni. Aku langsung mendapatkan karma itu.Ketika aku berangkat kerja, tepat di tengah jalan yang sepi, di daerah yang dipenuhi dengan sawah terasering, mendadak dua mobil jeep menghadangku dari atas tanjakanHal yang tidak terduga adalah ketika mobil itu membelok ke arahku dan menubruk mobiku dengan keras. Aku yang sudah berancang-ancang pun membuka pintu mobil dan melompat.Aku jatuh terguling-guling sampai di dasar jurang. Namun, pada saat itu aku masih sadar. Lantas, aku segera bersembunyi di balik semak-semak.“Sialan! Kenapa Aku pakai lompat segala!”Mataku membulat. Suaraku tidak asing. Mulyawan! Iya, itu pasti Aku. Terkuta Aku menyiapkan komplotan untuk bisa mencelakaiku.“Cari Aku! Jangan sampai Aku lolos! Pokokku Aku harus mati.”Aku panik. Terkuta, M
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status