Lahat ng Kabanata ng ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU: Kabanata 21 - Kabanata 30
130 Kabanata
Bab 15A
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (15A)"Vi, ini apa maksudnya? Kok Bik Rum gak mau Mama kasih gaji?" Tanya Mama pagi itu melalui sambungan telepon. Aku baru saja selesai sarapan dan mengantar Tiara sampai menaiki mobil jemputan sekolahnya ketika telepon Mama masuk. Kuletakkan lagi tas kerjaku di atas meja ruang tamu."Emm, maaf Ma. Bik Rum sudah Vivi bayar gajinya selama satu tahun ke depan." Ujarku pelan."Loh kok gitu? Bik Rum kan kerja untuk Mama, kok kamu yang bayar?""Ma, Vivi minta maaf kalau lancang, tapi aku ingin sekali melakukan sesuatu untuk Mama. Aku sudah tak bisa lagi menemani Mama di rumah. Jadi lewat Bik Rum, aku titipkan kasih sayangku pada Mama. Mohon Mama jangan menolak."Aku menggigit bibir. Selama tiga puluh tahun usiaku, aku tidak diajarkan untuk meminta maaf dan merendahkan diri di hadapan orang lain. Tapi di hadapan Mama, entah mengapa rasanya semua mengalir begitu saja. Tak terdengar jawaban
Magbasa pa
Bab. 15B
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (15B)Aku meluruskan pinggang yang terasa penat. Nyaris setengah hari berkutat dengan angka angka rencana gathering kantor membuat kepalaku sedikit berdenyut. Kulirik jam, sudah lewat waktunya makan siang.Ponselku bergetar. Jantungku berdebar kencang mendapati nama Mbak Anik yang menghubungiku. Mbak Anik nyaris tidak pernah meneleponku. Dia tahu kalau aku sibuk dan tidak suka menerima telepon kalau bukan untuk sesuatu yang urgent."Halo? Mbak Anik?""Non, ini kenapa Tiara belum pulang ya? Biasanya jam segini kan sudah di rumah. Mbak tadi lihat mobil jemputan sekolah juga sudah lewat."Aku terkejut mendengarnya. Suara panik Mbak Anik diseberang sana membuatku semakin resah."Apa Tiara sama Non sekarang?""Gak Mbak. Gak ada." "Waduh kemana ya Non. Mbak cari kemana ini?"Aku langsung menutup ponsel dan mengubungi pihak sekolah. Seharusnya sekolah tahu bahwa selain orangtua,
Magbasa pa
Bab 16A
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (16A)Cinta, bisa membuatmu melakukan apa saja. Cinta, bisa merubahmu dari yang biasa menjadi tak biasa.Cinta, bisa memalingkan duniamu hingga terasa berhenti berputar walau sesaat.Dan cinta, menjadi alasan terbesar setiap manusia bertahan dari ketiadaan.___Mobil Mas Nabil memasuki halaman parkir kantornya tiga puluh menit kemudian. Cukup lama sehingga membuatku nyaris saja berteriak kesal kalau tidak ingat ini di tempat umum. Tatapan mata para karyawan yang heran melihatku ada di sini saja sudah cukup membuatku meredam segala emosi, meski rasanya menyesakkan. "Mama!" Tiara sudah berteriak begitu melihatku. Dia turun dari mobil dan berlari menghampiri. Kupeluk dia erat erat sebelum menyuruhnya duduk di sofa. Pakaian seragamnya sudah diganti oleh setelan celana jeans dan kaus putih lengan panjang yang tampak baru. Di belakang mereka, Mas Nabil dan Meisya berjalan mengikuti.
Magbasa pa
Bab 16B
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (16B)(Tiara sudah ketemu Vi?)Pesan WA Pak Adrian masuk ketika aku baru sampai rumah. Pesan dari Yuri juga masuk beruntun dan semuanya belum sempat kubalas. Kusuruh Tiara langsung mandi dan istirahat. Sepertinya hari ini aku harus memintakan izin dari TPA untuk tidak mengaji."Ya Allah Non. Mbak takut banget."Mbak Anik langsung memeluk Tiara. Dirangkumnya wajah mungil anakku dengan kedua tangannya."Sudah gak apa apa Mbak. Tolong ajak Tiara bersih bersih ya. Dia lelah sekali."Mbak Anik mengangguk dan langsung membawa Tiara ke kamar. Aku duduk dengan perasaan lelah. Kutatap lagi layar ponsel dalam genggaman.(Sudah Pak. Terimakasih.)(Kau tak perlu balik ke kantor. Kalau perlu, ambillah cuti sebanyak yang kau butuhkan.)Balasan Pak Adrian masuk seketika itu juga. Aku memejamkan mata. Di saat seperti ini, terkadang aku merasa rapuh dan butuh orang lain untuk menguatk
Magbasa pa
Bab 17A
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (17A)"Ini Mama beneran beliin aku hape?!" Tiara menatap kotak ponsel di tangannya dengan mata berbinar. Dia sudah lama berhenti merengek meminta ponsel setelah menemukan keasyikan ketika menggambar. Jadi sebagai gantinya aku memberinya kertas dan alat untuk menunjang hobi barunya itu. Kebanyakan yang dibuat Tiara adalah tokoh tokoh kartun dengan wajah khas Jepang. "Aku pengen bikin komik!" Serunya riang waktu itu. Aku tersenyum melihat antusiasmenya. Dia boleh jadi apa saja, aku tak akan membatasi kreativitasnya."Boleh kan aku jadi penulis komik? Atau arsitek? Atau, emm... tukang bikin baju?" Tanyanya polos. Dia belum tahu istilah designer. "Tentu saja boleh. Apa saja yang membuat Tiara bahagia." ---"Mama!" Aku tersadar. Tiara menunjukkan kotak ponsel di tangannya."Tentu saja beneran. Ya udah kalo gak mau Mama ambil lagi deh.""Eh, jangan." Tiar
Magbasa pa
Bab 17B
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (17B)"Tiara akan datang bersamaku. Suruh Mas Nabil fokus saja pada ijab kabulnya." Ujarku pada Tania ketika pagi pagi sekali dia datang untuk menjemput Tiara."Tapi Mas Nabil pesan untuk membawa Tiara pagi ini juga Vi.""Bilang padanya, pernikahannya tidak akan gagal hanya karena Tiara terlambat datang. Lagipula kalian tahu, aku tidak akan terlambat."Tania mendesah. Empat tahun menjadi ipar tentu dia tahu betapa keras kepalanya aku. "Baiklah. Tolong bantu jelaskan pada Mas Nabil ya.""Tenang saja. Saat ini yang paling dia butuhkan adalah calon pengantin dan penghulu."Tania tertawa kecil. Sejak insiden tas itu, dia sudah tak lagi membuat status yang berkaitan denganku. Uang memang seberkuasa itu. "Jam sembilan Vi." Ujarnya sebelum naik ke dalam mobil.Aku mengangguk, lalu melangkah ke dalam. Di ruang tengah, anakku sudah berdandan cantik dengan gaun berwarna
Magbasa pa
Bab 18A
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (18)If you're not the one then why does my soul feel glad today?If you're not the one then why does my hand fit yours this way?If you are not mine then why does your heart return to my call?If you are not mine would i have the strength to stand at all?I'll never know what the future bringsBut i know you're here with me knowWe'll make it through And i hope you're the one i share my life with… *Perlahan lahan, wajahku terasa hangat mendengar lagu yang disetel Pak Adrian dalam perjalanan menuju gedung tempat acara pernikahan Mas Nabil berlangsung. Lagu itu mengalun syahdu dalam mobil Honda HRV keluaran terbaru warna putih dengan interior yang elegan. Menyadari artinya, dan lelaki yang kini memegang kemudi dengan raut wajah tenang, lelaki yang sudah dua tahun ini tak lelah memberiku perhatian, dadaku langsung berdesir."Om Rian, siapa saja nama kucing Om?" Suara Tiara yang duduk di b
Magbasa pa
Bab 18B
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (18B)Astaga. Bisa bisanya dia ngegombal di saat seperti ini. Aku membuang pandang dengan perasaan jengah sementara Pak Adrian tertawa kecil melihat reaksiku.Kami semua lalu terdiam ketika pembawa acara mulai membacakan susunan acara. Dan acara intinya yaitu pembacaan ijab kabul yang akan segera dilaksanakan langsung diserahkan pada Ayah kandung Meisya dengan disaksikan oleh penghulu dan beberapa saksi yang sudah ditunjuk. Suasana seketika menjadi hening, menantikan Mas Nabil mengucapkan ijab untuk kedua kali dalam hidupnya. Aku menunduk, menghindari pandangan mata Mas Nabil yang sesaat tadi menatapku sebelum dia kembali fokus pada meja di depannya. Apa yang dia pikirkan? Kenapa dia terus menatapku sementara selama ini sebelumnya, sekalipun dia tak mau melihatku padahal aku berada begitu dekat djengan jangkauannya. Apakah semua lelaki begitu? Merasa begitu berharga saat di kejar, dan lalu penasaran ketika si pembu
Magbasa pa
Bab 19A
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (19A)"Jadi, dari mana Bapak mengenal Ayah Meisya?" Tanyaku begitu mobil keluar dari pelataran gedung. Aku bukan tipe orang yang suka menyimpan pertanyaan, sibuk menerka nerka sendiri sampai akhirnya tak bisa tidur karena penasaran. Jika lelaki di sampingku ini memang serius, dia tentu tak akan menyembunyikan apapun dariku.Adrian menoleh sejenak, lalu kembali fokus pada setir di tangannya."Aku akan jelaskan Vi. Tapi kita harus berhenti dulu. Kita tidak sempat makan tadi. Aku tak mau anak cantik di belakang itu kelaparan."Aku tersenyum menyadari Tiara di belakang yang sedang sibuk mengutak atik ponselnya. Adrian membelokkan mobilnya ke halaman sebuah restoran seafood yang kebetulan sudah buka menjelang jam makan siang. Diajaknya kami duduk di meja sudut ruangan dengan kursi yang nyaman. Setelah memesan makanan, dia kemudian malah sibuk dengan Tiara. "Gimana kalau Ara masuk sanggar menggambar saja? Su
Magbasa pa
BAB 19B
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (19B)(Maaf aku tak bisa memutuskan saat ini. Mas Nabil baru saja menikah. Tiara harus beradaptasi dulu dengan itu karena selama ini, selama aku tinggal di rumah Mama, Tiara tak mengenal arti perpisahan.)Kukirimkan pesan WA itu pada Adrian, menjelang tengah malam. Tiara sudah lelap sejak habis isya. Wajahnya tiba tiba saja tampak murung. Aku sungguh khawatir dia akan mengira aku juga akan meninggalkannya. (Tidak apa apa Vi. Aku akan menunggu sampai kapanpun. Maafkan aku yang membuat Tiara jadi murung. Aku sangat merasa bersalah.)(Tenang saja Pak. Tiara anak yang pemaaf.)(Aku akan menebusnya Vi. Aku sungguh sayang pada kalian. Dan tolong, berhenti memanggilku Bapak. Usiaku memang sudah tiga puluh lima tahun, tapi aku belum pernah menikah. Aku akan menikah kalau proposalku diterima.)Aku tersenyum membaca pesan itu. Kuletakkan ponsel di atas nakas tanpa berniat membalasnya. Kuakui hatiku berd
Magbasa pa
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status