Raka berlari terbirit-birit. Ia sudah secepatnya mengemudikan mobil dari Jakarta ke Bandung. Waktu tempuh yang seharusnya 1.5 jam berhasil ia tempuh dalam 1 jam. Rasanya de javu.
Ia dikabari Vino bahwa Kyra pingsan di kampus. Ini sudah kedua kalinya. Mengingat bagaimana kondisi kesehatan Kyra akhir-akhir ini yang menurun, tentu saja Raka sangat takut. Apalagi, setelah mendengar ucapan kejam dari mamanya. Meskipun pagi ini Kyra mengatakan dirinya baik-baik saja, namun Raka tak percaya. Dan kini ia menyesal, seharusnya ia tidak pergi ke Jakarta, seharusnya ia ada di sisi Kyra.Nafas Raka terengah-engah begitu sampai di depan pintu IGD. Ia mengedarkan pandangannya ke sana sini, mencari Vino yang katanya menunggunya di pintu IGD. Tapi, tempat ini entah kenapa jadi terlihat sangat ramai dan sibuk."Oy, Ka!"Raka terlonjak saat pundaknya ditepuk dari samping. Ia langsung menoleh dan ternyata itu Vino yang ia cari. "Kyra! Mana Kyra?!""Santai, BTak heran jika Kyra mengalami anemia, itu karena penyakit lemah jantung yang dideritanya, juga nafsu makan yang menurun karena mual-mual yang umum dialami wanita yang hamil muda. Tentu, respon tubuh Kyra lebih parah dari wanita hamil lainnya. Selain jarena masih berumur 19 tahun, juga karena dia sakit. Meski begitu, Kyra tidak bisa berhenti merasa bahagia. Bagaimana pun juga, inilah yang ia tunggu-tunggu.Pagi itu, Raka terpaksa meninggalkan Kyra untuk pergi ke Jakarta. Meski Kyra ingin Raka terus ada di sampingnya, tapi Kyra tidak boleh egois. Raka harus ke Jakarta demi impiannya mendapatkan D'Kratos. Kyra pun mendukung itu, tentu saja. Ia harus bisa mengendalikan diri dan emosi, terutama di masa-masa seperti ini. Tapi, hal besar yang membuat Kyra ingin egois bukan karena ingin bermanja saja, tapi ingin mendapatkan perlindungan dari Raka. Bukan hanya Raka, tapi dirinya pun khawatir, sebab Nirmala dan Tika akan datang untuk menjenguk dan mengucapkan selamat padanya.Ent
Kehamilan Kyra sudah memasuki umur 2 bulan. Kondisi Kyra bisa dikatakan cukup baik untuk perempuan hamil yang menginap lemah jantung. Namun, bukan berarti Kyra tak melewati masa-masa sulit awal-awal bulan pertama kehamilannya.Setidaknya seminggu sekali, Kyra akan terbaring lemas di kasur, mengalami sesak nafas, hingga ketidakstabilan tekanan darah. Mual-mual masih kerap ia rasakan, meski tidak setiap hari semakin lama waktu berlalu. Namun, tentu saja, banyak pekerjaan yang sedikit terabaikan olehnya karena itu. Bukan hanya urusan perkuliahan, tapi juga urusan kantor di Mahesa Group. "Jangan pakai alasan hamil," kata Pratama. "Oke, jajaran direksi lainnya memaklumi, tapi saya nggak bisa memaklumi ini. Walaupun pekerjaan kamu selesai dengan baik, tapi semua terlambat dikerjakan, membuat pekerjaan lainnya juga mundur. Saya tahu kamu sakit, tapi jangan pakai alasan itu. Ini pilihan kamu. Ngerti?"Kyra mengangguk. "Baik, saya mengerti," jawabnya.Pratama menghela nafas kasar. "Yaudah, san
"Kak," panggil Kyra ketika mereka sedang makan malam bersama. Kyra yang memasak, karena sudah lama dia tidak memasak untuk Raka sejak ia hamil. "Kakak nggak curiga sama Arum?""Hm?" Raka berhenti mengunyah sesaat untuk menatap Kyra, seakan ia mencoba memahami apa yang Kyra pikirkan. "Kenapa? Apa ada hal yang dia lakukan yang nggak kamu suka?"Kyra menggeleng. "Malah, berkat dia kondisiku stabil. Aku nggak gitu kelelahan, apalagi dia bisa bekerja dengan baik untuk urusan perusahaan. Dia juga mencari informasi yang aku butuhkan dengan baik. Aku bisa istirahat lebih banyak, kecuali untuk urusan tugas akhir," ungkap Kyra. "Tapi, semua terlalu... um, apa, ya? Kalau dibilang mencurigakan, nggak juga. Tapi, entah kenapa rasanya nggak pas aja, gitu." Ia menarik punggungnya untuk bersandar, melipat kedua tangan menyilang di depan perut, lalu mendongak menatap langit-langit.Raka meletakkan alat makannya, padahal ia pun belum menghabiskan makanannya. Ia menatap Kyra dengan serius. "Hal apa aja
Kyra tidak salah saat dia merasa bahwa dirinya menjadi lebih sensitif. Dia benar-benar menjadi lebih sensitif, padahal sudah memasuki 5 bulan sekarang. Ia sensitif bau, cahaya, suara, bahkan perasaannya menjadi sangat sensitif sekarang. Terutama, jika berhubungan dengan Raka.Memang, akhir-akhir ini Raka lebih sibuk, sehingga Kyra lebih banyak menghabiskan waktu sendirian di rumah. Ia kerap melamun dan menangis karena merindukan Raka. Padahal, selama ini ia hidup mandiri dan memang tidak mendapatkan perhatian dari Pratama dan Nirmala. Ia berpikir, perasaannya seperti ini karena sudah terbiasa dengan perhatian yang Raka berikan. Ia menjadi ketergantungan.Hari ini, akhirnya Raka tidak perlu pergi ke Jakarta atau pergi mengurus urusan perusahaan. Kyra juga tidak ada kegiatan di perusahaan akhir pekan ini. Jadi, ia bermaksud untuk mengajak Raka untuk menghabiskan waktu berdua saja dengannya di rumah, jauh dari pekerjaan, jauh dari urusan lainnya. Kyra merasa kesepian akhir-akhir ini, wal
Arum bilang, hari ini dia tidak bisa pergi bekerja karena alasan sakit. Meski Kyra selalu curiga padanya sejak tahu bagaimana sikapnya yang kegatalan pada Raka itu, tapi Kyra masih memiliki belas kasih dan masih membutuhkan bantuannya. Apalagi, sejak kemarin Arum memang terlihat kurang sehat. Jadi, Kyra menyuruhnya beristirahat 2-3 hari ini. Toh, kondisi Kyra akhir-akhir ini sangat baik dan stabil.Memasuki kehamilannya 6 bulan, Kyra memang merasa tubuhnya lebih berat dengan penambahan berat badan, belum lagi harus membawa perut besarnya kemana-mana. Ia pun mulai kesulitan memakai baju-bajunya yang dulu, hingga ia harus membeli baju besar atau baju hamil, pun dengan celananya. Bahkan, kini ia lebih nyaman menggunakan rok selutut atau setengah betis. Style-nya masih seperti anak muda, tapi tentu saja ia adalah perempuan hamil sekarang."Mana Arum?" tanya Jess ketika mereka baru saja keluar kelas dan hendak pergi ke parkiran."Sakit. Dari kemaren udah kelihatan nggak sehat. Kayaknya kec
Raka kalang kabut, entah sudah keberapa kalinya, dan itu karena Kyra. Bukan karena ia takut Kyra membencinya dan meminta bercerai dengannya setelah apa yang terjadi tiga hari lalu, tapi karena ia takut Kyra tidak akan bangun lagi dan memilih untuk berhenti, meninggalkannya sendirian, membawa anak mereka pergi. Raka takut jika dirinya sudah menyakiti Kyra, meski ia percaya bukan dirinya yang bersalah.Sore itu, Raka pulang dari membantu Vino mengurus acara pesta kelulusan untuk angkatan mereka. Lelah, apalagi Raka habis dari Jakarta untuk mengurus perusahaan. Jadi, ia pun memilih untuk merebahkan badan di ruang tamu. Salahnya, ia tidak mengunci pintu, karena ia ingin Kyra bisa langsung masuk. Sungguh, Raka tidak berpikir bahwa Arum akan datang, padahal Kyra sudah memberitahunya bahwa Arum sakit hingga tidak bisa bekerja hari itu.Sore itu ia tertidur terlalu lelap, sampai ia tak sadar pintu terbuka dan Arum masuk untuk mendekatinya. Raka sadar karena seruan Kyra. Ia tak percaya bahwa A
Kondisi Kyra memang buruk, tapi tidak seburuk yang ia khawatirkan. Nyatanya, memang kerja jantungnya yang lemah semakin melemah. Namun, kali ini ia kembali berhasil melewati masa kritisnya. Nyatanya, Tuhan masih menyuruhnya untuk berjuang hidup sekali lagi, karena masih ada masalah yang harus ia selesaikan.Setelah seminggu dirawat, akhirnya ia diperbolehkan pulang. Tentu saja, Raka tidak berniat untuk meninggalkan Kyra selama tiga pertama setelah Kyra keluar dari rumah sakit. Ia sudah menjelaskan masalahnya pada Angga, dan ayah mertuanya itu mengerti. Namun, penyebab utama permasalahan rumah tangga mereka tetap dirahasiakan dari kedua orang tuanya maupun kedua mertuanya.Sudah dua minggu semenjak Kyra keluar dari rumah sakit dan ia tak lagi mendengar kabar tentang Arum. Hari ini, ia baru saja pulang dari pemeriksaan rutin kandungannya dan jantungnya. Tentu saja, kali ini Raka menemaninya. Semenjak kejadian Arum, Kyra sadar bahwa Raka tidak mau menghabiskan lebih banyak waktu jauh dari
"Kamu jadi istri, kok, nggak bisa jaga suaminya? Bisa-bisanya kamu ngebiarin Raka begituan sama cewek lain yang bahkan itu adalah asisten pribadi kamu," kata Nirmala dengan sinis. "Kamu juga, Raka. BIsa-bisanya kamu kayak gitu ke cewek lain, padahal istri kamu lagi hamil. Kalian, 'kan, masih bisa berhubungan. Jangan laper mata. Tahan nafsu.""Kenapa Mbak jadi marahin anak saya?" sanggah Tika.Kini, Kyra dan Raka duduk bersebelahan di ruang tengah rumah minimalisnya. Ada Nirmala dan Tika, juga Pratama dan Angga. Baru sehari semenjak kedatangan Arum dengan test-pack dia yang menunjukkan hasil positif, ternyata kabar itu sudah sampai ke telinga kedua orang tua mereka. Bahkan, media massa sudah mulai menyebarkan kabar tersebut dengan sangat heboh. Namun, hal ini sudah masuk dalam perhitungannya."Ini benar-benar memalukan nama keluarga," ujar Pratama. "Kyra, bagaimana kamu menghadapi ini? Kamu bisa ditendang sama jajaran direksi karena kasus ini. Posisi kamu benar-benar ada di ujung tandu