All Chapters of Pria Yang Dijodohkan Denganku Adalah Pacarku: Chapter 21 - Chapter 30
131 Chapters
Bab. 22
Meski satu bus dengan Clare dan Ansley, Reagan langsung berpisah dengan kedua wanita itu karena Luke memanggilnya. Matanya bahkan merambat ke semua orang untuk melihat wajah yang paling ia harapkan. Saat matanya yang indah itu menangkap sosok yang sedari tadi diincarnya senyum Reagan langsung melebar. Dilihatnya Clare sedang berdiri di pinggir kolam sambil memandangi pemandangan di luar vila yang di penuhi pohon pinus. Wanita itu bahkan beberapa kali mengambil gambar dari kamera yang dibawanya untuk mengabadikan momen itu. Reagan senang dan hendak menghampirinya. Namun baru dua kali kakinya melangkah suara Luke menghentikannya."Reagan?""Ada apa?" kesal Reagan."Barang-barang kita taru di mana?""Cari pelayan vila, tanya di mana kamar yang mereka sediakan untukku lalu taru saja semua barangmu di sana.""Baiklah, terima kasih."Reagan menggeleng kepala sambil menatap kepergian temannya. Saat tubuhnya hendak berbalik untuk menatap Clare suara
Read more
Bab. 23
"Iya, tapi kenapa? Apa orangtuanya sering mengekangnya? Kalau aku menilai dari caranya memandangku sepertinya dia memiliki perasaan yang sama denganku, Ans. Apa mungkin orangtuanya melarang dia untuk tidak sembarang bergaul? Dia seperti membuat tembok di antara kami. Tapi aku bisa mengerti kenapa dia bersikap seperti itu. Itu karena dia anak pemilik universitas, sedangkan ayahku hanya seorang investor di universitas ini. Ah, aku mengerti, mungkin dia sengaja menjaga jarak karena malu bergaul dengan orang di bawah derajatnya. Dia anak pemilik universitas, berarti keluarga mereka sangat kaya." Ansley menangkap ekspresi putus asa di wajah Reagan. "Kumohon buang jauh-jauh pikiranmu itu, orang tua Clare tidak seperti itu dan Clare juga tidak seperti yang kau bayangkan. "Kalau bukan itu lantas karena apa? Tidak mungkin wanita secantik dia tidak memiliki pacar jika bukan karena tekanan dari orangtuanya atau dari sikapnya yang suka memilih." "Baiklah," kata Ansley pa
Read more
Bab. 24
Mr. Harvest tersentak. Emosinya meluap begitu mendengar nama itu. "Apa yang membuatmu berpikir begitu? Kenapa kau berpikir kalau calon istrimu itu bernama Agatha, hah? Ingat, Reagan, kau itu sudah dijodohkan dan calon istrimu bukan Agatha!"Ellena terkejut. Meski tidak tahu apa yang dibicarakan anaknya dari balik telepon, tapi ia bisa tahu apa yang membuat emosi sang suami meluap."Dari mana kau beranggapan bahwa wanita itu yang kami jodohkan denganmu?""Maaf, Dad, aku hanya ingin tahu saja. Siapa tahu Daddy menjodohkan kami kerena ayahnya teman Daddy.""Aku mengenal ayahnya? Kapan aku mengatakan diriku bersahabat dengan orangtuanya?" kata Alex marah.Ellena semakin penasaran. Saking penasan ia mencondongkan tubuh dan menumpang telapak tangannya ke dagu."Bukankah Daddy sendiri yang bilang padaku bahwa ayahnya dan Daddy bersahabat?""Aku? Kapan?!" emosi Alex semakin tinggi, "Jangan banyak bicara, Reagan. Kau pikir bisa mengalihkanku d
Read more
Bab. 25
"Tidak, Dad, semua ini justru sudah jalannya Tuhan agar aku bisa bersamanya. Yang penting Daddy dan mommy setuju aku bersamanya aku akan berusaha untuk mendapatkannya, Dad." Senyum di wajah Alex terlihat. "Jangan, Reagan, dia itu sudah punya laki-laki untuk masa depannya. Begitu juga sebaliknya, kau sudah punya wanita masa depan untuk menjadi istrimu." Suara lemah sang suami membuat Ellena melebarkan mata. Ia semakin penasaran dan ingin tahu apa yang sebenarnya kedua laki-laki itu bicarakan. "Tidak, Dad. Selama belum ada ikatan apa-apa di antara kami aku rasa tidak ada salahnya untuk mencoba. Lagi pula dia juga menyukaiku, Dad." Alex terkejut. "Clare menyukaimu?" "Iya dan aku rasa tidak ada salahnya kalau aku mendekatinya?" "Tidak masalah, tapi kau harus ingat___" "I know and i promise you, Dad, aku tidak akan mempermalukan Daddy dan mommy. Aku akan selalu menjaga nama baik keluarga Harvest ... aku janji, Dad. Tapi kumohon ijinkan aku berjuang untuk mendapatkannya. Meskipun aku
Read more
Bab. 26
Sambil berbaring dengan tubuh bagian atas yang terbuka Reagan sedang menatap langit-langit kamarnya yang berwarna hitam sambil memikirkan Clare. "Kau wanita yang cantik, Agatha. Kau wanita yang luar biasa. Kau ...."Hati Reagan sangat bahagia ketika membayangkan sikap Clare yang sudah tak sedingin saat pertama kali mereka bertemu. Kegiatan di vila itu membuat mereka cukup akrab dan hal itu terus terbayang dalam pikiran Reagan."Aku tidak akan menyerah, Agatha. Aku tak akan menyerah, aku akan terus mendekatimu sampai kau mau menerimaku."Drtt... Drtt...Bunyi getaran ponsel mengejutkan Reagan. Ekspresi yang tadinya melamun tinggi membayangkan sosok wanita idamannya itu kini berubah datar. Ia bangkit dan mengambil benda itu dari atas nakas."Halo, Ans?" sapanya ramah."Kau tadi meneleponku? Maaf, tadi aku bersama ibuku.""Tidak apa-apa. Aku boleh minta sesuatu?""Apa?""Kontaknya Agatha.""Kontak Clare? Aku pikir kau sudah meminta kontaknya langsung tadi waktu di vila.""Belum, dan aku
Read more
Bab. 27
Ansley terkekeh. "Aku tidak bisa bilang tidak atau iya. Tapi sebagai sahabat kalian berdua aku sangat senang jika kalian akan dipersatukan oleh perjodohan. Namun meskipun kalian sudah sama-sama dijodohkan, aku rasa untuk sekarang tidak ada salahnya kau mendekatinya, toh dia kalian sama-sama belum menikah.""Kau memang sahabat terbaikku, Ans. Yah, sudah, sekarang kau kirimkan kontak Agatha kepadaku. Aku ingin menghubungi dan mendengar suaranya sebelum tidur. Aku sangat merindukannya.""Siap. Tapi kalau dia tanya dapat dari mana kontaknya kau akan menjawab apa?""Aku akan bilang kalau Ansley lah yang memberikannya.""Reagan! Kau ingin dia marah memusuhiku, hah?"Mereka sama-sama tertawa kemudian memutuskan panggilan.Di sisi lain.Dengan tubuh segar sehabis mandi dan masih terbalut bathrobe berwarna putih Clare keluar dari kamar mandi sambil mengenakan handuk di kepala. Gerah akibat aktivitas di vila membuatnya ingin berendam meski sudah larut malam.Saat ini Clare sedang berada di ruan
Read more
Bab. 28
Clare menggeleng. "Tidak, Mami, aku sengaja tidak memberitahukan hal itu kepada mereka. Kalaupun mereka tahu itu berarti Ansley yang membocorkannya." Kensky tersenyum sebelum akhirnya ia meraih sebelah tangan Kensky lalu berkata, "Sayang, maafkan aku, sebenarnya aku ke sini ingin membahas soal perjodohanmu." Ekspresi Clare yang tadinya ceria kontan berubah. Kensky menangkap ekspresi itu. Sebagai ibu ia bisa merasakan kesedihan yang terpancar dari wajah cantik anaknya. "Ada apa, Sayang?" tanya Kensky lemah, "Maaf kalau kata-kata itu membuatmu tersinggung." Clare balas menatapnya. Dengan terpaksa ia tersenyum lalu menjawab, "Aku tidak apa-apa, Mami. Entah kenapa sekarang setiap kali mendengar kata perjodohan hatiku rasanya ragu." "Itu karena kau belum tahu siapa pria itu. Seandainya kau sudah tahu siapa dan kriterianya seperti apa, aku yakin kau pasti akan senang setiap kali mendengar kata perjodohan." Clare kembali menunduk. "Entalah, Mami. Tapi ada baiknya aku tidak tahu siapa
Read more
Bab. 29
"Begitu dong," kata Kensky. Ia kemudian berdiri dan merapikan pakaiannya, "Baiklah, kau istirahat saja. Selamat malam." Clare hanya bisa menatap tubuh ibunya yang berlalu di balik pintu. "Kalau seperti ini lama-lama aku bisa semakin suka padanya. Tidak, aku tidak boleh menyukainya." Ting! Bunyi notifikasi membuat Clare terkejut. Ia berdiri dan meraih ponselnya yang ada di atas nakas. Namun bukannya melihat pesan yang baru saja masuk ke dalam ponsel itu, Clare malah kembali ke sofa dan duduk di sana. Ia menelan setengah susunya lalu kembali memeriksa pesan yang ternyata dari nomor tanpa nama. "Selamat malam, Agatha. Apa kau sudah tidur? Maaf mengganggumu." Zet! "Siapa ini?" Clare mengamati setiap angka yang tertera milik si pengirim pesan, "Kalau dia menyebutkan nama Agatha itu berarti teman sekolah dulu. Tapi siapa, ya?" Clare mulai menekan huruf-huruf di papan keyboard ponsel untuk membalas pesan tersebut. "Malam juga. Maaf ini siapa, ya?" Clare menekan tombol kirim. Setelah
Read more
Bab. 30
Clare lagi-lagi terkejut. "Berarti sudah sejak kapan kau mengenalku?" "Sejak lama dan aku sangat senang waktu melihatmu pertama kali ada di kampus yang sama denganku." Clare tersenyum. "Selama itukah dia menantiku?" tanya Clare dalam hati, "Tapi tunggu, kenapa ayahnya menceritakan tentangku kepadanya?" Clare berkutat memikirkan hal itu. "Agatha?" Suara bariton Reagan membuatnya kaget. "Iya?" "Kau ingin tidur? Kau pasti sangat lelah, ya?" "Tidak apa-apa. Oh, iya, aku minta maaf soal kejadian di kolam tadi." "Kau tidak perlu minta maaf, Agatha. Tapi, sumpah, selama melakukan kegiatan kampus dan menjadi panitia baru kali ini aku sangat bahagia. Mungkin itu karena ada kau di sampingku." Bukannya marah mendengar kata-kata itu Clare justru senang. Wajahnya kembali memerah dengan perasaan berbunga-bunga. Ini pertama kali baginya dipuji oleh seorang pria secara langsung. "Agatha?" "Ya?" "Maaf kalau aku tidak berani berbicara seperti ini padamu secara langsung, tapi entah kenapa ber
Read more
Bab. 31
Ansley sebenarnya tidak perlu terkejut mendengar kata-kata itu. Ia cukup tahu diri dan sadar kenapa Reagan menghubungi Clare. Namun tak ingin hal itu dicurigai temannya, ia bersikap seolah-olah dirinya terkejut. "Reagan menghubungimu? Dari mana dia tahu kontak teleponmu, Clare?"Wanita itu terkekeh dan hal itu membuat Ansley terheran-heran. Dia penasaran dan ingin tahu apa yang dikatakan Reagan kepada temannya itu semalam sampai membuatnya senang seperti sekarang."Entah benar atau tidak, tapi aku percaya apa yang dia katakan."Ansley semakin penasaran. "Memangnya apa yang dia katakan?""Kata Reagan dia menyuruh ayahnya untuk meminta kontak teleponku dari ayahku. Jadi ayahkulah yang telah memberikan nomorku kepada ayahnya."Ansley terbahak. Ia tak menyangka kalau Reagan bisa memberikan alasan itu kepada Clare hanya demi menyelamatkannya. Namun pikirannya langsung tertuju pada satu hal, tawanya pun langsung terhenti dan kembali menatap Clare. "Reagan menyuruh ayahnya untuk menghubungi
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status