All Chapters of Dalam Diamku: Chapter 41 - Chapter 50
75 Chapters
BAB 41
POV Rumah RajasaBaru sehari ditinggalkan oleh Miranda, rumah Bu Merry sudah terasa sangat tidak nyaman. Tidak ada yang memasakan sarapan dan makan malam, lantai terasa berdebu karena tidak disapu dan dipel, serta cucian kotor yang menumpuk di sudut kamar.Bu Merry mencoba mengerjakanya sendiri karena dia tidak punya ART, namun raga yang mulai renta membuat staminanya tak sekuat dulu. Sedangkan mencari ART juga tidak semudah yang dibayangkan olehnya. Dia harus rela merogoh kocek yang lumayan dalam, selain itu dia juga belum tentu cocok dengan hasil kerja ART.Sambil menahan pinggangnya yang kesakitan karena lelah mengerjakan pekerjaan rumah, Bu Merry memustukan untuk segera menghubungi agen penyalur tenaga kerja dengan tujuan mencari ART (Asisten Rumah Tangga).Biasanya Miranda yang mengerjakan seluruh pekerjaan di rumahnya, kali ini ia tidak bisa lagi memanfaatkan menantunya itu karena Miranda telah pergi.Bu Merry segera menekan tombol telepon rumahnya untuk menghubungi kantor jasa
Read more
Bab 42
Panti Asuhan Cahaya HarapanPanti asuhan di mana Miranda tinggal terletak di pinggiran kota, tidak terlalu masuk ke desa namun juga lumayan jauh dari hiruk pikuk dan keramaian kota. Udara pagi masih terasa sejuk dan pepohonan hijau serta persawahan masih banyak di temukan di sekitar panti.Setiap hari Miranda selalu bangun di pagi hari sebelum waktu subuh. Ia melakukan sholat tahajud dilanjutkan sholat subuh bersama anak-anak panti. Selain Bu Isa ada satu orang lagi yang membantunya menguurs anak-anak panti yaitu Mba Santi. Beliau memang tak tidur di panti tersebut namun tinggal tak jauh dari panti. Setiap sehabis subuh Mba Santi akan datang untuk membantu menyiapkan sarapan anak-anak panti sebelum mereka pergi sekolah. Setelah itu akan memandikan anak kecil yang belum bisa mandiri.Panti asuhan Cahaya Harapan dihuni oleh lima belas orang anak dengan berbagai usia, yang terkecil mulai dari bayi usia enam bulan hingga yang terbesar berusia lima belas tahun. Meski begitu mereka semua te
Read more
Bab 43
Tommy dan Ratna memutuskan untuk menginap di Panti Asuhan Cahaya Harapan demi menemani Miranda. Kebetulan besok adalah hari Sabtu sehingga Ratna libur praktik, sedangkan Tommy yang seorang Youtuber bekerja tak terikat waktu sehingga dia bebas menentukan kapan harus bekerja dan kapan bisa libur ketika dirasa ada hal penting.Sehabis solat Isya, Tommy, Ratna dan Miranda duduk-duduk di balai Panti, sementara anak-anak panti sudah masuk ke kamar dan bersiap untuk tidur. Mahesa juga sudah berada di kamar untuk bersiap tidur. Masalah waktu, anak-anak di sini memang dididik untuk selalu disiplin dan mengikuti jadwal.Angin malam terasa sejuk menyapu kulit tiga orang sahabat yang sedang menghabiskan waktunya bersama. Miranda menyajika teh hangat untuk mereka bertiga, sementara Tommy baru saja datang membawa martabak manis."Setelah ini apa rencanamu Mir?" Tanya Tommy sambil menyomot potongan martabak dan menggigitnya dengan nikmat.Miranda tak langsung menjawab, matanya menerawang memandang l
Read more
Bab 44
"Loh, kenapa begitu Mir?" Tommy nampak terkejut dan tidak terima jika Miranda menunda-nunda rencananya"Belum ada sarananya Tom! Mungkin aku harus mengerjakan hal lain dulu supaya bisa dapat uang dan beli laptop" Ucap Miranda jujur"Ya ampun Mir, kamu gak lihat dua sahabatmu yang sudah sukses dan banyak uang ini yah?" Ucap Tommy agak kesal dengan ucapan Miranda. Sementara Ratna tertawa melihat tingkah Tommy."Kalau masalahnya hanya seperti itu, kita pasti bantu kamu kok!" Ratna mengucapkan dengan nada lembut pada Miranda."Besok kita beli laptop Mir" Ucap Tommy pasti"Beneran Tom? " Ucap Miranda"Ya iyalah" Tommy memastikan.Lagi-lagi Miranda merasa beruntung memiliki sahabat yang sangat pengertian dengan keadaanya. Karena masalah Miranda sudah ditemukan jalan keluarnya, obrolan selanjutnya membahas hal-hal ringan yang membuat mereka tertawa."Hoaamb,," Ratna menguap sambil merentangkan tanganya. Dia mulai merasa ngantuk dan ingin beranjak ke tempat tidur."Wooy, mau kemana Na?" Tegur
Read more
Bab 45
Pagi yang cerah di Panti Asuhan Cahaya Harapan.Miranda dan Mba Santi sudah selesai menyiapkan sarapan untuk anak-anak hari itu. Karena hari libur, maka anak-anak tidak berangkat ke sekolah dan menikmati waktu bebasnya untuk bermain maupun mengerjakan tugas sekolah yang diberikan guru mereka.Selepas sarapan, Tommy dan Ratna pun bersiap-siap untuk pulang. Ia mengemas barang-barangnya dan memasukanya ke dalam tas ransel hitam.Rencananya sehabis sarapan Tommy dan Ratna akan pulang, namun Tommy bermaksud mengajak Miranda untuk membeli laptop yang akan digunakan Miranda bekerja."Mir, kamu siap-siap sama Mahesa gih, kita jalan sekalian beli laptop" Ucap Tommy pada Miranda"Sekarang?" Tanya Miranda memastikan"Iyalah, soalnya besok aku mau kerja ke luar kota, mungkin semingguan baru balik""Tapi nanti diantar ke sini lagi kan Tom?" Miranda sedikit khawatir"Iyalah masa ku bawa pulang kamu Mir,, hehehe!" Tommy terkekeh meledek sahabatnya"Enak aja, emangnya aku barang!" Miranda menuruti pe
Read more
Bab 46
Pov : Suasana rumah rajasa tanpa Miranda"Murnii,, murnii,, kesini cepat!" Teriak Alexa dari dalam kamarnya dengan suara yang menggelegar bagaikan petir. Murni yang sedang menyetrika baju di lantai bawah pun tergopoh-gopoh segera menuju sumber suara yang memekakan telinga itu. Kamar Alexa berada di lantai dua, sementara Murni menyetrika baju di lantai bawah, bisa dibayangkan bagaimana repotnya harus berlari agar majikanya tak sampai memarahi dirinya."Iya ada apa Nyonya?" Tanya Murni dengan nafas yang sedikit tersengal karena habis menaiki tangga. Wajahnya tertunduk karena dia tahu, pasti dia telah melakukan kesalahan."Lihat noda ini? baju mahalku kenapa masih ada nodanya sih? kamu tau berapa harga baju ini?!"Murni yang ketakutan mencoba meneliti baju yang dimaksud oleh majikanya."Ma maaf Nyonya, ijinkan Murni ulangi cuci lagi yah?" Ucap murni dengan terbata, khawatir majikanya semakin marah"Cuci sekarang! aku mau pake baju itu sekarang ke kantor Rajasa!""Tapi kan masih banyak ba
Read more
Bab 47
Kemarahan Bu Merry terhadap Murni benar-benar membuatnya trauma, Murni segera masuk ke dalam kamarnya dan mengemasi pakaianya sambil menangis. Ia tentu tidak tahan bekerja pada majikan yang mempunyai temperamen keras dan semena-mena saat marah.Walaupun mengakui bahwa ia melakukan kesalahan saat bekerja, namun Murni sebenarnya berharap Bu Merry bisa memaafkanya. Namun kenyataanya tidak, hati perempuan paruh baya itu benar-benar keras seperti batu. Hal ini membuat Murni memilih untuk mengundurkan diri dari pekerjaanya.***POV Bu MerryEntah mengapa rasanya begitu ingin melampiaskan kemarahanya pada Murni. Sebenarnya baju Rajasa yang dirusakan oleh ARTnya bukan lah baju yang spesial. Putranya bisa membelinya kembali dengan mudah, namun bayangan Miranda membuat emosi Bu Merry memuncak saat Murni membuat kesalahan.Dahulu Miranda sangat berhati-hati saat bekerja, ia mampu mengerjakan seluruh urusan rumah tangga di rumah ini seorang diri dengan baik. Namun sekarang saat dia menggunakan ja
Read more
Bab 48
"Rajasa, kamu sepertinya sangat sibuk akhir-akhir ini hingga lupa memberikan perhatian pada istrimu Nak!" Ucap Bu Merry di sela-sela acara makan malam"Pekerjaan memang sedang padat Ma, tanya saja pada Papa" Jawab Rajasa"Ya, pekerjaan memang sedang padat, tapi Papa bisa handle kalo kamu mau ambil cuti untuk honeymoon sama Alexa nak" Jawab Papa Rajasa mendukung istrinya."Iyaa,, kasian Alexa dia sedang hamil dan butuh perhatian sayang" Ucap Bu Merry.Rajasa sebenarnya tidak tertarik untuk honeymoon bersama Alexa, bahkan dirinya sengaja menghindari Alexa dengan berangkat kerja pagi-pagi dan pulang malam agar waktu bertemu dengan Alexa tak terlalu banyak. Semenjak kepergian Miranda dan Mahesa, Rajasa merasa kurang bersemangat menjalani hidupnya. Hasratnya pada Alexa pun terasa telah padam begitu saja."Maafkan Rajasa Ma, Pa, Rajasa gak bisa memberikan hati Rajasa pada Alexa seutuhnya karena ,," Rajasa tak melanjutkan kalimatnya, ia tahu orangtuanya tak menyukai jika nama Miranda disebut
Read more
Bab 49
Brugh!Pukul lima pagi sebuah suara terdengar seperti orang jatuh di depan pintu. Seorang teman wanita yang memapah Alexa tak kuat menopang tubuhnya sehingga Alexa jatuh tepat di depan pintu rumah Rajasa.Bu Merry yang mendengar suara langsung membuka pintu untuk memeriksa. Betapa kagetnya dia melihat menantu kesayangannya pulang dalam kondisi mabuk parah.Bagaimana mungkin Alexa yang sedang hamil malah mabuk seperti ini. Bu Merry pun membantu Alexa masuk dengan memapahnya dan mendudukkannya di sofa.a"Tante, Alexa mabuk berat jadi saya antar pulang karena bahaya kalo nyetir sendiri" Ucap teman wanita Alexa dengan sopan."Terimakasih yah" Ucap Bu Merry,ia tak banyak bicara karena masih shock dengan kondisi menantunya."Saya pamit dulu Tante" Ucap teman wanita Alexa"Eh tunggu, siapa namamu?""Saya Sarah Tante""Oh Sarah, terimakasih sudah mengantar Alexa yah""Sama-sama Tante" Perempuan muda bernama Sarah pun langsung pergi.Rajasa yang baru keluar kamar mendekat, ia memeriksa kondis
Read more
Bab 50
Tiba di kantor terlalu pagi, sebenarnya Rajasa tidak memiliki pekerjaan yang terlalu penting. Ia hanya menghindari ocehan ibunya agar selalu memberikan perhatian pada Alexa yang sedang hamil. Tapi jangankan memberikan perhatian, bertemu dengan Alexa saja Rajasa merasa enggan.Sudah satu bulan sejak Miranda meninggalkan rumah, namun bukanya Rajasa merasa bahagia dengan Alexa dia malah semakin tersiksa karena merindukan Miranda.Hatinya masih selalu memikirkan Miranda dan Mahesa, dia masih berharap Miranda kembali padanya.Awalnya Rajasa berfikir bahwa Miranda hanya sementara meninggalkan dirinya, namun ia baru menyadari bahwa kepergian Miranda kali ini adalah hal yang serius. Sepertinya Miranda memang tidak ada niat untuk kembali padanya.Rajasa lantas membuka handphonenya, dia segera menekan kontak Miranda berusaha menghubungi wanita yang masih sah menjadi istrinya.Tuuut,, tuuut,, tuuuut,,,Seperti biasa, panggilan tersambung tetapi Miranda tak pernah mau menjawab telephone dari Raja
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status