All Chapters of Dalam Diamku: Chapter 21 - Chapter 30
75 Chapters
Bab 21
Pov Miranda,Malam semakin larut, aku tidur di kursi yang terletak disamping ranjang Mahesa. Perawat baru selesai mengganti cairan infus dengan yang baru karena habis. Mahesa memang lebih banyak tidur dari tadi, mungkin karena pengaruh obat-obatan yang dimasukan kedalam cairan infus.Ku tinggalkan sejenak anaku untuk pergi ke toilet sekedar mencuci muka dan melaksanakan sholat. Rasa lapar yang tadi sempat datang sudah pergi karena terlalu lama ditahan. Suamiku belum datang juga, pesan yang ku kirim juga tak dibalas bahkan masih belum dia baca. Aku sudah putus asa mengharapkan kedatangan suamiku, akhirnya ku putuskan untuk menghubungi Tommy temanku. "Malam Tom sudah tidurkah?" Tanyaku melalui pesan whatsapp, waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam aku khawatir Tommy sudah tidur, tapi aku butuh bantuan seseorang untuk menggantikanku sejenak menjada Mahesa.Tanpa kuduga Tommy langsung menelponku. "Halo Mir, ada apa?""Tom, kamu apakah sedang sibuk atau.." Aku bertanya ragu khawatir me
Read more
Bab 22
Pov Miranda Aku dan Tommy menikmati nasi bebek yang dibawakan Tommy, benar yang dia bilang ini adalah nasi bebek favoritku, aku sering membelinya dulu sebelum aku menikah dengan Mas Raja. "Tom, makasih yah enak banget nasi bebeknya!" Ucapku tulus"Yo'i Mir, aku juga udah lama nih gak makan nasi bebek" Tommy menjawab dengan mimik ceria. "Kamu udah sukses masih aja doyan makanan kaki lima Tom!" Ucapku meledek"Hahaha, aku belum sukses Mir, cuma banyak uang aja sekarang, tapi masalah selera sih masih sama gak ada yang berubah!" "Emang uang bukan ukuran suksesmu Tom?""Bukan hanya uang lebih tepatnya Mir, tapi banyak hal lain yang aku belum bisa gapai" Tommy memang masih seperti dulu, bergaya santai, easy going dan selalu ceria. Dia adalah salah satu sahabatku yang paling selow masalah karir, tapi justru yang paling beruntung karena sekarang telah sukses dengan chanel youtubnya. "Hm,, aku tahu apa yang belum bisa kamu gapai Tom!""Apa coba?""Cinta kan?" "Hahaha bener Mir, itu dia"
Read more
Bab 23
Mahesa terus mengigau memanggil ku dan Papa nya, sementara aku terus memegang tangan Mahesa agar dia tahu bahwa aku disampingnya. "Sayang Mama disini, Mahesa sabar dulu nanti dokter datang obati Mahesa ya!" Ucapku sambil mengusap lembut kepalanyaSebenarnya kedatangan Tommy dirumah sakit yang sangat membantu membuatku tak lagi membutuhkan Mas Raja. Tommy sangat sigap dan mengerti apa yang harus dilakukan dalam kondisi seperti ini tapi Mahesa yang terus mengigau membuatku sedih dan ingin Mas Raja datang kemari semata hanya untuk Mahesa.Tommy datang bersama seorang dokter dan perawat yang membawa dokumen ditanganya. Dokter langsung memeriksa kondisi Mahesa, aku melihatnya dengan cemas berharap tidak ada sesuatu yang membahayakan anaku.Kali ini bukan dokter Gina tapi dokter Ilham yang sedang berjaga. Tentu saja dokter Gina hanya ada di jam-jam tertentu, karena beliau adalah spesialis. Karena kondisi masih sangat pagi Mahesa ditangani oleh dokter yang sedang berjaga malam.Sang dokter l
Read more
Bab 24
Aku dan Tommy terus menemani Mahesa hingga ia tenang dan tak mengigau lagi, panasnya juga berangsur turun."Mama, Mahesa haus" Ucap anaku, aku segera memberinya air mineral menggunakan sedotan. Mahesa meminumnya sedikit lalu berkata "Sudah Ma" dengan sangat lemah. Aku pun menutup botol air mineral itu dan meletakanya kembali di nakas."Mir aku mau sholat subuh di masjid rumah sakit, sekalian bersih-bersih badan yah!" Ucap Tommy setelah memastikan keadaan Mahesa tenang. Ia mengambil alat sholat dan pakaian bersih dari dalam tas besar yang ia bawa.Tommy benar-benar mempersiapkan semua yang dibutuhkan dengan baik, semua kebutuhanku, kebutuhan Mahesa dan kebutuhan dia sendiri tersedia dalam tas itu. Aku tak heran karena hobinya memang naik gunung dan traveling, tentu sudah paham apa saja yang dibutuhkan saat harus bepergian meninggalkan rumah."Mama, Papa mana?" Tanya Mahesa dengan lugu, aku tahu dia pasti akan mencari ayahnya"Papa masih kerja sayang, nanti kalau sudah gak sibuk pasti P
Read more
Bab 25
Saat ini jam sepuluh pagi, aku hanya berdua dengan Mahesa sementara Tommy sedang pamit untuk pulang kerumah setelah selesai sarapan tadi. Ia membawa pakaian kotor untuk di laundry dan berjanji untuk datang membawakan pakaian bersih untuk kami."Miranda, bagaimana kondisi Mahesa?" Aku tersentak dengan suara Mas Raja yang tiba-tiba datang. Tentu saja Mahesa sudah dalam kondisi lebih baik dari sebelumnya. Hasil check darah kemarin trombositnya sudah mulai ada kenaikan walaupun sedikit, tapi menurut dokter masa kritisnya sudah lewat."Sudah mulai membaik" Jawabku singkat. Aku masih kecewa karena Mas Raja tidak ada di saat-saat darurat saat aku begitu membutuhkanya. Mas Raja mendekati Mahesa yang sedang tidur, kondisi Mahesa yang sakit memang membuatnya lebih banyak tertidur dan dokter juga menyarankan agar Mahesa lebih banyak istirahat"Nak, bagaimana keadaanmu sayang?" Ucap Mas Raja mencoba bicara pada Mahesa yang kulihat pulas setelah tadi ku berikan jus jambu merah lalu meminum obat."
Read more
Bab 26
"Miskin harta mungkin tidak, tapi miskin hati mungkin bisa jadi!" Tommy menjawab santai sambil memasuki ruangan dengan membawa tas besar yang kuduga berisi barang-barang perlengkapan yang dibutuhkan selama di rumah sakit."Mir, ini perlengkapanmu sudah kubawakan baju baru yang bersih untuk ganti!" Tommy berbicara padaku dengan tidak mempedulikan Mas Raja yang masih syok dengan perilaku Tommy yang terkesan sengaja mencari masalah."Miranda, apa-apaan ini? Kenapa dia yang membawakan perlengkapan untukmu?" Tanya Mas Rajasa nampak tak terima dengan perhatian yang diberikan Tommy padaku."Mas, aku menghubungimu puluhan kali tapi kamu tak ada respon, Tommy lah yang membantuku mengurus Mahesa dirumah sakit!" Aku menjelaskan"Dia adalah sahabatku dan aku menyayanginya sebagai sahabat, kecuali jika suaminya sendiri tak lagi peduli maka bukan tidak mungkin aku yang akan mempedulikanya dan merawatnya jauh lebih baik!" Jawaban Tommy benar-benar membuat Mas Rajasa meradang. Aku pun kaget dengan ja
Read more
Bab 27
Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Mahesa dijinkan pulang. Semenjak kejadian Rajasa menjotos Tommy memang Tommy tak lagi datang ke rumah sakit, Miranda yang memintanya agar tak datang karena sudah ada suaminya lagipula Miranda tidak ingin terjadi perkelahian yang membuat heboh di rumah sakit."Horee anak Papa akhirnya boleh pulang, selamat yah!" Ucap Rajasa memberikan selamat pada Mahesa.Mahesa yang sudah membaik namun masih terlihat pucat langsung meminta dipeluk, Rajasa segera memeluk putra kesayanganya. Miranda tampak sibuk membereskan semua barang dan memasukanya kedalam tas."Cepat sehat lagi yah nak, nanti Papah aja jalan-jalan ke kebun binatang" Ucap Rajasa yang membuat mata Mahesa berbinar"Asyiik,, Mahe mau liat singa sama gajah papah!""Iyaa nanti kita lihat singa ajak Mama yah" Ucap Rajasa sambil melirik Miranda, terlihat Miranda berusaha tersenyum demi menyenangkan anaknya."Semuanya sudah beres, yuk kita pulang!" Ucap Miranda. Rajasa lalu menggendong
Read more
Bab 28
Rajasa tampak tergopoh-gopoh membopong tubuh seorang wanita sambil berteriak "Mir, Miranda, tolong siapkan kamar untuk Alexa yah, sekarang!" Miranda yang sedang bersama Mahesa merasa kaget sekaligus bingung, karena Rajasa meminta menyiapkan kamar untuk perempuan lain. "Dimana Mas? di kamar kita?" tanya Miranda ragu "Iya cepetan Mir, bantuin aku ya!" Miranda pun segera membuka kamar nya dan merapikanya sedikit karena memang dia sudah merapikanya sejak tadi. Tak lama kemudian Rajasa mengikuti sambil membopong tubuh Alexa dan merebahkanya di ranjang tempat biasa Miranda tidur. "Gak papa ya Mir, Alexa kondisinya lemah karena lagi hamil jadi biarkan dia istirahat sebentar dikamar ini!" Ucap Rajasa berusaha memberi pengertian pada istrinya. Miranda mengangguk walau hatinya tak rela "Kenapa tidak dibawa ke rumah sakit saja kalau memang kondisi dia lemah?" "Alexa maunya kesini Mir, dia bilang kalau dirumah sakit gak ada teman! Yasudah biarkan dia istirahat dulu yah!" Rajasa seolah mengu
Read more
Bab 29
Miranda selesai membereskan kamar pembantu yang akan dia tempati bersama putranya Mahesa mulai malam ini. Perasaannya sudah mati, ia yang seharusnya merasa sedih atau kecewa pada sikap suaminya karena membawa wanita selingkuhannya untuk menempati kamar tidurnya, saat ini Miranda justru merasa mati rasa.Ia tidak merasakan apa-apa, bahkan setetes air matapu tak jatuh dari matanya. "Mahesa sayang, mulai malam ini kita tidur disini yah nak!" Ucap Miranda lembut pada putranya"Memangnya kamar mamah kenapa?" Mahesa yang masih polos tak bisa menahan rasa ingin tahunya untuk tidak bertanya."Kamar kita untuk sementara dipakai oleh Tante Alexa sayang" Miranda mencoba menjelaskan walau bibirnya enggak sekali menyebut nama wanita yang sudah merusak rumah tangganya.Mahesa hanya mengangguk menurut apa yang dikatakan Miranda."Tok tok tok" terdengar suara pintu kamar diketuk dari luar. Rajasa rupanya yang datang, ia mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum akhirnya membuka kamar Miranda yang saat
Read more
Bab 30
Pernikahan Rajasa dan Alexa akan digelar dua pekan lagi. Seperti yang sudah disampaikan Rajasa pada Miranda sebelumnya ia akan sibuk mengurus pernikahan keduanya sehingga membuat Miranda jarang sekali bertemu dengan suaminya. Begitu juga dengan Mahesa yang sering menanyakan kenapa ayahnya tak kunjung pulang menemuinya."Mama,, Papa kok gak pelnah pulang sih? Papa kelja ke lual kota ya?" Tanya balita mungil itu."Iya sayang, Papa sedang sibuk kerja sayang, nanti kalau sudah selesai urusanya pasti Papa akan temui Mahesa yah!""Iyaa, tapi Mahe kangen Papa!" ucap Mahesa dengan logat polosnya yang lucu."Sabar ya nak, kan masih ada Mama yang temani Mahesa!""Iya Mama" Mahesa mengangguk. Miranda lalu memeluk putranya yang penurut untuk menyalurkan rasa sayangnya sekaligus memberikan kekuatan bagi dirinya sendiri menghadapi hari-hari nya yang akan lebih berat karena kehadiran Alexa dalam rumah tangganya. Tidak hanya Rajasa yang sibuk dengan persiapan pernikahan, Ayah dan Ibu mertua Miranda
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status