All Chapters of Dalam Diamku: Chapter 31 - Chapter 40
75 Chapters
Bab 31
"Na, aku gak tau harus memulai dari mana, tapi aku butuh saranmu!" Ucap Miranda dengan suara parau karena putus asa dengan apa yang dihadapinya."Mulailah dari apa yang kamu rasakan saat ini Mir!" Ucap Ratna lembut."Coba kamu pahami apa yang sebenarnya kamu rasakan saat ini, apakah perasaan sedih, kecewa atau sakit hati?" Ratna melanjutkan kalimatnya untuk menuntun Miranda karena melihat Miranda yang belum juga bereaksi.Miranda hanya menggelengkan kepalanya pertanda dia belum bisa menguasai dirinya sendiri."Come on Mir, aku disini buat bantu kamu agar lebih tahu tentang apa yang sebenarnya kamu mau!" Ratna meyakinkan Miranda.Miranda menatap lurus ke depan untuk beberapa saat tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Beberapa saat kemudian tiba-tiba buliran air matanya terjatuh setetes demi setetes. "Aku merasa menyesal dan kecewa Na!" Ucap Miranda di tengah tetesan air matanya yang mulai deras namun tanpa suara. "Aku menyesal karena telah memilih Mas Raja sebagai pendampingku, aku menye
Read more
Bab 32
Miranda kaget ketika hendak pulang, ternyata Tommy berada di kantor Ratna, dia menunggunya di lobi kantor."Loh kamu di sini Tom?" Tanya Miranda"Om, Tommy!" Mahesa berseru kegirangan melihat Tommy dan langsung berhambur memeluk Tommy. Tommy pun langsung menyambutnya dengan menggendong bocah kecil itu."Iya, Ratna ngasih tau katanya kamu ada disini" Jawab Tommy, sambil menggendong Mahesa.Ratna yang mengantar Miranda hingga lobi kantor hanya nyengir kuda pada Miranda memperlihatkan barisan giginya yang tersusun rapi. Miranda merespon Ratna dengan dengusan kesal pada sahabatnya."Hm,, kebiasaan kamu Na!""Hehe, maaf Mir, habisnya tadi si Tommya nanya, ya aku jawab lah!" Ratna menyampaikan alasan yang terdengar garing di telinga Miranda."Yaudah, karena udah ada Tommy aku masuk dulu ya Mir, ada beberapa klien yang masih menunggu. Makasih udah datang ke kantor aku yah!" Ucap Ratna, ia lalu memeluk Miranda dan menciup pipi kanan-kiri Miranda."Makasih banyak untuk semuanya ya Na!" Ucap Mi
Read more
Bab 33
"Bagaimana rasa ayam goreng krispinya Mahe?" Tanya Tommy di tengah acara makan siang bersama Mahesa dan Miranda. Mereka sengaja makan siang di restoran yang menyediakan menu ayam goreng kesukaan Mahesa. "Enak Om, Mahe suka!" Jawab Mahesa sambil asyik menikmati makan siangnya. Bocah kecil itu memang sangat pintar dan mulai bisa makan sendiri. "Kalau Mahe suka, lain kali Om ajak Mahe makan di sini lagi yah!" "Holee,, habis gini Mahe mau es kim ya Om!" "Mahesa, gak boleh ngerepotin om seperti itu!" Miranda mencoba mengingatkan putranya yang mulai membuat permintaan pada Tommy. Sepertinya rasa nyaman yang dirasakan Mahesa membuat dirinya lebih berani mengutarakan keinginanya pada Tommy. "Tapi kan Om Tommy baik, mah" "Om Tommy sibuk, habis makan kita pulang, ya!" Ucap Miranda menasehati anaknya agar tidak meminta hal yang lebih banyak lagi selain makan siang. "Hari ini Om Tommy free sayang, Mahe bebas mau minta apa saja sama Om. Mau es krim? ayok!" Tommy menimpali ucapan Miranda yang
Read more
Bab 34
"Ceklek" Gagang pintu rumah itu berbunyi akibat dibuka oleh Miranda. Miranda menggendong Mahesa memasuki rumah kediaman keluarga Rajasa secara perlahan. Betapa kagetnya Miranda ketika melihat Bu Merry mertuanya ternyata telah berada di rumah dan memergoki dirinya yang baru pulang. "Bagus kamu yah, dari mana saja jam segini baru pulang?" Bentak Bu Merry, matanya menyorotkan kemarahan dan kebencian yang tak pernah berubah dari dulu. Pandanganya tertuju pada paperbag pemberian dari Tommy yang dibawa oleh Miranda. Miranda tersentak karena kaget oleh suara Bu Merry yang kencang "Habis belanja? dapat uang dari mana? siapa laki-laki yang nganterin kamu tadi? hah?" Bu Merry bertanya dengan nada tinggi secara bertubi-tubi yang membuat Miranda tak berani menjawab. Ia hanya menundukan kepala sambil tetap menggendong Mahesa. Sementara Mahesa memeluk Miranda dengan erat karena takut dengan suara kencang neneknya. Mahesa memang tidak dekat dengan Bu Merry sebagai neneknya, sikap kasar Bu Merry
Read more
Bab 35
Miranda menyelimuti tubuh Mahesa yang telah lelap tidur, ia juga bersiap untuk segera tidur setelah lelah beraktivitas seharian. Biasanya ia menunggu suami dan ibu mertuanya selesai makan malam kemudian membereskan bekas makan malam mereka sebelum tidur. Namun kali ini Miranda benar-benar sangat lelah dan mengantuk karena seharian pergi."Tok,, tok,, tok,,!" Terdengar suara pintu diketuk dari luar."Mir, aku masuk yah" Rajasa bertanya dari luar kamarnya. Miranda mau tak mau beranjak untuk membuka pintu kamarnya yang tadinya sudah ia kunci."Mahesa sudah tidur?" Tanya Rajasa"Sudah, baru saja""Kamu dari mana saja tadi siang Mir?" Rajasa bertanya setengah berbisik demi menjaga agar Mahesa tak bangun."Menemui Ratna dan Tommy" Miranda menjawab pertanyaan suaminya dengan malas. Ia tahu pasti mertuanya telah mengadu macam-macam pada Rajasa."Untuk apa? Bersenang-senang di belakang aku?""Memangnya kenapa kalau aku bersenang-senang Mas? apa aku salah? Kamu juga bersenang-senang bersama Ale
Read more
Bab 36
"Mas, tidurlah di samping Mahesa jika kamu mengantuk, jangan duduk di lantai seperti itu, kamu bisa masuk angin" Miranda membangunkan Rajasa yang tertidur di lantai kamar Miranda. Rajasa pelan membuka matanya dan memandang Miranda lekat-lekat."Mir, aku benar-benar tidak ingin kehilanganmu""Sudahlah Mas, kamu sudah dewasa seharusnya bisa bersikap dewasa juga, segala jenis tindakan pasti ada konsekuensinya"Rajasa melihat ke sekililing kamar ternyata Miranda telah selesai mengemasi pakaian ke dalam koper. Terlihat tiga buah koper bertumpuk di pojokan kamar. Rajasa segera membuka lemari pakaian Miranda, kosong! Rajasa menengok jam dinding, waktu menunjukan pukul dua dini hari. "Kamu mau kemana Mir?" Tanya Rajasa mulai khawatir bahwa Miranda benar-benar akan meninggalkanya"Aku ijin untuk keluar dari rumah ini Mas! Sambil menunggu kamu menceraikan aku biar aku belajar untuk hidup mandiri dan mencari penghasilan sendiri""Tapi Mir, ini jam dua dini hari?""Tentu saja aku tidak pergi sek
Read more
Bab 37
Sebuah taxi online tiba di halaman rumah Rajasa. Miranda tak mempedulikan rengekan dari Rajasa untuk tidak meninggalkan rumah itu. Bagi Miranda, tak ada lagi yang layak dipertahankan dari rumah tangganya."Mir, please pikirkan lagi keputusanmu untuk pergi Mir! Tetaplah tinggal di sini!" Rajasa mencoba mengubah pendirian Miranda, namun ia tampaknya tak bergeming.Miranda memasukan kopernya satu persatu ke dalam mobil sementara Miranda menatapnya pasrah. Terakhir, Miranda menggendong Mahesa yang masih tertidur untuk masuk ke dalam mobil."Mas, aku pamit aku tunggu kamu untuk menceraikan aku secara sah" Ucap Miranda sebelum memasuki mobil. Rajasa mencengkeram lengan Miranda."Mir, aku tak akan pernah menceraikanmu sampai kapanpun! Silahkan saja pergi dari rumah ini dengan status yang menggantung janda bukan, istri ku juga bukan lagi" Ucap Rajasa mengancam"Terserah kamu Mas!" Miranda segera menepis lengan Rajasa lalu buru-buru memasuki mobil. Hatinya benar-benar ingin meninggalkan suamin
Read more
Bab 38
Mobil yang dinaiki Miranda dan Mahesa akhirnya sampai di sebuah pelataran panti asuhan. Suasana panti asuhan tersebut masih terlihat sangat asri seperti dulu ketika Miranda dan teman-temanya sering mengunjunginya sewaktu Miranda belum menikah dangan Rajasa.Dulu, ia dan teman-temanya selalu menyisihkan sebagian pendapatanya untuk berdonasi di panti ini. Namanya Panti Asuhan Cahaya Harapan, mereka berlima Bowo, Satria, Tommy, Ratna dan Miranda biasanya secara rutin mengunjungi panti asuhan ini setiap bulan. Namun setelah menikah Miranda benar-benar terputus dari ke empat sahabatnya hingga tak pernah lagi mengunjungi panti ini.Miranda dan Mahesa turun dari mobil dengan membawa tiga koper besar yang langsung menjadi pusat perhatian penghuni panti. Miranda berharap Bu Issa, pengurus panti masih ada di sana dan mengenali dirinya sehingga Miranda bisa lebih nyaman menyampaikan maksud dan tujuanya datang kemari. Miranda memang tidak memiliki tujuan lain selain panti ini sebagai tempat untuk
Read more
Bab 39
POV RajasaRajasa tidak bisa konsentrasi bekerja hari ini. Dia terus memikirkan Miranda, ada penyesalan di hatinya mengapa tadi dia tidak serius mencegah Miranda pergi. Dia malah membiarkan wanita itu pergi bersama dengan Mahesa, putranya. Rajasa mencoba menelpon Miranda, ternyata masih tersambung namun tak diangkat. Ia tak putus asa, ia coba lagi menghubingi istrinya namun Miranda tetap tak mau mengangkat telpon dari Rajasa."Sayang, kamu di mana sekarang?" Tulis Rajasa dan segera mengirimkanya ke MirandaTanpa diduga balasan pesan dari Miranda segera masuk ke Handphone Rajasa."Aku berada di tempat yang aman bersama Mahesa Mas, tenang saja aku akn menjaga Mahesa dengan baik, aku hanya menunggu Mas siap untuk menceraikan aku"Rajasa sedikit lega karena Miranda masih merespon pesan nya, namun ia juga sedih karena Miranda benar-benar teguh menginginkan untuk bercerai dengan dirinya.Rajasa merasa menjadi laki-laki pengecut yang tidak memiliki keberanian untuk melawan keadaan. Dia tak p
Read more
Bab 40
Kalaupun Ratna tahu dimana Miranda pergi, ia tak akan memberitahukan pada lelaki ini. Ratna ingin Miranda menenangkan diri agar bisa berfikir dengan jernih dan melanjutkan masa depanya tanpa Rajasa. Ratna yakin Miranda bisa kembali menjadi dirinya sendiri jika berpisah dari Rajasa "Kak Raja, kamu harus sadar bahwa tidak semua yang kamu inginkan bisa terpenuhi! Bagaimanapun kak Raja memaksaku untuk memberitahukan keberandaan Miranda aku tetap tak akan meberitahukan pada kakak kerena memang aku tak tahu" Ratna menjawab dengan tenang Rajasa pelan-pelan melepaskan cengkeraman tanganya pada pundak Ratna. "Sorry Na" Ucap Rajasa lemah Sebenarnya Ratna merasa kesal menghadapi suami sahabatnya ini, untung saja sebagai seorang psikolog dia sudah terbiasa menghadapi berbagai macam tipikal klien sehingga dia tetap bisa mengendalikan diri dan perasaanya ketika Rajasa mencoba menggertaknya. "Kalau memang kak Raja sayang sama Miranda, sebaiknya lepaskan saja dia Kak" Ucap Ratna Rajasa menatap Ra
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status