All Chapters of JANGAN NGAKU CANTIK: Chapter 11 - Chapter 20
75 Chapters
Well ... Well ... Well ... Oke
"Sama-sama non besar alhamdulillah kalau non besar sudah baikan." ia menyudahi pijitnya menutup kembali baju anak majikannya, ia tersenyum lebar. Alena pun tersenyum lebar ia merasa senang kakak kembarannya baik-baik saja.Sehabis mengurusi anak majikannya yang besar ia beranjak dari sofa berjalan ke arah meja makan dan membereskan bekas makan kedua putri majikannya dan langsung mencuci piring. Alena berpindah posisi duduknya ke samping kakak kembarannya lalu memberikan buah apel hijau kepadanya yang baru saja dia ambil di lemari es sebelumnya. "Thank you my lovely sister (terima kasih adikku tercinta) kalau kaka minum tolak angin nanti rencana kita gagal dong. Inget jangan bilang mimi kalau tadi kaka masuk angin, oke!" matanya menatap tajam ke arahnya dengan mulutnya yang menggigit buah apel hijaunya."Oke tapi benerkan kaka sudah gak masuk angin lagi sudah sembuh? Dede gak mau kaka sakit." tanyanya memastikan sembari mengunyah apel hijaunya, wajahnya penuh kekhawati
Read more
ATM Berjalan
"Ya sudahlah tapi ini yang terakhir ya minta nonton Rapunzelnya nanti kalau sudah keluar vcdnya mimi belikan tapi nanti kaka minum tolak anginnya pas mau masuk bioskopnya ya terus pake jaket ya." dia merentangkan kedua tangannya dan tersenyum simpul, kedua putrinya langsung memeluknya erat. "Jangan nakal jangan bikin mimi marah jangan bikin mimi khawatir ya mimi cuma punya kaka sama dede di dunia ini mimi gak mau kaka sama dede kenapa-kenapa apalagi kalau sampai kalian berdua sakit memang mau lihat mimi sedih?" ucapnya lemah lembut sembari membelai-belai rambut dan punggung kedua putrinya, mereka berdua duduk di paha kanan kirinya. Mereka berdua hanya mengangguk dan menggelengkan kepalanya mendengar celotehan miminya.Kedua putrinya mencium kedua pipinya bergantian dia pun menciumi pipi kedua putrinya dan memeluk erat mereka berdua. Kemudian dia melirik ke arah jam di dinding. "Bi nanti siapin mereka dua jam lagi ya jam lima sore n
Read more
Hidup Jadi Berwarna
"Masih sejam'an lagi filmnya besok mulai masuk kerja nih. Tapi besok hari minggu apa harus masuk juga atau besok offnya duluan? Lihat besok deh! Kalau mager anggap saja off duluan sehari. Ah mikirinnya bikin kram otak. Lagian ada atm berjalan ini." pikirnya, dia mengerlingkan matanya menghisap rokoknya dan itu batang keduanya sembari buang air besar."Lega ... Untung lagi di lobby coba kalau lagi di dalem bioskop apa gak ngepot aku jalannya kalau sampai kecepirit gimana? Kan gak lucu yang ada malu-maluin saja!" gerutunya sambil bercermin, dia mencuci tangannya dengan sabun yang tersedia di wastafel dan mengeringkan tangannya di bawah alat pengering untuk tangan lalu dia mengelus-ngelus perut geleng-gelengkan kepalanya sembari cengangas-cengenges membayangkan jika sampai kecepirit. Usai merokok dan buang air besar dia bergegas berjalan keluar kamar mandi kembali ke dalam bioskop. Dia memperhatikan kedua putrinya nonton dengan kedua mata y
Read more
Agar-agar Bergoyang
"Pagi nona besar ini susunya.""Pagi juga makasih bi." "Gimana perutnya non?" "Sudah sembuh bi alhamdulillah." "Syukur kalau sudah sembuh alhamdulillah jadi bi Minah gak harus kerikin nona besar." "What (apa)? No-no-no i don't want (tidak-tidak-tidak aku tidak mau)! ( Kaka sudah bisa bedain mana masuk angin mana gak." ia menghabiskan dua roti bakar selai kacangnya. "Siap nona besar." dia tersenyum simpul dan berdiri samping anak majikannya menunggunya sampai selesai sarapan.Usai sarapan putri majikannya yang pertama itu berjalan kembali ke arah kamar tidurnya. Ketika melewati kamar miminya yang pintunya terbuka setengah ia masuk sebentar melihat miminya yang masih tertidur ia berputar balik kembali berjalan ke kamar tidurnya sendiri. Dia menepuk-nepuk pelan perutnya sendiri. "Gak kembung lagi sudah sembuh alhamdulillah." gumamnya, ia duduk di kursi meja riasnya. Dia memperhatikan pipinya yang sedikit tembem alias chuby, ia mengembang kemp
Read more
Don't Cry Please!
"Astagfirullah!" serunya lantang berulang kali, kedua putrinya langsung mendekati dan memeluknya. "Serem mih atut." celoteh putri kecilnya, dia elus-elus pelan punggung kedua putrinya.Pelukan kedua putrinya semakin erat. Pembantunya menutupi semua gorden-gorden. Dia sambil melantunkan ayat-ayat suci surat-surat pendek seperti surat Al-Ikhlas, Al-Kafirun, Al-Alaq dan lain-lain. Sekalian mengajari kedua putrinya mereka berdua mengikutinya. "Bismillahirrahmannirrahim ...""Qulhuwallahu ahad allahussomad lam yalid walam yuwlad walam yakullahu kufuwan ahad ..." Sampai reda suara petir gluduknya mereka semua berhenti membaca surat-surat pendek Alqur'an kemudian mereka mengusap pelan wajahnya. "Alhamdulillah." ucap mereka semua serempak dan tersenyum tipis. "Harus panggil guru ngaji nih buat mereka berdua atau minta bi Minah saja buat ajarin mereka nanti aku tambahin gajinya aku kalau sudah kerja mana ada waktu hmm ..." dia memandangi kedua putrinya d
Read more
Ngalahin Costumer Service
Baju sekolah kedua putri majikannya ia simpan di tangan kirinya sambil berjalan ke dapur, mengambil gelas lalu ia pun melanjutkan pekerjaannya kembali."Nona besar, nona kecil, ini jusnya." ia menuangkan jus mangga ke dalam gelas dan meletakkannya di meja sofa. "Makasih bi." ucap mereka berdua serempak dan lanjut menonton kartun.Saking seriusnya nonton kartun, mereka berdua tidak menyadari miminya bolak-balik dari kamar tidur ke kamar mandi. Sampai dia berdiri di belakang sofa sambil menghisap rokoknya. "How your school today baby (bagaimana sekolahmu hari ini sayang)?" kedua putrinya sontak kaget seketika menoleh ke arahnya."Good (baik) mih." sahut Alana, Alena mengangguk dengan wajah yang melongo. "Nice baby (bagus sayang) nanti malam jangan lupa mulai ngaji ya sama bi Minah." sambil mendudukkan badannya di sofa, kedua putrinya menganggukkan kepalanya."Bi, tolong kopi ya." perintahnya, pembantunya mengangg
Read more
Kupu-kupu Yang Lucu
Diliriknya jam dinding, ia masih sibuk dengan ponselnya membalas pesan dari teman, sahabatnya juga dari pria yang selalu berada dalam hati dan pikirannya."Jam setengah lima." ia memanggil pembantunya. "Bi ... Bi Minah." pembantunya langsung berjalan cepat dari arah dapur."Saya, bu bos." ia berdiri dengan tangan sebelah kanan memegang tangan sebelah kirinya diletakkan depan pahanya, sambil membungkukkan punggungnya sedikit, adat sopan orang Jawa. "Sudah sore, tolong mandikan anak-anak." ia kembali sibuk dengan ponselnya, pembantunya anggukkan kepala.Tanpa a ba ta tsa lagi pembantunya segera membawa kedua putri majikannya ke kamar mandi, mengurus mereka berdua dengan sangat hati-hati dan telaten. Setelah kedua putrinya selesai mandi, ia langsung beranjak dari sofa berjalan menuju kamar tidurnya, ponselnya dicharger lalu memutar badannya ke luar kamar tidur menuju kamar mandi, melakukan ritual mandinya yang super duper lama.
Read more
Tidak Berkutik
Flower memutar badannya ke kanan kiri di depan cermin merapihkan gaunnya."Oke, sexy! Ulala ..." ia langsung melakukan ritual make up naturalnya. Tapi sebelumnya ia mengirim pesan line kepada orang pintar atau paranormal yang memegang dia jika sedang bekerja agar dapat customer. "Abah, saya kerja ya malem ini." "Oke." Selesai make up Flower dan ke tiga sahabatnya segera berjalan ke lobby, tempat lc berkumpul di sofa-sofa berwarna merah dengan meja marmer putih gading. Sambil menunggu para tamu datang, ia dan sahabat-sahabatnya patungan memesan cemilan gorengan bakwan tahu, tempe mendoan, Thai spingroll dan minuman kaleng dengan harga lc. "Semuanya dua ratus tujuh puluh ribu, lima puluh-lima puluh sini. Kembaliannya buat waitresnya." celetuk Flower ketika akan membayar bill, ketiga sahabatnya mengangguk dan memberikan uangnya."Nih! Sisanya buat tip ya kak, maaci." sembari memberikan kertas bill dan uangnya pada waitres. "Makasih juga kak.
Read more
Tatapan Nakal
"Flower!" Leny mencolek punggungnya, ia sontak kaget seketika membuka mata dan menoleh ke belakang. Martin melepas pelukannya."Hem! Kenapa Len?" ia memegang tangan Martin. "Bentar ya koh." Martin hanya menganggukkan kepalanya, Leny langsung menarik tangan Flower ke toilet."Mau ngapain tuh bocah dua?" pikir Ani, ia melirik ke arah mereka berdua sampai masuk toileT raut wajahnya penasaran. "Ada apa Lenong? Ganggu saja nih!" ia mengangkat rok dan membuka g-stringnya lalu duduk di toilet."Masih ada gak ineknya?" ia merapihkan baju dan rambutnya. "Ebusyet kirain kenapa, kagak ada!" ia membersihkan area kemaluannya dengan air menyekanya dengan tisu, ngeflush toiletnya memakai g-stringnya dan merapihkan roknya kembali."Mintalah ke tamu yang sama dirimu, dia kan yang ulang tahun pasti bawa banyak." ia mengerlingkan matanya. "Sotoy, minta sendiri gih! Dah ah!" ia langsung keluar dari toilet berjalan kembali ke room dan langsung duduk samping Ma
Read more
Godaan Bingit
Flower dan Martin berjalan kembali ke sofa, ia mengajak tos minum Flower. Dia membakar rokok untuk Flower dan untuknya sendiri, wanita berlesung pipi satu di sudut bibir kanannya itu tergugu. Pria berambut panjang sebahu itu meraih tangan dan memberikan rokok ke tangannya, spontan membuatnya terkejut."Eh, kenapa jadi dia yang servis aku? Barang bagus!" ia tersenyum lebar menghisap rokoknya, Martin tersenyum simpul. "Wah, kalau kamu yang servis aku berarti aku dong yang ngetips kamu." candanya, ia melirik ke arah Martin. Martin tertawa terbahak-bahak mendengarnya, membuat semua yang ada di room menoleh ke arahnya dan tersenyum lebar. "Emang gak boleh?" ia menatap dengan mata berbinar-binar, Flower nyengir kuda."Boleh sih, tapi ya mana tahu minta tips juga ya kan ..." ia menaikkan sebelah alis kanannya. "Gak, gak salah lagi maksudnya. Ya gak lah, Ada-ada saja. Gemesin banget sih kamu." ia mencubit pelan hidung mancungnya, mereka berdua pun tersenyum
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status