All Chapters of Nafkah Batin Basi: Chapter 21 - Chapter 30
200 Chapters
Bab 21. Ancaman Istri Pertama
Bab  21.  Ancaman Istri Pertama   “Perjanjian kita, Mas gak akan pernah tidur  bareng dia!  Nyatanya Mas tiduri dia  juga, kan?  Udah berapa kali? Udah berapa kali Mas Dar memberikan tubuh Mas sama perempuan menjijikan itu!” Yati masih histeris.     “Gak pernah! Sekalipun aku tak prnah meniduri si kribo!  Kalau kau tak percaya, ayo lihat sini! Lihat!” Darfan menarik kasar  tubuh istrinya ke dalam kamar.  “Aku sendirian!  Amel sudah pergi pagi-pagi sekali tadi! Aku udah bersumpah gak akan tidur bareng dia, iya, kan!  Aku akan tetap penuhi sumpahku!”     “Oh, gak ada  si Kribo, ya?”  Yati mengedarkan pandangan menyapu seluruh kamar.     “Tolong percayalah, Yat! Gak usag cemburu buta gitu, dong!”     “Maaf, Mas!”    
Read more
Bab 22. Si Kribo Berubah Jelita
Bab 22. Si Kribo  Berubah Jelita   “Selesai, kita lihat hasilnya, ya, Mbak!”  Pegawai salon  menyisir  lembut rambut  Amelia.  “Lho, kok malah pejam mata?  Buka, dong, Mbak  matanya, Mbaknya aneh, deh!”   protesnya dengan gaya kemayu.     “Saya  dag dig dug, Mas! Takut, gelisah,  gimana … gitu,”  sahut Amelia tetap memejamkan mata.     “Mas?  Berapa kali lagi saya, bilang, panggil saya  Nindy!”  Pria gemulai itu mengerecutkan bibir.     “Oh, iya, maaf, saya lupa.  Maaf, ya!”  Amel merasa  bersalah, spontan   membuka mata.  Dia   ingin menoleh pada  Nando yang sejak pagi  hingga sore ini   telah bekerja  keras melayani dirinya  di salon terkenal itu.  Tetapi,  gerakan kepala gadis itu 
Read more
Bab 23. Gadis Jelita dan Elegan itu adalah Amelia
Bab 23.  Gadis  Jelita  dan Elegan  itu adalah Amelia     Semua pakaian  yang dilekatkan ke tubuh Amelia, terlihat begitu indah di matan gadis itu. Berbagai model silih berganti.  Jika di suruh memilih,  dia tak akan mampu untuk memilih yang paling dia suka.  Sebab semua cantik di matanya.    “Gimana, Mbak? Pilih yang mana, dong?”  tanya Lusi, itu yang Amel baca  di bed nama yang terpasang di atas dada pegawai butik yang berambut  lurus sebahu itu.     “Yang mana  juga boleh,”  jawab   Amelia  kebingungan.     “Gini, aja, Mbak ambil  beberapa pasang gaunnya!  Jadi bisa dipakai  bergantian setiap hari. Sekarang yang ini, besok yang itu, lusa yang sana itu, begitu, Mbak!  Mbak mau?”     “Terserah, deh.”
Read more
Bab 24. Darfan Membawa Istri Pertama Ke Rumah Istri Muda
Bab 24.  Darfan Membawa Istri Pertama Ke Rumah Istri Muda     “Yat, tunggu, dong, Sayang!” panggil Darfan seraya meraih pergelangan tangan Yati.     “Aku enggak mau pulang ke rumah itu lagi, Mas! Aku enggak mau kumpul baereng keluarga Mas Dar! Mereka bisanya menjadikan aku babu. Selalu menghina dan merendahkan aku,” tolak Yati mengibaskan pegangan tangan Darfan dengan kasar.     “Ya, sudah kalau kamu gak mau lagi tinggal serumah dengan keluargaku, aku  udah telpon Amel, kok. Mulai  sekarang, aku penuhin keinginan kamu  untuk tinggal serumah denganku. Kita  ke rumah Papa Amelia, ya?” bujuk Darfan.     Yati tidak menyahut, namun tak  juga menggeleng.  Darfan menarik napas lega.  Bukan karena takut  kehilangan Yati. Dia tak merasa sangsi sedikitpun akan hal  itu.  Yang dia khawatir
Read more
Bab 25. Pembalasan Dimulai
Bab 25. Pembalasan Dimulai     “Oh,  begitu? Sudahlah! Gak usah dipikirkan. Sekarang Wawak pulang aja, kasihan anak istri Wawak  nunggu di rumah, iya, kan?” Amelia berkata  lembut.     Dadang mendongak, wajahnya berangsur terang.     “Non Amel gak marah sama saya?”  lirihnya  berkaca-kaca.  Amelia menggeleng seraya tersenyum penuh pengertian.     “Makasih, Non!  Kalau begitu saya pulang, ya!”     “Baik, Wak!  Hati-hati!”     Dadang  pulang dengan sepeda motor  bututnya.      “Tolong kunci gerbangnya  ya, Bik!  Bibik langsung temui saya di kamar!  Saya  duluan masuk!”  titah Amel  lalu masuk  dengan meneteng semua barang belajaannya di butik tad
Read more
Bab26. Babu Baru Itu Adalah Maduku
Bab26.  Babu Baru Itu Adalah Maduku   =====   “Boleh, saya nurut apa kata suami saya saja, iya, kan, Mas?”  kata Amelia bergelayut manja di bahu Darfan.  Menarik   sebelah tangan pria itu dan melingkarkan di pinggangnya.  Darfan tak berani menolak, bahkan dia merasa dadanya berdebar hebat.  Hanya Yati yang tampak menelan ludah  yang tiba-tiba terasa  pahit.     “Tapi, dengan satu syarat!”  sambung Amelia.     “Syarat apa?”  Suara Yati berubah serak.  Jelas cemburu mulai membakar dadanya.     “Mbak harus mengikuti semua aturan yang saya buat. Bersikaplah layaknya  seorang  pembantu, bisa?”     Yati tak menjawab.  Wanita itu menunduk.     “Aturan pertama adalah, seorang pembantu tidurla
Read more
Bab 27. Darfan Menawarkan Nafkah Batin
Bab 27. Darfan Menawarkan  Nafkah Batin   Sempat Amelia terhanyut.  Tubuhnya menghangat. Angan liar melambung  jauh ke awang.  ‘Beginikah rasanya?’ bisiknya membatin.  Kenapa baru sekarang?  Setelah sekian lama pernikahan, kenapa kau  lakukan  seperti ini  baru sekarang?  Kenapa tubuh ini sempat di telantarkan, bahkan dihina dan dicaci tiada henti.   Kenapa baru malam ini, Mas?  Kenapa kau abaikan diriku selama ini?  Kenapa kau tak penuhi kewajibamu sebagai seorang suami?  Kenapa tak  kau penuhi hakku sebagai seorang pengantin? Aku pengantinmu, Mas!    Nafkah batin yang harusnya kau berikan untukku, berkali-kali kau  abaikan.     “Sayang? Aku minta maaf?”     Seolah paham apa yang sedang mengganjal hati istrinya, Darfan  mengucap kata maaf.  
Read more
Bab 28. Bisik-bisik Di Dalam Gudang
Bab 28.  Bisik-bisik Di Dalam Gudang     ‘Aku tahu, kau sangat menyayangi aku. Kau pasti takut dengan ancamanku hendak meminta talak padamu, jika kau berani menyentuh si kribo, iya, kan, Mas?’  Yati semakin yakin bahwa yang datang adalah suaminya.     Langkah itu kian dekat, lalu masuk  ke dalam gudang. Dugaan Yati benar adanya. Darfan mendapati  sang istri terduduk di lantai dingin.     “Mas!”  panggil Yati langsung  berdiri dan menghambur memeluk sang suami.     “Hem, tolong kamu buatkan segelas susu hangat  buat  Amel,  lalu  antar  ke kamar  kami  sekarang juga! Cepat, ya!”   Darfan mengurai pelukan wanita itu  dengan halus.     “Apa?” Yati mundur  selangkah, kedua tangan yang sempat memeluk luruh lemah  di
Read more
Bab 29. Menolak Nafkah Batin "Basi"
Bab 29.  Menolak  Nafkah Batin “Basi”     Pertahanan  di mata Anwar  jebol, air bening meleleh deras di sana. Pipi keriput itu basah seketika. Pria paruh baya yang tiba-tiba terlihat begitu ringkih itu merasa kian  sesak.  Apa yang dia risaukan sama sekali   Amelia tak paham.  Pria itu ingin menceritakan apa  sebenarnya  yang telah terjadi tanpa disadari oleh putrinya.      Dia ingin meminta   sang putri untuk meminta pisah dari laki-laki durjana, Darfan.  Jangan sampai penipu itu menguras habis  harta keluarga ini.  Tetapi, dia tak mampu.  Untunglah Anwar tak tahu kalau kartu ATM miliknya telah dikuasai oleh sang menantu durhaka.  Kalau dia tahu, bisa saja hal yang lebih buruk terhadap kesehatannya akan  terjadi.     “Papa tidur lagi, ya!”  bujuk Amel mengecup k
Read more
Bab 30. Suara Erangan Dari Gudang
Bab 30.  Suara Erangan Dari Gudang   =======   Darfan kehilangan kontrol. Pria itu memeluk erat tubuh Amelia. Menghujani wajah gadis itu dengan ciuman membabi buta. Tenaganya yang jauh lebih kuat, membuat Amelia  tak mampu menghindar. Tubuh perawan itu kini berada dibawah kungkungan sang durjana.     Berpikir keras, Amelia tak mau menyerah.  Perjuangannya untuk memberi pelajaran pada  pria tak punya hati ini sudah hampir berhasil. Hasurkah semua berakhir sia-sia, bahkan dia pun harus pula kehilangan kesuciannya?  Ya, tugas dia sebagai seorang istri benar adalah memenuhi  keinginan ranjang suami.     Tetapi, sejak awal pernikahan ini sudah salah. Pernikahan ini adalah pernikahan hasil tipu daya. Itu yang membuat Amelia merasa   kewajiban itu telah gugur dengan sendirinya.  Tak akan pernah terjadi hubungan ini. 
Read more
PREV
123456
...
20
DMCA.com Protection Status