Semua Bab Nafkah Batin Basi: Bab 11 - Bab 20
200 Bab
Bab 11. Gagal Menguasai Kartu ATM Amelia
Bab 11. Gagal  Menguasai Kartu ATM Amelia      “Kenapa, Pa?  Papa mau bilang apa?” tanya Amel  mendekati ranjang pasien.     “Ough! Eeeeegh!” Kembali sang papa bergumam tak jelas. Lidahnya yang kaku membuat pria itu kesulitan untuk berkata-kata.     “Amel gak ngerti, Pa!  Papa tenang, ya!  Kita pulang setelah Mas Dar urus  administrasinya,”  bujuk Amelia lembut.     “Uuuuuugh!” Anwar malah semakin gelisah.     “Mas, sepertinya Papa mau bilang sesuatu, aku gak ngerti.  Tolong, deh, Mas  yang tanyain!  Duduk sini, Mas!  Biar aku aja yang turun!”  Gadis itu mendorong  tubuh Darfan  dan mendudukkannya di  kursi  samping ranjang.        “Papa ngomong sama Mas Dar, ya, Pa!
Baca selengkapnya
Bab 12. Malam Pertama Yang Tertunda
Bab 12.  Malam Pertama Yang Tertunda   Sejatinya,  semua mahkluk yang bernama wanita itu cantik  sempurna.  Namun,  banyak pria   yang tak mampu melihat kecantikan yang sesungguhnya.  Mereka  tertipu  dengan netra. Padahal, penglihatan  kadang bisa berubah menjadi iblis  yang memperdaya.   ***** Pukul sepuluh malam, mereka tiba di  rumah.  Amel langsung   ke kamar  mandi  untuk membersihkan diri.  Darfan  menunggu  dengan sabar.  Pria itu tengah menyiapkan suatu rencana.  Dia harus melakukan sesuatu untuk memudahkan mencapai  tujuannya.      Sejauh ini, belum ada  hasil apa-apa.  Mobil sang mertua yang dia incar  gagal  dia  dapat. Kartu ATM, Kartu Kredit  dan lainnya, sama sekali tak bisa dia  kuasa
Baca selengkapnya
Bab 13. Perangkap Keluarga Benalu
Bab 13. Perangkap  Keluarga  Benalu     “Maaf, Mas!  Aku khilap.  Ini yang pertama kali bagiku, jadinya aku gugup banget.  Maafkan aku ya, Mas!   Aku belum siap, maaf!”  lirih Amelia.  Gadis itu  berusaha   tetap    berucap dengan nada   lembut, seolah tak  ada  amarah  yang tengah melanda di dadanya. Amelia yakin,  bukan dengan amarah  untuk melampiaskan rasa  sakit ini.  Bukan murka yang digunakan untuk membalas  rasa terhina ini.  Ada cara  lain, cara yang sempat  tertunda, cara yang akan membuat Darfan menangis darah karena  penyesalan.     “Maaf, Mas!”  ucapnya lagi, seraya  memungut dan mengenakan kembali   pakaian  yang berserakan di lantai.  Pakaian yang sudah sempat dilepas satu persatu oleh pria licik itu. &nb
Baca selengkapnya
Bab 14. Andre Sang Dewa Penolong
Bab 14.  Andre Sang Dewa Penolong   =======   “Bu Amel kenapa?” Yati  menghampiri   Amelia.  Senyum tersungging  samar  di bibirnya.  Sementara Ratni, Dina dan Dinda  mengintip  kejadian itu  dari balik kain tirai pembatas  ruangan.     “Gak tahu, nih, Mbak. Aku  gak ngerti, kenapa kepalaku berat banget tiba-tiba.  Mataku juga pengen pejam, gak bisa dibuka.”  Gadis itu memijit  pelipisnya.     “Ibu masih ngantuk, kali?  Kan, udah semingggu ini, Ibu kurang tidur jagain Bapak  di rumah sakit.”     Amelia menjatuhkan kepalanya  di  atas meja. “Bisa jadi begitu, aku aku --“ Kalimatnya menggantung.     “Bu Amel!  Buk!  Mel!  Amel!  Kribo!  Hey, Kribo!”   
Baca selengkapnya
Bab 15. Keluarga Benalu Gagal Lagi
Bab 15.  Keluarga Benalu Gagal Lagi     “Masalahnya saat ini dia dalam bahaya!  Saya bingung bagaimana menjelaskannya.”    “Maksudnya?”   “Eh, maaf, saya bilang apa tadi? Lupakan!  Anggap saja  Bapak tidak mendengar  apa-apa, saya mohon!”  Leo  menyesal  telah keceplosan berbicara.     “Tidak, ini tak bisa  saya pura-pura  tak dengar!  Pak Anwar itu calon client saya, Bang! Putrinya   dalam bahaya  Abang bilang!  Abang pikir saya bisa diam?” cecar  Andre melotot tajam.     Leo  salah tingkah.  Sekarang dia berada  dalam dilemma parah.  Antara  berterus terang atau  merahasiakan. Jika dia bercerita pada Andre, maka aib keluarga istrinya akan terbongkar. Namun, jika dia tetap rahasiakan, hati kecinya bertolak bela
Baca selengkapnya
Bab 16. Hampir Diperkosa Kakak Ipar
Bab 16.  Hampir  Diperkosa Kakak Ipar     Lewat celah papan dinding kamar mandi, Andy  menyaksikan tubuh indah Amelia.   Andy menelan ludah berkali-kali,  sambil menahan hasrat liar yang kian menjadi.  Beribu kali menyayangkan sikap Darfan yang tak mau menikmati mahkluk segurih itu. Ok, dari segi wajah, Amelia memang kurang menarik, terutama  rambut gimbalnya.      Tetapi, tubuh?  Amelia begitu mempesona. Apalagi  ditambah keyakinanya bahwa Amelia pasti masih perawan.  Tidak seperti Dinda, yang saat dia nikahi sudah  tak suci lagi.  Mengingat itu, Andy  sebetulnya ingin balas dendam.  Entah siapa yang telah meniduri istrinya pertama kali. Hingga detik ini, Dinda  tak pernah jujur.  Bahkan setelah pernikahan tahun ke lima, mereka belum juga  memiliki anak.  Itu membuat Andy  makin bosan dengan rum
Baca selengkapnya
Bab 17. Amelia Siuman
Bab 17. Amelia Siuman   “Maaf, ini Bu Amelia  kenapa gak terbangun juga padahal  kalian udah berteriak-teriak seperti ini dari tadi.”  Andre  merasa curiga, pria itu   meneliti  wajah Amelia.     Leo  tersadar. “Ya, kenapa ya?  Ini sudah berjam-jam dia tertidur.  Jangan-jangan keracunan lagi!”  Pria itu  mendekati ranjang.  Menempelkan telunjuk di hidung Amelia.     “Berapa  takaran obat tidur yang kalian beri padanya?”  tanya Andre.      Leo menatap tajam Andy. “Istrimu  yang ngasih obat tidurnya, kan?  Berapa banyak?”  ketusnya.     “Aku gak tahu, Mas!  Aku masih tidur saat Dinda  melakukan itu.”     “Bagaimana  kalau kita bawa Bu Amelia ke dokter!”  saran Andre.
Baca selengkapnya
Bab 18. Selamat dari Keracunan Obat Tidur
Bab 18.  Selamat dari Keracunan Obat Tidur   Andre  bergeming.  Dia   merasa  sangat lancang, bila berterus terang akan perbuatan Dinda  dan seluruh keluarganya terhadap  gadis ini.  Meskipun  dia mesara begitu iba  pada Amelia.  Yang dia tak habis pikir adalah   perubahan watak Dinda, mantan kekasih yang masih  sangat dicintainya itu.  Wanita yang sampai detik ini masih mampu menggetarkan hatinya.  Binar cinta  masih berpendar  di  dasar hati.  Itu sebab dia belum  juga   bisa pindah ke lain hati.        Tetapi setelah melihat perbuatan wanita  itu terhadap Amelia,  mata hati Andre  seperti terbuka  kini.  Suatu kenyataan dihadapkan kepadanya.   Kenyataan bahwa perbuatannya sia-sia selama ini.  Buat  apa dia menangisi perempuan jahat&
Baca selengkapnya
Bab 19. Bertekat Merubah Penampilan
Bab 19. Bertekat  Merubah Penampilan   =====   Hari ini, Amelia bertekat akan melanjutkan aksinya untuk membalas perbuatan suami dan seluruh keluarganya.  Perbuatan mereka kemarin yang hampir saja membuat dia celaka, adalh cambuk buat gadis itu. Tak bisa  ditunda lagi. Meskipun sang Papa masih belum sembuh, tak ada salahnya dia mulai beraksi. Jika menunggu Anwar sembuh, tentu terlalu lama.  Para benalu keburu kenyang tentu saja.     Amelia bertekat akan memulainya  sekarang.     “Bagaimana Mbak Amel mengenai  orderan  Mbak minggu lalu?  Kalau Mbak sudah ada waktu senggang, silahkan datang aja ke salon, ya, Mbak!”  terdengar suara lembut pegawai salon melalui sambungan telepon.     “Iya, Mbak.  Maaf, kemarin saya  sibuk banget.  Hari ini saya datang, ya!”  jawab
Baca selengkapnya
Bab 20. Ulah Bejad Suami Durjana
Bab 20. Ulah Bejad Suami Durjana     “Ok, sudah cukup,” ucapnya seraya menyimpan ponsel  itu kembali ke dalam sakunya.     “Tolong buka pintunya, Pak!  Saya mau ke kamar  Pak Anwar!” pinta  Ayu segera  mengancingkan kembali bajunya.     “Boleh, tapi dengar dulu baik-baik!  Mulai sekarang, kau harus menuruti semua perintahku!  Kalau tidak, aku akan menunjukkan foto –foto  ini tadi kepada Bu Amel, dengan tuduhan kau telah merayuku, bahkan telah tidur  denganku!”     “Maksud   Bapak?” Ayu terperanjat.  Matanya membulat  sempurna.  Darfan terkekeh kecil.     “Mulai sekarang, kau adalah kaki tanganku!  Turuti semua perintahku, kalau kau masih ingin aman bekerja di sini!  Kalau tidak, Bu Amel akan memecatmu, nama baikmu di Yay
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
20
DMCA.com Protection Status