Lahat ng Kabanata ng Jodohku Seorang Janda Kaya Raya: Kabanata 41 - Kabanata 50
52 Kabanata
41. Mona Tidak Rela Kehilangan Lintar
Rando menarik napas dalam-dalam, ia tampak bingung mendengar perkataan Lintar seperti itu, dua bola matanya menatap tajam wajah Lintar penuh rasa penasaran."Terus, apa alasannya kamu mau mundur dari perusahaan ini?" tanya Rando."Perasaan hati terhadap seseorang, Pak!" tegas Lintar menjawab pertanyaan Rando. Seakan-akan Lintar tidak merasa sungkan mengatakan alasan seperti itu kepada bosnya."Hahaha ...." Rando tertawa lepas mendengar perkataan anak buah andalannya itu. "Lintar ... Lintar! Maksudmu perasaan cintamu terhadap seorang wanita?""Iya, Pak.""Ya Allah! Kenapa kamu harus sangkut pautkan pekerjaan dengan perasaan?" tanya Rando sambil menepuk-nepuk pundak Lintar.Rando sangat paham dengan apa yang sedang dialami oleh Lintar, dan dia juga sepertinya sudah mengetahui bahwa anak buahnya itu sedang jatuh cinta, sehingga dengan begitu mudahnya mengambil keputusan untuk mundur dari perusahaannya.Di antara mereka, memiliki hubungan yang sangat dekat, tidak ada batasan di antara ked
Magbasa pa
42. Alena Ingin Meraih Hati Lintar
"Aku pasti akan merasa kehilangan kalau Pak Lintar keluar dari kantor ini," jawab Mona menundukkan kepalanya. Kemudian menghela napas dalam-dalam, ia berusaha untuk menyembunyikan perasaan sedihnya di hadapan Lintar. "Aku tidak mau kehilangan Pak Lintar," seloroh Mona."Memangnya kenapa, Mon?""Aku sayang sama Pak Lintar," jawab Mona tanpa sadar sudah mengatakan isi hati yang sebenar di hadapan Lintar.Lintar hanya tersenyum, ia tidak terlalu menanggapi perkataan Mona, meskipun pada dasarnya Lintar sudah tahu bahwa wanita yang ada di hadapannya itu memang menyukainya."Mulai besok aku akan membimbing kamu agar lebih mahir lagi ketika sudah resmi menduduki jabatan yang akan kami emban," kata Lintar."Tuh, kan. Pak Lintar tidak menanggapi perkataan aku yang barusan," hardik Mona mendelik. "Kalau masalah itu aku sudah tahu, bos tadi udah menjelaskan semuanya," lanjutnya.Lintar hanya tersenyum-senyum saja melihat sikap Mona yang tampak marah itu.Mona tampak kesal terhadap Lintar yang be
Magbasa pa
43. Firda Datang Mengunjungi Lintar
Lintar memang sangat menarik perhatian kaum hawa, ia berperawakan gagah, tampan, dan mempunyai bentuk tubuh ideal menjadi kebanggaan wanita jika berhasil meraih hatinya.Banyak wanita yang tergila-gila kepada Lintar, terutama yang ada di sekitar tempat tinggalnya atau di kantor tempatnya bekerja, termasuk Firda sendiri yang sedari dulu sangat menyukai Lintar.Keesokan harinya ....Firda mendatangi kediaman Lintar, ia tampak terkejut ketika melihat sebuah mobil mewah terparkir di depan rumah Lintar."Mobil siapa ini?" desis Firda mengamati mobil tersebut.Penuh rasa penasaran, Firda melangkah menuju ke arah pintu kediaman tersebut. Kemudian mengetuk pintu pelan, "Tok! Tok! Tok! Lintar!" panggil Firda lirih.Saat itu, Lintar sedang berbincang santai dengan Dani. "Ada tamu tuh!" kata Dani lirih."Kamu sambut gih! Aku malas bangun," jawab Lintar yang tengah memeriksa berkas-berkas kerjanya. "Sepertinya itu Firda," sambung Lintar.Dani hanya tersenyum , lalu bangkit dan bergegas melangkah
Magbasa pa
44. Alena Jatuh Cinta
Setelah Dani berlalu, Lintar kembali melanjutkan perbincangannya dengan Firda. Ada banyak hal yang mereka bicarakan pada saat itu, terkait masalah pekerjaan dan juga hal yang lainnya.Berada di dekat Lintar, tentu membuat nyaman jiwa dan perasaan Firda. Hingga bertambahnya rasa suka dalam dirinya terhadap Lintar yang selama ini ia kagumi.Setelah hampir satu jam berada di kediaman Lintar, Firda pun pamit kepada Lintar. Ia hanya meminta nomor ponsel Lintar saja, dan tidak berbicara terkait rencananya yang hendak menyatukan Lintar dengan Alena. Firda merasa bimbang, karena dirinya pun sangat menyukai Lintar.****Malam itu, Alena hanya duduk-duduk santai saja di sopa yang ada di ruang tengah kediamannya. Dia tampak resah dan gelisah, pikirannya terus tertuju kepada Lintar.Saat itu, Alena menunggu kedatangan Firda, ia tampak berharap informasi baik dari kunjungan Firda ke rumah Lintar."Mudah-mudahan, Firda bisa mendapatkan informasi banyak tentang Lintar," desis Alena penuh harap.Alen
Magbasa pa
45. Kebersamaan Lintar dengan Dani
Di tempat terpisah .... Lintar masih berbaring di atas tempat tidurnya, ia tampak resah dengan sikap Firda, Vira, dan gadis-gadis lainnya. Mereka secara terang-terangan sudah menyatakan perasaan mereka kepadanya. Padahal, mereka sudah mengetahui jika Lintar akan menikah dalam waktu tidak lama lagi. Tentu, sikap mereka sangat mengganggu. Lintar khawatir, jika mereka akan menjadi duri bagi hubungan asmaranya dengan Dewi. Terlebih lagi jika Dewi mengetahui semuanya, sudah barang tentu dia akan kecewa dan menganggap Lintar masih sama seperti dulu. "Selama ini, aku memang selalu bersikap terbuka dan juga sering memberi harapan bagi mereka. Tapi, itu hanya bagian dari gurauan saja," desis Lintar, "Kenapa mereka serius menanggapi sikapku ini?" sambungnya. Beberapa menit kemudian, ponselnya berdering. "Seperti itu Dewi," kata Lintar bangkit dan langsung meraih ponsel yang tergeletak di sampingnya. Namun, dugaannya salah. Yang meneleponnya itu bukan Dewi, tapi Firda yang selama ini selalu
Magbasa pa
46. Koh Iwan Pindah Keyakinan
Ketika Lintar dan Dani sedang santai berbincang, tiba-tiba datang seorang pria paruh baya. Dia adalah Koh Iwan sahabat baik Lintar dan Dani. Koh Iwan tidak langsung menghampiri Lintar dan Dani, ia hanya berdiri di balik pagar sambil tersenyum-senyum menatap ke arah dua pemuda yang selama ini menjadi sahabat baiknya. Lintar dan Dani belum mengetahui kedatangan Koh Iwan, sehingga mereka terus berbincang-bincang tanpa sadar ada yang memperhatikan mereka di balik pagar. "Assalamu'alaikum," ucap Koh Iwan. Lintar dan Dani sedikit terperanjat lalu berpaling ke arah Koh Iwan secara bersamaan. "Waalaikumsalam," jawab mereka serentak. "Koh Iwan, kapan datangnya? Tiba-tiba saja muncul seperti jailangkung?" tanya Dani sambil tersenyum-senyum. "Bukan jailangkung, tapi Harry Potter," jawab Koh Iwan ketus. Dia melangkah dengan gagahnya menuju ke arah teras menghampiri Lintar dan Dani yang sedang duduk santai. "Gagah banget, mau ke mana, Koh?" tanya Lintar meluruskan pandangannya ke wajah pri
Magbasa pa
47. Sikap Lusi yang Menjengkelkan
Setibanya di kantor, Lintar disambut hangat oleh beberapa orang rekan kerjanya. Terutama oleh staf accounting berparas cantik dan berkulit putih mulus, yang selama ini sangat menyukai dirinya."Selamat datang dan selamat pagi, Mas Lintar," sapa Lusi tersenyum manis menyambut kedatangan Lintar."Selamat pagi juga Lusi cantik," jawab Lintar seperti memaksakan diri menyanjung wanita itu. Kemudian ia langsung melangkah menuju ke ruangan kerjanya yang ada di lantai dua kantor tersebut."Biasanya dia mampir untuk godain aku," gumam Lusi langsung melangkah mengikuti Lintar dari belakang.Sebelum Lintar membuka pintu ruang kerjanya, dengan cepat Lusi mendahului membuka pintu ruang tersebut."Ya, Allah! Sigap banget kamu," kata Lintar sambil tersenyum-senyum."Silakan masuk, Mas!" ucap Lusi bersikap seperti layaknya seorang asisten pribadi."Terima kasih, Lus," ucap Lintar langsung melangkah masuk ke dalam ruang kerjanya itu.Setelah menutup rapat pintu ruangan tersebut, Lusi pun melangkah dan
Magbasa pa
48. Lintar dan Koh Iwan Menuju ke Rumah Dewi
Dani hanya mengangguk dan langsung membuka dus tersebut. "Tumben yah, Koh Iwan tidak ke sini?" tanya Dani sambil mengunyah kue yang dibelikan Lintar.Usai makan makan kue, Dani langsung pamit kepada Lintar, karena saat itu sudah mau magrib. "Aku pulang dulu, Tar. Sebentar lagi magrib," kata Dani lirih."Iya, Dan," jawab Lintar, "Jangan lupa, sampaikan pesan sama Koh Iwan. Aku tunggu habis magrib," sambungnya."Ok, nanti aku sampaikan," jawab Dani langsung berlalu dari hadapan Lintar.Lintar bangkit dan langsung melangkah ke kamar mandi, Lintar hendak membersihkan diri karena sebentar lagi akan melaksanakan Salat Magrib berjamaah bersama warga lainnya di masjid yang ada di belakang kediamannya.Selesai mandi, Lintar ganti pakaian dan bergegas melangkah menuju masjid. Kebetulan Dani pun saat itu sudah ada di depan masjid tersebut."Tumben Koh Iwan tidak ke masjid?" tanya Lintar kepada Dani yang sudah tiba lebih dulu."Tidak ada di rumah, kata tetangganya tadi sore dia berangkat ke rumah
Magbasa pa
49. Hadiah Istimewa Untuk Koh Iwan
Sepanjang perjalanan, Lintar dan Koh Iwan terus bercanda ria, gelak tawa menghiasi kebersamaan mereka. Hingga tidak terasa mobil sedan yang dikemudikan Lintar sudah tiba di depan gerbang rumah mewah milik Dewi. Hanya dengan membunyikan klakson dua kali saja, pintu gerbang rumah tersebut langsung terbuka dengan sendirinya.Tampak seorang petugas keamanan rumah itu berdiri tegak di depan pos keamanan sambil memberi hormat kepada Lintar yang baru tiba.Lintar langsung membuka kaca mobilnya. "Selamat malam, Yo. Apa kabar?" kata Lintar sambil tersenyum lebar."Selamat malam juga, Pak," jawab Rio sedikit membungkukkan badannya."Randi ke mana, Yo?" tanya Lintar lagi."Ada di mes, Pak," jawab Rio penuh rasa hormat.Setelah itu, Lintar kembali menutup kaca mobilnya. Perlahan, ia kembali melajukan mobilnya mengarah ke halaman parkir rumah mewah itu."Aku di sini saja, Tar. Kamu masuk sendiri yah," kata Koh Iwan lirih."Lah, kenapa, Koh?""Mau nemuin Fendi di mesnya.""Nanti kalau Dewi nanyain
Magbasa pa
50. Lintar dan Dewi Berkunjung ke Karawang
Dewi kembali memeluk tubuh Lintar. Bibirnya yang halus terpulas merahnya gincu, menempel lembut di atas dahi Lintar."Terima kasih banyak Lintarku sayang," ucap Dewi lirih.Lintar hanya tersenyum, sejatinya ia sudah tidak dapat menahan godaan tersebut. Ingin rasanya Lintar mencumbui Dewi saat itu juga, akan tetapi Lintar masih kuat menahan gejolak dalam jiwa dan perasaannya itu. Lintar bersikap lebih dewasa lagi, tidak seperti dulu yang gampang terpancing oleh hawa nafsunya sendiri. Kini, ia lebih memikirkan dampak yang akan terjadi ke depan, ia tidak mau gegabah menjamah kesucian seorang wanita hanya melampiaskan hasratnya saja.****Setelah beberapa jam berada di kediaman Dewi. Lintar pun langsung pamit pulang kepada kekasihnya itu."Sudah jam sepuluh lebih, aku pulang dulu, yah," kata Lintar lirih, "Besok siang aku jemput kamu ke sini," sambungnya sambil mencium kening Dewi.Lintar bangkit dan langsung menelepon Koh Iwan yang ada di mes bersama para pegawai Dewi.Tidak lama kemudi
Magbasa pa
PREV
123456
DMCA.com Protection Status