All Chapters of Tukar Pasangan (Jodoh)?: Chapter 41 - Chapter 50
203 Chapters
Bab 41. Jebakan
Aku memandang penampilanku di cermin dengan seksama. Setiap hari tampaknya bobotku semakin bertambah, itu terlihat dari pipiku yang semakin mengembung dan badan yang membengkak. Wajar sih aku merasa tubuhku melebar karena tanpa sadar kandunganku sekarang sudah memasuki usia tujuh bulan.Begitulah waktu cepat berlalu.Pantas saja, rasanya jalanku terasa semakin lambat dan aku cepat lelah, tapi untunglah Mas Alfa tak pernah mempermasalahkannya.Dia malah selalu menghiburku dan bilang aku yang tercantik. Walau aku tahu, dia hanya tak ingin aku bersedih karena penampilanku yang berubah drastis.Huft!Setelah merapikan rambutku dan memastikan semuanya tampak cantik. Aku pun siap pergi kontrol ke dokter kandungan. Meski agak kecewa karena Mas Alfa hari ini tak dapat mengantar, bagiku tak masalah sekarang aku hanya perlu memberi tahu pada Mas Alfa kalau aku mau berangkat."Oh iya, di mana ponselku?"Menyadari kalau sejak tadi aku lupa sama benda pipih itu, aku segera mendekati ranjang untuk
Read more
Bab 42. Balas Budi Impas!
Aku membuka mata saat kudengar suara orang terdengar seperti sedang bercakap-cakap.Berhasilkah aku keluar? Apakah rencanaku telah menemukan jalannya?Agh! Aku mengerang pelan saat kepalaku berdenyut.Walau masih terasa berat kepala ini, aku mencoba untuk bangkit dan sepertinya aku berada di tempat asing.Bukan lagi di gudang. Seperti di rumah sakit tapi bukan."Kamu di ruang praktik bidan, kamu sepertinya mengalami kontraksi ringan karena syok tapi sekarang semua baik-baik saja. Bayimu memang pejuang!" Suara seseorang sontak membuatku sadar sepenuhnya.Aku menoleh dengan cepat. "Mbak Yana? Syukurlah! Aku kira Mbak Yana gak datang tepat waktu, alhamdullilah karena Mbak anakku gak apa-apa," ujarku senang ketika melihat Mbak Yana ada di samping ranjang."Bodoh! Kamu bodoh, Zel! Kenapa hanya demi bukti dan menyelesaikan balas budi, kamu sampai sejauh ini? Bagaimana jika aku tak datang tepat waktu? Bagaimana jika Mamah benar-benar meracunimu? Bagaimana jika ....""Tapi Mamah tak melakukan
Read more
Bab 43. Masa Lalu Zela (POV Alfa)
Aku bisa merasakan betapa erat genggaman Zela di tanganku. Gadis itu menundukan wajahnya seakan ingin menyembunyikan semua tangis dan beban yang terlukis jelas di wajahnya.Bertemu dengan ibu kandung yang telah lama ia cari, pasti sangat membuatnya lega tapi juga menyedihkan dalam satu waktu. Terutama kondisi ini mungkin tak pernah Zela duga.Ibunya sakit kanker hati stadium empat sementara dia baru saja bertemu hari ini. Sayang, pertemuan mereka tak bisa lama karena ibunya harus segera menjalani tindakan. Jadi, tadi yang hanya bisa Zela lakukan ialah menatap ibunya dari kejauhan karena sang Ibu sama sekali tak bersuara meski Zela telah memperkenalkan diri.Aku tahu Zela sedih dan dia merasa diabaikan. Akan tetapi, dia tampaknya lebih legowo dibanding aku.Akulah yang terlalu berharap lebih atas pertemuan ini. Kukira ibu kandung istriku itu akan memeluk anaknya, ternyata tidak.Dia malah menjauhi Zela seolah Zela bukan anak kandungnya.Kenapa Bu Dahlia bersikap begitu? Padahal sebel
Read more
Bab 44. Ada Apa Dengan Anyer?
Baru saja bahagia ketemu Ibu, aku rasanya kembali diterpa badai.Ibuku tak menghiraukanku, dia sama sekali tak menjawab saat kupanggil. Dia seakan rindu ketika melihatku hadir tapi tetap menghindar kala bertemu di rumah sakit dan itu membuatku merasakan perih tapi tak berdarah. Sebab, jika dia rindu kenapa tak memelukku? Jika dia sayang kenapa dia tak mengatakannya? Kenapa dia bungkam?Namun, apa yang harus kulakukan? Semua rasa tentang Ibu hanya bisa kurasakan dari binar matanya.Aku menyerah. Aku memilih tak ingin memaksa Ibu meski dalam hati aku mengendus kecurigaan tentang sikapnya.Bagaimana pun di dunia ini, sekarang aku tak memiliki keluarga dari pihakku sendiri. Setelah Mbak Resa dan Mamah dipenjara rasanya aku tak tahu harus ke mana mencari jati diri sesungguhnya.Untunglah Mas Alfa--suamiku masih mau berjalan denganku, melindungi dan mengayomi walau tetap saja semalam watak jahilku muncul lagi ke permukaan.Dengan dalih ngidam, aku memintanya memasak nasi goreng pakai bikini
Read more
Bab 45. Rahasia Besar Alfa (POV Alfa)
Biasanya sebagai seorang dokter, aku dituntut untuk berpikir secara logika dan mendahulukan tanda yang pasti agar tidak salah mendiagnosa. Namun, kukira itu tak berlaku bagi yang namanya CINTA.Semenjak menikah dengan Zela, kusadari aku menjadi lebih posesif. Entah berapa kali diri ini takut kehilangan pada hal yang belum jelas sehingga kadang membuat batasan yang terkesan sembrono.Itulah kenapa, saat melihat Zela bercakap dengan Yoga, tak terhindarkan darah ini seolah mendidih sekali pun aku mencoba untuk mensugesti bahwa istriku bisa dipercaya.Dia saja percaya padaku, masa aku tidak?Begitulah, sisi kelogisan berbicara.Aku sadar, mengenyahkan sepenuhnya Yoga dari hati istriku layaknya mengambil sebuah kenangan yang terendap lama. Tapi, salahkan jika aku berharap semua kenangan itu hangus? Karena diri ini benar-benar sedang merasa tak percaya diri.Cih! Lagaknya lama-lama seperti Dilan saja. Tapi, lelaki mana yang tak cemburu jika mendengar istrinya begitu didambakan menjadi menan
Read more
Bab 46. Keanehan Alfa? Curiga.
Seiring dengan semakin besarnya kehamilanku ternyata semakin besar juga kekhawatiran yang aku miliki. Namun, tetap saja meski berat rasanya membawa perut buncit ke mana-mana, aku ini tidak bisa diam. Kerjaanku malah hobinya jalan-jalan.Dimulai dari menemani Mas Alfa sampai menjenguk Ibu di rumah sakit walau setiap ke sana Ibu pasti menolak menemuiku.Entah apa salahku pada Ibu tapi acapkali aku datang, dia langsung membuang muka seakan aku bukan anak kandungnya.Sikap Ibu yang cenderung acuh ini mengingatkanku pada Mamah. Lalu, jika seperti ini terus apa bedanya dia dengan Mamah yang sedang di penjara? Aku bertemu Ibu atau tidak, rasanya sama saja seperti tak dianggap.Bukankah harusnya aku yang marah? Kenapa dia yang malah abai?"Pulanglah! Jangan jenguk saya lagi! Kamu tidak usah mempedulikan saya! Biar saya membusuk di sini!"Ya, membusuk saja sana! Karena Kau telah menelantarkanku.Ingin rasa hati bilang begitu jika Ibu mulai mengusirku, tapi Mas Alfa selalu menghibur hatiku yang
Read more
Bab 47. Salah Paham
Pov AlfaAku memarkirkan mobil di halaman depan apartemen. Senyum tersungging di mulut ini ketika melihat ke arah atas tepat ke jendela kamar apartemen kami.Agh, ternyata kamar sudah gelap itu berarti Zela sudah tidur. Kasian dia, pasti istriku sangat kelelahan sehingga dia butuh istirahat yang banyak.Setelah memastikan tak ada yang tertinggal. Aku langsung bergegas menuju apartemen rasanya tak sabar untuk memeluk Zela saat ini.Aku ingin memberi-tahu hal penting padanya. Tentang aku yang menggagalkan rencana proyek dan tentang dia yang tak usah khawatir akan bertemu Julia dan Pak Rengga lagi.Sebenarnya seharian ini, aku berbohong pada Zela. Ini kebohongan pertama dan terakhirku. Aku berkata padanya kalau aku ada lembur tapi itu tidak benar. Aku sengaja tak ingin membuatnya khawatir karena tadi aku memutuskan pergi ke Anyer untuk menyelidiki kebenaran tentang apa yang dikatakan Yoga dan hasilnya tak sia-sia.Akhirnya, aku menemukan fakta lain. Benar memang Zela anak Pak Rengga, tap
Read more
Bab 48. Sudah Waktunya
Ada yang aneh dengan Mas Alfa beberapa minggu ini. Aku yakin 100% nggak pakai koma apalagi sama dengan karena ini bukan perhitungan. Setelah dia menggagalkan kontrak dengan Pak Rengga, kuamati lelaki itu semakin giat bekerja juga murung seolah dia telah mengalami kerugian dan masalah yang sangat besar.Aku yakin suamiku menyembunyikan sesuatu tapi dia enggan membaginya. Setidaknya firasatku selama ini tak pernah meleset.Anehnya setiap kutanya, dia pasti bilang, 'All iz well Zel, kamu hanya perlu fokus pada kandunganmu. Semangat ya, Sayang?'Selalu saja seperti itu, seakan dia sengaja tak menginginkan aku mengetahui bebannya. Namun, bukan Zela namanya jika pasrah tanpa rasa penasaran.Kecurigaanku padanya malah terus menumpuk dalam hati hingga puncaknya malam tadi aku tak sengaja mendengar Mas Alfa berbicara kasar pada seseorang secara sembunyi-sembunyi.Siapa gerangan yang membuat dia marah? Kenapa ketika dia melihatku dia langsung menutup teleponnya? Meski rasa kepo-ku menggunung ta
Read more
Bab 49. Bukan Sekedar Rumah
"Terima kasih Sayang, terima kasih sudah menjadi Ibu yang kuat. Terima kasih telah menjadikan Mas, ayah dan suami paling bahagia."Mataku perlahan terbuka ketika samar kudengar sebuah ucapan nan lembut dan menguatkan menyapa telinga ini.Napasku yang hampir putus dan tenagaku yang hampir habis, seakan tak berarti saat kulihat Mas Alfa-lah yang mengucapkannya. Lelaki itu memegang erat tanganku seolah takut aku pergi.Matanya yang memerah menjadi bukti bahwa dia hanya menyayangiku. Bahwa dia mencintaiku dan tak ingin kehilanganku juga bayinya."Ma-Mas?" Dengan segala kekuatan yang tersisa aku berusaha bicara.Proses kesakitan ini rasanya bagiku teramat panjang karena tadi meski kontraksi terus-terusan terjadi, pembukaan tak juga naik tetap saja di pembukaan empat. Oleh karena itu, khawatir harus dioprasi caesar Mas Alfa memindahkanku ke rumah sakit terdekat. Demi pelayanan yang lebih baik dan alat medis yang memadai.Saat itu aku berdoa dalam hati agar diberikan kelancaran dan jalan ter
Read more
Bab 50. Grow Old With You
Orang bilang, semakin tua umur kita semakin banyak yang berubah seperti halnya semakin banyak kejadian yang menimpa semakin kita dewasa menyikapinya. Kukira itu juga yang akan terjadi padaku tapi sayangnya gak semua karena sampai sini hati ini belum bisa menerima fakta kalau Pak Rengga sebagai ayahku.Mungkin aku perlu waktu. Lagi pula semenjak menyandang status sebagai seorang ibu, aku jadi banyak peer sebagai orang tua baru. Maka dibanding memikirkan tentang pria yang telah membuangku, aku memilih menjadi belajar jadi istri dan ibu Aksara yang pintar.Pintar apa? Ya, pintar apa pun. Pokoknya bahasan ngurus aku merasa sudah ahli kecuali ngurus-in badan.Tolong! Jangan bahas berat badan denganku. Semenjak melahirkan tubuhku memang agak membengkak. Namun, kata Mas Alfa nggak apa-apa karena aku masih cantik.Ajegile! Bisa ae Mas gula jawa satu itu.Begitulah Mas Alfa, semakin hari dia semakin perhatian tapi juga semakin posesif. Itulah yang membuatku merasa kadang tak nyaman. Saking p
Read more
PREV
1
...
34567
...
21
DMCA.com Protection Status