All Chapters of Tukar Pasangan (Jodoh)?: Chapter 31 - Chapter 40
203 Chapters
Bab 31. Fakta Dan Resa
Tubuhku bergetar, kakiku seolah tak menapak bumi dan Mas Alfa mengeratkan pelukannya.Aku nyaman. Ya, sangat nyaman karena sebuah kehangatan yang berasal dari seorang Alfa Prawira-suamiku.Seolah kegelisahan di dalam dada mengenai kekacauan yang kubuat sirna begitu saja, hanya karena sentuhannya. Terlebih ketika dia menciumku dalam di apartemen yang disewa Mas Alfa untukku selama aku menjalani challange Bu Imel."Kamu sudah melakukan yang terbaik Zel, Mas bangga sama kamu." Mas Alfa menarik wajahnya dan melepaskan tautan bibir kami.Aku termangu sambil menetralkan degup jantung. Sudah kubilang kan, Alfa itu the best kisser, dia itu pandai membuatku hampir pingsan hanya karena permainan bibirnya.Tahan Zela, jangan pingsan! Nggak lucu kan, pingsan pas lagi romantis.Namun, meski terlena tetap saja hati ini masih saja mengingat tatapan Ibu mertua yang menatap marah ke arahku saat Mas Alfa langsung membawaku pulang usai insiden peny
Read more
Bab 32. Terbongkarnya Rahasia Besar
Ada masa di mana kita akan sering mempertanyakan kenapa Allah membuat kejadian seperti ini dan kenapa seperti itu? Karena begitulah manusia dia akan terus merasa apa yang terjadi padanya itu sungguh tidak adil. Padahal bisa jadi di mata Tuhan itulah yang terbaik, hanya manusia saja tidak mengetahui.Contohnya, dulu aku kira menikah sama Mas Alfa itu sebagai kutukan tapi sekarang aku merasa sangat bersyukur. Sebab, dengan menikah dengannya aku banyak mengalami proses pendewasaan dan juga pembelaan yang selama ini tak kudapatkan.Alfa itu suami. Alfa itu Kakak. Alfa itu Ayah dan Alfa itu cinta. Begitulah aku mendeskripsikan seorang Alfa.Jika aku cinta pertama Mas Alfa maka dia cinta sejatiku.Ya, sekarang kuakui aku memang sedang jatuh cinta. Oh, salah! Tapi, aku sedang membangun cinta karena kalau jatuh itu sakit kalau membangun itu bahagia.Walau kuakui jalan untuk bersama dengannya sungguh tak mudah.Berat.
Read more
Bab 33. Salah Masuk!
Entah sudah berapa lama aku menangis di dalam pelukan Mas Alfa sampai kemeja slim fitnya basah oleh air mata dan ingusku.Selayaknya seorang gentle, Mas Alfa menyampirkan jaketnya lalu mengusap bahuku dengan lembut tanpa mengatakan sepatah kata pun. Dia tidak bertanya juga tidak menasehati.Mas Alfa seakan tahu apa yang kubutuhkan sekarang. Jadi sejak tadi, dia hanya membiarkanku bersandar di bahu dan dadanya yang bidang. Sementara, dalam hatiku terus saja mempertanyakan.Kenapa aku yang dibuang? Kenapa aku harus menerima perbuatan jahat mereka? Kenapa aku yang harus mengalami takdir pahit ini? Lalu, apa yang harus kulakukan sekarang saat aku tahu semua ini?Hancur. Aku sungguh merasa hancur dan ingin mengungkapkan perasaanku.Namun, entah kenapa lidah ini begitu kelu hanya untuk sekedar bercerita pada Mas Alfa. Aku masih berharap semua ini mimpi.Coba bayangkan 25 tahun aku bersama mereka yang kuanggap keluarga, ternyata mereka
Read more
Bab 34. Penjelasan Nenek
Aku tidak mengerti kenapa Mas Alfa selalu datang di saat-saat posisiku sangat memalukan dan anehnya selalu berhubungan dengan kamar mandi.Dari mulai kaus transparan sampai bertengkar dengan Mbak Resa, dia selalu ada dan uniknya selalu toilet yang menjadi tempat kejadian perkara. Terakhir, kemarin dia memergokiku salah masuk toilet.Duh ... Gusti mau ditaruh di mana mukaku?Apa sebenarnya dia itu punya hubungan dengan kamar mandi? Sehingga jika aku berbuat masalah di kamar mandi, dia dapat bisikan ghaib?Ah, yang benar saja. Ini salah satu teka-teki yang tak kumengerti.Namun, terlepas dari kebodohanku dan jiwa malaikat seorang Alfa. Bagiku tetap saja ada yang lebih membingungkan dari semua itu yaitu statusku di dalam keluarga Raharja.Siapa orang tuaku? Kenapa Ayah merawatku? Kenapa mereka menyembunyikan identitasku? Dan semuanya telah membuatku penat.Sangat penat. Maka dari itu, sekarang di sinilah aku.Hari ini aku punya rencana yang membuatku tid
Read more
Bab 35. Renang Oh Renang
Seperti yang sudah kusampaikan sebelumnya, kalau aku ini tidak bisa renang, mau gaya apa pun pokoknya nggak bisa. Baik itu renang gaya kodok, kupu-kupu, punggung dan sebagainya.Nothing overdongkrak.Namun, tetap saja aku gengsi jika harus mengakuinya di depan Bu Imel dan Yoana.Mau disimpan di mana mukaku? Apa kata mereka jika tahu kalau sebesar ini aku masih takut masuk air? Bisa-bisa aku jadi bahan gunjingan tapi kalau aku enggak jujur, bagaimana nasibku nanti coba? Mana bujukan Mas Alfa pada ibunya untuk mengganti challange gagal total.Apes nian nasibku! Alamat gagal ini mah.Aku memandang penampilanku yang sudah memakai swimsuit di depan cermin dengan frustasi. Rasanya masih terasa belum sanggup melihat ke arah kolam renang.Dulu aku pernah hampir tenggelam, semua karena Mbak Resa yang tak mau mengajariku secara intensif. Dia bilang, aku harus bisa sendiri tapi setelah kejadian di pantai Anyer aku jadi trauma."Kamu udah siap? Bisa kita bicara?" Sebuah suara yang berasal dari pi
Read more
Bab 36. Saat Alfa Cemburu, Kiyut!
Pada dasarnya, setiap orang tua itu mau yang terbaik untuk anaknya. Begitu pun Bu Imel, aku tahu kalau Bu Imel itu nggak ribet tapi kalau kata Bibi--pembantu yang udah lama kerja di rumah Mas Alfa, Bu Imel itu pernah cerita kalau dia punya kriteria-kriteria khusus untuk menantunya.Misal nih, Bu Imel itu suka banget sama menantu yang pintar masak, mengurus rumah tangga, berasal dari keluarga baik-baik juga bisa renang.Bisa renang. Harap dicatat! Dan aku gagal untuk itu.Aku sedih dan tak tahu harus bagaimana.Buruknya, tadi di bawah kupingku pun tak sengaja menangkap obrolan Bu Imel dan Bibi di dapur usai Yoana pulang dan aku mau ke atas untuk berganti baju."Saya ini masih belum sreg Bi sama Zela, saya lihat dia masih kayak anak-anak. Apa-apa harus dibela sama Alfa. Gimana saya bisa mempercayakan anak saya yang semata wayang ini, coba? Kalau istrinya saja kayak gitu.Makanya saya bersikeras belum setuju sekali pun Alfa gak mau, saya gak peduli. Semua ini demi dia juga, saya ingin Z
Read more
Bab 37. Aku dan Mertua
Aku terbangun karena suara alarm menyapa telinga. Baru kali ini kurasa diri ini benar-benar merasa tertidur nyenyak sampai dibangunkan alarm. Biasanya sebelum alarm meraung, aku sudah bangun dan mulai beraktivitas hingga saat adzan subuh tiba aku sudah siap.Perlahan kucoba membuka mata dan menggisiknya pelan.Ketika kesadaranku pulih. Aku mulai merasa kebingungan.Sebentar! Sejak kapan gordenku berwarna abu? Ini bukan kamarku lalu ini kamar siapa?Aku pun menolehkan kepala untuk memeriksa keadaan dan ... jeng-jeng!Kutemukan seorang pria tengah tertidur di sampingku dengan bertelanjang dada. Sebagian tubuhnya terhalang selimut sementara sebagian lain tidak dan ternyata aku pun sama.Gila!Apa benar kami telah melakukannya semalam?Ah, aku ingat, semalam kami tidak jadi pergi ke undangan karena melihat Mas Alfa yang merajuk pasca aktivitas panas kami dihentikan Bu Imel.Maka, di tengah perjalanan akhirnya kami sepakat untuk membelok ke arah hotel yang berada di tengah-tengah antara ru
Read more
Bab 38. Hamilkah?
Pertanyaan yang buruk juga tepat sasaran. Itulah pendapatku tentang pertanyaan Ibu yang dilayangkannya untuk mengetahui apakah aku menjaga amanahnya atau tidak.Tentu saja aku tak bisa menjawab apa yang telah kulakukan dengan Mas Alfa di kamar karena jika itu terjadi maka Ibu akan menuduhku mengkhianatinya sementara kami baru saja selangkah lebih dekat.Ini gila! Ibu tak boleh tahu. Bisa makin heboh nanti kalau kuberitahukan secara lengkap dan detail.Ibu kan janda. Aku tak enak juga menggoda janda dengan masalah ranjangku."Jadi apa kamu dan Alfa semalam sudah ....""Uwok!" Entah kenapa, ketika Ibu berbicara lagi tiba-tiba perutku bergolak dan disusul mual hebat."Uwok!"Gegas. Aku berlari ke arah toilet, tak memperdulikan lagi pertanyaan Ibu."Loh, kamu kenapa Zel?" tanya Ibu ketika melihatku mual-mual dengan wajah pucat.Aku tak menjawab sebab aku sibuk mengeluarkan sisa makanan di dalam perutku.Aneh, bukannnya Ibu yang sakit? Kok, aku yang malah mual? Namun, seingatku emang akhir
Read more
Bab 39. Bumil Cemburu
Kehamilan ini tak terduga tapi menyenangkan. Kehamilan ini membuatku kepayahan tapi aku menikmatinya. Terlebih, setelah kabar kehamilanku terdengar ibu mertua, Bu Imel seakan bahagia sekali.Alhamdullilah, benar kata banyak orang kalau kehamilan itu membawa rezekinya sendiri. Buktinya, hubungan aku dan Ibu yang semula renggang kembali menjadi baik. Dia bahkan membelikanku banyak perlengkapan dan membolehkan lagi Mas Alfa tinggal bersamaku di apartemennya yang lama. Sebab, jika kami tetap tinggal di apartemen yang baru, Mas Alfa takut Mamah dan Mbak Resa akan datang kembali dan menekanku.Tentu saja Mas Alfa nggak mau aku menjadi tersiksa dan aku juga benar-benar tak mau bertemu mereka. Kejadian terakhir dengan Mbak Resa saja masih membuatku cemas sampai sekarang.Bahkan dokter kandunganku bilang, untung saja janinku bisa diselamatkan sebelum terjadi apa-apa karena saat bertemu Mbak Resa kondisiku memang kurang baik dan rentan stress. Terutama perubahan fisik selama masa kehamilan
Read more
Bab 40. Penguntit
Mbak Resa mencari Mas Alfa. Itu adalah kenyataan paling menyebalkan yang aku dapat setelah aku mendengar obrolan para perawat.Awalnya aku mencoba untuk santai dan tak peduli. Sehingga kehidupanku pun berjalan seperti biasa tanpa penggangu.Namun, ternyata tenang tak selamanya aman. Selepas beberapa minggu berlalu, pagi tadi tiba-tiba aku mendapat info dari Mbak Mirah asisten Mas Alfa berkenaan tentang seorang wanita misterius yang suka datang ke poli di rumah sakit ketika Mas Alfa buka praktek.Anehnya, dia tidak pernah datang untuk diperiksa karena dia hanya duduk diam di ruang tunggu sambil memperhatikan ke arah poli penyakit dalam seolah menunggu Mas Alfa keluar-masuk ruangannya.Sempat suatu ketika, karena curiga Mbak Mirah menegur wanita itu untuk bertanya tapi dia malah pergi dan besoknya datang lagi.Menyeramkan.Entah apa maksud maksud si wanita itu mengamati suamiku.Apa dia fans rahasia atau ... mungkin dia Mbak Resa? Entahlah. Yang jelas, aku sengaja tak memberitahukan pe
Read more
PREV
123456
...
21
DMCA.com Protection Status