All Chapters of Tukar Pasangan (Jodoh)?: Chapter 21 - Chapter 30
203 Chapters
Part 21. Satu Kamar-Sesi 2
Serapat apa pun manusia menyimpan rahasia, pasti akan ketahuan juga. Ibarat bangkai yang disimpan lama, meski ditimbun oleh tumpukan pasir pasti akan terkuak juga, karena membongkar aib itu hanya masalah waktu.Begitu juga perselingkuhan Resa dan Pak Bayu yang akhirnya diketahui oleh semua keluarga.Tak kuprediksi sebelumnya,hari ini aku benar-benar dikagetkan dengan pengakuan Mas Alfa yang menyatakan kalau dia sudah mengetahui semuanya dan hal itu tentu saja melegakan.Namun, tetap saja takdir seolah gemar bermain-main dengan perasaan. Walau aku tahu Mas Alfa itu akan memperjuangkanku, tetap saja syarat dari Bu Imel dan permintaan Mamah membuatku tidak tahu harus berbuat apa. Perasaanku benar-benar kacau dan otakku buntu.Jadi, sekarang yang bisa kulakukan hanya menahan rasa sakit dan menangis tanpa suara karena aku yang terbiasa mengalah sampai lupa harus mengadu pada siapa.Kejam. Satu kata buat Mbak Resa yang tega menyiram badanku, pa
Read more
Part 22. Satu Ranjang
Sudah menjadi insting perempuan kalau sekamar dengan laki-laki, dia akan mencoba melindungi tubuhnya dengan cara apa pun. Begitu pun aku, setelah kejadian memalukan tadi aku berinisiatif untuk membungkus tubuhku dengan bed cover yang tebal biar Mas Alfa tidur dengan selimut.Geurah sih, tapi aku yakin setelah suhu Ac didinginkan sepertinya akan baik-baik saja dan tidur nyenyak.Di tengah aku yang sedang heboh membungkus diri tiba-tiba Mas Alfa keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk dari pusar sampai lutut.Mata kami pun tak sengaja bertemu pandang.Aku menelan ludah, melihat Mas Alfa menunjukan perut roti sobek yang jarang terekspose itu. Baru kusadari, sekarang Mas Alfa lebih berani menunjukan bagian tubuhnya.Astaghfirullah! Indah banget ciptaanmu Ya Allah."Zel, apa yang kamu lakukan?" tanya Mas Alfa sambil menahan tawa karena melihat bengong tak berkedip.Mungkin dia pikir aku ini pelawak, sehingga a
Read more
Part 23. Tekotek dan Luka Terakhir
Tekotek yang gagal. Hanya karena gara-gara itu Mas Alfa benar-benar diam seribu bahasa.Aku paham pasti dia sangat tersiksa, bahkan itu sangat terlihat dari matanya yang cekung kayak panda dan aku menyesal karenanya.Berkali-kali aku mencoba menguatkan hati, tapi pandangan wajah Mas Alfa yang sedih dan kecewa membuatku ingin melakukan sesuatu sebelum kami benar-benar berpisah.[Zel, segera selesaikan urusan dengan Alfa! Karena, saya akan menghukum Resa dan Bayu dengan cara saya! Kalau kamu mengecewakan saya, itu sama saja kamu mengkhianati kepercayaan dan ingat kamu sudah janji. Batas waktumu sampai esok hari.]Aku mengatupkan mata seraya menyembunyikan gemuruh di dalam dada setelah menerima chat dari Bu Imel pagi ini.Lagi. Bu Imel menyudutkanku dalam kebimbangan tapi aku pun masih berhak untuk memutuskan. Sebelum surat cerai di tanda tangan, aku masih milik Mas Alfa."Mas! Beneran harus ke apartemen Anggrek sekarang, ya?" tanya
Read more
Part 24. Dua Jantan
Kata orang, kalau lagi patah hati itu hampa dan kosong. Semua aktivitas menjadi sangat tak menyenangkan alias malas dan mager.Mungkin itulah yang terjadi padaku. Setelah memutuskan untuk pergi dari Bandung dan menjadi orang asing di Bogor, kerjaanku hanya diam, bengong sambil melihat hape yang layarnya menunjukan foto Mas Alfa.Menangis.Ya Allah! Ternyata sesulit ini mengenyahkan rasa bersalah yang membelit diri?Rasanya aku hidup layaknya zombi walau ini keputusanku sendiri.Setiap malam aku selalu bertanya.Apakah Mas Alfa baik-baik saja?Apakah Mas Alfa sudah makan?Apakah Mas Alfa membenciku?Apakah dia menandatangani surat cerainya?Ah, aku frustasi!Terus saja ratusan pertanyaan itu berulang tanpa jawaban. Terlebih ponsel dan nomorku telah berganti dan semua kontak aku hapus. Hanya menyisakan foto pernikahanku dan foto Mas Alfa yang kuambil diam-diam.Beginilah aku, terhukum oleh per
Read more
Bab 25. Hutang
Apa yang lebih menegangkan dari pertemuan dadakan antara mantan kekasihmu dan 'CALON' mantan suamimu di saat kamu sedang melarikan diri?Pasti siapa pun yang mengalaminya akan merasakan frustasi dan berharap menghilang sejenak dari muka bumi.Begitulah yang aku rasakan kemarin, ketika tanpa kuduga Mas Alfa dan Yoga bertemu dan menjadikanku wasit pendamai di antara mereka yang berujung pada kepergian Yoga.Sesungguhnya, gara-gara kemarin aku merasa tak enak pada semua orang. Terlebih statusku dan Mas Alfa masih belum jelas karena aku pun gengsi menanyakan perihal surat cerai itu lebih dulu.Stres? Ya, aku sangat stres sampai-sampai aku lupa cara bernapas dan semalaman aku hanya bisa terjaga di depan lilin karena mati lampu.Sungguh, otakku yang lambat ini masih belum memahami bagaimana seorang Alfa bisa sampai ke sini? Sebanyak apa pun aku berpikir jawabannya tetap saja nol, karena si Mbok bilang dia tidak memberitahunya begitu pun Mbak Ya
Read more
Bab 26. Janji Laki-Laki (POV Alfa)
Kau menjebaknya!Dasar bodoh!Dia bisa saja kesal denganmu!Agh, peduli setan! Toh sejak awal dia ingin melepaskanku dan merasa tak bahagia!Aku tersenyum miring ketika melihat Zela sudah berdiri di depan pintu rumahku. Sesuai janjinya untuk membayar hutang, gadis itu sepagi ini sudah siap untuk bekerja sebagai asisten. Dengan mengenakan celana kulot warna hitam dan kaos lengan panjang, wanitaku  itu terlihat sangat manis, polos  dan menggemaskan. Senang? Tentu saja. Bukankah tidak ada yang lebih membahagiakan ketika melihat seorang wanita yang selama ini kurindukan telah ada di hadapan. Bahkan luka-luka yang telah ia sebabkan serasa sirna hanya dengan melihat wajahnya.Namun, jangan harap aku akan berbaik hati menunjukan perhatianku seperti dulu karena aku tak mau Zela menganggapku mengemis kasihnya. Terlebih, aku tak ingin dia curiga bahwa keberadaanku di kampung ini untuk memastikan hal yang mungkin sangat penting bagi keberlangsu
Read more
Bab 27. Pengakuan Yang Tak Disengaja
Mengakui Mas Alfa sebagai suami? Tentu siapa pun pasti mau. Begitu pun aku, bahkan jika boleh akan aku umumkan kepada semua penduduk bumi juga penghuni dunia lain.Kalau Mas Alfa milikku! Dia milikku!Namun, lagi-lagi perjanjian bodohku dengan Bu Imel membenturkanku pada kenyataan pahitSekali pun hatiku berteriak mau, tetap saja itu tidak bisa meruntuhkan komitmen yang telah kubangun.Kenapa? Karena Bu Imel melarangnya. Karena aku berjanji tidak akan menjadi penghalang bagi Mas Alfa untuk mendapatkan istri yang lebih baik dariku dan karena aku berjanji akan menjaga kehormatan terakhir keluargaku di mata keluarga Prawira.Jadi, meski perih dan sangat ingin mengakui kalau Mas Alfa adalah suamiku, maaf aku belum bisa mengkhianati Bu Imel."Jadi, kamu tidak mau mengakui saya sebagai suamimu di depan semua orang?" tanya Mas Alfa menatapku dengan tatapan mengintimidasi."Enggak Pak Dok, maaf... lebih baik Zela gak ngasih tahu
Read more
Bab 28. Saatnya Berjuang
Seharusnya aku tidak merencanakan sandiwara bodoh seperti tadi, tapi apa boleh dikata hanya itu yang terlintas di otak ini dan aku tak berpikir sampai sejauh itu hingga membuat Mas Alfa menahanku di rumahnya.Bodoh. Ya, aku sangat bodoh. Kenapa juga bertindak sampai berlebihan? Pakai bicara masalah 'kamar' segala.Astaghfirullah! Zela taubat!Jujur, sekarang ingin rasanya aku melarikan diri tapi mau tak mau dan suka tak suka, aku tetap harus bertanggung jawab atas ucapanku.Lelaki tampan bertitel dokter ini pasti sudah tahu kalau aku cemburu dan masih menginginkan hubungan ini. Jadi, dia takkan semudah itu melepaskanku."Eheum!"Aku berdehem sembari melirik diam-diam Mas Alfa yang sejak tadi hanya memperhatikanku tanpa bicara.Matanya yang setajam elang seolah tak mau berpindah, sehingga aku merasa ada yang salah. Padahal aku sudah menjelaskan padanya alasan aku bersandiwara tadi.Aku hanya tak ingin dia dijebak
Read more
Bab 29. Tantangan Bu Imel
POV AlfaAku tersenyum tipis melihat Zela menekuk wajahnya sepanjang perjalanan ini. Istri mungilku itu tak ubahnya seperti anak kecil yang sedang menjaga mainan kesukaannya agar tidak dicuri seseorang.Wajah tegang, bibir manyun dan tangan bersedekap.Perfect anehnya.Perubahan ini terjadi setelah aku menyampaikan kalau Ibu akan menjodohkan aku dengan Yoana. Entah kenapa, Zela tampak menjadi seseorang yang berbeda, sikapnya seakan lebih posesif dari biasanya.Sungguh, jika boleh jujur aku suka Zela yang seperti ini dibanding dia yang pura-pura tak perduli.Aku suka Zela yang tanpa malu menunjukan rasa cemburu dengan segala kepolosannya. Tidak seperti dulu yang kerap kali menahan diri dan menangis dengan sembunyi-sembunyi sehingga membuat otak ini terasa lelah karena disibukkan dengan menerka-nerka.Kenapa Zela? Ada apa dengannya? Terus saja begitu sampai Jalu dilepas ke alam liar.Namun, terlepas dari semua tin
Read more
Bab 30. Harga Diri (POV Zela)
Gila! Aku sepertinya kerasukan!Astaghfirullah. Bagaimana mungkin aku bisa bilang kalau sanggup berpisah lagi sama Mas Alfa sebulan? Kami kan, baru berpisah, masa harus berpisah lagi?Zela bodoh! Bodoh!Entah berapa kali hari ini aku merutuki diri. Acara makan di rumah Mas Alfa kemarin benar-benar membuatku syok setengah mati.Terlebih, dengan bodohnya aku berjanji untuk merubah pandangan Bu Imel lagi tentang aku.Mustahil.Dengan menjadikan Yoana sebagai rival, sama saja Bu Imel bilang tidak secara langsung kalau dia ingin Yoana-lah yang menang karena baginya menantu sempurna itu ya ... seperti Yoana.Cantik, pintar, dokter dan yang terpenting terlahir dari keluarga baik-baik. Itu poin plus yang tak dimiliki olehku.Keluarga baik-baik.Ah, miris.Duh ... Gusti, kalau seperti ini terus bagaimana caranya aku bisa menang? Dan bisa membuat Bu Imel menerimaku?Terutama aku dengar dari Mas Alfa,
Read more
PREV
123456
...
21
DMCA.com Protection Status