All Chapters of DINGINNYA SUAMIKU: Chapter 111 - Chapter 120
122 Chapters
Aku nggak Punya Baju
PoV ArsyaManda tengah sibuk memilih dan memilah pakaian. Hampir semua yang dia keluarkan dari lemari, tertumpuk asal di tempat tidur. Padahal, aku sudah siap dari satu jam yang lalu, sedangkan dia masih belum beres hanya untuk menentukan pakaian yang akan dikenakan. Aku geleng-geleng sendiri melihat kelakuannya. Manda seperti bukan dia yang biasanya. Tidak pernah sebelumnya, dia memilih pakaian sampai seperti itu. "Sayang masih lamakah?" tanyaku yang duduk di depan meja rias sambil bertopang dagu. Manda menoleh sambil cemberut. "Aku nggak punya baju, Mas," rengeknya manja. Apa dia bilang? Tidak punya baju? Lalu, baju siapa. yang bertumpuk di tempat tidur itu? Ada-ada saja Manda itu. "Itu banyak, Sayang." Aku menunjuk tumpukan pakaiannya. "Aku nggak ikut, deh," ucapnya memelas, lalu duduk di tepi tempat tidur. "Sayang, kok, gitu, sih? Aku udah nunggu sejam ini. Masa' iya aku dateng ke undangan pertemuan antar perusahaan sendirian? Terus pas liat tamu yang lain bawa pasangan, ak
Read more
Hari Istimewa
PoV ArsyaManda membantu menyiapkan barang bawaanku semenjak selepas Subuh tadi. Hari ini, aku akan ke proyek resort kedua bersama Pak Zaidan dan tim untuk peletakan batu pertama siangnya. Ya, hanya formalitas saja sebenarnya karena ada beberapa media yang akan meliput proses itu dan menjadi awal dimulainya pembangunan. Kemudian, untuk malamnya akan diadakan konferensi pers tentang rencana pembangunan resort itu. Aku tidak membayangkan jika proyek yang aku jalankan bisa menarik perhatian publik. Ini kali pertama aku mangalami dan sedikit banyak karena kontribusi dari perusahaan Pak Zaidan. "Mas nanti pas di sana, jangan telat makan. Aku bawain kue, kalau laper, bisa dimakan dulu buat ganjel perut. Terus, vitaminnya jangan lupa diminum, soalnya Mas udah nggak konsumsi obat dari dokter. Kalau capek istirahat, jangan dipaksain kerja. Pokoknya—""Pokoknya, aku akan inget semua pesan Sayang." Aku menyambung ucapannya. "Rasanya berat banget biarin Mas nginep di luar kota pas mendekati HP
Read more
Asyifa Hanin Adnan
PoV ArsyaBerita kelahiran Syifa sudah tersebar di berbagai media sosial maupun elektronik. Ya, Manda memberi nama putri kami Asyifa, yang artinya penyembuh. Sementara aku menambahkan nama Hanin yang berati pemilik kasih sayang. Untuk nama Adnan, aku memberikannya sama seperti Afkar, yang berarti penenang hati. Memang anak adalah penyembuh dan penenang untuk orang tua. Seperti kehadiran Afkar dan Syifa, keduanya akan melengkapi kehidupan keluarga kecilku dengan kebahagiaan dan ketenangan. Di hari kedua kelahiran Syifa ini, Manda sudah bisa belajar duduk. Dia juga bisa menyusui putri kecil kami yang rupanya sangat lapar. Anak itu sangat nyaman di pangkuan sang bunda dan menikmati ASI dengan rakus. "Mas, kapan aku sama Syifa boleh pulang? Aku kangen Afkar," ucap Manda saat aku akan menyuapinya. "Belum tahu, Sayang. Nanti, aku tanya Sofyan. Sekarang, kamu sambil makan, ya. Syifa minum ASI-nya banyak banget," jawabku. Manda menerima suapan dariku dengan senyum. Tak lama, Syifa juga s
Read more
Afkar dan Syifa
Hari ini, akikah untuk Syifa dilaksanakan. Rumah Mama dan Papa ditata begitu meriah sehingga penuh dengan tamu yang kebanyakan adalah teman kerja dan keluarga besar. Aku bersyukur karena banyak yang datang dan ikut mendoakan putri kecilku. "Mas, bekas jahitannya nyeri."Mendengar keluhan Manda itu, aku bergegas membawanya ke kamar. Dia pasti kelelahan dan terlalu banyak bergerak saat acara. Syifa pun aku minta kepada Mama untuk dibawa masuk. Apalagi, untuk proses akikah, memang sudah selesai. Tinggal makan bersama saja dengan para tamu. Untungnya, Sofyan juga ada di acara ini dan dia kuminta untuk memeriksa Manda. Katanya, tidak ada apa-apa, hanya kemungkinan karena terlalu banyak bergerak saja. Sofyan lalu menyuruh untuk memberikan obat pereda nyeri saja setelah memastikan Manda makan."Nak Arsya keluar saja. Biar Ibu yang jagain Manda sama Syifa. Para tamu nyariin tadi." Ibu ikut masuk ke kamar ini dan mengambil alih piring berisi makanan yang akan aku berikan untuk Manda. "Iya, S
Read more
Ingkar Janji
PoV ArsyaManda makin sibuk mengurus Afkar dan Syifa. Untungnya, kami tinggal bersama Mama dan masih ada Resti sehingga dia tidak terlalu kelelahan. Meskipun begitu, tuan putri kecil kami tidak pernah absen mengajak bergadang sampai usianya sekarang sudah tiga bulan. Dia bahkan sudah bisa diajak bercanda dan mulai belajar tengkurap. Untuk hadiah kunci saat itu, Manda tidak menolak, tapi hadiahnya malah aku yang memakai. Apa lagi, mobil yang dulu kacanya pecah, sudah kujual karena membuat trauma. Kemudian, mobil yang satunya, aku biarkan dibawa oleh Damar. Kasihan saja kalau dia harus bolak-balik pakai motor untuk pulang dan pergi. Jadi, biar dia sekalian yang merawat mobilku dan saat dia datang, aku tinggal berangkat. Tidak perlu memanaskan mesin dulu. "Hari ini jadwal imunisasi Syifa, Mas. Minggu lalu, Mas Arsya udah janji mau anter, loh," ucap Manda saat aku sudah siap akan pergi ke kantor. Aku menatapnya bingung. Aku diam, bingung harus menjawab apa. Aku benar-benar lupa dengan
Read more
Terlalu Sayang
PoV ArsyaSelepas Subuh, aku sudah berangkat ke Bandara karena Manda justru memaksaku pergi ke Belitung. Dia tidak lagi mempermasalahkan kesibukanku sejak semalam. Setelah kami sama-sama melepas rindu, dia tiba-tiba memberiku izin. Sebenarnya, aku justru takut jika dia seperti itu. Manda seperti menganggap dirinya tidak penting bagiku. Aku bertekad dalam hati akan mengambil libur setelah urusan di Belitung selesai. Lagi pula, nanti sore, aku sudah kembali lagi ke Jakarta. Aku ke sana juga tidak sendiri. Edo dan Damar aku paksa ikut. Sebagai asisten pribadi, Damar sangat dibutuhkan karena dia juga berperan sebagai sekretarisku. Sekitar pukul delapan pagi, aku dan yang lain sampai di bandara Pulau Belitung. Kami pun langsung menuju tempat pertemuan dengan klien yang dijadwalkan pukul sembilan pagi. Masih ada waktu satu jam lagi untuk kami menyiapkan presentasi. Aku juga harus membaca ulang proposal yang dikirimkan oleh pihak klien lewat email kepada Edo. Satu orang yang berada di ant
Read more
Nikmat Bersyukur
PoV ArsyaBerita tentangku dengan Galuh rupanya tersebar di media sosial. Apalagi, foto saat awalnya aku duduk di sebelah Galuh, sempat tersebar. Memang sebelumnya aku tidak terlalu peduli duduk bersebelahan dengan perempuan itu, tapi karena mulai ada tanda-tanda tidak beres, aku pun bertukar tempat dengan Damar. Siapalah aku yang sampai menjadi incaran pemburu berita? Apa istimewanya juga meliput tentangku? Bahkan, menyebarkan berita hoax yang bisa saja membuat kehidupanku menjadi kacau. Untungnya, Manda bisa berpikir positif dan tidak langsung menuduhku macam-macam. Saat anak-anak sudah tidur lagi, Manda memperlihatkan berita tentangku di akun Instagram miliknya. Cukup viral juga. Namun, yang membuat geram itu caption yang dituliskan "Pemilik Jaya Properties Berlibur ke Belitung dengan Putri Bungsu Pemilik Lahan yang sedang Digarap menjadi Resort di Pelabuhan Ratu." Jelas salah total apa yang diberitakan. Aku ke sana hanya untuk bisnis dan pemilih lahan resort itu bukan lagi ayah
Read more
Berita Miring
PoV ArsyaSatu masalah selesai, datang lagi masalah baru. Lelah sudah pasti, tapi selama Manda selalu di sisi, semuanya terasa lebih mudah. Dia selalu mendukungku dalam segala hal yang masih dalam koridor kebaikan. Aku sangat beruntung memilikinya. dengan ancaman perempuan yang suaminya menjadi korban kecelakaan di apartemen. Namun, aku tidak ingin Manda ikut kepikiran dengan masalah itu. Apalagi, berita di media elektronik dan sosial yang simpang siur. Aku sebenarnya tidak takut dengan berita miring yang beredar. Namun, tuduhan tentang korupsi dana yang membuatku tidak habis pikir. Aku yang menggelontorkan dana untuk pembangunan apartemen itu dan lahan pun milikku, mana mungkin aku membuat buruk nama sendiri? Pengacara perusahaan pun memberiku support untuk tetap tenang. Juga semua karyawan yang percaya sepenuhnya denganku. Akan tetapi, banyak juga yang membuat namaku makin dituding buruk. Mereka yang merasa tersaingi dengan pesatnya peningkatan perusahaanku tentunya. Aku memijat-
Read more
Tawaran Lagi
PoV ArsyaDamar berhasil membawa Kasih, istri dari korban di apartemen yang membuat namaku buruk di mata publik. Acara konferensi pers ini juga dihadiri beberapa wakil dari pihak kontraktor, termasuk Pak Alif Nurdiansyah selaku pemilik perusahaan kosntruksi itu. Memang proyek apartemen itu sudah berlangsung lebih dari dua tahun, sejak sebelum aku mengenal Pak Zaidan. Kasih tidak bisa lagi memberikan tuduhan di depan banyaknya kamera yang merekam kami. Dia juga akhirnya mau menerima jalan damai yang aku dan Pak Alif tempuh dengan memberikan jaminan penghidupan yang layak untuk calon anaknya yang masih dalam kandungan hingga lulus jenjang perguruan tinggi. Aku juga memberinya pekerjaan sebagai staff marketing dengan jam kerja bebas karena memperhitungkan kondisinya yang tengah mengandung. Aku memberinya posisi itu karena dia rupanya lulusan SMK dan mempunyai ijazah D3 Managemen Pemasaran. Keterbatasan ekonomi membuatnya tidak bisa melanjutkan jenjang S1 dan dia kesulitan mendapat peke
Read more
Kasih Damar
PoV ArsyaKalau orang bilang, pasti aku dan Damar itu seperti surat dengan perangko yang menempel terus ke mana pun. Di Kalimantan ini, Damar pun ikut denganku dan kali ini, tanpa Edo yang bisanya menjadi pelengkap tiga sekawan. Edo sedang ada pertemuan dengan klien lain di Jakarta. Dia juga orang sibuk. Sampai di Kalimantan, aku dan Damar langsung menuju hotel terlebih dahulu karena pertemuan dengan Pak Hamdan sudah dijadwalkan selepas makan siang. Sementara saat ini, waktu masih menunjukkan pukul sepuluh pagi. "Satu kamar aja, nggak apa-apa, kan, Mar? Tapi, aku ambil tempat tidurnya yang dua," kataku setelah memesan kamar. "Saya, sih, nggak apa-apa, Pak. Cuma, apa Bapak nyaman satu kamar sama sopir?" jawab Damar dengan kalimat tanya juga. Mendengar itu, aku justru tertawa. "Kamu masih makan nasi, kan?" "Iya, Pak. Memangnya kenapa? Tadi, saya juga sudah sarapan." Damar berbicara seperti tidak paham dengan ucapanku. "Ya sudah, berarti aku aman. Soalnya, teman satu kamarku bukan
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status