All Chapters of Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen: Chapter 61 - Chapter 70
157 Chapters
Rahasia dari Gisella Clarissa
Sorry sekali lagi, Beb… Kan aku sudah pernah mengatakannya dengan jelas kepadamu… Untuk saat ini, dan untuk selamanya nanti, laki-laki yang menempati posisi yang spesial di hatiku tetap adalah Josh. Aku tidak pernah menggantung harapan dan perasaanmu sejak awal karena di detik-detik pertama kau ingin berkenalan denganku, aku sudah menegaskan posisi dan perasaanku. Tampak Gisella Clarissa mengetik panjang lebar dengan cepat nan lancar dan mengirimkan balasannya kepada Bebilonio Bondan.Bebilonio Bondan di seberang hanya membaca dan tidak membalas apa-apa lagi. Bisa diduga, Bebilonio Bondan langsung membanting ponselnya ke dinding hingga ponsel tersebut hancur berantakan di lantai.Tidak pernah ada yang menolak dan menghinaku dengan serendah ini! Aku tidak pernah merasa terhina seperti ini sebelumnya! Awas kau, Gisella Clarissa Hans! Awas kau, Josh Kian Junos! Kalian akan membayar dua kali lipat atas penghinaan kalian terhadapku hari ini!“Hebat sekali kau, Gis… Kau langsung menolaknya
Read more
Persahabatan di Tepi Danau
Kembali ke Negeri Elemen sebentar dulu… Malam sudah larut di sana. Hujan rintik-rintik sudah berubah menjadi hujan deras di luar. Tampak Yongki, Robert Martin, Junaidy dan Ray Wish sudah terlelap dalam alam mimpi masing-masing. Hanya Vritz dan Josh yang belum tidur. Keduanya tampak begitu khawatir karena hujan begitu deras di luar dan Jimmy Ferry belum balik.Vritz dan Josh Kian sama-sama membuka pintu kamar dan keluar dari kamar. Alhasil, keduanya berpapasan di koridor utama yang menuju ke ruang tamu utama di bagian depan. Tatkala mata keduanya saling bertemu pandang, keduanya tampak membisu dan tidak tahu harus memulai percakapan dari mana.“Aku… Aku…” Dan kedua-duanya memulai pembicaraan mereka pada saat yang bersamaan.“Kau duluan…” kata Vritz merasa sedikit salah tingkah.“Aku… Aku khawatir dengan Pak Jimmy. Hujan begitu deras di luar jam-jam begini; ia belum kembali juga.” Josh Kian memandang ke arah lain. Ia tidak bisa menatap mata Vritz Victor lama-lama. Ia akan semakin merasa
Read more
Ditawan di Negeri Pusaran Lautan (bagian 1)
Sinar perak muncul di hadapan Josh yang basah kuyup karena kehujanan. Sinar perak berubah menjadi sosok Jimmy Ferry di depan Josh Kian.“Josh… Josh…” Jimmy Ferry meraih sang adik bungsu ke dalam pelukannya.“Sorry, Pak Jimmy… Sorry karena aku tidak bisa mengendalikan kemarahan dan emosiku tadi. Begitu aku melihat Gisella menjadi tawanan siluman lipan itu, aku sungguh tidak bisa berpikir jernih lagi.” Air mata Josh Kian berbaur dengan air hujan yang mengguyur bebas dan berjatuhan butir demi butir.“Aku tidak pernah menyalahkanmu, Josh. Aku hanya sedih aku tidak cukup dekat denganmu untuk bisa ikut berbagi semua keluh kesah dan masalahmu. Aku ingin kita lebih dekat layaknya saudara kandung, bukan hanya sesama rekan pengawal tertinggi di negeri ini, Josh. Ketika aku tidak bisa mendekatkan diriku padamu, aku merasa sedih sekali…”Air mata Jimmy Ferry juga bercampur dengan air hujan dan berjatuhan butir demi butir.Seberkas sinar hijau muncul di tempat tersebut dan berubah menjadi sosok Vr
Read more
Ditawan di Negeri Pusaran Lautan (bagian 2)
Gisella Clarissa menggesekkan satu lagu melalui biolanya. Melodi yang tenang, namun sedikit suram nan gelap mengalun ke seisi ruangan penjara mereka. Sungguh suatu melodi yang membuai saraf pendengaran.Lagu selesai. Tampak Julinda Kimarta bertepuk tangan dengan penuh semangat.“Hebat sekali permainan biolamu, Gis… Dengan kemampuan yang seperti ini terus, aku yakin kelak kau akan menjadi seorang biolis yang terkenal di seluruh dunia…”“Dunia apa?” Gisella memancing dengan sedikit pertanyaan yang menjebak.“Dunia manusia tentu saja…” sambung Julinda Kimarta sedikit kikuk.“Thanks deh untuk motivasimu, Jul… Namun, seandainya saja aku berhasil menjadi seorang biolis suatu hari nanti, aku hanya ingin terkenal di beberapa tempat dan negara saja. Aku tak ingin menjadi seorang biolis yang terkenal sampai ke seluruh dunia. Buat apa? Toh tidak ada gunanya…” kata Gisella Clarissa dengan santai.Mendengar kalimat itu, tentu saja Julinda Kimarta terheran-heran.“Benaran selama ini aku tidak begit
Read more
Sederetan Pesan Hologram
Fajar sudah datang menyingsing… Meski matahari belum menyembulkan diri di ufuk timur, tampak ketujuh pengawal sudah menghadap Ratu Surgawi di istana pusat, ditemani oleh Pak Reynold.“Aku percaya kalian bisa mengalahkan Raja Orlando Sean dan kembali dengan selamat. Jika memungkinkan kalian akan membawa kembali gong naga dan simbal naga kecil yang ada di Negeri Pusaran Lautan. Aku percaya kalian bisa melewati semua rintangan ini karena kalian adalah ketujuh pengawal tertinggi yang telah ditakdirkan untuk menjaga dan melindungi negeri ini.” Ratu Surgawi tampak belum baikan sama sekali, apalagi setelah sekarang Beliau mengetahui ketujuh pengawal tertingginya akan berangkat ke medan perang.“Apakah… Apakah aku perlu menemani kalian ke sana, Tujuh Pengawal?” tanya Pak Reynold dengan raut muka cemas yang mendalam.“Jika kami ke sana bersama-sama dengan Pak Reynold, Raja Orlando Sean akan tahu kami melakukan sesuatu di belakangnya. Kami tidak ingin mengambil risiko apa pun dan akhirnya memba
Read more
Penyamaran Sang Siluman
“Kau yakin pesan telepati itu sudah sampai ke abangku dan Josh? Kau tidak salah kirim dan akhirnya malah nyasar ke salah satu prajurit siluman sini kan, Gis?” tanya Julinda Kimarta dengan raut wajah khawatir.“Kau meragukan kekuatan konsentrasi dan pikiranku? Asal kau tahu saja ya, Jul… Kalau kekuatan konsentrasiku selama ini diragukan, aku sudah tidak bisa main biola ya. Main musik itu membutuhkan konsentrasi yang total nan menyeluruh ya,” kata Gisella Clarissa sedikit bersungut-sungut dengan keraguan sang sahabat terhadap konsentrasi dan perhatiannya.“Lalu mengapa sampai sekarang mereka belum balas sih?” Masih tampak raut wajah cemas di wajah Julinda Kimarta.“Jangan-jangan sedang dalam pertempuran melawan para siluman lagi…” Tampak Gisella Clarissa mengernyitkan dahinya dalam-dalam.“Bagaimana dengan siluman bunglon di depan sana, Siluman Lipan?” tanya Raja Orlando Sean kepada siluman lipan dengan senyuman penuh kepuasan.“Ilmu penyamaran siluman bunglon tentu saja merupakan ilmu
Read more
Siluman Bunglon dan Batu Kata Kerja
“Akhirnya kau menunjukkan kepribadianmu yang sebenarnya, Siluman…” kata Josh Kian dengan sebersit senyuman sinis yang menghiasi wajahnya yang tampan.Mendengar itu, siluman bunglon kontan terperanjat kaget.“Kami menunggu lama sekali baru kau menunjukkan kepribadianmu yang asli. Kenapa tidak dari tadi saja sih?” tukas Vritz Victor dengan sedikit seringai nakal menggelantung pada wajahnya yang tampan.Siluman bunglon merasa panik seketika. Ia ingin melarikan diri tatkala ia menyadari dirinya sudah terkepung. Tujuh Pengawal kontan memancarkan gelombang energi masing-masing yang dipusatkan mereka ke dirinya yang berdiri di tengah. Terdengarlah jeritan siluman bunglon yang tidak berdaya. Dua bayangan menyatu menjadi satu sosok dan kemudian berubah lagi menjadi seekor bunglon raksasa warna hijau kekuningan. Si bunglon tercampak beberapa meter, berubah kembali menjadi sosok manusia – sosok seorang lelaki kira-kira akhir tiga puluhan. Tampak siluman bunglon mengeluarkan beberapa tetesan dara
Read more
Memulihkan Robert Martin
Vritz dan Josh berlarian terus tanpa arah dikejar oleh Junaidy dan Yongki. Akhirnya, pasangan kejar-mengejar mereka menjadi tertukar. Junaidy jadinya mengejar Josh. Vritz jadinya dikejar-kejar oleh Yongki.“Hentikan, Bang Jun! Ini aku, Josh… Bang Jun! Bang Jun! Sadarlah, Bang Jun!” Teriakan Josh sama sekali tak berguna. Junaidy terus saja menyerangnya secara membabi buta.“Hentikan, Bang Yongki! Ini aku, Vritz… Aku bukan musuh. Aku adalah salah satu adikmu. Bang Yongki! Sadarlah, Bang Yongki! Bang Yongki!” Teriakan Vritz juga tak ada gunanya karena Yongki terus saja hendak menendangnya tanpa ampun.Tidak tahan lagi, Josh dan Vritz hanya bisa memeluk kedua abang mereka. Saking geramnya tidak bisa membangunkan Junaidy dan Yongki, keduanya mendaratkan ciuman telak ke kedua abang mereka. Josh mencium kening Junaidy. Vritz mencium pipi Yongki. Keduanya terus memanggil-manggil nama Junaidy dan Yongki.Perlahan-lahan kesadaran Junaidy dan Yongki telah kembali. Perlahan-lahan mereka sudah bis
Read more
Membicarakan Ide Penyelamatan
Perlahan-lahan bola besar melayang turun dan akhirnya masuk ke dalam tubuh Robert Martin. Kini terlihat sekujur tubuh Robert Martin bersinar biru. Keenam saudara yang lain masih terus memancarkan gelombang energi masing-masing. Ketika sinar biru pada tubuh Robert Martin perlahan-lahan meredup, barulah mereka berenam menghentikan aliran gelombang energi masing-masing.Detik-detik berlalu. Dengan mengibaskan tangan, Junaidy dan Yongki menghadirkan sejumlah makanan lezat di pondok tersebut. Tampak ketujuh pengawal tertinggi bersantap ria terlebih dahulu sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke titik tengah Negeri Pusaran Lautan.“Negeri ini tidak memiliki penampakan kota seperti di Negeri Elemen ya… Di mana-mana hanya padang rumput, hutan belantara, pegunungan dan lautan. Sungguh kontras sekali dengan Negeri Elemen kita itu.” Junaidy berujar sembari menyapu pemandangan yang ada di sekelilingnya.“Berbeda sekali memang… Bisa dibilang pembangunan di negeri ini agak terbelakang dan tertingg
Read more
Gadis Kelinci dari Negeri Pusaran Lautan
“Aku khawatir sekali… Jelas raja siluman di negeri ini sedang menunggu kedatangan mereka di depan sana. Apakah mereka bisa mengalahkan raja siluman itu dan ke sini membebaskan kita?” Julinda Kimarta berjalan bolak-balik dalam ruangan penjara tersebut.“Jangan bolak-balik lagi bisa tidak sih, Jul! Kau membuatku tambah gugup tahu nggak!” Terdengar sedikit nada kejengkelan dalam nada suara Gisella Clarissa.“Aku tidak bisa membendung kekhawatiranku. Aku tidak bisa berhenti merasa khawatir. Bagaimana kalau ternyata raja siluman itu berhasil memperdaya mereka? Bagaimana kalau ternyata para prajurit siluman itu berhasil mengalahkan mereka semua? Bagaimana kalau ternyata mereka bertujuh akhirnya tertangkap dan akhirnya akan dihukum mati?”“Stop it please, Jul!” hardik Gisella Clarissa. Dia sebenarnya juga tidak bisa berhenti merasa khawatir. Dia semakin tidak tahan apabila harus ditambah dengan melihat kekhawatiran sang sahabat.Julinda Kimarta menjatuhkan dirinya ke atas sebuah sofa yang di
Read more
PREV
1
...
56789
...
16
DMCA.com Protection Status