All Chapters of TEST PACK ASISTEN RUMAH TANGGAKU: Chapter 71 - Chapter 80
175 Chapters
Saga dan Hangga Datang (70)
#Testpack (70)Test Pack ART-ku -Saga dan Hangga Datang-“Mas, kamu kayaknya udah beneran sehat, dech.”“Ya, gitu, Dek? Kok tahu?”“Soalnya kamu pagi ini bersemangat dan cerewet bingit, biasanya kamu pendiam, Mas?”“He he, Mas nervous, Dek.”“Nervous? why?”“Emm, mungkin karena nggak tahu harus ngapain?” Ia membulatkan matanya.“Emang harus ngapain, Mas …?” Aku ikut membulatkan mata, menarik alis ke atas dan melengkungkan bibir ke atas.Kukalungkan kedua tanganku pada lehernya. Menariknya lebih dalam ke hadapanku.Satu detik, dua detik, tiga detik.Merasakan ada debam-debam kuat pada dadanya.“Mas, lagi deg-dengan banget, ya …?”Ia hanya berkata, “Euh …”“Mas, aku mau tanya ….?”Ia memompa napasnya berkali-kali.“Mas belum pernah melakukan sebelumnya, ‘kan?”“Belum, Dek ….” Wajahnya memerah dan sudah gelisah menjawab ini. “Aku percaya, Mas ….”Kasihan rasanya bila terus memberi jeda pada pengantin pria yang masih lugu ini. Tentu ia kalah gaya saat ini di banding aku yang sudah memp
Read more
Ada Cemburu Pada Tatapan Itu (71)
#Testpack (71)Test Pack ART-ku -Ada Cemburu Pada Tatapan Itu-Ia terbangun, ingin minum. Aku menarik pengungkit bed pasien agar ia bisa dusuk namun merebah.“Mas, ada menu bubur, nich, mau aku suapin?”Ia mengangguk. Ya Allah, kenapa fisiknya makin melemah?Baru beberapa suapan tiba-tiba ada tamu datang berkunjung.Entah kemana tadi perginya Mama dan Bunda, jadi kulangkahkan kaki untuk membuka pintu.Ya Allah, ternyata tamu itu Bang Saga dan Mas Hangga!===Mereka berdua datang menjenguk, atau gimana, sich, bisa kompak begitu.“Eh, Mas Hangga, Bang Saga. Silahkan masuk.”Aku membuka daun pintu lebih lebar.“Rin, Aksa sakit?” tanya Mas Hangga.“iya, Mas ....”“Mas Hangga diikuti Bang Saga masuk, mereka lalu menghampiri Mas Aksa untuk bersalaman.“Sakit, Bro?” Tanya Mas Hangga. “Ah, cuma ngelebur dosa aja, ni, Bro, biasa,” jawab Mas Aksa lemah.Sementara kulihat Bang Saga lebih cool. “GWS, Sob ….” ucapnya.Tersenyum bersalaman dengan Mas Aksa lalu mengambil posisi duduk di kursi tam
Read more
Ada Pengganggu (72)
#Testpack (72)Test Pack ART-ku -Ada Pengganggu-Matanya terus terpejam, dan napasnya bergerak teratur. Baiklah, dia butuh istirahat, bahkan butuh banyak istirahat. Aku harus mensupport total kesembuhannya, harus memantaunya secara maksimal. Tak akan ada yang lebih baik menjagamu sekalipun di rumah sakit terbaik ini Mas selain aku. Kuelus-elus kepalanya perlahan. “Mas, lekas sembuh lagi, baru kemarin pagi kita bahagia, merasakan manisnya madu rumah tangga. Aku sudah yakin kamu sembuh waktu itu, karena kamu terus berangsur sehat, bahkan sudah semangat makan nasi goreng spesial buatanku untuk pertama kalinya. Siangnya kamu sudah seru-seruan bermain dengan anak-anak sampai sore hari. Sembuh, ya, Mas ….” bisikku pelan.Kusibak tirai jendela, berbayang gambar jam dinding di sana, masih ada waktu untuk shalat Dhuha, bermunajat panjang memohon ampunan atas segala dosa dan memohon kesembuhan suamiku. Sekali lagi aku meminta, seandainya ada amalanku yang layak ditukar untuk kesembuhan Mas A
Read more
Cinta yang Sulit Hilang (73)
#Testpack (73)Test Pack ART-ku -Cinta yang Sulit Hilang-“Loh, ada Mas Hangga, kapan datang, Mas?”“Baru aja ….” ucapnya datar. Kali ini ia nampak tak bersahabat. Tak seperti kemarin ketika menjenguk.Ia menatap tanganku yang masih menggandeng mesra tangan Mas Aksa.Kenapa dengan tatapan kamu, Mas. Sampai seperti itu menatap kami berdua.“Sayang main sama Papa dulu, ya. Mama mau pijitin Om Aksa dulu. Om-nya masih sakit,” balasku pada si kecil.“Oh, Om Aksa masih sakit, ya. Ya, Ma. Biar Omnya nggak dirawat lagi.” Si Kakak yang menjawab.Sementara kulihat Zayyan sedang mendorong-dorong mobil di ujung ruangan.Aku menarik tangan Mas Aksa melangkah masuk ke kamar. Lelaki tampan di sebelahku hanya pasrah mengikuti tarikan mesra tanganku. Kulirik lelaki putih jangkung di ujung sana yang masih memperhatikan kami sebelum pintu kututup.Ceklek. Kuputuskan mengunci pintu.Jangan kecewa dan marah, Mas. Karena apa yang kulakukan dengan suamiku ini halal. Tapi kalau kamu mau membakar dirimu send
Read more
Semua ini Salah Cinta (74)
#Testpack (74)Test Pack ART-ku -Semua ini Salah Cinta-Tapi kulirik tangannya tak memegang gawai sama sekali. Malah sekarang aku jadi bisa membuktikan bahwa si misterius itu bukan Mas Hangga. Karena pesan masuk barusan justru pada saat kulihat Mas Hangga sedang memegang stick game.Jadi siapa seseorang yang misterius ini. Bahkan dia sampai tahu aku menikah, padahal bisa kupastikan tak ada yang tahu pernikahanku kalau aku tak memberi tahunya kepada mereka.***AjtDenting piano kumainkan perlahan di sudut ruang sepi ini. Nada-nada sedih bermain-main menggoda pendengaran mengiris hati. Yah, hari ini, aku sedang menikmati tembang kesedihan yang kumainkan sendiri.Ini adalah hari pertama aku tanpa Mas Aksa. Dia sudah terbang dan hatiku juga telah terbang pergi bersamanya. Dia salah kalau kemarin bilang menitipkan hatinya di sini padaku, karena nyatanya hatikulah yang terbawa pergi olehnya. Beberapa hari menikah telah mampu membuatku jatuh cinta seutuhnya kepadanya. Seorang yang lembut,
Read more
Bulan Madu Memanggil (75)
#Testpack Bulan Madu Memanggil (75)[Wanita itu? siapa?] Akhirnya kukirim jawaban berupa pertanyaan.lima menit, sepuluh menit, tak di balasnya.[Jangan memberi info kalau nggak memberi solusi.] Sekali lagi kukirim jawaban pesan untuknya.tanda hijau itu berubah menjadi gelap. Artinay dia tak mau berpanjang chat lagi denganku. Okelah terima kasih kalau begitu sudah memberitahuku meskipun kentang karena tidak sekalian dengan menyebut namanya.[Dit, bisa minta tolong sekali lagi?][Minta tolong apa, Rin?][Ada satu akun facebook yang misterius. Apakah kamu juga bisa bantu aku melacak siapa orang di balik akun ini?] Aku mengirimkan satu link akun tersebut.[Oh, sebenarnya ini bukan keahlianku kalau melacak pemilik akun sosmed. aku hanya bisa membantu kalau itu soal pemilik nomor handphone, tapi baiklah, aku coba, Rin. Mungkin temanku ada yang bisa bantu.][Oke, Dit, makasih, ya, udah mau aku repotin lagi.]Selang sehari kemudian aku mendapat kabar dari Adit. Bahwa pemilik akun itu tingg
Read more
Kado dalam Pohon dan Swiss (76)
#Test_PackKado dalam Pohon dan Swiss (76)Wah ini pesan dari Mas Aksa. [Mas, kamu lagi istirahat? Bisa telepon? Jadi udah cuti, ya, Mas?] kujawab pesan itu dengan emot bahagia.[Ya, Mas lagi santai, Dek. Habis shalat sunnah rawatib.][Masyaa Allah suamiku sholehnya. Jadi gimana rencana kita, Sayang?][Alhamdulillah Mas ada waktu dua minggu. Mas sengaja sediakan ini untuk kita bulan madu.][Alhamdulillah, panjang sekali itu, Mas, dua minggu. Sebaiknya Turki dulu, biar kita lebih cepet ketemu, ya ‘kan? Dan Mas nggak perlu jemput aku ke Indonesia. Kita ketemu langsung di Turki, ya. Biar waktunya lebih efektif. Nanti dari Turki kita ke Swiss.][Bener, Sayang. Tapi nggak apa-apa Mas nggak jemput ke Indonesia?][Nggak apa-apa, Mas. Aku kan biasanya juga terbang sendirian. Aku bisa jaga diri, ‘kok.][Oke, kalau gitu. Tapi selalu kabari ya, dan waspada. Selama kamu terbang Mas akan standby tunggu kabar. Nanti Mas pesankan tiketnya, ya.]Setelah mendiskusikan banyak hal, pembicaraan berakhir
Read more
Honeymoon and Babymoon (77)
#Testpack (77)Test Pack ART-ku.-Honeymoon and Babymoon- Sebuah kotak cincin berwarna merah, di dalam plastik yang lumayan tebal. Plastiknya sudah koyak dan rapuh, tapi kotak perhiasan ini masih utuh bentuknya. Lapis beludru diluarnya sudah rontok bulu-bulunya dan warnanya tak lagi merah. Memudar menjadi cokelat. “Aku buka, ya, Mas.”“Buka aja, Dek. Bisa bukanya?”Ternyata agak susah. Mungkin karena terhimpit daging pohon yang makin tahun makin menempel jadi engselnya berkarat atau tertekan ke dalam.“Iya, susah, ni, Mas.”Lelakiku itu mengambil alih, dan klik! cukup sekali tarikan. Sebuah cincin emas dengan permata berlian di tengahnya. Sangat manis. Cincin dengan model sederhana namun berkesan manis, dan ukuran yang tidak terlalu besar. Mas Aksa menarik tanganku perlahan, meraih jemariku dan memasangkannya pada jari manisku.“Ternyata pas, Sayang.” wajahnya berbinar menatap tanganku, dikecupnya jari itu lembut.“Iya, Pas ... Mas ...." Aku menutup mulutku dengan tangan kanan. Tap
Read more
Hari-hari Tanpa Aksa (78)
#Testpack (78)Test Pack ART-ku-Hari-hari Tanpa Aksa-"Mas ... Lagi?"Ia hanya tersenyum. Membuka jaketku, membuka sepatu sportku, kaus kaki, terakhir membuka jilbab dan dalamannya pelan-pelan. Memandangi wajahku lama.“Jadi ini wajahnya istri hamil ….” Ia tidak bertanya, mungkin berguman.Satu kecupan mendarat manis pada bibir basahku.Lalu ia menatap lekat lagi wajahku. memainkan jemarinya menapaki inci demi inci wajah ini dengan, Sayang. Berakhir pada perut dan mengusap-usapnya lama di sana.“Allah begitu cepat mengabulkan do’a, Mas, Dek.”“Begitu, ya, Mas?”“Mas pikir masih akan lama untuk bisa hamil. Mas sampe bingung dan sedikit memaksa atasan biar bisa buruan bulan madu dan bisa bikin kamu hamil, Dek. Tapi ternyata bulan madu di Indonesia kemarin langsung, Mas masih takjub.” Senyumnya lebar menatap langit-langit kamar.“Rasanya hati Mas seperti ada petasan yang meledak terus menerus dari tadi.” Wajahnya berbinar dengan senyum masih terus berhias lekat di sana.“Jadi rencana ki
Read more
Dedek Utun Kembar yang Kuat, Ya (79)
#Testpack (79)Test Pack ART-ku-Dedek Utun Kembar yang Kuat, Ya-Ya Allah, pentalan demi pentalan dari anak-anak tangga membuat kepalaku pusing, pinggangku nyeri seperti terbakar.Aku yang berusaha bangkit menjadi sangat lemah begitu mendengar teriakan mereka.Ada darah?? Dadaku bergemuruh, gemetar seketika menjalari tubuh. Ja-jangan sampai ….Seketika aku merasakan area bawahku menjadi basah. Mereka sudah membantuku berdiri. Segera kupegang area belakang pantatku. Basah. Iya, basah. Secepat kilat kulihat jemariku, merah! Enggak, ini cuma darah biasa, jangan sampai!Secepat kilat mereka sudah memapahku masuk mobil, menuju rumah sakit. Andi meminta maaf kepadaku berkali-kali.“Bukan salah kamu, Mas Andi,” ucapku kepada pemuda berusia dua puluh lima tahun itu. Aku memang selalu memanggil dengan sebutan Mas dan Mbak kepada siapapun yang berusia lebih muda sebagai bentuk menghargai mereka.“Iya, Bu. Tapi karena saya, ibu jadi kaget dan jatuh.” Ia tampak shock melihat darah yang tembus p
Read more
PREV
1
...
678910
...
18
DMCA.com Protection Status