#Testpack (79)Test Pack ART-ku-Dedek Utun Kembar yang Kuat, Ya-Ya Allah, pentalan demi pentalan dari anak-anak tangga membuat kepalaku pusing, pinggangku nyeri seperti terbakar.Aku yang berusaha bangkit menjadi sangat lemah begitu mendengar teriakan mereka.Ada darah?? Dadaku bergemuruh, gemetar seketika menjalari tubuh. Ja-jangan sampai ….Seketika aku merasakan area bawahku menjadi basah. Mereka sudah membantuku berdiri. Segera kupegang area belakang pantatku. Basah. Iya, basah. Secepat kilat kulihat jemariku, merah! Enggak, ini cuma darah biasa, jangan sampai!Secepat kilat mereka sudah memapahku masuk mobil, menuju rumah sakit. Andi meminta maaf kepadaku berkali-kali.“Bukan salah kamu, Mas Andi,” ucapku kepada pemuda berusia dua puluh lima tahun itu. Aku memang selalu memanggil dengan sebutan Mas dan Mbak kepada siapapun yang berusia lebih muda sebagai bentuk menghargai mereka.“Iya, Bu. Tapi karena saya, ibu jadi kaget dan jatuh.” Ia tampak shock melihat darah yang tembus p
#Testpack (80)Test Pack ART-kuFirasatLelaki dengan tas punggung besar itu berlari-lari di antara bom dan senapan yang menghujaninya. Dia terus berlari, berlari dan berlari melewati kawasan perang itu.Ketika ada satu bom besar di hadapannya meledak, ia berbalik arah, berlari tunggang langgang menghindarinya hingga sepatunya terlepas satu, ia terus berlari tanpa sempat mengambilnya. Wajahnya basah oleh keringat, otot-otot di lehernya nampak keluar dan menegang mengimbangi kecepatannya berlari. Dadanya kembang kempis dengan napas yang terengah-engah. Ia berlari sembari terus memegangi tasnya yang nyaris lepas dan hampir membuatnya terpelanting.Ya Allah, akan kemana sebenarnya lelaki itu. Terdengar teriakan memanggil namanya. “Aksa!”“Aksa!”Jadi lelaki itu bernama Aksa? Seperti tak asing dengan nama itu. Tapi dia siapa? Kenapa aku mengenal namanya tapi tak tahu siapa dia? Bahkan aku seperti mengenali jaket hitam yang ia pakai. Tapi aku pernah melihatnya dimana? Ah, kenapa ingatanku
#Testpack (81)Test Pack ART-ku-Kekasih Baru Mas Hangga-Aku menahan napas menunggu jawaban Mama.“Aman, Sayang. Allah masih lindungi, tadi waktu kamu pingsan, dokter bawa Mama dan kamu ke ruangan dokter kandungan untuk di cek janinnya. Alhamdulillah si kembar bayi yang kuat, kayak Papanya insyaa Allah.”Pfiuh … kelegaan luar biasa menjalari hati. Meski aku masih khawatir karena sehat hari ini, belum tentu untuk esok. Efek dari jatuh tidak bisa langsung dirasakan hari ini. Semoga allah tetap jaga anak-anak dalam kandunganku.Sementara tubuhku yang sesaat setelah kecelakaan seperti remuk, saat ini seperti tak merasakan sakit apapun. Ini karena aku diberi obat penahan nyeri banyak-banyak. Semoga besok aku kuat pada saat obatnya pelan-pelan mulai dikurangi, dan yang terpenting tidak berpengaruh kepada janin yang kukandung. Amin.***AjtEfek obat tidur membuatku cepat mengantuk, tanpa terasa hari sudah sore. Aku terbangun namun tidak kutemukan siapa-siapa di dalam ruangan. Aku terbatuk-b
#Testpack (82)Test Pack ART-ku-Jangan Bikin Karin Baper, Mas-“Kenapa? Kok cuma dilihat? Nggak diangkat?”Aku hanya mematung memandangi gawai itu.“Dari Aksa? Perlu Mas keluar?”Lelaki itu bangkit keluar ruangan. Padahal aku hanya sedang berpikir, sebaiknya apa yang harus aku katakan, seandainya kuangkat panggilan video ini.Tiga kali panggilan video terabaikan. Maaf, Sayang, dari tadi aku belum siap mengangkatnya. Aku bahkan saat ini sedang merindukan kehadiranmu. Sedang butuh mendengar suaramu. Mendengar nada dan getar suaramu, rasanya menjadi tenang. Aku sedang gelisah, Sayang, karena ada orang-orang yang sedang berusaha mencelakaiku. Aku nggak tahu gimana nasibku di sini tanpa kamu. Sementara Mas Hangga, dia sudah tak pantas melindungiku lagi. Aku butuh kamu, tapi aku nggak tahu harus bicara apa kalau kamu mengetahui keadaanku. apakah kamu akan lebih marah lagi?“Sayang, kamu lagi sibuk, ya? Video call-nya nggak diangkat. Apa kamu masih marah?”Voice darinya.Aku lupa mensettin
#Testpack (83)-Carikan Tanggal Nikah Untukku-Apakah itu Kirana? Tidak ada suara wanita lain selain suara satu wanita itu di dalam. Seperti hanya aksi dua orang. Wanita dan anak-anak. Tidak ada juga suara Mbok Parni. Pastinya, mana mau Mbok Parni mengasuh Zayyan jika ada Kirana, pun sebaliknya. Lalu kemana si Mbak-mbaknya Zayyan?Gemetar kurekam beberapa menit aksi tangisan dan perlakuan kasar itu dengan gawaiku. Meski rekaman itu hanya kuperoleh gambar sebuah pintu, tapi suara itu jelas terecord dengan baik. Setelah memastikan cukup. Aku memutuskan mundur dan pergi. Maaf Zayyan, Mama ingin menolongmu saat ini, tapi ini terlalu beresiko kalau Mama harus masuk dan mengetuk pintu.Di parkiran, satu pesan kukirim ke WA Mas Hangga.[Mas, aku mau ke apartemenmu, mau ambil baju Sefina, kamu sudah pulang?][Ada Kirana di apartemen, berdua Zayyan.][Oh, gitu. Bisa nggak kalau Mbaknya suruh turun ke parkiran, antar baju Sefina, aku tunggu di parkiran biar bisa cepet, sorry, Mas, aku buru-buru
#Testpack (84)Test Pack ART-ku-Hangga Kecewa Dengan Kirana-“Mas? Kamu beneran?”“Ya, apalagi? aku sama Kirana ngerasa ada chemistrinya. Kirana pintar menyenangkanku juga Zayyan. Sejauh ini Mas melihat semuanya oke. Seperti katamu, nggak usah terlalu pemilih. Kalau ada yang cocok, nikahi.”Aku gugup.“Ya, tap-tapi …. Ehmm, sudah Mas pikirkan masak-masak? Coba dech, Mas pikirin sekali lagi. Soal tanggal nikah gampang bisa dicarikan.”“Bukannya kamu sendiri yang bilang, Kirana sepertinya perempuan yang baik. Insting kamu bagus, Rin. Akupun menyukainya. dia gadis yang nggak banyak tingkah,seperti kamu. Banyak kesamaan di antara kalian. Mas suka.”Ya Allah, sepositif itu Mas Hangga memandang wanita itu. Gimana ini, apakah aku harus menunjukkan rekaman video itu. Tapi apakah ini saat yang tepat? Sementara Mas Hangga sudah seperti begitu yakin terhadap gadis cantik tapi pintar akting itu. Di depan Mas Hangga baik, sampai Mas Hangga terkecoh, tak tahu apa yang terjadi di belakangnya.“Mas,
#Testpack (85)Test Pack ART-ku1800 kata, insya Allah bab panjang.-Wanita dengan Tatapan Sinis Itu-“Mas, kamu bisa cari perempuan yang model gimana juga. Banyak perempuan yang berharap kamu nikahi. Cuma saranku, jangan yang dari kalangan artis, model, atau orang-orang yang punya prestige. Carilah yang biasa saja, tapi cukup manis, enak dilihat. Jadi dia memang nggak punya kegiatan lain selain mengurus anak dan rumah tangga. Kalau soal kebutuhan dia, kan mas bisa penuhi. Jangan juga yang mengejar karir seperti aku.”“Masalahnya yang seperti itu juga Mas nggak bisa nilai, dia benar-benar penyayang nggak sama Zayyan. Sama Kirana saja Mas tertipu.”“Sekarang mungkin Mas perlu selesaikan dulu sama Kirana, jangan cari dulu. Nanti ribet urusannya.”Mas Hangga mengucek hidungnya yang mungkin tak gatal. Aku paham, hati akan sulit dan gamang kalau tiba-tiba diminta berubah begitu cepat. Satu sisi Mas Hangga sudah optimis dengan Kirana, tiba-tiba setelah mengetahui sebuah kenyataan, ada keger
#Testpack (86)Test Pack ART-ku-Karin Marah Besar Pada Cynthia-Bang Saga melanjutkan aktivitas makannya. Begitupun aku. Memilih berpura-pura nggak tahu kurasa akan lebih baik. “Kamu mau nambah, Rin?”“Nggak, cukup, Bang. Aku sedang nggak pengen makan. Cuma ini lagi pengen makan yang seger-seger.”“Tapi sudah sarapan ‘kan?”“Sudah, nasi rendang. Jadi keinget makan di rumahmu, Bang. Menu-menu dari Sumatera, semua ada.”“Kapan-kapan dantang ke rumah. Mami nggak pernah membiarkan meja makan kosong.”“Ah, ya, ada Cynthia, Rin.” Wanita ini tiba-tiba sudah ada di hadapan kami. Dari nada bicara Bang Saga, ia agak kaget.“Oh, Cynthia.” Aku berusaha tersenyum padanya. Namun ia tak membalasnya. Wajahnya datar.“Sini, Cyn, duduk ….” Aku berpindah kursi lain.Ia menatapku yang bisa kuartikan … itu tatapan tak suka. Ia memilih menggeser kursi dekat Bang Saga, kemudian duduk dengan malas.Wah, potensi masalah sepertinya. Di sana dia sudah menatapku tak suka. Di sini seperti tak menghargaiku. Aku