#Testpack (77)Test Pack ART-ku.-Honeymoon and Babymoon- Sebuah kotak cincin berwarna merah, di dalam plastik yang lumayan tebal. Plastiknya sudah koyak dan rapuh, tapi kotak perhiasan ini masih utuh bentuknya. Lapis beludru diluarnya sudah rontok bulu-bulunya dan warnanya tak lagi merah. Memudar menjadi cokelat. “Aku buka, ya, Mas.”“Buka aja, Dek. Bisa bukanya?”Ternyata agak susah. Mungkin karena terhimpit daging pohon yang makin tahun makin menempel jadi engselnya berkarat atau tertekan ke dalam.“Iya, susah, ni, Mas.”Lelakiku itu mengambil alih, dan klik! cukup sekali tarikan. Sebuah cincin emas dengan permata berlian di tengahnya. Sangat manis. Cincin dengan model sederhana namun berkesan manis, dan ukuran yang tidak terlalu besar. Mas Aksa menarik tanganku perlahan, meraih jemariku dan memasangkannya pada jari manisku.“Ternyata pas, Sayang.” wajahnya berbinar menatap tanganku, dikecupnya jari itu lembut.“Iya, Pas ... Mas ...." Aku menutup mulutku dengan tangan kanan. Tap
#Testpack (78)Test Pack ART-ku-Hari-hari Tanpa Aksa-"Mas ... Lagi?"Ia hanya tersenyum. Membuka jaketku, membuka sepatu sportku, kaus kaki, terakhir membuka jilbab dan dalamannya pelan-pelan. Memandangi wajahku lama.“Jadi ini wajahnya istri hamil ….” Ia tidak bertanya, mungkin berguman.Satu kecupan mendarat manis pada bibir basahku.Lalu ia menatap lekat lagi wajahku. memainkan jemarinya menapaki inci demi inci wajah ini dengan, Sayang. Berakhir pada perut dan mengusap-usapnya lama di sana.“Allah begitu cepat mengabulkan do’a, Mas, Dek.”“Begitu, ya, Mas?”“Mas pikir masih akan lama untuk bisa hamil. Mas sampe bingung dan sedikit memaksa atasan biar bisa buruan bulan madu dan bisa bikin kamu hamil, Dek. Tapi ternyata bulan madu di Indonesia kemarin langsung, Mas masih takjub.” Senyumnya lebar menatap langit-langit kamar.“Rasanya hati Mas seperti ada petasan yang meledak terus menerus dari tadi.” Wajahnya berbinar dengan senyum masih terus berhias lekat di sana.“Jadi rencana ki
#Testpack (79)Test Pack ART-ku-Dedek Utun Kembar yang Kuat, Ya-Ya Allah, pentalan demi pentalan dari anak-anak tangga membuat kepalaku pusing, pinggangku nyeri seperti terbakar.Aku yang berusaha bangkit menjadi sangat lemah begitu mendengar teriakan mereka.Ada darah?? Dadaku bergemuruh, gemetar seketika menjalari tubuh. Ja-jangan sampai ….Seketika aku merasakan area bawahku menjadi basah. Mereka sudah membantuku berdiri. Segera kupegang area belakang pantatku. Basah. Iya, basah. Secepat kilat kulihat jemariku, merah! Enggak, ini cuma darah biasa, jangan sampai!Secepat kilat mereka sudah memapahku masuk mobil, menuju rumah sakit. Andi meminta maaf kepadaku berkali-kali.“Bukan salah kamu, Mas Andi,” ucapku kepada pemuda berusia dua puluh lima tahun itu. Aku memang selalu memanggil dengan sebutan Mas dan Mbak kepada siapapun yang berusia lebih muda sebagai bentuk menghargai mereka.“Iya, Bu. Tapi karena saya, ibu jadi kaget dan jatuh.” Ia tampak shock melihat darah yang tembus p
#Testpack (80)Test Pack ART-kuFirasatLelaki dengan tas punggung besar itu berlari-lari di antara bom dan senapan yang menghujaninya. Dia terus berlari, berlari dan berlari melewati kawasan perang itu.Ketika ada satu bom besar di hadapannya meledak, ia berbalik arah, berlari tunggang langgang menghindarinya hingga sepatunya terlepas satu, ia terus berlari tanpa sempat mengambilnya. Wajahnya basah oleh keringat, otot-otot di lehernya nampak keluar dan menegang mengimbangi kecepatannya berlari. Dadanya kembang kempis dengan napas yang terengah-engah. Ia berlari sembari terus memegangi tasnya yang nyaris lepas dan hampir membuatnya terpelanting.Ya Allah, akan kemana sebenarnya lelaki itu. Terdengar teriakan memanggil namanya. “Aksa!”“Aksa!”Jadi lelaki itu bernama Aksa? Seperti tak asing dengan nama itu. Tapi dia siapa? Kenapa aku mengenal namanya tapi tak tahu siapa dia? Bahkan aku seperti mengenali jaket hitam yang ia pakai. Tapi aku pernah melihatnya dimana? Ah, kenapa ingatanku
#Testpack (81)Test Pack ART-ku-Kekasih Baru Mas Hangga-Aku menahan napas menunggu jawaban Mama.“Aman, Sayang. Allah masih lindungi, tadi waktu kamu pingsan, dokter bawa Mama dan kamu ke ruangan dokter kandungan untuk di cek janinnya. Alhamdulillah si kembar bayi yang kuat, kayak Papanya insyaa Allah.”Pfiuh … kelegaan luar biasa menjalari hati. Meski aku masih khawatir karena sehat hari ini, belum tentu untuk esok. Efek dari jatuh tidak bisa langsung dirasakan hari ini. Semoga allah tetap jaga anak-anak dalam kandunganku.Sementara tubuhku yang sesaat setelah kecelakaan seperti remuk, saat ini seperti tak merasakan sakit apapun. Ini karena aku diberi obat penahan nyeri banyak-banyak. Semoga besok aku kuat pada saat obatnya pelan-pelan mulai dikurangi, dan yang terpenting tidak berpengaruh kepada janin yang kukandung. Amin.***AjtEfek obat tidur membuatku cepat mengantuk, tanpa terasa hari sudah sore. Aku terbangun namun tidak kutemukan siapa-siapa di dalam ruangan. Aku terbatuk-b
#Testpack (82)Test Pack ART-ku-Jangan Bikin Karin Baper, Mas-“Kenapa? Kok cuma dilihat? Nggak diangkat?”Aku hanya mematung memandangi gawai itu.“Dari Aksa? Perlu Mas keluar?”Lelaki itu bangkit keluar ruangan. Padahal aku hanya sedang berpikir, sebaiknya apa yang harus aku katakan, seandainya kuangkat panggilan video ini.Tiga kali panggilan video terabaikan. Maaf, Sayang, dari tadi aku belum siap mengangkatnya. Aku bahkan saat ini sedang merindukan kehadiranmu. Sedang butuh mendengar suaramu. Mendengar nada dan getar suaramu, rasanya menjadi tenang. Aku sedang gelisah, Sayang, karena ada orang-orang yang sedang berusaha mencelakaiku. Aku nggak tahu gimana nasibku di sini tanpa kamu. Sementara Mas Hangga, dia sudah tak pantas melindungiku lagi. Aku butuh kamu, tapi aku nggak tahu harus bicara apa kalau kamu mengetahui keadaanku. apakah kamu akan lebih marah lagi?“Sayang, kamu lagi sibuk, ya? Video call-nya nggak diangkat. Apa kamu masih marah?”Voice darinya.Aku lupa mensettin
#Testpack (83)-Carikan Tanggal Nikah Untukku-Apakah itu Kirana? Tidak ada suara wanita lain selain suara satu wanita itu di dalam. Seperti hanya aksi dua orang. Wanita dan anak-anak. Tidak ada juga suara Mbok Parni. Pastinya, mana mau Mbok Parni mengasuh Zayyan jika ada Kirana, pun sebaliknya. Lalu kemana si Mbak-mbaknya Zayyan?Gemetar kurekam beberapa menit aksi tangisan dan perlakuan kasar itu dengan gawaiku. Meski rekaman itu hanya kuperoleh gambar sebuah pintu, tapi suara itu jelas terecord dengan baik. Setelah memastikan cukup. Aku memutuskan mundur dan pergi. Maaf Zayyan, Mama ingin menolongmu saat ini, tapi ini terlalu beresiko kalau Mama harus masuk dan mengetuk pintu.Di parkiran, satu pesan kukirim ke WA Mas Hangga.[Mas, aku mau ke apartemenmu, mau ambil baju Sefina, kamu sudah pulang?][Ada Kirana di apartemen, berdua Zayyan.][Oh, gitu. Bisa nggak kalau Mbaknya suruh turun ke parkiran, antar baju Sefina, aku tunggu di parkiran biar bisa cepet, sorry, Mas, aku buru-buru
#Testpack (84)Test Pack ART-ku-Hangga Kecewa Dengan Kirana-“Mas? Kamu beneran?”“Ya, apalagi? aku sama Kirana ngerasa ada chemistrinya. Kirana pintar menyenangkanku juga Zayyan. Sejauh ini Mas melihat semuanya oke. Seperti katamu, nggak usah terlalu pemilih. Kalau ada yang cocok, nikahi.”Aku gugup.“Ya, tap-tapi …. Ehmm, sudah Mas pikirkan masak-masak? Coba dech, Mas pikirin sekali lagi. Soal tanggal nikah gampang bisa dicarikan.”“Bukannya kamu sendiri yang bilang, Kirana sepertinya perempuan yang baik. Insting kamu bagus, Rin. Akupun menyukainya. dia gadis yang nggak banyak tingkah,seperti kamu. Banyak kesamaan di antara kalian. Mas suka.”Ya Allah, sepositif itu Mas Hangga memandang wanita itu. Gimana ini, apakah aku harus menunjukkan rekaman video itu. Tapi apakah ini saat yang tepat? Sementara Mas Hangga sudah seperti begitu yakin terhadap gadis cantik tapi pintar akting itu. Di depan Mas Hangga baik, sampai Mas Hangga terkecoh, tak tahu apa yang terjadi di belakangnya.“Mas,