All Chapters of Hadirmu Menghancurkanku: Chapter 21 - Chapter 30
65 Chapters
Bertemu
Lia dan pengawal nya sampai di tempat Sandi dirawat, yaitu sebuah panti atau rumah singgah bagi orang-orang yang membutuhkan bantuan baik karena sakit ataupun tidak punya tempat tinggal. Setelah menjumpai pengurus rumah singgah, Lia diijinkan menemui Sandi diruangan nya. Sandi ditempatkan disebuah ruangan yang terdiri atas beberapa tempat tidur yang ditempati oleh orang-orang yang menderita penyakit berat. Keadaan ruangan itu bersih dan terawat dengan baik. Rumah singgah ini adalah milik seorang pengusaha dikota P yang perduli dengan orang-orang yang tidak beruntung. Sebagian dari keuntungan perusahaannya digunakan untuk operasional rumah singgah, selain itu ada juga donatur dari orang-orang yang perduli. Lia sendirian mendekati Sandi, pengawal nya menunggu di pintu masuk . Lia teringat semua yang sudah dia lalui karena laki-laki yang sekarang tak berdaya ditempat tidurnya. Lia pernah berjanji akan memberikan balasan kepada Sandi atas semua penderitaan nya tapi sekarang melihat k
Read more
Bersabar
Gandi pun bergegas menemui Lia dihotel, dia berharap Lia dapat mengenal wanita pemilik rumah makan itu."Ada pa Gan...,? Ada informasi mengenai anak-anak?" Lia tidak sabar menunggu kabar dari Gandi."Iya Bu, tadi di daerah dekat rumah ibu waktu itu saya bertemu wanita yang sepertinya mengenal Ibu. Coba ibu lihat, mungkin ibu kenal?"Gandi menunjukkan sebuah foto, Lia melihat foto itu dengan seksama. " Oh...dia ini Nani. Orang yang dulu saya percayakan melindungi anak saya. Dimana kamu bertemu? Sekarang juga kita kesana" Lia langsung bergegas diikuti oleh Gandi. Mereka akhirnya sampai di warung yang tadi didatangi Gandi. Alangkah terkejutnya mereka melihat warung itu tutup padahal baru satu jam yang lalu Gandi dari tempat ini. "Lo..apa yang terjadi ya, padahal tadi tempat ini begitu ramai" Gandi kebingungan." Apa kamu gak salah tempat, gak mungkin warung yang ramai tiba-tiba ditutup seperti ini" Lia nampak kesal. "Itulah yang saya bingung kan Bu, apa yang membuat warung ini tiba-tib
Read more
Bergerak
Gandi mengumpulkan anak buahnya disebuah ruangan besar. Anak buahnya yang berjumlah 50 orang mendengarkan penjelasan Gandi dengan serius. Mereka mengatur strategi agar dapat melumpuhkan pengawalan dirumah itu. Keadaan dan jumlah penjaga dirumah Susi telah mereka dapatkan dari menyuap seorang pembantu rumah itu yang sering keluar berbelanja. Gandi terlihat serius dan bersemangat, Keberadaan anak-anak Lia mungkin akan segera mereka dapat kan dari Susi. Akhirnya tengah malam mereka semua bergerak menuju rumah Susi yang berada jauh dari pemukiman penduduk. Rumah itu memiliki halaman yang luas dan pengawalan ketat. Setiap sudut ada cctv yang mengawasi 24 jam. Susi memiliki kurang lebih 200 orang anak buah, yang menjaga rumahnya setiap saat ada 20 orang secara bergantian. Pada pukul 24.00 ada pergantian penjaga,hal inilah yang dimanfaatkan Gandi untuk menyerang. Beberapa orang berpakaian hitam terlihat memasuki kediaman Susi. Penjaga yang sudah lelah sedang menanti pergantian penjaga akh
Read more
Pulang
Pov Sandi.Apakah yang telah kulakukan, mengapa hatiku begitu sakit melihat Lia menangis seperti itu? Siapakah aku sebenarnya?. Siapakah Lia ? mengapa dia begitu baik padaku? Berjuta tanya terus menghantuiku. Setiap merasakan kebaikan Lia aku merasa tidak pantas, aku benar-benar manusia yang sangat kotor dan jahat. Tidak ada wajah dan nama yang bisa kuingat hingga saat ini. Apakah ini semua adalah hukuman atas semua dosaku? "Lia, maafkan aku. Aku sudah membuatmu menderita" Aku memegang tangannya dan dia menghindar dengan halus, aku merasakan ada sesuatu yang dia simpan didalam hatinya. "Sudah mas, aku gak apa-apa mas, kesehatan mas sepertinya sudah membaik besok kita akan kembali ke Indonesia. Kuharap mas siap-siap" Lia pergi meninggalkan aku. Hatiku sakit sekali melihat dia menghindar dariku tapi hati kecilku berkata aku wajar menerima perlakuannya. Akupun menyiapkan semua pakaian ku dalam sebuah koper. Mungkin setelah pulang dari sini aku akan berpisah dengan Lia. Rasanya aku
Read more
Berlahan dia kembali
Hari-hari terus berlalu, Lia bekerja seperti biasa mengurus perusahaan nya. Tidak ada lagi waktu untuk bersedih semua waktu nya habis untuk bekerja. Bahkan dirumah pun dia tak henti bekerja untuk menghabiskan waktunya agar dia biasa melupakan semua derita yang dia lalui. Disaat berhenti dari aktivitas nya dia akan menangis mengingat anak-anaknya. Dia sekarang gila kerja, semua stafnya melihat dia menjadi wanita yang sangat tegas. Lia yang lembut telah berubah menjadi wanita yang ambisius dan tak bisa menerima kesalahan walau sekecil apapun. Sandi masih terkurung di rumah Lia, dia hanya termenung sepanjang hari, dia tidak Lia ijinkan keluar walaupun hanya melewati pagar rumahnya. Sandi berkali-kali memohon pada Lia agar diijinkan keluar atau ikut dia bekerja. Tapi Lia tanpa bicara tak pernah memberi kesempatan Sandi keluar. Setahun telah berlalu, Gandi dan anak buahnya yang berada di kota P pun sudah menyerah mencari anak-anak Lia. Mereka telah kembali kekota M dan Kemabli ke peker
Read more
Doni dan Dani.
Mawar sedang memarahi Dani yang terlambat menyediakan makanan. Dani sekarang sudah berumur 10 tahun, tubuhnya kurus dan tak terurus. Dia tak pernah lagi menangis apapun yang yang dilakukan Mawar padanya. Dia tidak sekolah seperti juga halnya dengan Doni abangnya. Mereka hanya berkeliling mencari barang bekas untuk dijual. "Kamu memang bebal, apa kamu memang gak punya otak?....ha...." Mawar berkacak pinggang. "Sudah berkali-kali aku bilang, semuanya harus tepat waktu. Tanpa aku kamu sama Abang kamu sudah mati dijalanan" Dani menunduk, telinganya serasa sudah tuli karena mendengar makian setiap hari. "Sekarang kamu pergi, susul Abang kamu cari barang bekas" Mawar menuju dapur. "Saya makan dulu Tante, saya lapar belum makan dari pagi" Perut Dani sangat lapar dari pagi dia sudah bekerja memasak, mencuci dan membersihkan rumah. Kakinya terasa ngilu. "Enak aja mau makan, kerja dulu baru makan. Apa kamu gak tahu. Gak kerja gak makan" Mawar mendorong tubuh Dani keluar dan mengunci pintu
Read more
Tertangkap
Doni dan Dani yang berada dibelakang bus mencoba tenang dan tiba-tiba bus .melambat dan berhenti. Mereka mengintip dan ternyata bus itu berhenti didepan sebuah rumah makan. Banyak juga bus berada di area parkir rumah makan itu. Semua penumpang turun untuk makan malam, mandi dan sebagainya. Doni dan Dani pun turun setelah semua orang yang ada di bus itu turun. Dengan cepat mereka ke toilet membersihkan diri dan berencana kembali kekota P. Dari dalam toilet Doni mendengar percakapan seorang bapak dengan anak kecil."Jadi kita 2 hari lagi sampai di kota M ya pak?""Iya, makanya perjalanan kita masih lama. Kita ini ada ditengah hutan sawit ""Lama sekali ya pak, aku udah bosan duduk lama-lama di bus itu....capek pak, kita pulang saja ya""Mana boleh seperti itu, kita pulang naik apa..? ini ditengah hutan mana ada angkutan....emang kamu gak mau ketemu nenek. Udah... ayo kita makan ke depan, nanti malah ditinggalkan bus kita". Mereka pun pergi.Doni keluar dan segera menemui Dani yang s
Read more
Ingatan Sandi Kembali
"Ayo cepat dek, nanti kita terlambat" Doni yang sudah berpakaian SMP memanggil Dani yang berlari dari rumah."Iya bang...." Mereka pun masuk ke warung."Kami berangkat kesekolah ya Mak" Doni menyalami Mak Naga yang diikuti Dini. "Pergi sekolah dulu ya Mak" "Hati-hati ya nak, Kalau nyebrang lihat kiri kanan, Jaga adek ya bang .." Mak Naga menyalami sambil melayani pembeli. Pagi hari begini warungnya lumayan rame. "Iya Mak......" Mereka berdua menjawab bareng dan pergi dengan cepat takut terlambat. Doni dan Dini sekarang telah bersekolah, Bang Naga dan Mak Naga begitu menyayangi mereka. Mereka dianggap seperti anak kandung sendiri. Mak Naga tidak lagi kesepian ketika ditinggal Bang Naga bekerja sama sebagai supir lintas Sumatera yang biasanya tidak pulang berhari-hari. Bang Naga pun semakin semangat bekerja, dia yang dulu sering ke kedai tuak setelah kehadiran Doni dan Dani lebih senang dirumah dengan keluarga nya. Doni duduk di kelas IX SMP, sedangkan Dani kelas 5 SD. Mereka diraw
Read more
Pengakuan
Sandi terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa. Lia menatap dia dengan marah tak terasa air matanya terjatuh. Dia yang begitu mencintai Sandi tak menyangka Sandi akan begitu kejam memperlakukannya. Beberapa saat kemudian Sandi menatap Lia dan menunduk kembali'." Maafkan aku Lia...."Sandi menangis. "Aku memang sudah sangat kejam, kamu tidak pantas memaafkan aku." "Sejujurnya aku sangat mencintai kamu. Aku tidak pernah bohong dengan ini. Sejak mengenal kamu di bangku SMA dulu perasaan ku tak pernah berubah. Tapi rasa cinta ku itu terkadang berubah menjadi benci bila ingat gara-gara laporan palsu mu aku masuk penjara.... masa depanku hancur, aku yang dulu ingin menjadi pilot harus menjadi preman. Di penjara aku selalu disiksa dan kalau diluar penjara tidak ada yang mau terima aku bekerja, hal itulah yang membuat aku menjadi preman.." "Tapi apakah siksaan yang kamu berikan membuat kamu puas..?" Lia menatap tajam. "Aku sangat menyesal, aku pun tidak tahu mengapa aku seperti keseta
Read more
Kenalan
Gandi dan Sandi tak bosan-bosan bertanya ke setiap orang yang ada di terminal itu, hingga akhirnya bertanya pada Bang Naga. "Bang, pernah lihat anak ini?" Sandi menunjukkan foto Doni dan Dani yang sedang memeluk Lia. Bang Naga lama menatap foto itu, hatinya sangat berat untuk jujur mengatakan bahwa anak-anak itu ada bersamanya, tapi melihat Lia ibu dari anak-anak itu dia sungguh tak tega. " Gimana bang? pernah lihat?" Bang Naga masih diam. Sandi dan Gandi tidak berani memaksa Bang Naga menjawab karena di terminal ini Bang Naga dikenal sebagai orang yang tegas dan disegani oleh para supir. Dia dikenal jujur dan baik hati. " Saya memang pernah melihat mereka, tapi saya gak tahu mereka kemana" Bang Naga menunduk, dia yang tak biasa berbohong tak berani menatap Sandi dan Ganda. "Kalau boleh tahu bang, dimana Abang melihat mereka?" Sandi bertanya. " Disekitar sini, cuma saya gak terlalu perhatikan sehingga saya gak tahu mereka kemana" Bang Naga kembali berbohong. Dia juga sudah sena
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status