All Chapters of Hadirmu Menghancurkanku: Chapter 41 - Chapter 50
65 Chapters
Pertemuan
Lia kelihatan tegang, Brata memegang tangan Lia yang terasa begitu dingin. "Aku masih menunggu penjelasan mu mas" Lia gemetar"Baiklah Lia, aku tidak akan menyembunyikan apapun lagi. Ibu akhirnya dikebumikan disaat aku masih tidak sadarkan diri. Selama beberapa minggu aku tak sadarkan diri, Ini Nina perawat yang begitu telaten menjaga dan merawat ku hingga sembuh." Irwan memegang tangan wanita yang bernama Nina. Nina tersenyum penuh kasih. "Ketika sadar dialah orang pertama yang kulihat. Tanpa kami sadari rasa cinta datang karena selalu bersama. Aku melupakan rasa cintaku padamu Lia. Aku sungguh-sungguh minta maaf" Irwan tertunduk, dia sungguh malu telah mengecewakan Lia. Lia tanpa sadar meneteskan air mata. Disaat bersamaan kehilangan dua orang yang begitu dia harapkan. Ibu yang telah begitu dia rindukan dan Irwan yang dia harapkan akan menemani hari -harinya. "Lanjutkan mas, aku masih kuat" Suara Lia parau. "Sekali lagi maafkan aku Lia, Setelah sembuh aku pun pulang ke Indonesia
Read more
Membuat laporan ke polisi
Anak-anak sudah tidur ketika Lia memasuki rumah. Rumah terasa begitu sepi. Lia duduk di sofa, dia begitu malas untuk sekedar melangkah kamar nya. Di kepalanya berputar-putar semua cerita yang terjadi dalam hidupnya. Kenangan dengan suaminya Madi, yang hanya bisa dia rasakan 5 tahun. Madi yang merupakan anak dari pembantu dan supirnya. Lia menikah dengan Madi sebagai wujud balas budi karena telah diselamatkan dari kekejaman tantenya sendiri. Dari perkawinan itu lahirlah anak-anak yang begitu Lia cintai. Bersama Madi yang pendiam Lia tidak menemukan bagaimana rasanya dimanja ataupun disayangi karena hari-hari yang Lia lalui adalah merawat Madi yang sakit. Perkawinan itu akhirnya kandas setelah kematian Madi karena sakit yang disusul oleh kematian kedua mertuanya yang juga sakit. Lia dan anak-anaknya yang kemudian diusir oleh saudara perempuan Madi sendiri. Pertemuan nya dengan Sandi juga hanya melahirkan penderitaan yang masih membekas hingga saat ini. Sekarang disusul oleh Irwan te
Read more
Bucin
Brata menunggu di restoran yang ada dilantai dasar kantor Lia, dia menunggu orang-orang yang ikut rapat keluar. Dia tidak kembali ke kantor nya. Brata baru merasakan lapar setelah melihat Lia. Brata makan sambil tersenyum lucu mengingat tingkahnya. "Aku ini mungkin sudah gila hehehehe" Tanpa sadar Brata berbicara sendiri. Wanita yang hendak duduk di meja yang ada disampingnya sampai keheranan dan bergegas pindah ke tempat lain.Dia mungkin takut kalau Brata benar-benar gila karena ngomong dan ketawa sendiri. Brata yang melihat itu tambah merasa lucu. Dia melanjutkan makannya sambil tersenyum. Tak lama setelah Brata selesai makan, dia melihat beberapa orang yang dia lihat tadi diruangan Lia berjalan menuju lobi gedung. Brata segera bergegas menuju menuju ruangan Lia, dia sudah tidak sabar bertemu. Ketika sampai, seorang wanita yang merupakan sekertaris Lia menahan Brata. "Maaf pak, ada keperluan apa mau bertemu ibu?" Dia memang belum mengenal Brata. "Ada keperluan hati, " Wanit
Read more
Liburan
Pagi harinya Dani sudah heboh dengan persiapannya. Segala macam dia siapakan, hingga membutuhkan koper yang besar. Doni yang melihat persiapan adiknya sampai bengong. "Ini mau liburan atau mau pindah ...kok semua dibawa?" Dani melotot. "Semua harus lengkap, baju, sciencare, boneka, pokok nya harus lengkap " "Hehehe....kita cuma nginap paling lama dua malam, masak bawa pakaian saja udah satu koper" "Pokoknya aku mau bawa semua ini, gak boleh ada yang ditinggal" Dani menarik kopernya keluar dengan kesal. "Loh.... ada apa ini, kok bawa-bawa koper. Non mau kemana?" Mbak Yanti pin keheranan."Aku mau liburan mbak, jadi jadi harus bawa perlengkapan" "Liburan kemana non?" Mbak Yanti membatu Dani mengangkat koper besar itu ke lantai bawah. " Ke Berastagi" " Ha........Mau berapa hari disana non?" Mbak Yanti nampak kaget.b"Dua malam " Dani tersenyum senang. " Oh, kirain sebulan " Mbak Yanti tersenyum lucu. " Kalau sebulan koper nya harus ada 5 lah" "Ha....." Mbak Yanti melongoLia y
Read more
Kecelakaan
Liburan itu membuat pengaruh baik bagi hubungan Lia dengan Brata. Mereka semakin mesra, bahkan Brata dengan bangganya telah mengenalkan Lia kepada orang tua dan keluarga besarnya. Ternyata keluarga nya juga mendukung karena Lia memang wanita yang lemah lembut dan ramah, selain itu walau sudah memiliki anak dia tetap terlihat cantik. Doni dan Dini juga sudah terbiasa dengan Brata. Mereka sudah terbiasa diajak liburan kalau hari libur tiba, baik itu liburan ke luar kota atau sekedar berjalan-jalan ke mall. Lia pun secara berlahan mulai menerima Brata, dia berusaha melupakan trauma akibat hubungan yang gagal. Malam itu mereka duduk berdua dipinggir kolam disamping rumah, anak-anak ada diruang keluarga sedang menonton tv. "Sayang kita menunggu apa lagi. Kita secepatnya menikah ya"Brata memegang bahu Lia dan menatap penuh harap. " Iya memang mas, kita sebaiknya segera menikah. Aku takut juga kita nanti malah jadi berjinah, gak baik untuk anak-anak" " Nah itu kamu tahu sayang, aku sud
Read more
Dilamar
Lia ditinggalkan diruangan itu keheranan. Umar dan Alex bergegas menutup pintu. Lia melihat Brata yang masih terpejam tidak sadar ." Mas, bangunlah. Aku takut kamu tinggalkan." Air mata Lia kembali menetes. Dia mengingat semua kenangan indah yang telah mereka lalui. Brata yang tak bosan-bosan menghibur dan memanjakan Lia dan anak-anaknya. Lia menjadi sadar bahwa dia tidak akan sanggup kehilangan Brata. "Lia ...." Brata membuka matanya, Lia yang melihat itu bergegas berdiri dan terharu karena Brata sudah sadar. " Tunggu mas ya, aku panggil dokter dulu memeriksa keadaan mas" Lia hendak memanggil dokter tapi ditahan oleh Brata. " Tunggu, aku ingin bicara sayang" Suara Brata terdengar lemah membuat Lia semakin sedih. "Ada apa mas" Lia duduk kembali. "Lia, maukah kamu menikah denganku?" Lia heran, sakit kok malah nanya menikah. " Maksud kamu apa mas, kamu masih sakit. Kamu sembuh dulu baru kita menikah" Dengan tiba-tiba Brata duduk, alangkah kagetnya Lia. Lia sampai melompat karena
Read more
Anakku sayang
Maaf sudah lama tidak hadir, semoga kedepannya lebih aktif lagi. Terimakasih sudah sabar menanti 🙏***********Brata membawa ibunya Cahaya ke mall untuk menghibur hati ibunya yang sejak bertemu Lia terlihat kesal dan sedih. Di mall yang besar itu, Cahaya kelihatan senang. Dia tidak puas-puas berkeliling mencari baju yang dia sukai. "Ini pantas gak ibu pake" Cahaya menunjukkan sebuah gaun berwarna merah. Dia terlihat ceria sekali, berbeda dengan wajahnya ketika dirumah."Ambil saja semua yang ibu suka" Brata tersenyum. Cahaya akhirnya mengambil beberapa buah baju dan sebuah tas yang lumayan mahal. Brata juga tidak lupa mengajak Cahaya ke toko perhiasan. " Ibu pilihan, perhiasan apa yang ibu mau""Benar, nak?" "Iya Bu" Brata sebenarnya sudah banyak membelikan perhiasan ataupun pakaian untuk ibunya. Tapi ibunya seperti nya selalu merasa kurang. Di umur 50an Cahaya masih terlihat muda. Setelah puas berkeliling Brata mengajak Cahaya masuk ke sebuah restoran. Mereka memesan beberapa m
Read more
RESTU
"Sayang, bagaimana pertemuan kamu dengan ibuku?" Brata bertanya ketika akhirnya mereka bertemu malam itu. Lia hanya diam, dia tak tahu harus berkata apa " Ada apa sayang?" Brata semakin penasaran melihat diamnya Lia. " Apakah ibuku berkata atau berbuat buruk padamu?" Lia menggeleng. " Gak mas, ibu baik sekali. Dia sudah setuju kok dengan hubungan kita" Lia tersenyum, dia tak tega melihat Brata yang begitu antusias mendengarkan. "Syukurlah, akhirnya ibu setuju. Aku yakin kok sayang ibu pasti akan setuju. Ibu itu baik dan dia tidak mungkin tega melihat anak kesayangannya menderita?" Brata membelai rambut Lia, Lia hanya diam dan tak terasa setitik air mata menetes di pipinya mengingat pertemuan nya tadi dengan Cahaya. " Jadi ibu ngomong apa saja sayang?" Brata memandang wajah Lia dan terkejut ketika mata itu berlinang air mata. "Loh kok malah nangis, ada apa sih sayang. Cerita lah apa yang sebenarnya terjadi " Brata begitu panik. "Maaf mas, aku hanya terharu" Lia mencoba menghind
Read more
Pernikahan
Pertemuan dua keluarga Brata dan Lia berlangsung dengan baik. Orang tua Brata khususnya Cahaya sudah menerima Lia dengan baik. Lia tentu saja sangat bahagia, perkawinan yang direstui oleh orang tua Brata akhirnya tercapai juga. "Bahagia sekali, akhirnya kita akan segera menikah" Brata tersenyum bahagia memeluk Lia dipinggir kolam rumah Lia. " Iya mas, rasanya ini semua mimpi, ibu dapat menerima ku menjadi calon menantunya" " Iya, aku sudah tidak sabar segera menikah dengan mu. Aku ingin secepatnya memiliki anak" Brata menatap Lia penuh arti. " Kalau bisa aku mau buat sekarang saja supaya nanti gak lama lagi menunggu" Brata tersenyum genit, Lia mendelikan matanya. " Apaan sih mas, tunggu resmi dulu ya"" Gak apa-apa sih sayang, biar cepat terjadi" Brata pura-pura merajuk. " Ih..kamu nakal mas" Lia menggelitik pinggul Brata. Brata tertawa bahagia, mereka semakin hari semakin mesra. Tiada lagi hari yang mereka lewati tanpa kemesraan. *****Hari pernikahan yang ditunggu-tunggu akh
Read more
Ibu mertua
Saat mereka makan malam, hp Brata bersuara dan ternyata yang menelpon adalah ibunya Cahaya. "Hallo Bu""Kamu dimana sekarang nak?" Cahaya terdengar cemas. " Dirumah Lia Bu, ada apa Bu?""Baru beberapa hari menikah kamu sudah lupa sama kami nak" Cahaya terdengar menangis." Bukan begitu Bu, disini ada anak-anak makanya kami kesini dulu. Sebentar lagi kami juga berencana datang kerumah kok Bu""Ibu kecewa sama kamu" Cahaya mematikan sambungan telepon itu secara sepihak. Brata bengong sejenak, Lia melirik. "Ada apa mas?" " Gak apa-apa, ibu nanya kita kapan kesana" " Ya sudah, selesai makan kita segera kesana ya mas" "Iyahhh...ibu dan bapak langsung pergi ya. Kami masih rindu" Dani terlihat sedih. " Gak apa-apa ya nak, besok kan kita bisa bersama lagi" Lia membelai rambut Dani. Dani hanya diam dengan wajah cemberut. "Kita ajak saja anak-anak ke sana ya sayang" Brata memberikan usul. " Boleh juga tuh, mau kan nak?" Dani mengangguk senang. " Aku disini saja ya Bu, banyak tugas sek
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status