All Chapters of Hadirmu Menghancurkanku: Chapter 31 - Chapter 40
65 Chapters
Liburan
Kehadiran Irwan memberi warna baru buat kehidupan Lia. Walaupun dia masih resah, kabar baik dari anak-anaknya belum juga ada. Lia sedang mendapat telpon dari Sandi tentang kabar anak-anaknya yang kemungkinan ada di kota M, karena dari cerita seorang pemilik warung lintas sumatera dia melihat Doni dan Dani masuk ke sebuah bus tujuan kota M. Lia terlihat bersemangat."Baiklah mas, tolong segera dicari. Saya mau kamu segera menemukan nya" Irwan tiba-tiba masuk dan duduk dengan santai memandang Lia. Lia hanya melihat sekilas dan melanjutkan ngobrol dengan Sandi. "Iya mas, kamu segera kesini. Kalau memang mereka ada disini, harus segera ditemukan" Lia mengakhiri pembicaraan dengan Sandi. Lia menatap Irwan dengan jutek."Ada apa kamu kesini?" Irwan tersenyum manis. "Aku rindu" Lia kaget dengan jawaban Irwan. "Tolong kamu keluar dari sini sekarang, aku sedang ada pekerjaan penting" Lia mengambil berkas yang ada dihadapannya. Dia berharap Irwan pergi, terus terang hatinya terasa berdeb
Read more
Kembalinya masa lalu
Beberapa hari dipinggir danau Toba itu sangat menyenangkan, Lia seperti mendapatkan semangat baru. Di pagi yang sejuk dia berenang ditemani Irwan., mereka akan mengambil ikan di keramba dan membakarnya dipinggir danau. Betapa hidup ini indah tanpa beban.Mereka sudah 2 hari di danau dan ini adalah malam terakhir mereka akan tidur disini, mereka sedang membuat api unggun dan Irwan sedang bergitar sambil bernyanyi, Lia hanya menatap api unggun dia sepertinya sedang memikirkan sesuatu. "Ada apa Lia..? apa yang kamu pikirkan" Irwan bertanya yang menyadari Lia yang Dian dari tadi."Aku mau menagih janji kamu mas..?" Lia menatap Irwan, Irwan yang melihat Lia serius meletakkan gitar nya dan duduk dengan baik di kursi. "Iya Lia, maaf aku terlena dengan kebahagiaan ini hingga lupa dengan yang sudah aku janjikan."Irwan menatap Lia dengan serius. "Kamu mungkin sudah lupa dengan aku teman masa kecilmu, ketika kita kecil orang tua kita sudah menjodohkan kita. Aku memang dari kecil sudah menyaya
Read more
Akhirnya...,.
Lia menunggu Sandi dengan tidak sabar, 10 menit kemudian Sandi datang bersama Gandi. Setelah mereka duduk, Lia langsung bertanya. "Jadi dimana anak-anak ku?""Ya Lia, kami sudah menemukan informasi yang sangat penting, anak-anak itu ada dikota ini. Dan dari cerita orang itu anak-anak itu terlihat sudah sekolah dikota ini. Ini beberapa foto yang mereka tunjukkan. Kami ingin memastikan apakah mereka benar-benar Doni dan Dani. Kalau mereka Doni dan Dani maka hari ini juga kami akan mendatangi sekolah mereka." Sandi menyerahkan beberapa foto Doni dan Dani kepada Lia. Lia yang melihat Doni dan Dani sedang memakai pakaian sekolah begitu bahagia."Iya, betul mereka anak-anakku. Mereka terlihat bahagia. Terimakasih Tuhan ternyata anakku bersama dengan orang yang baik" Lia terharu memeluk foto itu. "Segera bawa mereka pulang Mas, berikan apapun yang diminta oleh yang telah mengurus anakku dengan baik " "Baiklah, kami segera berangkat "Sandi dan Gandi bergegas pergi. Lia yang ditinggal men
Read more
Menemukan mu
Satu jam kemudian sampailah mereka disebuah komplek perumahan mewah, Doni dan Dani melihat rumah-rumah yang terlihat begitu indah. Rumah yang selama ini hanya bisa mereka dilihat melalui televisi. "Bagus - bagus ya bang rumah disini. Entah kapan kita bisa masuk kerumah yang bagus itu" Dani memandang sebuah rumah yang sangat indah dan megah. "Kalau nanti kita sudah sukses mungkin kita bisa buatkan rumah seindah itu dek" Doni pun kagum dengan keindahan rumah itu.Mobil masih terus melaju melewati rumah yang makin lama semakin indah dan mewah. Bang Naga dan Mak Naga pun memandang dengan kagum. "Seandainya mereka sudah melihat rumah ibunya, maka rumah-rumah ini akan terlihat biasa saja" Gandi berbicara dalam hati. Dia tersenyum melihat kebahagiaan anak-anak itu. Mereka pun memasuki sebuah gapura yang dijaga oleh beberapa satpam, setelah melapor mereka diijinkan masuk. Mobil itu melewati taman yang begitu indah, ditanami oleh berbagai macam pohon buah-buahan, bunga-bunga yang indah. D
Read more
35
Hari-hari Lia sekarang penuh warna, dia sangat bahagia dapat berkumpul kembali dengan anak-anaknya. Mereka bertiga selalu bersama, bahkan tidur pun anak-anak lebih sering di kamar Lia. Seperti malam ini, setelah makan malam mereka bercengkrama di kamar Lia. Saling bercanda. "Sebaiknya kita tidur, udah larut malam ini" Lia menghentikan anak-anak yang sedang tertawa riang. Dini yang enggan berpisah mendorong Doni. "Abang, pergilah kekamar Abang, disini perempuan semua" Dini mendorong Doni keluar "Gak mau, Abang mau disini sama ibu, iya kan Bu" Doni memegang tangan Lia, Lia hanya tertawa melihat anak-anak nya yang begitu lucu. "Sudah nak, sekarang sudah malam. Besok kalian sekolah ibu juga harus kerja. Kita semua harus tidur jadi semua masuk kamar masing-masing" "Ih ibu, aku mau tidur sama ibu" Dini merenggut."Aku juga mau tidur disini sama ibu" Doni menimpali"Gak- gak, kalau kita disini semua bakal gak tidur -tidur., jadi semua tidur dikamar masing-masing " Lia pura-pura marah.
Read more
Perpisahan
POV LiaAku sudah berusaha melupakan mas Irwan, melupakan rasa rindu yang semakin bergelora. Aku berusaha melupakan kenangan bersamanya. Telpon terakhirnya benar-benar membuat hatiku melompat bahagia, rasanya ingin memeluk nya dan mengatakan bahwa aku sangat merindukannya, tapi yang kulakukan malah sebaliknya, aku berbicara dengan ketus dan dengan segera menghentikan pembicaraan. Aku merindukan sekaligus sangat membencinya. Dia sudah tega mengabaikan aku, lupa mengabari ku. "Apakah rasa cinta yang dulu dia ucapkan telah hilang ,?Apakah sudah ada wanita lain yang mengisi hari -harinya?" Begitu banyak pertanyaan yang hanya bisa kusimpan dalam hati. Aku tak punya keberanian untuk menanyakannya. "Bu, ada pak Sandi yang mau bertemu" Sekretarisku Tiara tiba-tiba ada di depanku. Aku rupanya tidak mendengar panggilan nya dari tadi. "Oh ...iya. Suruh masuk saja" Kataku gugup. Mas Sandi masuk, dia terlihat sudah lebih gemuk dari terakhir kami berjumpa. Tubuhnya lebih berisi dan nampak sem
Read more
Pertemuan tak Terduga
"Bu, Sabtu ini kami ada acara pentas seni disekolah, ibu datang ya. Kalau Bang Naga dan Mak Naga datang pasti lebih seru" Dani berbicara kepada ibunya. Mereka sedang sarapan bertiga. "Oh ...Sabtu ini ya dek?" Lia memandang Dani."Iya Bu, aku nanti nyanyi. Ibu harus lihat" Dani nampak bangga sekali. "Emang adek bisa nyanyi?" Doni memandang Dani dengan memanyunkan mulut nya. Dani yang melihat itu mendelik kan matanya. "Ih.....Abang kok gitu. Ya bisalah. Suara adek bagusss..... sekali kata ibu guru" Dani merenggutLia yang melihat candaan Doni tersenyum."Ibu percaya kok adek pintar nyanyi, Sabtu ini ibu pasti datang" Lia tersenyum membelai rambut Dani. Dani senang sekali."Terimakasih ya Bu, abang percaya kan sekarang?" Dani memonyongkan bibirnya pada Doni. Doni tertawa."Iya deh Abang percaya adek Abang yang cantik ini pintar nyanyi" Doni mengacungkan jempolnya. Dani tertawa senang. "Sudah ayo makanan nya dihabiskan biar kita gak terlambat" Lia mengingatkan. mereka pun makan dalam
Read more
Salah Duga
Lia dan anak-anak datang menjenguk Mak Naga, mereka berjalan dari parkir menuju ruangan tempat Mak Naga dirawat. Lia merasa tegang, sebagian hatinya berharap bertemu dengan Irwan tapi sebagian lagi berharap tak akan pernah bertemu lagi. Lia mengajak anak-anaknya berjalan cepat menuju lift, Dani yang kecapekan protes. "Pelan-pelan Bu, adek capek lari -lari dari tadi" Dani mengikuti langkah Lia dengan nafas yang memburu. "Oh.... maafin ibu ya nak, ibu mau cepat ketemu Mak Naga" Lia memperlambat langkahnya. Dia tak sadar telah membuat anak-anak nya bingung. "Iya, kita kok kayak dikejar-kejar hantu... ha-ha-ha" Doni yang dari tadi diam ketawa lihat ibu dan adiknya yang kelelahan. " Hehehe, iya ya....."Lia menghentikan langkahnya dia pun jadi ikut tertawa melihat kekonyolannya. Akhirnya mereka telah sampai di pintu lift, setelah menekan tombol pintu lift pun terbukaLia dan anak-anak segera masuk dan segera menekan tombol nomer 10 lantai tujuan mereka. Di dalam lift itu ada beberapa
Read more
Brata
Tepat pukul 08.00 pagi Lia sudah sampai dikantor Brata. Setelah melapor kepada resepsionis Lia pun diantar ke ruangan Brata yang berada di lantai 10. Lia dipersilahkan masuk, Brata menatap dia dengan tajam. Lia hanya berdiri tanpa berani menatap Brata."Silahkan duduk ibu Lia" Brata terdengar sopan. Lia pun duduk. "Terimakasih sudah menepati janji, datang tepat waktu. Saya suka sama orang yang menepati janji" Brata tersenyum. Dia menatap Lia yang baru dia sadari adalah seorang wanita yang begitu cantik. "Iya pak, Saya pasti akan menepati janji saya" Lia mulai berani menatap Brata. "Saya panggil Lia saja kali ya, panggil saja saya Brata. " Brata mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Lia pun menyambut nya dan memberikan senyuman. Brata terpukau, baru kali ini dia bertemu wanita cantik yang mandiri dan bertanggungjawab."Baiklah pak, apa tugas saya?" Lia menarik tangannya yang seperti nya enggan dilepaskan oleh Brata. Brata yang mendengar suara Lia tersadar dan menarik tangannya.
Read more
Dilamar
Jam 12.30. Brata masih sibuk dengan pekerjaannya karena mengenang masa lalu beberapa pekerjaannya jadi terbengkalai. Dia harus memeriksa beberapa laporan dari pegawainya untuk proyek-proyek nya. Tok..tok...Brata kaget melihat ke pintu. "Ya silahkan masuk" Brata melihat Lia masuk dengan anggunnya. Seperti yang dia janjikan dia datang tepat waktu. "Maaf pak sudah mengganggu" Lia berdiri. "O..iya. Duduklah dulu saya siapkan ini sebentar." Brata kembali asyik dengan pekerjaannya, sedang Lia duduk dihadapan Brata. Lia menatap Brata, Brata terlihat gagah dan begitu berwibawa. Tak sadar Lia mengagumi kegantengan Brata. Brata dapat merasakan tatapan Lia, dia merasa senang dan tersenyum disudut bibirnya. "Sudah puas menatap saya" Tiba-tiba Brata berbicara, Lia kaget sekali tak menyangka Brata menyadari tatapan kagum Lia. Wajah Lia memerah menahan malu, dia tertunduk. "Maaf pak" Brata tersenyum. "Gak apa-apa, saya memang ganteng" Brata tersenyum jahil, Lia hanya tertunduk rasanya ingi
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status