Pertemuan dua keluarga Brata dan Lia berlangsung dengan baik. Orang tua Brata khususnya Cahaya sudah menerima Lia dengan baik. Lia tentu saja sangat bahagia, perkawinan yang direstui oleh orang tua Brata akhirnya tercapai juga. "Bahagia sekali, akhirnya kita akan segera menikah" Brata tersenyum bahagia memeluk Lia dipinggir kolam rumah Lia. " Iya mas, rasanya ini semua mimpi, ibu dapat menerima ku menjadi calon menantunya" " Iya, aku sudah tidak sabar segera menikah dengan mu. Aku ingin secepatnya memiliki anak" Brata menatap Lia penuh arti. " Kalau bisa aku mau buat sekarang saja supaya nanti gak lama lagi menunggu" Brata tersenyum genit, Lia mendelikan matanya. " Apaan sih mas, tunggu resmi dulu ya"" Gak apa-apa sih sayang, biar cepat terjadi" Brata pura-pura merajuk. " Ih..kamu nakal mas" Lia menggelitik pinggul Brata. Brata tertawa bahagia, mereka semakin hari semakin mesra. Tiada lagi hari yang mereka lewati tanpa kemesraan. *****Hari pernikahan yang ditunggu-tunggu akh
Saat mereka makan malam, hp Brata bersuara dan ternyata yang menelpon adalah ibunya Cahaya. "Hallo Bu""Kamu dimana sekarang nak?" Cahaya terdengar cemas. " Dirumah Lia Bu, ada apa Bu?""Baru beberapa hari menikah kamu sudah lupa sama kami nak" Cahaya terdengar menangis." Bukan begitu Bu, disini ada anak-anak makanya kami kesini dulu. Sebentar lagi kami juga berencana datang kerumah kok Bu""Ibu kecewa sama kamu" Cahaya mematikan sambungan telepon itu secara sepihak. Brata bengong sejenak, Lia melirik. "Ada apa mas?" " Gak apa-apa, ibu nanya kita kapan kesana" " Ya sudah, selesai makan kita segera kesana ya mas" "Iyahhh...ibu dan bapak langsung pergi ya. Kami masih rindu" Dani terlihat sedih. " Gak apa-apa ya nak, besok kan kita bisa bersama lagi" Lia membelai rambut Dani. Dani hanya diam dengan wajah cemberut. "Kita ajak saja anak-anak ke sana ya sayang" Brata memberikan usul. " Boleh juga tuh, mau kan nak?" Dani mengangguk senang. " Aku disini saja ya Bu, banyak tugas sek
Maaf, saya jarang meng-upload kelanjutan cerita ini, orang tua saya sedang sakit dan membutuhkan perhatian. Semoga teman-teman bisa mengerti dan bersabar.🙏***********Setiap hari sejak itu hidup Lia jauh dari ketenangan, SMS yang bernada ancaman terus masuk ke hp nya. Walaupun telah diblokir akan masuk lagi dengan nomer yang baru. Brata juga sejak Lia tinggalkan dirumah orang tuanya belum kembali. Bahkan walaupun Lia hubungi jarang diangkat oleh Brata. Lia benar-benar sedih dan kecewa, dia tidak tahu harus berbuat apa. Lia kembali masuk kantor untuk menghilangkan kesedihannya. Pernikahan indah yang dia impikan hanya tinggal angan. Suami yang sangat dia cintai sibuk dengan keluarga nya. "Kasihan benar nasib kamu, baru juga nikah udah ditinggalkan..hahahah" Masuk lagi sebuah SMS dari nomer hp yang baru. Lia selama ini tak pernah sekalipun menjawab. Tapi sekarang dia sudah sangat marah. Lia pun menelepon dan ingin tahu siapa yang terus menerornya.Beberapa kali Lia telpon tak juga
Dalam kebimbangan itu akhirnya Lia memutuskan bahwa pernikahannya akan dia pertahanan. Dia akan berjuang agar pernikahan ini tetap berlangsung. Lia mencintai Brata demikian juga sebaliknya. Lia menghubungi Brata. Beberapa saat kemudian sambungan telepon itu pun diangkat. "Kamu mau apa lagi?, Jauhi anak saya" Belum juga sempat Lia berbicara Cahaya langsung membentak Lia. " Maafkan saya Bu, saya ada sesuatu yang penting mau saya sampaikan kepada mas Brata" " Dia sedang sibuk, lebih baik kamu lupakan dia" Cahaya segera memutuskan sambungan telpon itu. Lia hanya bisa menarik nafas dan mengelus dadanya yang terasa sesak. Begitu sampai dirumah Lia segera membersihkan dirinya yang terasa begitu lengket, dan dia segera menemui anak-anaknya yang selama ini kurang diperhatikan akibat dari pikirannya yang kacau. "Eh, ibu kok ada dirumah. Biasanya masih dikantor pulang kalau udah tengah malam" Dani memeluk ibunya erat. " Maaf kan ibu ya nak, ibu akhir-akhir ini sibuk sekali tapi mulai saat
"Ya, saya tidak pernah bahagia bersama suami saya Mas Agung. Saya merasa bukan bukan sebagai istrinya ""Mengapa ibu merasa dia memperlakukan ibu seperti itu? Apakah dari ucapan atau dari perbuatannya?" "Dia sebenarnya sangat baik dan memperlakukan saya dengan baik tapi saya tak pernah mencintai dia. Saya sangat membenci dia""Bukannya ibu dan dan Pak Agung sudah menikah bertahun-tahun dan telah memiliki 2 orang anak yang sudah dewasa" "Betul, tapi anak-anak itu bukan lahir dari rahim saya. Mereka anak-anak mas Agung dengan istri simpanannya. Saya juga tidak mencintai anak-anak itu. Saya membenci mereka semua. Saya mau mereka menderita seperti saya. Mereka adalah beban dalam hidup saya, karena mereka saya kehilangan cinta saya. Saya kehilangan Mas Wisnu" Cahaya tiba-tiba menangis"Mas Wisnu itu siapa Bu?""Dia adalah suami saya yang pertama, bersamanya saya telah memiliki anak dan karena Mas Agung, anak saya hilang entah kemana. Dari ceritanya anak saya itu telah mati tapi saya yak
Brata dan Lia kembali mereguk kebahagiaan pernikahan. Cahaya telah memberikan restunya. "Akhirnya kita dapat melepas rindu lagi sayang" Brata yang sudah sangat tidak sabar langsung mengangkat tubuh Lia begitu mereka sampai dirumah Lia." Aduh mas, malu dilihat anak-anak" Lia kaget sekali. " Gak ah, anak-anak lagi istirahat dikamar nya" Brata tak perduli, dia sudah begitu rindu pada Lia. " Selain anak-anak kan masih banyak orang dirumah ini" Lia merasa begitu malu, apalagi melihat ART yang kelihatan kaget dan kembali ke dapur. "Biarin" Brata malah mencium bibir Lia sampai akhirnya mereka sampai dikamar.Tak sabar Brata segera meletakkan tubuh Lia ditempat tidur, dan mencium bibir Lia dengan rakusnya. Tangannya pun dengan terampil menyentuh seluruh tubuh Lia. Perpisahan beberapa Minggu yang telah mereka lewati membuat hasrat mereka berdua tak terbendung lagi. Lia yang juga sudah begitu merindukan suaminya dengan antusias merespon setiap sentuhan Brata. Suara desahan mereka berdua be
Lia dan Brata menikmati hari itu hanya berdua, mereka seakan melupakan semua permasalahan yang terjadi. Jauh dilubuk hati Lia masih risau tentang anak-anaknya tapi demi cintanya pada Brata rasa itu dia abaikan. "Sayang, maafkan aku ya" Brata menyadari Lia tidak fokus setelah sekian lama Brata mencium tubuh Lia. Lia terkejut."Maaf mas, aku..." Lia gugup, dia takut Brata marah dan kecewa. "Gak sayang, yang salah itu aku. Sekarang kita menghubungi orang suruhanku ya. Semoga sudah ada kabar" Brata segera mengambil handphone nya. " Bagaiman Jo..sudah ada perkembangan?" "Sudah pak, ini kami sudah menahan seorang laki-laki yang mengaku bernama Sandi, dia sedang menunggu non Dani di warung depan sekolahan""Ok, tahan dan bawa dia ke sini""Baik pak" "Sayang, sabar ya. Mas Dani sedang dibawa Jonatan kesini. Nanti kita tanya apa maksud dan tujuannya" Brata membujuk Lia. Lia terharu dan memeluk Brata. " Iya mas, semoga semua baik-baik saja. Semoga mas Sandi tidak ada maksud jahat pada an
Pencarian Dani dilakukan dengan seksama. setiap orang berusaha siang dan malam mencari Dani. Mulai dari preman tingkat rendah hingga detektif swasta yang berpengalaman telah dikerahkan. Polisi juga sudah bergerak. Keberadaan Dani belum juga ditemukan. Kesehatan Lia sejak kehilangan Dani menurun, dia begitu terpuruk atas hilangnya Dani. Berbagai pikiran buruk datang Hinga membuatnya gelisah. Brata pun sudah berhari-hari tidak pulang kerumah, sibuk bersama anak buahnya mencari Dani. Siang itu Brata menghubungi Lia, Brata juga sangat kuatir akan keadaan Lia. " Sayang, kamu gimana kabarnya?" Brata terdengar cemas. "Aku baik-baik saja mas, cuma agak lemas dan. mual. Entah apa yang terjadi pada Dani" Lia kembali menangis. " Sayang, jangan banyak pikiran ya. Dani baik-baik saja.. sebentar lagi dia pasti ditemukan. Aku telpon dokter Dewi ya biar datang merawat kamu dirumah""Gak mas, aku gak mau dirawat"" Sayang, tolong ya. Aku gak mau sesuatu terjadi pada dirimu" "Tapi mas...""Gak ad