Semua Bab Gara-Gara Nikah di KUA: Bab 11 - Bab 20
40 Bab
Lahiran Juga
Gara-gara Nikah di KUAPart 11 : Lahiran JugaYa Allah, keadaan Mira kok mengenaskan gitu? Aku jadi takut, perasaan ini jadi tak menentu sepanjang jalan pulang ke rumah. Kuusap perut ini berkali-kali dan berdoa agar proses bersalinku nanti lancar dan bisa lahiran normal.“Naima, dari mana? Mau saya antar?” Suara Bu Bidan Maya mengagetku, dia menghentikan sepeda motornya di sampingku.“Eh, Bu Bidan .... “ Aku sedikit terkejut dengan sapaan wanita berpakaian serba putih itu, dia bidan desa yang bekerja di Pukesmas Sejahtera, dia mengontrak rumah di ujung jalan sana. “Mau ke mana kamu? Ayo saya antar!” tanyanya lagi dengan sambil tersenyum ramah.“Nggak usah, Bu Bidan, terima kasih. Saya mau pulang. Bu Bidan mau ke mana?” Aku membalas senyum ramah sang bidan.“Saya mau ke rumah Mira. Sepupu kamu ‘kan dia? Dia baru habis lahiran caesar seminggu yang lalu,” ujar Bidan Maya.“Iya, Bu Bidan, Mira sepupu saya. Eh, keadaan Mira kok bisa mengenaskan gitu? Tadi saya baru habis jenguk dia, kasih
Baca selengkapnya
40 Hari
Gara-gara Nikah di KUAPart 12 : 40 HariEmpat puluh hari berlalu, hari ini di pondok sederhanaku baru saja selesai acara bebersih sekalian naik ayunan untuk putriku, Nazia. Itulah nama pemberian Bang Yusril, katanya Nazia itu berarti seorang putri yang membawa kemulian bagi keluarganya. Aku setuju-setuju saja dan menyukai nama itu.Hari ini hari pertamanya aku dan Nazia akan keluar rumah sebab menurut tradisi di desaku ini, seorang ibu yang baru saja melahirkan boleh keluar rumah hanya setelah 40 hari melahirkan. Aku menurut saja walau seharian habis lahiran saja, aku sudah bisa jalan di rumah. Kasihan juga suamiku dan Ibu, selama 40 hari itu, merekalah yang membantu belanja. Untung saja, suamiku ini memang siaga, dia selalu menyediakan kebutuhan di rumah sebelum berangkat bekerja. Dia juga yang mencuci pakaian selama empat puluh hari ini walau aku sudah menolak, selama habis lahiran ini, dia benar-benar memanjakanku. Tugasku hanya mengurus Nazia saja, sedang tugas rumah dia yang men
Baca selengkapnya
Hutang Jawaban
Gara-gara Nikah di KUAPart 13 : Hutang Jawaban“Owee ... oweee .... “Belum sempat Bang Yusril menjawab todongan pertanyaan dariku, Nazia malah menangis tiba-tiba. Yah, kayaknya nih bayi lagi komplotan ama Ayahnya, aku mengerucutkan bibir, menahan kesal di hati.“Abang masih berhutang jawaban, ya, sama Nai!” ujarku dengan mengacungkan telunjuk ke arah Bang Yusril lalu naik ke atas tempat tidur.“Hmm .... “Bang Yusril masih terlihat gelagapan, ia tak hentinya menggaruk kepala sambil cengengesan tak jelas.Aku segera menepuk pantat Nazia, tapi ia masih saja menangis. Mau tak mau, aku berbaring juga dengan sambil memberikan ASI, barulah tangisnya mereda.Aku menoleh sekilas ke belakang, terlihat Bang Yusril sedang mengelus dadanya dengan tarikan napas yang melega. Kutepuk kembali pantat Nazia, agar ia segera terlelap agar aku bisa melanjutkan introgasi kepada Ayahnya yang selalu main rahasia-rahasiaan denganku, ‘kan sebel jadinya. Otak detektifku ‘kan jadi menjerit-jerit.Kutarik ASI se
Baca selengkapnya
Barang Bawaan Suamiku
Gara-gara Nikah di KUAPart 14 : Barang Bawaan SuamikuAku kembali ke rumah Ibu dengan perasaan yang tak menentu, karena takut gara-gara omonganku, Mira dan Amir malah berantem besar-besaran walau sebenarnya mereka sudah ribut sebelum aku mengatakan kebenaran itu. Kuhela napas panjang dan menggeleng risih, semoga kalau terjadi apa pun pada mereka itu bukan karenaku.Aku memutuskan sampai sore di sini, sebab mau pulang ke rumah juga, Bang Yusril belum pulang dari Kota. Biarlah aku di sini dulu, lagain Nazia masih tidur karena kelelahan bermain dengan Kakek dan Neneknya tadi.“Kenapa kamu, Nai?” tanya Ibu sambil duduk di sebelahku.Aku mengigit bibir bimbang dan mulai menceritakan segalanya dengan Ibu, biar perasaan ini jadi lega.“Mereka memang sering ribut kok, Nai. Amir mulai jarang pulang dan kalau sedang di rumah pun, Mira selalu mengajaknya ribut. Ibu kasihan sama putra mereka, nangis melulu. Udah gitu, Mira juga tak mau menyusuinya dan diberi susu formula saja. Kata Bude Nanimu s
Baca selengkapnya
Kejutan
Gara-gara Nikah di KUAPart 15 : Kejutan“Bang, dapat dari mana kamu barang-barang ini?” tanyaku kepada Bang Yusril yang kini sedang mengamatiku di depan pintu kamar.“Semaunya halal, Dek, ini bukan barang curian. Ini buat kamu dan Abang membelinya sendiri,” jawab Bang Yusril dengan sambil mendekat ke arahku.“Bang, ini barang-barang mahal. Abang dapat uang dari mana?” tanyaku masih dengan mode penasaran.“Semua pertanyaan kamu yang hari ini, kemarin dan kemarin-kemarinnya lagi akan Abang jawab besok. Sekarang simpan saja dulu barang-barang ini dan besok harus dipakai!” Bang Yusril tersenyum.“Bang, kenapa harus nunggu besok? Kenapa nggak jelaskan sekarang saja!” Aku menatapnya serius kali ini, berharap ia tak main rahasia-rahasiaan lagi.“Besok saja, Dek!” Dia tersenyum jahil.“Bang, kok senang banget bikin Nai penasaran?” Aku mendekat kepadanya dan mendaratkan cubitan di pinggangnya.“Sakit, Dek!” Dia meringis dan bertingkah lebay.“Bang, cepat katakan sekarang!” Aku melototinya den
Baca selengkapnya
Bukan Mimpi
Gara-gara Nikah di KUAPart 16 : Bukan Mimpi“Itu Naima dan Yusril udah datang.”“Duh, mereka cantik dan genteng deh, pasangan serasi.”“Nggak nyangka bakal ngerasain juga acara yang dibuat mereka.”“Eh, mereka bisa banyak duit gini, gimana ceritanya, ya?”Begitulah bisik-bisik dari para tetangga saat aku dan Bang Yusril menaiki pentas yang dalam bahasa kampung kami disebut ‘tarub’ yaitu bangunan tambahan yang dibuat khusus untuk acara karena rumah yang bersangkutan tak mencukupi untuk menampung para tamu undangan.Aku dan Bang Yusril duduk di dekat Ibu dan Bapak juga Abah dan Emak. Nazia dipangku Ibu. Di sini juga ada Ustad Jaka, dia adalah Ustad yang biasa dipanggil warga jika akan mengadakan hajatan sebab dia akan menjadi pemimpin doa.“Apa acaranya bisa dimulai sekarang, Yusril?” tanya Ustad Jaka dengan sambil tersenyum.“Silakan, Ustad,” jawab Bang Yusril dengan menganggukan kepalanya.Ustad Jaka mulai memimpin doa.“Bang, acara apa ini?” bisikku padanya.“Acara aqiqah dan guntin
Baca selengkapnya
Mendadak Baik
Gara-gara Nikah di KUAPart 17 : Mendadak BaikTaklama kemudian, Bang Yusril sudah kembali dari dapur. Aku masih di tempat semula dengan wajah masam, sebel saja dengan tingkahnya yang memberi penjelasan setengah-setengah gitu.“Dek, kok manyun?” Bang Yusril kembali duduk di sebelahku.“Sebel sama Abang, ngomongnya suka setengah-setengah!” jawabku dengan merengut.Bang Yusril terlihat menahan senyum lalu berkata, “Maaf, Sayang, tadi Abang kebelet. Akan Abang jawab sekarang kok pertanyaannya.”Aku masih merengut dengan bibir yang mengerucut, malas saja kalau dia malah ngerjain. Bang Yusril makin jahil sekarang, suka banget bikin istrinya penasaran setengah mati.“Jadi begini ... di antara sapi-sapi milik Juragan, lima ekor di antaranya milik Abang. Jadi, Juragan Burhan itu suka ngasih bonus anak sapi setiap tahun dan kumpulan jumlahnya ada lima ekor dan sekarang udah gede-gede. Kemarin Abang jual deh semuanya, buat modal wisuda, beliin kamu perhiasan juga buat acara aqiqah Nazia. Begitu
Baca selengkapnya
Tiga Hari Tak Pulang
Gara-gara Nikah di KUAPart 18 : Tiga Hari Tak Pulang“Assalammualaikum .... ““Waalaikumsalam, Bang,” jawabku dengan tatapan masih ke punggung Mira yang sudah semakin menjauh itu.Tangan Bang Yursil mengacak pucuk kepalaku, ia tersenyum lalu menggandengku masuk.“Kenapa itu Si Mira, kalian habis berantem?” tanya Bang Yusril dengan sambil melepas sepatu, lalu jaketnya."Nanti deh, Nai, ceritain. Abang ganti baju dulu sana!" jawabku dengan sambil melangkah ke dapur.Taklama kemudian, Bang Yusril sudah muncul ke dapur dengan kaos oblong dan celana pendek. Cepat banget dia ganti costumnya.Aku langsung menceritakan maksud kedatangan Mira tadi dan Bang Yusril hanya tersenyum tipis sambil menyesap kopinya juga pisang goreng yang sengaja kusiapkan untuk menyambutnya pulang bekerja karena ia pasti capek juga lapat tapi dia makan nasinya kalo malam, kalo sore gini palingan makan kue apa yang ada saja. Kadang singkong rebus, singkong goreng atau juga bakwan yang kubuat asal-asal tapi tetap ena
Baca selengkapnya
Mira yang Meresahkan
Gara-gara Nikah di KUAPart 19 : Mira yang MeresahkanRayyan terus saja menangis, walau sudah kugendong. Tega sekali Mira meninggalkan anaknya begitu saja, dasar! Aku berdecak kesal dengan pikiran yang bercampur aduk. Ada sedikit cemburu juga, bukannya aku meragukan kesetiaan suamiku tapi aku meragukan Mira untuk takkan menggoda suamiku walau dulu hanya ia hina tapi kini ... suamiku sudah sudah naik level dengan penampilan yang sudah berbeda pula.Untung saja Nazia tak cemburu melihatku menggendong abang sepupunya ini. Ia terlihat sibuk memainkan boneka pembelian Ayahnya kemarin. Duh pusing juga ditangisi seperti ini, jadi serba salah juga. Satu jam sudah Rayyan menangis, pinggangku terasa mau patah terus menggendongnya hingga kubawa duduk dia dengan putus asa, sebab tak tahu lagi cara mendiamkan anak Mira ini. Mau diantar ke rumah Bude Nani, aku capek duluan membayangkan akan menggendong dua bocah sekaligus.Rayyan terus menangis dengan mengemut jempol tangannya. Sepertinya ia lapar,
Baca selengkapnya
Penjelasan Yusril
Gara-gara Nikah di KUAPart 20 : Penjelasan Yusril“Dek, Abang minta maaf .... “ Terdengar suara Bang Yusril di belakangku.Aku masih tak mau mengubah posisi duduk, air mata mengalir begitu derasnya walau aku menangis tanpa suara. Hatiku sangat kesal, selama menikah dengan Bang Yusril, baru kali dia membuatku jengkel. Kukira kehidupan rumah tangga kami akan selalu adem, nyatanya tertiup angin juga.“Ta ... ta ... na ... na ... ya ... bu .... “ Terdengar ocehan Nazia juga juga tangannya yang menyentuh pundakku.“Sayang, Nazia mau mimik sepertinya .... “ ujar Bang Yusril lagi, nadanya terdengar memelas.Segera kuhapus air mata di wajah ini, lalu membalik badan dan mengambil Nazia dari tangan Bang Yusril dan kembali membelakanginya.“Abang mau mandi dulu, ya,” ujarnya sembari mengusap pundakku.Aku hanya diam dengan menggigit bibir, sembari menyapu air mata yang masih berjatuhan. Segera kususui Nazia dengan berusaha mengontrol perasaan ini, aku tak boleh menangis lagi. Sepertinya Bang Yu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status