Semua Bab Legenda Naga Langit: Bab 221 - Bab 230
232 Bab
221. Kota Tanjung Hitam
Hampir seluruh para tetua dan murid utama berdiri di depan gerbang sekte mengantarkan kepergian dari Abinawa. Mereka semua sudah mengetahui jika Abinawa adalah seorang jenius sejati ilmu kanuragan, serta seorang tabib yang mampu meramu pil. Di dunia persilatan tabib yang mampu meramu pil memilih nilai tersendiri dan sangat di cari karena mampu menjadi faktor utama kemajuan sebuah sekte."Berhati-hatilah, Nawa. Sekte Api dan Angin akan selalu terbuka lebar untukmu jika ada masalah di luar sana," ucap Dirgantara."Benar, Nawa. Sekte Api dan Angin akan selalu menjadi rumah bagimu, jadi jangan pernah sungkan untuk datang kemari," tutur Arga yang ikut mengantarkan kepergian dari Abinawa.Abinawa merasa begitu tersanjung saat begitu banyak yang menghantarkan kepergiannya. Dia sudah bertekad tidak akan membiarkan siapapun menghancurkan sekte ini, apapun yang terjadi, sekalipun dia harus mengorbankan nyawanya sendiri."Ketua, tetua dan saudara semuanya, aku mungkin tidak menjadi bagian dari s
Baca selengkapnya
222. Anak Walikota
Abinawa dan Sumbayu menikmati semua hidangan di penginapan itu dengan lahapnya. Mereka jelas merasa lapar karena sudah menempuh perjalanan yang jauh, tanpa istirahat."Nona, bisakah anda ceritakan tentang kota ini?" Abinawa meminta pemilik penginapan itu menceritakan keadaan dan situasi yang sedang terjadi di kota ini.Perempuan itu membisu, dia terlihat ragu dan bimbang untuk menceritakan permalasahan yang sedang melanda Kota Tanjung Hitam, smapai membuat perekonomian di kota ini menjadikan mandek selama beberapa purnama terakhir."Nona, siapa atau aku dan rekanku ini bisa membantu kalian dari belenggu masalah yang mendera kalian," tutur Abinawa.Setelah cukup lama berpikir, perempuan itu akhirnya menceritakan tentang masalah yang mendera kota ini. Di mulai dari lima purnama yang lalu, kedatangan beberapa orang pendekar di desa ini membuat seluruh warga menjadi heboh, karena mereka meramalkan jika kota ini akan tertimpa sial dan gagal panen.Mereka juga menjelaskan jika ini di sebab
Baca selengkapnya
223. Maung Cana
Negosiasi terus berlangsung antara Abinawa dan pemuda anak walikota Tanjung Hitam itu. Abinawa bahkan menggunakan tenaga dalamnya untuk membuktikan jika dia memiliki kekuatan untuk membunuh pemuda itu."Dengan kekuatan yang aku miliki, bukan perkara sulit untukku menghabisimu!!!" Ucap Abinawa dengan nada penekanan.Pemuda itu meneguk selivanya, dia mulai menyadari jika dia bukan lawan bagi Abinawa. 'Pemuda ini sangat kuat, sial jika dia benar-benar membunuhku maka aku tidak akan pernah selamat dari pedangnya,' batin pemuda itu.Pemuda itu pada akhirnya menurunkan pedangnya, akan tetapi dia tetap waspada. Tangannya tidak pernah lepas dari gagang pedangnya."Namaku Abinawa, aku adalah seorang pendekar pengembara yang kebetulan lewat di kota ini dan mendengar berita jika tuan walikota sedang di landa masalah," Abinawa memperkenalkan dirinya dan menjelaskan mengapa dia bisa berada di sini."Aku Maung Cana, putra Walikota Tanjung Hitam." Ucap Maung Cana singkat."Maung Cana, sepertinya ora
Baca selengkapnya
224. Kedai Minuman
Di sisi lain, Sumbayu mengelilingi kota, mencari informasi mengenai informasi mengenai para pendekar yang telah menyebarkan berita tentang anak walikota sebagai pembawa malapetaka atau pembawa sial.Sumbayu mengalami cukup banyak kendala, karena beberapa warga kota menolak untuk memberikan informasi mengenai para pendekar itu, karena beberapa dari mereka sudah menganggap para pendekar itu bak pahlawan yang menjadi penyelamat Kota Tanjung Hitam dari kehancuran dan gagal panen di masa depan."Ini akan menjadi rumit, aku tidak menduga jika mereka sedikit lebih pintar dengan menekan warga kota untuk tutup mulut dan menjaga keberadaan kelompok pendekar itu," Sumbayu menyapukan pandangan ke bangunan kota itu dari atas tembok tinggi yang menjadi pembatas kota dan hutan, sekaligus sebagai benteng pelindung jika ada serangan.Sumbayu memilih untuk beristirahat dan mempelajari situasi terlebih dahulu. Dia harus memikirkan cara lain untuk mengorek informasi mengenai para pendekar itu, tanpa haru
Baca selengkapnya
225. Memaksa Bertemu
Setelah mengikuti orang-orang mencurigakan yang meninggalkan kedai minuman itu, Sumbayu akhirnya mengetahui jika orang-orang itulah yang sudah merusak lahan-lahan pertanian milik warga. Mereka bergerak dengan senyap, beberapa orang di tugaskan untuk mengintai lahan-lahan pertanian, jika keadaan aman, maka tim perusak akan masuk dan memporak-porandakan lahan pertanian itu. Setelah itu mereka akan meninggalkan lahan pertanian dengan kemampuan ilmu meringan tubuh, sehingga menyamarkan tindakan mereka itu."Jadi benar jika kedai itu terlibat dalam masalah yaitu tengah melanda Kota Tanjung Hitam... Keji, seperti telah terjadi perselisihan di antara mereka ini, sehingga menyebabkan kedai minuman ini berkerja sama dengan para pendekar itu.Jika sudah melibatkan para pendekar ini, tentu bukan hanya mengusir anak walikota yang menjadi target, bisa jadi posisi walikota yang juga mereka incar," gumam Sumbayu masih belum bergerak dari posisinya semula.Sumbayu menghabiskan beberapa waktu di temp
Baca selengkapnya
226. Bertemu Walikota
Abinawa tidak memiliki pilihan lain, dia langsung bergerak menyerah para prajurit yang berjaga itu.Pertarungan tidak seimbang akhirnya terjadi di depan gerbang utama kediaman walikota. Abinawa dengan cekatan bergerak menyerang para prajurit itu, tentu Abinawa hanya melumpuhkan mereka saja. Tindakan Abinawa tentu langsung menarik perhatian para prajurit lainnya. Dengan cepat, Abinawa dan Sumbayu sudah di kepung oleh puluhan prajurit."Lancang, berani sekali kalian menyerang prajurit kami!!!" Hardik salah seorang prajurit yang di yakini sebagai pemimpin para prajurit itu."Aku tidak pernah datang untuk membuat keributan, sudah aku katakan jika kedatangan kami kemari untuk bertemu dengan tuan walikota karena ada hal penting yang hendak aku bincangkan... Aku jelas menghargai kalian semua yang bertugas, jika aku mau, aku dapat masuk dengan mudah tanpa kalian ketahui," tutur Abinawa sambil melepaskan aura bertarung yang kuat dan mengintimidasi para prajurit itu.Tubuh para prajurit itu se
Baca selengkapnya
227. Meminta Pertolongan
"Jika benar cerita yang tuan sampaikan, apakah tuan tidak curiga jika pemilik kedai minuman itu terlibat dalam masalah yaitu melanda kota ini, di tambah lagi mereka sampai hari ini masih tetap beroperasi," ucap Sumbayu.Dasan yang mendengarnya seolah tersadarkan dari kebodohannya selama ini yang tidak menyadari hal itu. Harusnya sejak awal dia sadar jika pemilik kedai minuman terlibat dalam masalah yang melanda Kota Tanjung Hitam ini."Aku rasa dirimu sudah menyadarinya bukan, tuan. Sebab itulah kami datang kemari untuk membantu kalian, dirimu dan prajurit yang tuan miliki mungkinkah mampu mengalahkan penjaga yang di miliki kedai minuman itu, akan tetapi tidak dengan para pendekar yang berada di belakang kedai minuman itu," jelas Sumbayu.Dasan yang mendengar penjelasan dari Sumbayu merasa pundaknya seperti memikul batu yang berat di punggungnya."Anda tinggal perlu khawatir, Tuan. Seperti yang di katakan oleh rekanku tadi, kedatangan kami kemari untuk membantu kalian agar keluar dari
Baca selengkapnya
228. Yang Kuatlah Yang Berkuasa
Sorkan tidak ingin berjudi dengan nasib dan mengambil resiko penyerangan ini gagal, sehingga dia sendiri yang akan turun langsung guna memastikan semuanya berjalan sesuai dengan rencana.Sorkan dan anggotanya menggunakan jubah berwarna hitam, sehingga mereka seolah menyatu dengan alam. Sangat sulit melihat Persero mereka di tengah gelapnya malam. Apalagi bulan dan bintang tidak tampak, seolah mereka tidak ingin melihat pertumpahan darah kembali terjadi di atas muka bumi.Sorkan dan anggotanya mulai masuk ke dalam kediaman walikota itu dengan senyap. Kedatangan mereka tentu tidak disadari oleh para prajurit yang berjaga, karena merekalah menyusup dengan menggunakan ilmu meringan tubuh yang tinggi. Alhasil pergerakan mereka tidak terendus.SRET!!! SRET!!! SRET!!!Tiga sabetan pedang berhasil membuat tiga prajurit kehilangan nyawa hanya dalam beberapa tarikan nafas saja. Gerakan mereka yang dinamis belum terbaca dan belum disadari, sekalipun tiga prajurit sudah kehilangan nyawanya.SRET!
Baca selengkapnya
229. Kekalahan Sorkan
Nafas Sorkan mulai memburu dan ngos-ngosan. Dia sudah sejak awal terus menyerang pemuda itu, akhirnya memilih bergerak mundur untuk mengatur ulang nafas dan tenaga dalamnya yang mulai terkuras."Siapa sebenarnya dirimu!!! Seingatku kita tidak pernah memilih masalah, aku bahkan tidak mengenalmu," ucap Sorkan.Sorkan yang cukup pintar, tentu memahami dengan betul jika pemuda itu belum menggunakan kemampuannya. Jika pemuda itu mulai serius, nyawanya akan sulit untuk di pertahankan."Siapa diriku itu tidak penting, dan kita memang tidak memiliki masalah, akan tetapi dengan kau mengusik kediama tuan Dasan, maka sama halnya kau sedang mencari masalah denganku... " Tukas pemuda itu, "Aku sudah memberimu pilihan di awal, akan tetapi kau lebih menyukai cara kekerasan, jadi aku tidak akan menahan diri lagi,"Sorkan mengumpat keras, dia tentu tidak bisa meninggalkan kediaman Dasan, tanpa membawa anaknya, Maung Cana bersama dengannya."Berapa yang telah di bayarkan oleh tua Bangka itu kepadamu? K
Baca selengkapnya
230. Kota Mentari Kuning
Setelah semua masalah yang mendera Kota Tanjung Hitam selesai dan kota itu kembali seperti sediakala, barulah Abinawa melanjutkan perjalanan menuju salah satu desa yang berada di ujung barat yang akan di jadikan berdirinya sekte yang akan mereka dirikan.Tujuan mereka kembali melanjutkan perjalanan memang untuk menuju ujung barat tepat hampir di bawah sinar matahari terbenam. Abinawa akan mendirikan sebuah sekte di sana dan di kemudian hari akan menjadi salah satu kekuatan utama dunia persilatan.Selain itu, Abinawa memiliki tujuan lain, yaitu pusaka legendaris milik salah satu pendekar kera bijaksana, yaitu tongkat Mahadewa. Konon kekuatan pusaka ini hampir sama kuatnya dengan kemampuan pedang naga langit milik Abinawa saat ini.Berita tentang pusaka tongkat Mahadewa tidak banyak di ketahui oleh para pendekar dunia persilatan, karena 100 tahun yang lalu sudah di lakukan pencarian akan tetapi tidak di temukan sehingga di anggap hanya mitos belaka.Namun, Banyu Aji yang memiliki banyak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
192021222324
DMCA.com Protection Status