Bab 32. Josie Oh, Josie ...
Josie melangkah masuk melewati gerbang sekolah. Tidak sampai sepuluh meter dia berbalik dan melambai. Senyumnya lebar, lepas, tampak begitu gembira. "Makasih, Pak!" Suaranya kembali terdengar. Aku membalas lambaiannya, juga melempar senyum buat Josie. Ah, kenapa aku segembira ini melihat senyum gadis belia itu? "God, help me ..." bisikku, memohon agar hatiku tidak berjalan terlalu jauh ke sisi yang tidak semestinya.Aku memutar motor, aku lebih baik segera pergi. Aku tidak boleh membiarkan perasaanku terus melebar. Josie adalah muridku. Titik. Motorku kembali melaju di jalanan. Masih padat, meski tidak sepadat sebelumnya. Aku tidak bisa menampik, hatiku terus berpetualang, mengingat Josie, Josie, dan tidak mau beralih ke tempat lain. Sampai di rumah Kak Lili menyambutku. Makan malam kesukaanku yang kebetulan sama dengan Bang Edo tersedia di meja. Tapi aku tidak bersemangat melihatnya. Pikiranku galau. Carut marut karena Josie. "Avin! Ayo, makan! Lihat, semua kesukaan kita siap di
Read more