All Chapters of Adik Ipar Malang: Chapter 71 - Chapter 80
120 Chapters
bab 44 B Kebetulan Bertemu
Adim Ipar MalangBab 44 B Kebetulan Bertemu Saat ini mereka sudah berada di sebuah ruangan yang tidak terpakai di resort. Tempat ini nantinya akan direnovasi untuk dijadikan loker tambahan dan tempat istirahat para karyawan. Kondisi perempuan itu duduk di tengah-tengah ruangan, dengan kedua tangannya diikat ke belakang. Badan dan kakinya juga diikatkan ke kursi. Tubuhnya terus bergerak-gerak, berupaya agar tali tersebut mengendur. Matanya memandang tajam ke arah Evan dan Devan yang berdiri di depannya.Dua karyawan Evan yang memiliki cukup ilmu bela diri, berada di pintu luar untuk berjaga-jaga.Sebenarnya Devan melarang Evan untuk mengikatnya seperti ini. Agak berlebihan menurutnya, tapi tenaga perempuan itu lumayan besar, sehingga membuat Evan mau tak mau harus melakukan ini."Siapa yang menyuruhmu untuk menaruh obat perangsang di atas makananku?" tanya Evan pada perempuan itu."Apa kamu bekerja sendiri? Atau ada yan
Read more
bab 45 A Ada Bi Tirah
Adik Ipar MalangBab 45 A Ada Bi Tirah"Apa lagi yang kamu ketahui? Apa kamu tahu kenapa Freya sampai melakukan hal itu padaku?" tanya Evan semakin tidak sabar."Aku tidak tahu. Aku hanya disuruh untuk melakukan apa yang dia suruh, tanpa harus tahu tentang yang lain. Kemudian menerima bayaran darinya."Evan dan Devan meneliti wajah Siska. Mencari kejujuran di sana. "Apa ada rencana lagi yang akan dijalankan Freya?"Siska menggeleng. "Aku tidak tahu. Apa Tuan ...""Devan. Namaku Devan," sela Devan."Apa Tuan Devan ingat  saat Tuan memergoki aku dan Freya di kafe?" Devan mengangguk."Saat itu sebenarnya kami ingin membuat rencana baru, tapi belum sampai duduk, lagi-lagi Tuan Devan sudah menggagalkan kami," lanjutnya.Seketika nyali Siska langsung mengkerut karena Evan memandanginya dengan tajam."Aku belum sepenuhnya percaya denganmu," tukas Evan. "Kamu tetap di sini sampai ak
Read more
bab 45 B Ada Bi Tirah
Adik Ipar MalangBab 45 B Ada Bi Tirah Devan pergi kembali ke kamar, sedang Evan pergi dengan anak buahnya ke alamat yang diberikan Siska. Sampai di kamar, Devan langsung memeluk Lilis yang sedang duduk di sofa, sedang menunggu kepulangan suaminya."Kakak kenapa? Kakak baik-baik saja, kan? Apa Kakak terluka? Coba kasih liat ke aku mana yang sakit?" tanya Lilis dengan panik. Devan menggeleng. Dia semakin dalam menaruh wajahnya di ceruk leher Lilis. Menghirup wangi parfum beraroma jeruk kesukaan sang istri. "Maafin aku, ya, Sayang. Aku janji akan jagain kamu dengan segenap jiwa ragaku." Devan melerai pelukannya. "Juga akan menjaga anak kita," imbuhnya sambil mengusap perut buncit Lilis."Aku tahu!" Lilis memandangi Devan dengan alis bertaut. "Tapi kenapa Kakak tiba-tiba berbicara seperti itu?"Devan menggeleng. "Tidak apa-apa.""Tunggu sebentar. Aku ambilkan minum, ya?" Lilis berjalan ke arah dispense
Read more
bab 46 Kontrakan Siska
Adik Ipar Malang Bab 46 (Kontrakan Siska)Beberapa jam sebelumnya ...Sebuah mobil terparkir tidak jauh dari sebuah gang sempit dengan tertib. Evan dan dua anak buahnya yang merangkap sebagai karyawan, keluar dari mobil. Mereka harus melanjutkan pencarian dengan berjalan kaki, untuk menyusuri gang yang lebarnya hanya sekitar 1,5-2 meter itu.Setelah bertanya ke sana ke mari, Evan sudah sampai di depan sebuah gerbang kontrakan dengan tinggi hanya satu meter. Menurut alamat yang diberitahu oleh Siska, seharusnya memang ini tempatnya. Untungnya dari rumah Evan mengenakan pakaian santai, yaitu kaos dan celana jeans, begitu juga dengan anak buahnya, jadi tidak terlalu menarik perhatian warga sekitar. Namun tetap saja, wajah tampan khas orang kota terpajang di wajahnya.Evan membuka gerbang tersebut dengan mudah, karena tidak terkunci. Kontrakan ini lebih banyak dihuni oleh orang yang sudah berkeluarga. Terlihat dari berbagai jenis pakaian ana
Read more
bab 47 Kejutan dari Evan
Adik Ipar Malang Bab 47 (Kejutan Dari Evan)"Begini, Siska menaruh lamaran di sanggraloka milik Kak Elan. Kebetulan aku sedang ditugaskan di sana. Di CV-nya tertulis kalau dia sangat membutuhkan pekerjaan karena ibunya sedang sakit. Jadi, kami menyurvei kebenaran dari masing-masing calon pekerja kami.".Bi Tirah manggut-manggut. "Kenapa harus Aden sendiri? Kan, ada anak buah Aden?""Aku hanya ingin sekalian jalan-jalan saja, Bi. Mencari udara lain." Jawaban Evan membuat Bi Tirah tersenyum."Oh. Si Aden ini. Kebiasaannya enggak pernah berubah." Bi Tirah tertawa kecil, sambil menepuk telapak tangan Evan. Wajah Evan berubah lega, karena Bi Tirah percaya begitu saja. Untung saja, bisa menemukan sebuah alasan. Walau agak nyleneh. "Bibi jadi teringat saat Aden masih kecil. Suka kabur saat sedang ada les tambahan di rumah."Evan tersenyum kecil mendengar ucapan Bi Tirah barusan. Memang benar, Evan sering kabur ke perkampungan
Read more
bab 48 Sampai di Rumah
Adik Ipar Malang Bab 48 Sampai di Rumah Bagaimana dengan kediaman rumah orang tuanya Evan? Tentu saja sangat heboh. Setelah sambungan telepon dengan Evan terputus, Bu Maya langsung menghubungi besannya. Karena tidak tahu jam berapa Evan akan sampai, jadinya Bu Maya meminta agar Bu Ratna datang pagi-pagi sekali. Sekalian meminta mereka sarapan di rumahnya."Apa sebenarnya kejutan yang akan Evan berikan?" tanya Pak Rifan kepada istrinya.Saat ini mereka ada di meja makan, sedang menyantap sarapan. Ada Laras, kedua mertuanya, juga kedua orang tuanya. "Papa ini. Namanya juga kejutan, kalau dikasih tahu nanti bukan kejutan dong namanya," ujar Bu Maya."Habis, bikin penasaran aja. Untung hari ini hari libur, jadi ada waktu longgar buat nunggu kepulangan dia," keluh Pak Rifan. Bu Maya geleng-geleng kepala dengan sikap suaminya."Enggak apa lah. Sekali-sekali. Siapa tahu penantian kita ini sepadan dengan kejutan yang nanti Evan ka
Read more
bab 49 Pekerjaan untuk Siska
Adik Ipar MalangBab 49 Pekerjaan untuk Siska"Bukan jadi asisten rumah tangga. Kamu akan bekerja di kantor, tapi dari posisi paling bawah, seperti dari bagian kebersihan dulu," sanggah Bu Maya."Di perusahaan ada jenjang karir. Kalau ingin naik jabatan, kamu harus melanjutkan pendidikanmu lebih tinggi lagi, jadi kamu harus kuliah."Mendengar kata kuliah, tentu saja Siska sangat ingin merasakannya. Pemikiran Siska kalau dia berijazah sarjana pasti bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan bergaji besar juga. Sayangnya, pemikirannya itu hanya jadi angan-angan saja. Uang dari mana Siska bisa kuliah? Sinar mata Siska sangat redup.Mengerti kekhawatiran di wajah Siska, Pak Rifan melanjutkan perkataannya. "Kamu jangan khawatir, saya yang akan membiayai kuliahmu. Kamu bisa ambil kelas karyawan. Jadi tetap bisa bekerja."Mata Siska membulat, berbinar dengan bahagia. Mendapat pekerjaan dan ada tempat tinggal untuk ibunya s
Read more
bab 50 Obrolan di Dapur
Adik Iapr Malang Bab 50 Obrolan di Dapur"Apa aku mengganggu?" Seorang laki-laki lumayan tampan tapi masih singel di usianya yang hampir kepala tiga, berjalan masuk ke dapur.Ternyata Elan yang datang. Laras dan Lilis berpandangan kemudian menghembuskan nafas lega hampir bersamaan. Rasanya jantung hampir merosot, saat mendengar ada orang yang datang. Takut kalau yang sedang dibicarakan yang datang."Apa yang dilakukan bumil-bumil di dapur sampai awet sekali? Suami kalian di luar lagi pada nunggu."Laras membenarkan duduknya, kemudian menetralkan wajahnya. "Kami sedang melepas kangen. Apa perempuan enggak boleh me time? Apa hanya laki-laki yang boleh nongkrong-nongkrong dengan temannya?""Ya, bukan begitu juga maksudku," jawab Elan sedikit kikuk. Jarinya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Batinnya merasakan firasat kurang enak menghadapi dua ibu hamil di depannya."Terus kalian sebagai laki-laki keberatan begitu? Apa
Read more
bab 51 Jatah untuk Devan
Adik Ipar Malang Bab 51 Jatah untuk Devan Di dalam mobil, saat perjalanan menuju ke rumah kedua orang tua Laras dan Lilis, mereka berempat mengobrol dengan suasana hangat. Lilis dan ibunya duduk di bangku belakang, ayahnya duduk di depan, sedang Devan yang menyetir."Lilis, bagaimana liburan kalian selama di Bali?" tanya Bu Ratna pada putri bungsunya. Tangannya mengusap perut buncit Lilis dengan lembut.Lilis tersenyum cerah. "Menyenangkan, Bu.""Apa Devan menjaga Lilis dengan sangat baik?" Kali ini Pak Arifin yang bertanya."Iya. Kak Devan selalu jadi suami yang siaga," jawab Lilis. "Tentu. Itu sudah menjadi kewajibannya dia untuk menjaga kamu, Lis. Kalau sampai dia lalai, kamu harus cepat-cepat kasih tahu Ayah."Devan diam saja. Dia tidak bisa bilang kalau dia selalu menjaga Lilis dengan baik selama di Bali. Sebab dia pernah lalai satu kali, saat Lilis tercebur ke kolam renang. Itu menjadi satu kesalahannya
Read more
bab 52 Sepanjang Perjalanan
Adik Ipar Malang Bab 52 Sepanjang Perjalanan Keheningan menjadi teman perjalanan selama menuju kantor. Siska merasa seperti hanya dirinya yang berada di dalam mobil, tanpa ada orang lain. Sesekali gadis itu menggerakkan bola matanya untuk melirik sang pengemudi, sekaligus calon bos di tempatnya bekerja.Evan sendiri biasa saja. Dia merasa ada atau tidaknya Siska bukan masalah baginya. Asal tidak mengganggu hubungannya dengan Laras, dia tidak akan melakukan apa pun pada Siska. Tapi Evan yakin kalau Siska tidak akan melakukan itu, karena dia sudah tahu harus berpihak kepada siapa.Khem!!Siska berdehem untuk menghilangkan kecanggungan, tapi Evan sama sekali tidak menghiraukannya. Melihat tidak ada reaksi dari Evan, Siska terpaksa harus bicara langsung saja."Tuan!" panggil Siska.Evan masih diam saja. Di pendengarannya, suara Siska seperti dengungan lalat. Evan sangat suka ketenangan, kecuali itu Lilis. Tapi itu dulu, se
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status