All Chapters of Adik Ipar Malang: Chapter 81 - Chapter 90
120 Chapters
bab 53 Siska Jatuh
Adik Ipar Malang Bab 53 (Siska jatuh)Siska sudah menyiapkan mental seandainya harus jatuh menghantam lantai, apalagi kalau terjatuh dengan posisi yang tidak elit. Dia memejamkan matanya. Dalam hatinya menghitung sampai hitungan kelima, tapi dia sama sekali tidak merasakan sakit. Penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi, Siska membuka kedua matanya pelan-pelan. Sesosok wajah tampan dengan rahang tegas, mata yang tegas, dan hidung sedang namun bangir, ada di depan matanya persis. Satu kata yang mampu Siska sebutkan, "Tampan."Elan mengernyit, membuat kedua alisnya yang lebat menukik hampir menyatu. "Apa kamu b0d0h atau cer0boh?""Maksudnya?""Kamu enggak ingat apa yang barusan kamu alami?"Siska baru sadar kalau ternyata dia berada di pangkuan Elan. Pantas saja dia tidak merasa sakit. Sebenarnya Elan hanya ingin menahan tubuh Siska supaya tidak terjatuh, tapi kakinya tidak pada posisi kuda-kuda y
Read more
bab 54 Hari Pemakaman
Adik Ipar Malang Bab 54 (Hari Pemakaman)Siska keluar dari ruangan dengan pandangan kosong. Air mata masih menetes, keluar dari kedua matanya. Dia menangis tanpa suara dan tanpa isakan. Bu Maya gegas menghampiri Siska menanyakan keadaan Bi Tirah. "Ibu sudah tenang. Dia sudah pergi." Siska mengucapkannya dengan datar, kosong, dan enteng. Hingga akhirnya dia hilang kesadaran.Siska pingsan. Sebelum jatuh ke lantai, tubuhnya lebih dulu ditahan oleh Elan. Kemudian dibawa ke ruangan lain untuk diberi perawatan.Pak Rifan segera mengurus administrasi kepulangan Bi Tirah. Rencananya pemakaman akan dilakukan besok pagi. Mengingat kondisi Siska juga belum membaik.Keesokan harinya, usai pemakaman selesai, Siska masih berada di sisi kuburan mendiang ibunya. Dia sangat berat meninggalkan tempat ini. Kedua matanya sembab. Air mata sudah tidak keluar dari matanya. Dia akan berusaha tegar, mengingat semua permintaan terakhir ibunya.
Read more
bab 55 Lilis Melahirkan
Adik Ipar Malang Bab 55 Lilis Melahirkan "Ibu." Lilis tersenyum melihat ibunya yang sudah berdiri di pintu. Devan bukan hanya tersenyum, dia malah sangat bahagia. Kecemasannya seketika sedikit terangkat. Memang benar perkataan tentang, ibu adalah malaikat tak bersayap. Kehadirannya sangat menolong Devan. Lilis berpindah, menjadi memeluk Bu Ratna.Tepat saat itu, seorang perawat masuk sambil membawa peralatan untuk persalinan Lilis. "Bapak dan ibu keluar dulu, ya. Saya mau cek pembukaan jalan lahir Bu Lilis." Setelah Bu Ratna dan Devan keluar, tidak lama kemudian dokter dan seorang perawat masuk ke dalam ruangan Lilis. Perawat yang sebelumnya mengecek pembukaan Lilis berdiri di pintu. "Bu Lilis sudah mau melahirkan. Apa ada yang mau masuk untuk menemani Bu Lilis?" tanya perawat itu.Semuanya memandang ke arah Devan, sedang yang ditatap hanya menampakkan wajah bingung. Melihat wajah menantunya bingung dan sudah terlih
Read more
bab 56 Panggilan Daffin
Adik Ipar Malang Bab 56 (Panggilan Daffin)Begitu sampai di rumah, tepatnya kediaman Devan dan Lilis, mereka dikejutkan dengan ruang tamu yang sangat berbeda. Lilis yang masih dalam kondisi sensitif, langsung menangis terharu. Di ruang tamu sana, menggantung tulisan 'Selamat datang baby Daffin'. Mereka tahu, Daffin pasti sedang tidur, makanya mereka tidak membuat suara yang berisik."Kamu suka kejutannya, Sayang?"Lilis mengangguk. Dia masih mengendalikan emosi bahagianya. Setelah beberapa bulan rumah ini sangat sepi tanpa orang tua dan saudara, sekarang rumah menjadi ramai dan hangat."Aku sangat suka. Terima kasih semuanya.""Biarkan Bude cantik ini yang gantian menggendong baby Daffin. Aku akan membawa ke kamarnya." Laras langsung mengambil Daffin dari tangan Bu Ratna. Kemudian berjalan menuju kamar, diikuti Lilis dan Devan yang masih membawa tas.Sampai di kamar, Devan meninggalkan kakak beradik itu di san
Read more
bab 57 A Pengiriman Paket
Adik Ipar Malang Bab 57 A Pengiriman PaketBesoknya, mereka memutuskan segera kembali ke Jakarta. Hanya meninggalkan bu Ratna saja yang akan tetap tinggal di sini, kurang lebih seminggu. Sambil menunggu kedatangan orang tua Devan juga. Mereka masih belum bisa datang karena urusan perusahaan.Laras dan Lilis sudah memberi tahu keluarga tentang panggilan Daffin pada Evan. Semua menyetujui itu, karena mereka juga mementingkan mental Daffin setelah besar nanti. Evan juga tidak keberatan kalau Daffin nantinya hanya akan memanggilnya Pakde. Itu sudah cukup, asal dia tidak dilarang jika ingin bertemu dengan Daffin.Mereka juga akan merahasiakan asal usul tentang kelahiran Daffin. Berharap semoga kedepannya malah tidak ada hal-hal buruk lagi yang menimpa keluarga mereka. "Pokoknya kamu dan Daffin harus datang saat acara empat bulananku besok," ucap Laras sambil memeluk adik kandungnya."Insyaa Allah, Kak. Semoga tidak ada halangan."
Read more
bab 57 B Pengiriman Paket
Adik Ipar Malang Bab 57 B Pengiriman Paket"Ini bagus dan sangat lucu. Terlihat seperti barang mahal, tapi ... Ibu masih agak ngeri terima barang yang enggak jelas asal usulnya."Paling bawah sendiri ada sebuah buku tentang cara merawat bayi dari lahir sampai pemberian MP-Asi. Tiba-tiba Lilis teringat kalau dulu juga pernah ada yang memberikan sebuah buku bacaan saat dirinya masih hamil. "Sepertinya aku tahu," terka Lilis."Siapa?" tanya bi Ratna penasaran. "Salah satu temannya Kak Devan.""Temannya Devan? Kok enggak ditulis nama pengirimnya? Kenapa harus dirahasiakan namanya?""Itu ... hanya Kak Devan yang tahu. Aku sungkan untuk menanyakannya."Bu Ratna mengernyit heran, mendengar jawaban Lilis. Dalam hatinya merasa kalau ada yang tidak biasa dengan hubungan mereka. Pada akhirnya, dia menyerah. Mereka semakin dewasa, pasti mereka juga bisa menyelesaikan persoalan mereka sendiri. "Ya sudahlah.
Read more
bab 58 Tidur dengan Daffin
Adik Ipar Malang Bab 58 Tidur dengan DaffinMalam harinya, setelah selesai makan malam, Devan dan Lilis sedang berbincang di atas kasur, dengan Daffi berada di tengah antara mereka. "Kak ....""Kenapa? Cerita saja," ucap Devan sembari memerhatikan Daffin. "Tadi siang ada yang mengirim bunga dan paketan, tapi enggak ada nama pengirimnya.""Terus? Memang apa isinya? Bukan benda berbahaya, kan?" Ekspresi Devan mulai serius. Dia mengusap pipi Daffin untuk menenangkan emosinya. Lilis menggeleng. "Enggak, kok. Isi paketnya baju-baju untuk Daffin yang sangat mewah. Juga ada sebuah buku."Devan masih diam. Alisnya naik ke atas, pertanda Lilis bisa melanjutkan perkataannya."Sepertinya itu dari Kak Fero. Dulu saat aku hamil, dia juga pernah memberikan aku sebuah buku masa-masa hamil. Sekarang, dia memberikan buku pasca persalinan.""Fero?" tanya Devan."Baru dugaan saja," jawab Lilis lirih.
Read more
bab 59 Paket Pengantin Baru
Adik Ipar Malang Bab 59 Paket Pengantin BaruBeberapa hari sebelumnya ..."Apa kabar Siska?"Sebuah suara berada tepat di belakang Siska. Dia adalah orang yang dulu pernah menjadi dewi penyelamat, sebelum semuanya terbongkar oleh Devan. "Ka–kamu ...""Ya? Kita bertemu lagi.""Freya," bisik Siska."Ya. Ini aku, Freya. Kamu pikir aku akan sembunyi terus? Dendamku belum terbalas, tentu saja aku harus menuntaskannya." Freya terkekeh. "Sekarang kamu sudah masuk ke dalam keluarga Evan. Pasti sangat bahagia, ya? Sayangnya, aku terlambat mengetahui, kalau ibu kamu ternyata ada hubungan di masa lalu dengan keluarga itu. Kalau iya, pasti aku bisa memanfaatkanmu lebih awal."Tanpa sadar, Siska mengepalkan kedua telapak tangannya. Meski dia belum lama masuk ke keluarga itu, banyak kebaikan yang sudah diberikan kepadanya. Terutama untuk ibunya."Kenapa? Kamu mau marah?" ejek Freya. Siska menetra
Read more
bab 60 Satu Kamar Berdua
Adik Ipar Malang Bab 60 Satu Kamar BerduaSontak saja mereka berdua langsung salah tingkah. Elan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, sedang Siska langsung memalingkan wajah ke mana saja, asal tidak temu pandang dengan Elan.Di pikiran pelayan, beda lagi. Dia malah mengira kalau dua orang pelanggannya ini tersipu karena masih hangat-hangatnya pengantin baru.Elan berdehem, ingin lebih dulu memecah kecanggungan ini."Maaf kami pesan menu biasa. Paket promonya lain kali saja."Pelayan itu masih tersenyum ramah. "Tidak apa-apa. Jadi, Tuan dan Nyonya mau pesan apa?" "Kamu mau pesan apa?" tanya Elan pada Siska."Samakan saja."Elan kembali memandang pelayan untuk memesan makanannya. "Dua porsi nasi goreng ukuran sedang dan dua porsi sup ayam ukuran kecil. Minumnya teh tawar hangat saja." Elan menutup buku menunya, kemudian mengembalikannya kepada pelayan. "Baik, silakan menunggu sebenta
Read more
bab 61 Hadiah Dari Siska
Adik Ipar Malang Bab 61 Hadiah dari SiskaDevan menyeringai licik melihat kekompakan Elan dan Siska saat protes. Sepertinya ada bau-bau romantis di antara mereka berdua. Dalam hatinya berpikir cara menjadi mak comblang, supaya Elan tidak menjadi bujang lapuk.Di sisi lain, orang yang ada di dalam pikiran Devan sedang sama-sama tersipu. Suasana juga menjadi canggung seketika.Lilis mengerjapkan kedua matanya kemudian segera meluruskan. "Mas Tejo, mereka bukan suami istri. Letakkan di kamar tamu terpisah, ya.""Oh. Maafin saya, Den, Non. Saya kira ...""Enggak apa-apa." Elan segera menghentikan topik pembicaraan ini.Tadi pagi, mereka berdua sudah dibuat canggung saat sedang makan di sebuah rumah makan. Sekarang mereka kembali dibuat kejadian yang sama. "Oh iya. Di dalam kardus itu hadiah dariku untuk baby Daffin. Ransel warna hitam itu milikku, sedangkan warna abu-abu milik Siska. Tolong membawanya hati-hati, soalnya ada beberapa barang yang pen
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status