All Chapters of Suamiku Jadul: Chapter 501 - Chapter 510
528 Chapters
Otw Jakarta
PoV NiaUcok akhirnya minta maaf lagi, entah apa yang dikatakan Butet pada Anakku ini, dia tiba-tiba sudah mau daftar ulang. Kebetulan Butet pun libur panjang. Bang Parlin menyarankan kami antar Ucok ke Jakarta, sekalian jalan-jalan.Aku tentu saja senang sekali, karena Cantik masih bayi, juga aku yang baru pulih, Bang Parlindungan menyewa mobil mewah, yang di dalamnya bisa rebahan. Bang Parlin mengeluarkan uang dua kali lipat dari ongkos biasa biar dapat mobil mewah seperti ini. Di dalam mobil itu memang sangat leluasa, kami yang cuma empat orang, tapi kursinya ada delapan. Si sopir justru mencopot dua kursi yang di tengah, disulapnya jadi tempat tidur. Bahkan dalam mobil itu aku bisa mengikat ayunan untuk Cantik.Sebelum berangkat aku buatkan story wa di HP Bang Parlin dengan caption. "Otw raun-raun""Mau ke mana, Bang Parlin?" ada yang kirim pesan. Aku kenal pria yang kirim pesan tersebut. Dia teman lama Bang Parlin yang juga teman bisnis jual beli sapi. "Jakarta," balasku singkat
Read more
Menaklukkan Ibukota
Aku tak bisa menahan emosi lagi, aku jadi benci Salsabila, Ucok di kampung, dia mau beli lahan di kampung. Ucok ke Jakarta, mau kembali pula dia ke Jakarta."Sabar, Dek, kali ini kamu salah," kata Bang Parlin."Kok salah, Bang, aku hanya melindungi anakku dari godaan iblis wanita itu," aku makin emosi "Yang bisa kita lakukan adalah mendidik anak kita, Dek, bukan memarahi anak orang, hubungan itu ada dua arah, jika satu menolak, tak akan terjadi." kata Bang Parlindungan. Sementara Ucok masih tidur."Di Jakarta nanti, pasti orang seperti si Salsabila itu banyak, bahkan lebih parah dari Salsabila, jadi yang kita lakukan membentengi anak kita, bukan melarang anak orang," kata Bang Parlin.Mobil yang kami tumpangi sudah memasuki wilayah Lampung, kami istirahat di sebuah penginapan. Rencananya esok harinya akan menyeberang ke pulau Jawa. "Cok, di Jakarta Kamu tak bisa mendampingimu lagi, kau bertanggung jawab pada dirimu sendiri, tolong, Nak, jangan kecewakan kami orang tuamu, itu saja,"
Read more
Menaklukkan Ibukota 2
PoV UcokButet benar, di kota, aku memang tidak adanya apa-apanya, gadis seperti Salsabila banyak. Baru pertama sampai di Jakarta, aku sudah melihat gadis cantik bernama Annisa. Dia putri Kapolres, dan ternyata dia sudah pernah dengar namaku.Dia gadis yang supel, kami cepat akrab, , akan tetapi dia sepertinya memandang rendah orang kampung seperti aku."Juara kelas di kampung, kalau kota itu hanya rangking lima belas," begitu kata Annisa saat kami berbincang-bincang di teras rumah mereka. "Oh ya, kamu rangking berapa?" tanyaku kemudian."Aku rangking tiga, pernah dapat lompat kelas, rangking tiga di sini sudah biasa juara umum di sekolah kampung," katanya lagi. "Ohhh," Ayah justru membeli rumah untuk kutempati di Depok, dekat dengan kampus. Kamar rumah itu ada tiga. Rencananya akan kukontrakkan. Dua kamar, satu juta per kamar per bulan, jadi dapat dua juta, itulah biayaku hidup di kota ini. Aku berjanji dalam hati, tidak akan menyusahkan orang tua lagi.Matematika Ayah memang
Read more
Bukan Orang Kampung Sembarangan
Hari berlalu, aku mulai bosan tidak ada kegiatan, sementara di rumah tetap aku sendiri, belum ada juga yang menempati dua kamar kosong tersebut. Saat tiba hari Minggu, aku dapat telepon dari Annisa."Cok, dipanggil Papa," begitu kata Annisa saya telepon tersambung."Mai ngapain ya?" tanyaku."Gak tau, pokoknya datang saja," kata Annisa.Aku pun berangkat ke rumah Annisa, jalan kaki ke jalan besar baru naik angkutan kota. Baru jalan lagi ke komplek perumahan tempat Annisa tinggal.Ketika aku sampai, Pak Ali Akhir sedang duduk di teras rumah bersama Annisa."Ucok!" bapak itu memelukku."Maaf ya, Cok, jika sambutan kami kurang ramah," kata polisi tersebut."Iya, Pak,""Bagaimana, sudah dapat tempat kos?" tanya Bapak itu lagi."Sudah, Pak, ayah beli rumah," jawabku jujur."Beli rumah?" kata Annisa."Iya,""Jadi rumah kos itu milikmu?""Ya, begitulah,""Kulihat kau jalan kaki, gak ada kendaraan ya?" tanya Pak Ali Akhir lagi."Belum ada, Pak,""Itu lihat di garasi, pilih yang mana saja, amb
Read more
Kejamnya Ibukota
Ada apa dengan Supra ini? Begitu pertanyaan dalam hatiku, aku coba ketik Supra Bapak di pencarian F*, ternyata itu istilah untuk orang yang naik Supra, karena Supra model lama yang sering dinaiki bapak-bapak. Sampai Magrib, teman baruku belum pulang juga, apakah dia memang pulang kerja malam hari? Untuk bertanya tak punya nomornya, aku juga tidak tahu apa dia punya HP. Sehabis magrib, akhirnya pria itu pulang juga, aku merasa lega. "Pinjam motor bentar, beli nasi," kata pria tersebut begitu dia sampe rumah. Aku pun memberikan kunci motor. Akan tetapi, setengah jam berlalu dia belum muncul juga, aku mulai khawatir, sampai kemudian satu jam lebih. Apakah aku sudah ditipu? Tunggu punya tunggu, pria itu tidak datamg juga. Aku cuba tanya tetangga, justru aku dibilang bodoh mau saja memberikan motor pada orang yang baru kenal. Aku coba keluar rumah untuk mencari, akan tetapi sia-sia. Mungkin pria itu sudah melarikan motorku. Dengan menumpang ojek online, aku datang ke rumah Annisa, ak
Read more
Menang Perang
"Tolonglah, Bang Ucok," kata Salsabila lagi. Jika sudah ada kata tolong, aku tak bisa mengelak lagi. Sama dengan ayah yang konon tak bisa menolak orang yang minta tolong. "Ok, tunggu di situ," kataku akhirnya.Kupesan taksi online, menuju bandara Sukarno Hatta. Cukup mahal juga ongkosnya dari tempatku. Sampai di sana, Salsabila sudah duduk menunggu di ruang tunggu. Begitu Aku datang, dia membentangkan tangan hendak memeluk. Aku menolak dengan cara menunjukkan telapak tangan. "Bang Ucok, akhirnya kita di sini, ini kota yang bebas, takkan ada yang nyinyir jika berpelukan," kata Salsabila. "Aku tak mau dipeluk bukan karena takut nyinyiran orang, tapi takut murka Allah," kataku seraya menunjuk ke atas. "Bang Ucok, Bang Ucok," "Terserah kamu mau bilang kampungan atau apa, tapi saya tetap tidak pacaran, tolong menjauh," kataku lagi ketika Salsabila mulai merapatkan tubuhnya. "Okeh, okeh," "Sekarang kamu mau diantar ke mana?" "Ke tempat Abang lah," "Memangnya kami tidak punya
Read more
Salah Pilih Lawan
Aku terus berzikir sampai tiba waktu salat Magrib, setelah itu azan lagi dan jadi imam lagi. Apakah orang-orang di daerah ini super sibuk semua, yang ikut salat magrib berjamaah terhitung dengan jari, itu pun kebanyakan anak-anak. Aku jadi tertantang menghidupkan mesjid ini.Setelah selesai salat Magrib, aku pulang ke rumah, sebelum sampai ke rumah, aku dicegat seorang bapak-bapak."Hei, sini dulu," katanya."Iya, Pak," jawabku seraya menghentikan motor."Jangan pulang ke rumah dulu, Kamu dicari orang," katanya seraya menyebut nama salah satu organisasi kepemudaan."Waduh, ngapain, Pak?""Tidak tahu, makanya, kalau pendatang Itu tahu diri," katanya lagi-lagi."Terima kasih, Pak, permisi," kataku serata menghidupkan motor kembali. Saat tiba di rumah, sudah ada beberapa orang di depan rumahku. Beberapa pria berpakaian loreng khas organisasi kelompok Pemuda."Assalamualaikum, sapaku dengan sopan,""Waalaikum salam," jawab salah satu pria tersebut. Sepertinya Pria ini ketuanya."Ada apa
Read more
Kalau Bulan Kawan Berarti Lawan
Semenjak kejadian itu, ada yang berubah, setiap aku lewat hendak ke mesjid, para tetangga akan menyapa ramah. Tetangga sebelah rumah jadi tiba-tiba rajin antar makanan, seperti pagi itu, aku baru pulang dari mesjid. "Bang Ucok, ini sarapan," kata ibu tersebut seraya memberikan seporsi bubur ayam.Entah kenapa makanan di kota ini sangat sulit cocok di lidahku, bubur ayam ini pun justru aku jijik melihatnya saja, wujudnya seperti muntahan kucing, sama sekali aku tidak selera. Akhirnya Bambang yang makan."Bang Ucok, bagaimana caranya Abang Ucok bisa panggil polisi, langsung Kapolres yang datang?" tanya Bang Bambang lagi itu, Saat itu dia lagi makan bubur ayam pemberian tetangga."Jangan panggil Abang napa, Bang, panggil saja Ucok," kataku. Satu lagi kebiasaan orang di sini yang membuat akun risih, semuanya manggil Bang, Mas, sama ibu-ibu pun manggilnya Bang, padahal di kampung kami, panggilan Abang Itu untuk orang yang lebih tua, di sini ibu-ibu pun manggilnya Bang, untuk sesaat aku ja
Read more
Sugih
Baru sebulan di sini, aku sudah dapat beberapa tawaran, jadi pengurus masjid ada juga yang masuk ormas. Tak ada yang bisa kuterima, jadi marbot masjid, aku khawatir tidak bisa di masjid terus karena harus kuliah. Jadi anggota ormas, sungguh itu bertentangan dengan prinsip hidupku.Tak ada yang kuterima, akan tetapi aku berjanji jika ada waktu akan selalu hadir dibmesjid untuk salat berjamaah.Hari itu aku pertama masuk kuliah, ada acara ospek yang mengharuskan aku memakai pakaian putih hitam. Ospek berjalan lancar tak ada kendala berarti. Di kampus aku berkenalan dengan orang dari berbagai daerah Indonesia. Ada yang lucu, saat aku ditanya seorang mahasiswa baru."Suku Batak ya, logatmu kek Hotman Paris?" begitu dia bertanya."Iya," jawabku singkat."Kok Islam? kan Batak?" tanyanya lagi.Ternyata biarpun pun sudah mahasiswa masih banyak orang yang salah paham tentang suku Batak."Batak itu suku, bukan agama, Batak bukan berarti kristen," jawabku."Minangkabau itu juga suku, Aceh juga
Read more
Pesugihan Atau Penipuan
Aku jadi bimbang juga, kalau kamar itu kubuka dengan kunci cadangan, itu melanggar prinsip hidupku yang tidak menggangu hak orang lain. Kamar itu sudah mereka sewa dua hari, sudah pula kuterima uangnya. Akan tetapi .... "Kita dobrak saja, Cok, jangan-jangan gadis itu dikorbankan," kata Bambang lagi. "Gak boleh begitu, mereka memang berhak kunci kamar itu sampai besok. Sudah mereka bayar," kataku lagi. "Jadi bagaimana, Cok, jujur saja aku tidak bisa tenang ini, bagaimana bisa tidur jika di sebelah ada babi ngepet," kata Bambang lagi. "Kok babi ngepet?" "Gadis itu bawah lilin ke kamar, yang pria pergi entah ke mana," kata Bambang. "Udah, kita cari dulu mereka," kataku kemudian. "Di mana mau dicari, Depok ini luas lo," "Kita cari saja," kataku kemudian. Kami pun keluar rumah, dengan mengendarai Supra, kami keliling-keliling di seputar daerah tersebut. Saat pertama masuk kemari, pria itu sempat memberikan nomor telepon. Coba kutelepon, akan tetapi tak diangkat. Kukirim pesan wa
Read more
PREV
1
...
484950515253
DMCA.com Protection Status