All Chapters of Jerat Cinta Sang Juragan : Chapter 11 - Chapter 20
526 Chapters
Mulai Cinta
Di sini sekarang mereka berada, sebuah pusat pertokoan yang berjarak lumayan jauh dari tempat tinggal mereka. Arya membebaskan si kembar untuk membeli apa saja yang mereka inginkan. Namun, gelengan kepala Seruni, menghentikan hasrat kedua adiknya memiliki barang yang mereka mau."Biarkan saja, Sayang. Aku lebih senang kalau mereka bisa tidak sungkan padaku," kata Arya membuat Rara dan Robi kembali sumringah. "Ambil saja, Robi, Rara!""Ambil yang kalian butuhkan! Bukan yang kalian inginkan!" tegas Seruni tidak ingin dibantah. Membuat Rara dan Robi kembali ciut, hanya mata mereka saja yang liar memindai rak di sekeliling yang memajang perlengkapan sekolah, tas, dan sepatu. Arya menaikan alisnya sebelah, lalu tersenyum tipis melihat Seruni menunjukan taringnya pada sang adik. Ia menunggu apalagi yang akan dilakukan oleh gadis itu. "Kamu butuh tas bukan, Robi?" pandangan Seruni beralih pada si bungsu yang terlahir 10 menit setelah Rara. Binar mata senang terlihat pada sorot mata Robi,
Read more
Pertemuan Dengan Raja
Setelah berbelanja, Arya membawa mereka makan di rumah makan siap saji, yang menyediakan ayam goreng tepung sesuai permintaan si kembar, senyuman tak lepas dari bibir kedua adik Seruni, yang merasa senang dengan semua yang mereka lewati hari ini. Kembali Arya menunjukan sisi romantisnya pada sang calon istri, perhatian kecil lelaki itu berikan pada Seruni, dari menarik kursi untuk Seruni duduk, membantu menambahkan saos, atau mengelap saos yang belepotan di bibirnya menggunakan tisu. Sedang asyik menikmati kebersamaan, satu tepukan di pundak Raden Arya membuat lelaki itu menoleh. "Tuh, bener kan, Sayang, Arya!" seorang lelaki tampan, bersama wanita cantik yang tengah hamil besar, berdiri di dekat kursi Arya. Laki-laki yang menggendong anak kecil itu tersenyum lebar pada Arya. Begitupun Arya yang langsung berdiri dan menyalaminya hangat. Sedang Seruni dan kedua adiknya hanya menatap mereka. "Raja?! Kok, ada di sini?" Arya menoleh pada wanita yang berdiri tak jauh dari lelaki yang
Read more
Jeratan Rasa
Lastri menderap langkah keluar rumah, begitu mendengar suara mobil berhenti di depan rumahnya, dia yakin kalau itu adalah mobil Arya yang pergi bersama anak-anaknya. Lastri terlihat kaget begitu melihat Rara dan Robi, menenteng kantong besar di tangan mereka. Lastri mulai merasa tidak enak hati, karena yakin Arya yang membelanjakan kedua anaknya itu. "Assalamu'alaikum," salam si kembar kompak pada sang ibu yang berdiri di depan pintu. "Wa'alaikumussalam. Aduh, kalian belanja banyak sekali?!""Aa yang nyuruh kami, Bu!" jawab Rara dengan wajah berseri. "Aa? Kalian panggil den Arya dengan panggilan Aa?""Iya, Bu. Katanya biar nggak canggung, lebih akrab." Lastri menghela napas pasrah, ternyata Arya benar-benar ingin kedekatan yang lebih akrab dengan adik-adik Seruni, walau dia sendiri masih sangat canggung pada calon menantunya itu. "Ya sudah, bawa masuk sana!" titah Lastri, yang membuat Rara dan Robi bergegas masuk dengan riang. "Iya, Bu!" Dengan langkah tergesa, keduanya memasuk
Read more
Hadiah Lagi
Soleh yang baru kembali dari sawah milik Arya heran melihat dua buah tas, dan dua pasang sepatu baru ada di atas meja makan. Apalagi, saat melihat nominal harga yang tergantung pada banderol di masing-masing barang tersebut. Dari mana dan punya siapa barang-barang tersebut? Lastri yang sedang berjongkok di depan tungku perapian tidak menyadari kedatangan suaminya itu, asap dari pembakaran menjadikan ruangan berkabut, dan menyesakan pernapasan. "Neng, itu tas belanjaan siapa?" Lastri refleks melepas kayu yang siap di masukan ke dalam api, saat suara Soleh terdengar dari arah belakang tubuhnya. "Astagfirullah, Aa! Bikin kaget saja!" Soleh terkekeh merasa lucu dan juga kasihan melihat keterkejutan di wajah istrinya. Ikut berjongkok di samping Lastri, Soleh mengusap lengan Lastri. "Hehe ... maaf. Jadi ngagetin, Eneng. Dari Aa masuk nggak ada yang jawab salam. Pada kemana anak-anak?""Si kembar mengaji, kalau Runi ada di kamar, mereka baru pulang," jelas Lastri sambil menoleh, ditat
Read more
Indahnya Jatuh Cinta
Seruni membuka kotak itu dengan tergesa, hingga benda pipih berwarna emas itu terlihat. Layarnya yang berpendar menyala, menampilkan kontak yang diberi nama, CALON SUAMI. 'Apa itu Raden Arya?' Dan sepertinya pertanyaan Seruni tidak membutuhkan jawaban, karena sudah jelas siapa orang yang dimaksud. Dering ponsel itu pun terhenti, karena Seruni terlalu lama untuk menerima panggilan. Namun tak berselang lama kembali ponsel itu berdering, dengan layar yang kembali menampilkan kontak yang sama. Calon suami. Tak ingin Arya menunggu terlalu lama, Seruni langsung menggeser gambar telepon berwarna hijau di layar. Walau ini baru pertama kalinya dia memiliki ponsel canggih itu, setidaknya Seruni tahu cara kerja benda pipih persegi yang dipegangnya. Dengan sedikit gemetar dan ragu, Seruni menempelkan ponsel itu ke telinganya. "Ha--halo ...?!"Hening ... hanya desau angin dan suara serangga malam yang terdengar. Seruni bingung dengan tidak adanya suara yang menjawab sapaannya. Dia menjauhka
Read more
Baju Pengantin
Lastri sudah disibukkan dengan aktivitasnya seperti biasa di pagi buta. Berjongkok di depan tungku, untuk memasak nasi dan merebus air. Aroma khas kayu bakar memenuhi ruangan, disertai suara derakan kayu yang perlahan terbakar, menerbangkan bunga api di sekitaran tungku. Rumah kecil itu terasa hangat oleh api pembakaran, walau asapnya tetap tak membuat nyaman mata tua Lastri. Seruni keluar dari kamar dengan kepala yang berdenyut sakit, semalaman gadis itu tidak bisa tidur dengan lelap. Pikirannya terus tertuju pada sang calon suami. Lelaki matang itu sudah berhasil membuat otak polosnya terkontaminasi virus cinta. Beruntunglah dulu dia bisa menjaga hati dan pikirannya dari hal seperti ini, hingga setidaknya tidak membuat dia mengabaikan pelajaran sekolahnya dulu. Begitu keluar, Seruni dibuat takjub dengan gamis berwarna putih tulang, berbahan brukat yang digantung di dinding dekat kamarnya. Khimar senada, tergantung terpisah. Lastri yang mendengar suara pintu kamar berderit, menol
Read more
Baju Yang Robek
Suara kicauan burung terdengar menggantikan para pengisi suara serangga malam. Semburat keemasan mulai terlihat dari ufuk timur, mengganti tugas gelap malam dengan cahaya terang mentari. Seruni keluar dari kamar dengan menggunakan gamis dan kerudung yang dikirimkan oleh Arya, untuk dipakainya saat akad nikah nanti. Anggota keluarganya yang sedang berkumpul di meja makan untuk sarapan, serentak menoleh padanya begitu dia menampakan diri. Decakan kagum dari semua terdengar, atas penampilan Seruni yang begitu memukau. "Ya, Allah, Teteh! Cantik banget!" Rara menderap langkah memburu kakaknya yang mematung di ambang pintu, dia menatap takjub pada sang kakak yang tersipu malu. Soleh dan Lastri saling pandang, mengagumi pesona sang putri yang ternyata begitu memesona. Pantas saja lelaki matang dan mapan seperti Arya menginginkan anaknya, ternyata lelaki itu bisa melihat kecantikan tersembunyi seorang Seruni. Sedang si Bungsu Robi menatap tak berkedip pada Seruni, dengan mulut setengah te
Read more
Tangisan Seruni
"Loh, Den Arya?""Assalamu'alaikum, Bu?""Wa'alaikumussalam,""Runi?""Runi? Ada tapi ...." penjelasan Lastri terjeda, saat mengingat kalau Seruni tengah menangis tanpa dia tau sebabnya. Dia menoleh ke ruang makan. "Seruni kenapa, Bu?" Arya melongokan kepalanya ke dalam, mengikuti arah pandang Lastri. "Masuk saja, Den. Runi sedang sarapan." Lastri memberi ruang pada Arya untuk memasuki rumahnya. "Ibu duluan." Arya meminta Lastri untuk membimbingnya masuk. Lastri menganguk dan mendahului Arya masuk. Hingga pemandangan Seruni yang tengah menangis di meja makan, menyambut kedatangan Arya. "Tuh, Runi lagi nangis!" tunjuk Lastri. Lalu beranjak ke dapur meninggalkan Arya untuk berbicara dengan Seruni. Arya melangkah perlahan, mendekati Seruni yang belum menyadari kedatangannya, isakan Seruni terdengar membuat Arya semakin heran, kenapa gadis itu menangis? Tiga puluh menit lalu, suara ceria gadis itu membuai pendengarannya, namun kini isakan Seruni membuat Arya bertanya-tanya. Menari
Read more
Pura-pura Marah
Membawa gamis yang sudah membuatnya menangis pagi-pagi, Seruni memeluk benda itu seakan sedang berdamai agar ketakutannya berkurang. Menghentikan langkah tepat di ambang pintu kamar, Seruni melihat pada Arya yang ternyata sudah berdiri di dekat kamarnya. Tak sabar menunggu Seruni mendekat, Arya datang menyambut gadis itu. "Mana?" tangan Arya terulur meminta baju yang masih dipeluk Seruni. 'Andai aku bisa seperti baju itu! Tenang Arya ... dua hari lagi! Setelah itu kamu bisa melakukan apa saja pada gadis itu.' Tangan Seruni bergetar memberikan baju yang dipeluknya pada Arya. "Ini ... Aa.""Ikut aku sekarang, kamu tidak usah kuliah, tadi aku sudah meminta Kang Bara untuk izin ke kampus kamu," kata Arya tanpa melihat sama sekali baju yang Seruni berikan padanya. Seruni menatap Arya kaget. "Izin? Tapi kenapa? Bukankah besok juga aku izin, A?" "Karena kita harus mencari baju lain untuk kamu pakai besok malam.""Tapi itu sobeknya sedikit, A. Coba Aa periksa!" terang Seruni sambil men
Read more
bab 20
Mobil Arya mulai melaju pelan, melintasi jalanan berbatu yang bergelombang, Seruni melirik takut pada Arya yang masih diam. Ah, sungguh ... Seandainya dia belum tahu sikap Arya yang romantis, mungkin dia tidak akan perduli Arya bersikap judes padanya. Tapi karena Seruni sudah tahu sisi lain Arya, Seruni jadi tidak nyaman. "Aa ...!" suara Seruni memecah keheningan di dalam kabin, "Hmm!""Jangan marah!"Hening. Seruni merasakan sesak dalam dadanya. Air mata kembali berkumpul di pelupuk mata mendesak ingin keluar, membuat panas mata Seruni. "Runi minta maaf, Runi tahu sudah ceroboh. Runi ... Runi ... Huhuhu!" Seruni menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Sesak di dada, membuat tenggorokannya tercekat. Arya kaget melihat Seruni menangis, dia menyesali sikap isengnya yang membuat Seruni kembali menangis. Menepikan mobil, Arya memberanikan diri menyentuh tangan Seruni yang menutupi mukanya. "Hei ... Sayang! Jangan nangis! Aku tidak marah!" Seruni menahan tangannya agar tidak
Read more
PREV
123456
...
53
DMCA.com Protection Status