Semua Bab Jerat Cinta Sang Juragan : Bab 41 - Bab 50
526 Bab
Bab 41
Seruni dibuat takjub dengan perubahan yang terjadi pada kamarnya. Setelah sesi curhatnya pada Lastri, Seruni tidur begitu ditinggalkan Lastri untuk menjamu orang suruhan Arya yamg tengah menghias kamar, dan ruang tamu yang akan dijadikan tempat ijab kabul nanti malam. Sebuah ranjang baru yang lebih besar sudah terpasang dengan cantik, sprei putih dengan taburan kelopak mawar di atasnya yang dibentuk hati, menambah kesan romantis yang membuat jantung Seruni seakan melompat-lompat di dalam sana, sebuah lemari baru juga sudah ada di sana, sebuah meja rias menggantikan posisi meja belajarnya, aroma harum tercium menenangkan, namun itu semakin menambah debaran jantung Seruni semakin tak menentu. Beberapa jam lagi, statusnya akan berubah, dia akan menjadi istri di usianya yaga masih sangat belia. Bahkan seragam sekolahnya saja masih melekat di tubuhnya, namun dengan tanpa sabar lelaki yang tidak dia bayangkan sama sekali, dalam sekejap mata akan menjadi imamnya. Menjadi teman hidupnya. S
Baca selengkapnya
Bab 42
Arya menghembuskan napas panjang saat dia melangkah memasuki pekarangan rumah soleh, dia terus meyakinkan dirinya kalau pernikahannya sekarang akan benar terjadi, bukankah orang kepercayaannya sudah meyakinkan, kalau Seruni seharian ini tidak keluar rumah sama sekali? Jadi tidak ada alasan calon pengantinnya itu melarikan diri, pastinya pernikahan itu akan terjadi, dan berjalan lancar seperti rencananya bukan? Aman. InsyaAllah. Tak ada sambutan meriah saat mereka mulai masuk ke rumah sederhana calon mertuanya itu, hanya ada beberapa orang yang juga sudah Arya minta kesediaannya, untuk menyembunyikan sementara pernikahannya dengan Seruni. Dia tidak ingin merusak harapan Seruni dengan mengundang banyak orang, dan membuat berita pernikahan mereka sampai terdengar oleh pihak kampus. Dan orang-orang yang ada di rumah Seruni sekarang, sudah dipastikan akan menutup rapat mulut mereka sampai acara resepsi pernikahannya digelar nanti. Arya tersenyum begitu Soleh menyalaminya, setelah Soleh
Baca selengkapnya
Bab 43
"Assalamua'aikum, istriku!" lirih Arya setengah berbisik, andai dia tidak mengendalikan diri, enggan rasanya melepaskan bibir dari kening Seruni yang baru dikecupnya. Seruni langsung membuka mata begitu kehangatan bibir Arya tak terasa lagi, memberanikan diri menatap mata lelaki yang entah kapan begitu merajai hatinya. Membuatnya lupa, kalau pernikahan yang terjadi sekarang, tak lebih dari pembayaran hutang keluarganya. Yang dia tahu sekarang, hati dan jiwanya adalah milik Arya seorang. Begitu juga raganya yang baru saja diikat Arya dengan janji di hadapan Tuhan, wali, dan juga saksi. "Wa'alaikumussalam," suamiku. Seruni melanjutkan kata terakhirnya dalam hati. Bibirnya masih kaku mengucapkan kata itu, masih serasa mimpi dengan perubahan besar yang terjadi dalam hidupnya barusan. Tangannya bergetar menerima uluran tangan Arya dan menciumnya takzim. Memejamkan mata, Seruni meresapi semua perasaan yang berkecamuk dalam dadanya. Buncah bahagia juga harapan memiliki masa depan yang le
Baca selengkapnya
Bab 44
Malam mulai larut, sisa acara tiga jam tadi masih terlihat di ruang tamu rumah Soleh. Pelaminan sederhana yang dipasang untuk sesi photo, masih tertata rapi. Para penghuni rumah, sudah mulai dibuai lelapnya alam mimpi. Berbeda dengan penghuni kamar Seruni, dua orang anak manusia yang baru dipersatukan Tuhan itu, kini masih terjaga. Kamar berukuran 3x3 meter itu, semakin sempit oleh tempat tidur berukuran besar baru, juga ditambah dengan barang bawaan yang tadi Arya dan keluarganya berikan sebagai seserahan. Dengan hati berdebar tak menentu Seruni duduk di depan Arya yang tak henti menatapnya, seakan Arya ingin benar-benar menyimpan semua tentang istrinya dalam ingatan dan hatinya. Seruni duduk di tepi ranjang, sedang Arya duduk di kursi rias, menerbitkan rona merah yang enggan berlalu dari wajah Seruni. "Cantik," kata Arya yang entah keberapa kalinya. Tangannya erat menggenggam tangan Seruni, persis seperti tadi yang dilakukannya. "Iya," jawab Seruni yang bingung harus menjawab ap
Baca selengkapnya
Bab 45
Seruni terus memandang wajah Arya, mencari kesungguhan atau mungkin juga kebohongan yang akan terlihat dari mata lelaki, yang beberapa detik lalu terus saja menyatakan kalau dia mencintainya. Dalam remang lampu juga, detakan jantungnya yang kini kembali menggila, Seruni bisa melihat kesungguhan dari semua perkataan Arya. Kalau lelaki itu tidak sedang berbohong saat ini. Ada haru juga bahagia yang memenuhi dadanya, karena dia tahu alasan sebenarnya Arya menikahinya adalah cinta. Mungkin terdengar mustahil, saat Arya mengatakan kalau dia mencintainya sejak dia masih duduk di bangku SMP, tapi itu yang tadi diakui dengan juiur oleh lelaki yang kini kembali menariknya dalam dekapan. Cinta. Arya Sena Subrata menyatakan dengan lantang, kalau dia mencintainya sejak masih sekolah menengah pertama. Luar biasa. "Kamu meragukan apa yang sudah aku katakan, Sayang?" tanya Arya, saat melihat Seruni tidak menanggapi apa yang sudah diakuinya. Seruni membalas pelukan Arya, dia memeluk lelakin
Baca selengkapnya
bab 46
Selelah apapun, Lastri tetap saja bangun saat pagi masih terlalu dini, bahkan jam di dinding masih menunjukkan angka empat sebagai pengingatnya, tapi Lastri sudah duduk di depan tungku seperti biasanya, menyalakan api hingga asap dan hangat kemudian, memenuhi ruangan belakang rumahnya.Saat dia bangun tadi, Lastri menyempatkan lagi untuk melihat ke arah kamar Seruni, masih seperti semalam saat dia mendengar suara lirih dari sana. Namun tentunya sekarang kamar itu sepi tanpa suara sama sekali hanya lampu kamar yang masih temaram. Tak lama Soleh pun keluar kamar, dengan handuk yang menyampir di pundaknya, walau udara masih terasa sangat dingin, tapi soleh terbiasa mandi saat suara adzan pun belum berkumandang. "Mau pakai air hangat, A?" pertanyaan yang sama selalu Lastri tanyakan setiap hari, walau pastinya jawaban Soleh selalu tidak. "Siapkan untuk anak dan menantu kita saja, Neng. Mungkin sebentar lagi mereka bangun." Soleh menoleh ke belakang tubuhnya, di mana kamar Seruni berada
Baca selengkapnya
bab 47
Seruni yang membuka mata bersamaan dengan suara adzan berkumandang, melihat sekeliling kamarnya, dia merasakan hangat pada wajahnya saat mengingat apa yang sudah dilaluinya semalam dengan Arya. Dan, ah ... memalukan sekali, dia bangun terlambat di hari pertama dia menjadi seorang istri. "Runi?!" lagi suara Lastri terdengar. "Iya, Bu, Runi sudah bangun!" jawab Seruni tergesa turun dari tempat tidur, dengan mengapit selimut yang menutupi tubuhnya, dia meraih baju tidur yang sudah ada di atas ranjang. Ah, rasanya dia malu pada dirinya sendiri, mendapati kamarnya yang masih remang-remang, juga keadaannya yang tidak mengenakan pakaian. 'Duh, malu banget!' Setelah memakai baju, Seruni menekan saklar hingga lampu hingga menyala terang seperti biasa. Entah apa yang dilakukan para pesuruh Arya kemarin, hingga lampu kamarnya berganti menjadi redup semalam. Saat Seruni akan keluar, pintu kamarnya dibuka dari luar, nampak Arya dengan rambut basah, juga kaos yang dipakainya terlihat basah ju
Baca selengkapnya
bab 48
"Assalamua'aikum," ucap Arya sekembalinya dari mushola, saat tidak menemukan Seruni di luar kamar, Lastri mengatakan kalau Seruni ada di kamar, mungkin masih belum beres sembahyang. Namun saat Arya masuk, dia melihat Seruni tengah terlihat kesal di depan cermin dan mengusap lehernya. "Wa'alaikumussalam," jawab Seruni mendekat pada Arya dengan wajah yang cemberut. "Suaminya pulang kok malah merengut gitu? Kenapa?" tanya Arya sambil menerima uluran tangan Seruni. Seruni menggeleng, namun jelas sekali kalau dia tengah memendam kekesalan dalam hati. "Hmm, kenapa sih?" Seruni masih saja mengunci rapat mulutnya, dia malah memeluk Arya dan menyusupkan wajahnya dalam dekapan hangat lelaki itu. Arya mulai mengusap punggung istrinya, mencoba memahami apa yang sebenarnya tengah dirasakan Seruni, walau jelas dia tidak bisa menebak nya. "Duduk, yuk? Biar enak bicaranya," ajak Arya, membimbing Seruni duduk di tepi ranjang. Tak membantah, Seruni mengikuti langkah Arya, lalu dengan masih mem
Baca selengkapnya
Bab 49
Tok ... tok ... tok!Namun ketukan di pintu membuat keduanya membuka mata, yang tadi memejam menikmati indahnya rasa. Lalu tersenyum penuh arti, saling menatap pada bibir masing-masing yang sedikit basah. Rupanya Seruni bisa dengan cepat belajar, hingga kini tak hanya diam saat Arya menciumnya. "Iya?!" tanya Seruni pada seseorang yang sudah mengganggu momen indahnya bersama Arya."Runi, ajak den Arya sarapan.""Ibu," ucap Seruni menjauhkan diri dari Arya, yang tadi sempat mengusap sudut bibirnya. Arya mengangguk.Seruni Bergegas mendekat ke pintu lalu membukanya, namun Lastri sudah berlalu dari depan kamarnya."Runi bantu ibu dulu," kata Seruni langsung keluar kamar. "Kerudungnya, Sayang!" seru Arya yang tak sempat didengar Seruni.Dengan cepat Arya mencari kerudung untuk dipakai Seruni, gadis itu mungkin lupa dengan lehernya yang berhias tanda cintanya. Arya Bergegas keluar kamar begitu mendapatkan kerudung dengan acak dari dalam lemari. Begitu keluar, Arya langsung menuju dapur
Baca selengkapnya
bab 50
Arya memberikan instruksi pada dua orang yang dibawa Ade, selain bertanya pada Seruni di mana baiknya tempat cuci piring akan ditempatkan. Setelah beres memberikan perintah, Arya menarik tangan Seruni untuk kembali ke kamar. Emangnya apalagi yang dilakukan pengantin baru kalau bukan ngamar? "Terima kasih, A," ucap Seruni tulus begitu mereka di dalam kamar. "Untuk?" "Untuk semuanya yang sudah Aa lakukan, untuk cinta yang Aa berikan untuk aku, dan keluargaku. Semuanya. Terima kasih."Arya tersenyum lembut, dia hanya mengangguk menanggapi ucapan Seruni, suara orang-orang yang saat ini tengah memasang tempat mencuci piring, dan kompor gas di dapur sederhana milik Lastri, tak sedikit pun mengganggu keinginan Arya yang mengajak Seruni ke kamar. Bahkan senyuman menggoda pegawainya yang memang sudah akrab dengannya, dianggap Arya angin lalu saja, memangnya apa yang akan mereka katakan kalau dia tetap di kamar dengan istrinya sekarang? Pastinya tidak ada. "Apa tidak masalah kita di kamar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
53
DMCA.com Protection Status